cover
Contact Name
Okta Hadi Nurcahyono
Contact Email
okta.hadi@staff.uns.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
habitus@mail.uns.ac.id
Editorial Address
Pendidikan Sosiologi Antropologi Gedung C FKIP UNS. Jl Ir Sutami No.36A, Surakarta
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
ISSN : -     EISSN : 25979264     DOI : https://doi.org/10.20961/habitus.v3i2.35716
Core Subject : Education, Social,
Habitus Journal is published by the Sociology-Anthropology Education Study Program, FKIP, Sebelas Maret University (UNS). Published twice a year ie 1st Edition: January-June and 2nd edition: July-December. The Habitus Journal focuses on theoretical studies and analysis of research results in the fields of education, social and culture.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI" : 8 Documents clear
Telaah Kritis Gagagasan Sosialisasi Mead : Self, Mind, Society Dwi Astutik
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18856

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menelaah secara kritis bagaimana gagasan Mead digunakan untuk melihat perilaku sosial dalam diri santriwati dalam kehidupan kesehariannya. Mead menyimpulkan bahwa anak-anak dalam perkembangan awal dapat mengambil peran orang lain secara signifikan (orang tua misalnya), sebagai perkembangan diri, anak-anak menginternalisasi keharusan yang diinginkan oleh orang lain, dan ini terjadi dalam kelompoknya. Mead menyebut bahwa norma-norma, nilai, atitude, tujuan dari masyarakat pada umumnya sebagai “generalized other”. Pondok pesantren yang secara normative selalu berlandaskan pada nilai-nilai islam dalam setiap implementasi nilai dan norma, tidak selalu menghasilkan dan mendorong santriwati untuk tetap berperilaku secara normative yang selama ini dikonstruksi oleh masyarakat. Perilaku sosial dalam diri santriwati terjadi dengan beberapa alasan dan pengaruh yang membentuk perilaku santriwati di lingkungan sosialnya (society), antara lain keadaan keluarga terutama orang tua dan lingkungan luar yang lebih luas termasuk keberadaan teknologi dan teman sebaya. Pada kenyataannya tidak hanya keluarga yang memberikan pengaruh dan membentuk interaksi dan perilaku (I dan Me) santriwati, akan tetapi keberadaan lingkungan yang terdiri dari lingkungan dalam pondok pesantren, teman sebaya, sekolah, internet termasuk di dalamnya media sosial juga mampu memberikan pengaruh yang besar dalam membentuk interaksi dan perilaku sosial (I dan Me) santriwati di dalam pondok pesantren. Dialektika “I” berupa kehendak yang sering bertentangan dengan “Me” berupa norma sosial pondok pesantren, banyak dipengaruhi society yang merupakan faktor struktural. Ketika “I” bekerja lebih kuat dibandingkan “Me”, mind dalam diri santriwati memilih untuk melakukan perilaku sosial yang cenderung melanggar norma sosial pondok pesantren seiring pengaruh dan interaksi terus menerus antara self, mind dan society. Singkatnya, gagasan Mead mengenai sosialisasi dalam diri anak yang tidak banyak dibahas pentingnya lingkungan dalam membentuk anak, pada kenyataannya lingkungan turut serta berpengaruh pada proses pembentukan kepribadian anak pada proses sosialisasi, khususnya sosialisasi sekunder.Kata kunci : Sosialisasi Mead, Interaksi dan Perilaku Sosial, Santriwati AbstractThe aim of research is to examine critically how Mead's ideas are used to see social behavior in self of female student in daily life. Mead concludes that children in early development can take significant other people's roles (eg parents), as self-development, children internalize what others want, and this happens in groups. Mead calls that norms, values, attitudes, goals of society in general as "generalized other". Islamic boarding school that is always based on Islamic values in every implementation of values and norms, does not always produce and encourage female student to keep behaving normatively that has been constructed by society. Social behavior in female student occurs with several reasons and the influence that shapes female student behavior in the social environment (society), including family circumstances, especially parents and the wider outside environment including the existence of technology and peers. In fact, it is not only families who influence and shape the interaction and behavior (I and Me) of female student, but the existence of environment consist of environment in boarding school, peers, school, including social media also able to give a big influence to form interaction and social behavior (I and Me) of female student in islamic boarding school. Dialectic of "I" in the form of will often contradiction with "Me" in the form of social norms islamic boarding school, much influenced society which is a structural factor. When "I" works stronger than "Me", the inner mind of female student chooses to engage in social behavior that tends to violate the social norms of islamic boarding school as the continuous influence and interaction between self, mind and society. In conclusion, Mead's notion of socialization in children who are not much discussed about the importance of the environment in shaping the child, environment in fact participate and influence the process of forming the child's personality in the socialization process, especially the secondary socialization.Keywords: Socialization of Mead, Interaction and Social Behavior, female student
Menakar Kapasitas Sumberdaya Manusia Aparatur Sipil Negara dalam Mewujudkan Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang Berkualitas (Studi Nilai Anti Korupsi) Tiyas Nur Haryani; Okta Hadi Nurcahyono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18858

