cover
Contact Name
Richa Mardianingrum
Contact Email
j.pharmacosript@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
j.pharmacosript@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pembela Tanah Air No.177, Kahuripan, Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Pharmacoscript
ISSN : 26224941     EISSN : 26851121     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Pharmacoscript merupakan jurnal penelitian yang dikelola oleh Prodi Farmasi dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Perjuangan Tasikmalaya (P-ISSN: 2622-4941 E-ISSN: 2685-1121) Jurnal ini merupakan media publikasi penelitian dan review artikel pada semua aspek ilmu farmasi yang bersifat inovatif, kreatif, original dan didasarkan pada scientific yang diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun yakni pada bulan Agustus dan Februari. Jurnal ini memuat bidang khusus di farmasi seperti kimia farmasi, teknologi farmasi, farmakologi, biologi farmasi, farmasi klinik, dan bioteknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript" : 10 Documents clear
PENGARUH METODE MASERASI DAN REFLUKS TERHADAP TOTAL FENOL DAN FLAVONOID DARI DUA VARIETAS UMBI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) Hendy Suhendy; Wldan Kusnadiawan; Descrya Dwi Anggita
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.592

Abstract

Golongan senyawa fenol dan flavonoid pada umbi dua varietas ubi jalar merupakan kontributor utama aktivitas antioksidan yang dipengaruhi oleh adanya pemanasan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu ekstraksi terhadap total fenol dan flavonoid umbi ubi jalar varietas ungu-ungu dan ungu-orange. Simplisia yang dipakai adalah dua varietas umbi ubi jalar yaitu umbi kulit luar berwarna ungu, bagian dalam berwarna ungu (UU) dan umbi kulit luar berwarna ungu, bagian dalam berwarna orange (UO). Simplisia diekstraksi dengan pelarut etil asetat menggunakan refluks pada titik didih pelarutnya dan maserasi pada suhu kamar sehingga diperoleh empat ekstrak etil asetat yaitu ekstrak maserasi dari umbi ubi jalar UU (UUM), ekstrak refluks dari umbi ubi jalar UU (UUR), ekstrak maserasi dari umbi ubi jalar UO (UOM) dan ekstrak refluks dari umbi ubi jalar UO (UOR). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etil asetat UUR, UUM, UOR dan UOM secara berturut-turut memiliki nilai total fenol 6,79; 7,50; 5,87 dan 4,85(g GAE/100 g) dan total flavonoid 19,84; 16,24; 16,50 dan 9,65 (g QE/100 g). Perbedaan suhu ekstraksi hanya mempengaruhi total flavonoid umbi ubi jalar UU dan UO. Refluks adalah metode yang paling baik untuk menyari senyawa-senyawa flavonoid umbi UU dan UO.
Perbandingan Aktivitas Antidepresan Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L.) Berdasarkan Siklus Sirkadian Maharani Dewi; Muharam Priatna; Hendy Suhendy
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.596

Abstract

Depresi adalah gangguan mental umum ditandai dengan kesedihan, kehilangan kesenangan, insomnia. Kerja obat dalam tubuh dipengaruhi oleh siklus sirkadian (24 jam) yang akan memberikan efek terapi yang berbeda. Obat herbal digunakan sebagai alternatif utama pengobatan antidepresan salah satunya daun pare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun pare (Momordica charantia L) sebagai antidepresan, berdasarkan siklus sirkadian yaitu pada pagi dan malam hari. Metode penelitian yang digunakan adalah Forced Swimming Test. Efek depresi pada mencit diketahui melalui keadaan Immobility pada saat mencit direnangkan. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit jantan sebanyak 30 ekor dengan bobot badan 20-30 gram. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol negatif siklus pagi (PGA 1%), kelompok kontrol negatif siklus malam (PGA 1%), kelompok kontrol positif siklus pagi (fluoxetine 0,052 mg/20 g BB mencit), kelompok kontrol positif siklus malam (fluoxetine 0,052 mg/20 g BB mencit), kelompok dosis uji siklus pagi (16,8 mg/20 g BB mencit) dan kelompok dosis uji siklus malam (16,8 mg/20 g BB mencit). Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata waktu imobilitas pada siklus pagi hari yaitu 105,44 detik untuk kelompok kontrol negatif, 69,64 detik untuk kelompok kontrol positif dan 72,71 detik untuk kelompok dosis uji. Sedangkan nilai rata-rata waktu imobilitas pada siklus malam hari yaitu 119,52 detik untuk kelompok kontrol negatif, 93,02 detik untuk kelompok kontrol positif dan 85,62 detik untuk kelompok dosis uji. Ekstrak etanol daun pare (Momordica charantia L) memberikan aktivitas antidepresan yang lebih baik pada siklus pagi hari dibandingkan malam hari.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI HPMC DAN GLISERIN TERHADAP SIFAT FISIK GEL HAND SANITIZER EKSTRAK ETANOL DAUN PALA (Myristica fragrans Houtt.) Citra Shintia; Srie Rezeki Nur Endah; Ali Nofriyaldi
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.603