Abstract

AbstrakPasca reformasi banyak perubahan yang dilakukan oleh pemerintah negara Indonesia. Kebijakan sentralisasi diubah menjadi desentralisasi untuk mendekatkan pelayanan publik di daerah, reformasi birokrasi untuk mengubah behavior birokrasi yang sebelumnya diienditiakn dengan korupsi, kolusi dan nepotisme, serta penguatan manajemen Aparatur Sipil Negara.  Artikel ini membahas mengenai kapasitas aparatur sipil negara sebagai sumber daya utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Nilai dasar Pegawai Negeri Sipil hasil elaborasi Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia yakni nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi digunakan sebagai analisis dalam kajian ini. Kajian ini fokus pada persoalan korupsi yang masih menjadi tantangan dan permasalahan bagi penyelanggaraan pelayanan publik dan tata pemerintahan di Indonesia.Kata kunci: anti korupsi,aparatur sipil negara, pelayanan publik, sumber daya manusia, AbstractPost reform many changes made by the government of Indonesia. The centralized policy was transformed into decentralization to bring public services closer to the region, bureaucratic reforms to change bureaucratic behavior that was previously experienced with corruption, collusion and nepotism, and strengthening the management of the State Civil Apparatus. This article discusses the capacity of the state civil apparatus as a key resource in the delivery of public services. The basic value of Civil Servants resulted from the elaboration of the State Administration Institution (LAN) of the Republic of Indonesia namely the value of accountability, nationalism, public ethics, quality commitment and anti-corruption are used as an analysis in this study. This study focuses on issues of corruption that are still a challenge and a problem for public service delivery and governance in Indonesia. Keywords: anti-corruption, civil state apparatus, public services, human resources, 
Feminisasi Kemiskinan (Studi Kualitatif pada Perempuan Miskin di Desa Kembang Belor Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto) Puji Laksono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18844

Abstract

AbstrakMasyarakat miskin merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang terdiri dari kesatuan keluarga. Dalam kondisi kemiskinan yang dialami suatu keluarga ketika suami yang memiliki peran sentral tidak berjalan, biasanya keterlibatan istri menjadi upaya untuk memenuhi kebutuhan. Yang mana seorang istri akan berperan sebagai tulang punggung perekonomian keluarganya. Dalam himpitan ekonomi tentu mereka akan mengembangkan cara-cara khusus untuk tetap bertahan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami gambaran feminisasi kemiskinan, yakni peranan perempuan dalam upaya bertahan hidup keluarga miskin di Desa Kembang Belor Pacet Mojokerto.Penelitian ini dilakukan pada perempuan miskin di keluarga miskin warga Desa Kembang Belor Pacet Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni penelitian yang mengandalkan data dari apa yang dilihat di lapangan atau setting alamiah. Teori yang digunakan adalah teori Feminisasi kemiskinan dan mekanisme survival dari James C.Scott. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi secara langsung dan wawancara mendalam. Validitas data dilakukan dengan menggunakan triangulasiHasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Gambaran feminisasi kemiskinan yaitu ada dua faktor penyebab feminisasi kemiskinan : Pertama adalah karena suami tidak bekerja, hal ini dikarenakan suami sudah tidak produktif lagi atau mengalami kecacatan. Selain itu sulitnya mencari pekerjaan, sehingga si suami menjadi pengangguran. Kedua adalah penghasilan suami yang minim, sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. (2). Mekanisme survival yang dilakukan oleh perempuan miskin adalah menjadi petugas kebersihan, berjualan kecil-kecilan, menjadi tukang laundry, dan mengembangkan jaringan sosial dengan tetangga untuk mencari pinjaman atau berbagi penghasilan dalam bentuk kerjasama.                                                                  Kata Kunci: Feminisasi, kemiskinan, perempuan miskin, dan mekanisme survival.AbstractsThe poor are part of the reality of social life. In conditions of poverty experienced by a family, when a husband with a central role is not functioning, usually the involvement of the wife becomes an effort to meet the needs. Which wife will serve as the backbone of his family's economy. In the economic crush of course they will develop special ways to survive. The purpose of this study is to understand the feminization of poverty, namely the role of women in the survival of poor families in the Village Kembang Belor Pacet Mojokerto.This research was conducted on poor women in poor families of Kembang Belor Pacet Mojokerto. This study uses qualitative methods, research that relies on data from what is seen in the field or natural settings. The theory used is the theory of Feminization of poverty and survival mechanism of James C.Scott and the social action theory of Max Weber. Data were collected through direct observation and in-depth interviews. The validity of the data was done by using triangulation.The findings show that (1). Feminization of poverty that there are two factors causing feminization of poverty : First is because husband does not work, this matter because husband is not productive anymore or experiencing disability. In addition, the difficulty of finding a job, so the husband becomes unemployed. Second is the husband's income is minimal, so it can not meet the needs of the family. (2). The survival mechanisms undertaken by poor women are to be a janitor, a small salesman, a laundry man, and develop a social network with neighbors to seek loans or share incomes in the form of cooperation. Keywords : Feminization, poverty, poor women, survival mechanism.
Fenomena Merebaknya NAPZA dan Gaya Hidup Sigit Pranawa; Rahesli Humsona
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18860

Abstract

Tujuan penelitian untuk  mengetahui  fenomena meningkatnya peredaran narkotba dan zat adiktif lainnya (Napza) dan  gaya hidup pemakai Napza. Teori yang digunakan adalah teori praktik dari Pierre Bourdieu. Penelitian ini dilakukan di Pusat Rehabilitasi Lido, Sukabumi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sampel dengan purposive sampling, pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Analisis data dengan model interaktif yang memiliki komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menemukan bahwa pemakai Napza di Pusat Rehabilitasi Lido memiliki rentang usia dari belasan tahun hingga tiga puluhan tahun. Pemakai Napza laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Habitus, modal dan ranah membentuk praktik berupa sikap dan perilaku pemakai Napza. Gaya hidup hedonis membuat pemakai menjadi adiktif  dalam mengonsumsi  Napza. Sehingga pemakai yang sedang menjalani rehabilitasi di Lido, memiliki kekhawatiran akan menemui kesulitan untuk lepas dari Napza. Mereka juga menyadari akan sulitnya menghindari godaan dari komunitas pemakai Napza yang dahulu merupakan ranahnya.Kata Kunci: Napza, habitus, gaya hidup hedonis.                                                                  AbstractThe objective of research was to find out the phenomenon of increasing narcotic and other addictive substance circulation and lifestyle of narcotic, psychotropic and substance abusers. The theory used was Pierre Bourdieu’s practical theory. This research was conducted in Rehabilitation Center, Lido, Bogor. This research employed a qualitative method with phenomenological approach; sample was taken using purposive sampling; data collection was carried out using observation and interview. Data analysis was carried out using an interactive model of analysis using data reduction, data display and conclusion drawing. Data validation was carried out using source and method triangulation. The result of research showed that narcotic, psychotropic and substance abusers in Rehabilitation Center, Lido, were teens to thirty years old. Male narcotic, psychotropic and substance abusers are more than the female ones. They came from various social and economic backgrounds. Habitus of capital and domain created practice in the form of narcotic, psychotropic and substance abusers’ behavior and attitude. Hedonistic lifestyle made the abuser addicted to consume narcotics, psychotropic and other substances. Thus the abusers undertaking rehabilitation in Lido worried that they would find difficulty of escaping from narcotic, psychotropic and substance abuse. They also realized the difficulty of avoiding the narcotic, psychotropic and substance abuser community formerly being their domain. Keywords: narcotic, psychotropic and other substance, habitus, hedonistic lifestyle     
Urbanisasi, Industrialisasi, Pendapatan, dan Pendidikan di Indonesia Al Muizzuddin Fazaalloh
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18850