Abstract

Daun pala (Myristica fragrans Houtt.) mengandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin yang berpotensi sebagai antibakteri, sehingga dapat dimanfaatkan kedalam bentuk sediaan gel hand sanitizer. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk sediaan gel salah satunya adalah sifat fisiknya. Gelling agent dan humektan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) dan gliserin terhadap sifat fisik sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol daun pala. Gel hand sanitizer ini dibuat formulasi dengan variasi HPMC dan gliserin, yaitu formula 1 (HPMC 1% : gliserin 5%), formula 2 (HPMC 1,5% : gliserin 7,5%), formula 3 (HPMC 2%, gliserin 10%). Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan meliputi, uji homogenitas, uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat. Berdasarkan hasil analisis menggunakan One Way Anova dengan program SPSS for Windows, menunjukan bahwa HPMC dan gliserin mempengaruhi parameter daya sebar dan daya lekat sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol daun pala (Myristica fragrans Houtt.).
FORMULASI SEDIAAN SABUN PELEMBAB TRANSPARAN YANG MENGANDUNG MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI (Sunflowerseed Oil) Gayatri Simanullang; Ahmad Ngadeni; Titta Hartyana
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.604

Abstract

Minyak biji bunga matahari mengandung vitamin E yang dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi, termasuk kosmetik. Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan sabun pelembab transparan yang mengandung minyak biji bunga matahari dengan berbagai konsentrasi minyak biji bunga matahari (0, 5, 10, 15%b/b). Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan sabun pelembab transparan dengan berbagai konsentrasi minyak biji bunga matahari (Sunflowerseed Oil) untuk melembabkan dan melembutkan kulit. Penelitian dilakukan dengan mengamati stabilitas fisik sediaan sabun pelembab transparan yang meliputi stabilitas fisik sediaan sabun pelembab transparan yang meliputi stabilitas fisika (organoleptis, homogenitas), uji stabilitas kimia (pH), dan pengujian terhadap sukarelawan menggunakan alat Skin Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan sabun pelembab transparan mulai memberikan efektivitas melembabkan pada formula yang mengandung minyak biji bunga matahari 5% (F1) dan pada formula F2 (10%) merupakan formula yang paling disukai karena nyaman dalam penggunaannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sediaan sabun pelembab transparan dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% aman digunakan.Kata kunci : minyak biji bunga matahari, sabun transparan, skin analyzer
Aktivitas Sitotoksik Senyawa Terpenoid dari Ekstrak Metanol Daun Akar Kaik-Kaik (Uncaria cordata (Lour.) Merr) Noveri Rahmawati; Rahmayati Rusnedy; Dwiki Septian
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.609