Abstract

AbstrakPaper ini meneliti tentang dampak industrialiasi, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan terhadap urbanisasi di Indonesia selama periode 1960-2016. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan regresi OLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa industrialisasi memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap urbanisasi, tingkat pendapatan juga memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif, kemudian tingkat pendidikan memiliki kontribusi yang signifikan dan positif terhadap urbanisasi di Indonesia. Kata kunci: urbanisasi, perekonomian, pendidikan, industrialisasi, pertanian  AbstractThis paper analyzed the influence of industrialization, income, and education on urbanization in Indonesia over period 1960-2016. Quantitative method is applied with model OLS regression to exam the relation between those variables. The results show that both industrialization and income have significant and negative impact on urbanization. Moreover, education have significant and positive impact on urbanization in Indonesia.  Keywords: urbanization, economy, education, industrialization, agricultural sector   
Budaya Perlawanan di Ranah Seni Indonesia: Produksi-diri Masyarakat, Habitus, Komodifikasi Imam Setyobudi
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18862

Abstract

ABSTRACTThe realm of art just as a society is so full of conflict seized control of the course of history. Debate arises from the habitus of the dualism dichotomy. However, the current context with commodification influences the original dualistic shift of habitus to polysemic, polymorph, and polivocal. Commodification encourages the occurrence of cultural explosion so that live fragments of culture or sub-culture. This article utilizes the concept of community self-production, habitus, and commodification to answer the research question why is there an art resistance movement? The conspiracy of the interests of actors scattered in various agencies has undermined the aesthetic regime. keyword: the self-production of society, habitus, commodification ABSTRAKRanah seni seperti halnya suatu masyarakat begitu sarat konflik dalam rangka pegang kendali terhadap proses jalannya sejarah. Perdebatan muncul akibat adanya habitus dikotomi dualisme. Namun demikian, konteks terkini dengan hingar-bingar komodifikasi mempengaruhi pergeseran habitus yang semula dualistis menjadi polisemi, polimorf, dan polivokal. Komodifikasi justru membuka peluang terjadinya peledakan kebudayaan sehingga tinggal serpihan-serpihan budaya atau sub-budaya. Artikel ini memanfaatkan konsep produksi-diri masyarakat, habitus, dan komodifikasi untuk menjawab pertanyaan riset kenapa senantiasa muncul gerakan perlawanan seni? Persekongkolan kepentingan aktor-aktor yang tersebar dalam berbagai keagenan telah meruntuhkan rezim estetis.  Kata Kunci : masyarakat produksi, habitus dan komodifikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magetan Zaini Rohmad
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18852

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang memepengaruhi dari kepuasan stakeholder terhadap pelayanan dan kinerja Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magetan.Penelitian ini menggunakan pendekatan survei yang dilakukan terhadap stakeholder di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Partisapan survei diberikan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengukur kepuasan, koordinasi, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Teknik sampel dengan purposive sampling dengan teknik insidental. Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 responden dengan missing 7 responden yang berasal dari warga masyarakat yang menggunakan pelayanan yang diberikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magetan. Teknik Analisis dengan product moment dan dilanjutkan dengan analisis regresi ganda. Hasil menunjukan bahwa adanya korelasi yang tinggi antar variabel. Dengan analisis bevariat menunjukkan bahwa keempat variabel independen berhubungan positif signifikan dengan tingkat kepuasan masyarakat.  Dengan analisis regresi ganda, tingkat kepuasan masyarakat dipengaruhi oleh 2 variabel independen, yaitu perencanaan dan pengawasan. Perencanaan berpengaruh positif terhadap kepuasan stakeholder (pelayanan publik) secara signifikan dan pengawasan berpengaruh negatif terhadap kepuasan stakeholder secara signifikan. Analisis  bevariat variabel independen atau variabel prediktor berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan masyarakatsebagai variabel kriterium. Dengan demikian, kepuasan publik masyarakat Kabupaten Magetan dipengaruhi oleh variabel perencanaan, koordinasi, pengawasan dan kepemimpinan. Namun variabel yang berpengaruh positif secara signinikan terhadap pelayanan  publik masyarakat Kabupaten Magetan dipengaruhi oleh variabel perencanaan, pengawasan dan kepemimpinan transaksional, sedang koordinasi kurang tampak pengaruhnya.Implikasi dari penelitian ini memberikan implikasi terhadap teori dan praktik tatakelola kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori stakeholder, yaitu terdapatnya hubungan dan pengaruh yang erat antara perencanaan yang baik, pengawasan yang teliti dan kepemimpinan yang mumpuni terhadap tingkat kepuasan yang dirasakan oleh para stakeholder (pemangku kepentingan). Keyword : Disdukcapil, Kepuasan Publik, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Abstract This study aims to describe the factors that influence the satisfaction of stakeholders to the service and performance of the Office of Population and Civil Registry of Magetan Regency. This study uses a survey approach conducted on stakeholders in the Office of Population and Civil Registry. Participatory surveys were given a questionnaire containing statements used to measure satisfaction, coordination, planning, leadership, and supervision carried out by the Office of Population and Civil Registry. Sample technique with purposive sampling with incidental technique. Respondents in this study were as many as 200 respondents with missing 7 respondents who came from citizens who use services provided by the Department of Population and Civil Registry of Magetan Regency. Analysis technique with product moment and continued with multiple regression analysis. The results show that there is a high correlation between variables. The bevariate analysis showed that the four independent variables were positively correlated with the level of community satisfaction. With multiple regression analysis, the level of community satisfaction is influenced by two independent variables, namely planning and supervision. Planning has a positive effect on stakeholder satisfaction (public service) significantly and supervision negatively affects stakeholders' satisfaction significantly. Bevariate analysis of independent variables or predictor variables significantly influence public satisfaction as a criterion variable. Thus, the public satisfaction of Magetan Regency is influenced by the variables of planning, coordination, supervision and leadership. However, the variables that positively influence the public service of Magetan Regency are influenced by the variables of planning, supervision and transactional leadership, while the coordination is less visible.The implications of this study provide implications for the theories and practices of the Office of Population and Civil Registry office. The results of this study are in line with the stakeholder theory, namely the presence of close relationships and the close influence between good planning, careful supervision and leadership qualified to the level of satisfaction felt by stakeholders (stakeholders). Keyword: Disdukcapil, Public Satisfaction, and the factors that influence it
Kapasitas Komunitas Lokal dalam Pengembangan Pariwisata Pedesaan Okta Hadi Nurcahyono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 1, No 1 (2017): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v1i1.18854

Abstract

AbstrakArtikel ini adalah hasil dari penelitian lapangan mengenai komunitas desa wisata yang terbentuk atas dasar strategi pembangunan kepariwisataan Indonesia. Salah satu startegi pembangunan pariwisata Indonesia adalah pariwisata berbasis komunitas. DI Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis kominitas. Penelitian ini mengambil sampel di salah satu desa wisata yang dikembangkan di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian studi kasus. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Hubberman. Desa wisata adalah satu perwujudan dari pariwisata berbasis komunitas. Proses terbentukannya ada yang bersifat bottom up (inisiatif dan partisipatif masyarakat) dan top down (dibentuk oleh pemerintah). Komunitas Desa Wisata Grogol sebagai sebuah komunitas yang terbentuk dari strategi pengembangan pariwisata berbasis komunitas di pedesaan. Komunitas Desa Wisata Grogol sebagai sebuah komuntas memiliki modal apa yang disebut Chaskin (2001) sebagai kapasitas komunitas. Kapasitas komunitas pada desa wisata ini bermanfaat untuk mengembangkan pariwisata khususnya pariwisata pedesaan di Indonesia.  Kata Kunci: Pariwisata Pedesaan, komunitas, kapasitas komunitas  AbstractThis article is the result of field research on tourism village communities formed on the basis of Indonesia's tourism development strategy. One of Indonesia tourism development strategy is community-based tourism. In Yogyakarta is one of the provinces that successfully develop comminity-based tourism. This study took samples in one of the tourist villages developed in Sleman, Yogyakarta. This research is a qualitative research with case study research approach. The sampling technique used was snowball sampling. Data analysis used in this research use interactive analysis model from Miles and Hubberman. The tourist village is an embodiment of community-based tourism. The establishment process is bottom up (initiative and participative community) and top down (formed by the government). Grogol Village Community Community as a community formed from a community-based tourism development strategy in the countryside. Grogol Village Village Community as a community has what capital is called Chaskin (2001) as community capacity. Community capacity in this tourist village is useful to develop tourism especially rural tourism in Indonesia.  Keyword: village tourism, community, capacity community

Page 1 of 1 | Total Record : 8