Abstract

Genus Uncaria kaya akan kandungan metabolit sekunder. Pengembangan sebagai agen farmakologi dari isolat murni tumbuhan ini perlu untuk diteliti. Tujuan penelitian ini adalah uji sitotoksik senyawa murni ekstrak metanol daun tumbuhan akar kaik-kaik Uncaria cordata (Lour.) Merr. Terlebih dahulu dilakukan tahap ekstraksi dengan metode maserasi dan dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom. Fraksi F1 yang diperoleh dari kromatografi kolom diuji aktivitas sitotoksik memiliki nilai LC50 sebesar 208,92 µg/mL. Senyawa murni hasil isolasi diberi label UcF1, berupa amorf, berwarna hijau dengan titik leleh 188-190 oC. Berdasarkan analisis data pemeriksaan fitokimia, spektroskopi UV dan IR, senyawa UcF1 diprediksi merupakan senyawa golongan terpenoid. Senyawa UcF1 memiliki nilai LC50 sebesar 69,18 µg/mL dan nilai ini menunjukkan bahwa senyawa ini mempunyai aktivitas sitotoksik yang kuat.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS GEL KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN DAUN KEMANGI (Ocinum sanctum L.) SEBAGAI ANTI JERAWAT TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis Angga Saputra Yasir; Selvi Marcellia; Lintang Buwana Wijaya; Tika Rahayu Putri
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.610

Abstract

Jerawat merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri antara lain yaitu bakteri Staphylococcus epidermidis. Lidah buaya (Aloe vera) dan daun kemangi (Ocinum sanctum L.) mengandung saponin, flavonoid, dan tanin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga memiliki daya antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari kombinasi ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dan daun kemangi (Ocinum sanctum L.) dalam bentuk sediaan gel terhadap bakteri Staphylococcus epidermis. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen yang didapat pada lidah buaya sebesar 22,32% dan pada daun kemangi sebesar 22,70%. Uji antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Perbandingan ekstrak (lidah buaya : daun kemangi) dan daya hambat ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus epidermis berturut-turut adalah 1:1, 16,82 mm; 1:2, 15,22 mm; 2:1, 14,59 mm; 1:0, 14,75 mm; 0:1, 15,21 mm. Analisis data kombinasi ekstrak menggunakan one way ANOVA menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P>0,05. Selanjutnya uji sediaan gel dari kombinasi ekstrak 1:1, kontrol positif dan basis sediaan gel menghasilkan zona hambatberturut-turut sebesar 20,05 mm; 31,37 mm; 9,17 mm. Analisis data gel kombinasi menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan tidak adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P<0,05. Sediaan gel dengan kombinasi ekstrak lidah buaya dan daun kemangi (1:1) memiliki efektivitas terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis penyebab jerawat
Aktivitas Antioksidan Minuman Fungsional Berbahan Baku Kacang Lentil Merah (Lens culinaris Medik) Anindita Tri Kusuma Pratita; Mochamad Fathurohman
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.615

Abstract

Kacang lentil (Lens culinaris Medik) merupakan salah satu jenis legum yang memiliki kandungan protein, asam folat dan senyawa antioksidan berupa polifenol yang cukup tinggi. Berdasarkan komposisi yang ada, kacang lentil dimungkinkan untuk digunakan dalam bahan baku pembuatan minuman instan fungsional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas anitioksidan dari minuman fungsional kacang lentil merah. Pada penelitian ini kacang lentil merah yang telah direndam kemudian ditambahkan air dan dihancurkan, setelah itu dilakukan penyaringan dan pemasakan, kemudian dilakukan pengeringan menggunakan spray dryer. Setelah itu, dilakukan pengujian DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) untuk mengetahui aktivitas antioksidannya. Hasil pengujian DPPH menunjukkan minuman fungsional kacang lentil merah memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong lemah, yaitu IC50 272,789ppm.
FORMULASI DAN UJI ANTI BAKTERI GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG PUTIH (Allium sativum L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Michrun Nisa; Waode Syawal Lastri; Wahyu Hendrarti
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.618

Abstract

Kulit bawang putih (Allium sativum L) mengandung flavanoid yang berkhasiat sebagai antibakteri. Ekstrak etanol kulit bawang putih menggunakan bahan pembentuk gel carbopol di formulasi dalam bentuk sediaan gel agar efektivitas terapetik serta kenyamanan penggunaan secara topikal dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi basis karbopol gel ekstrak etanol kulit bawang putih terhadap sifat fisik gel dan menguji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Metode maserasi dengan pelarut etanol 70% merupakan metode ekstraksi yang digunakan.Formula dibuat dalam tiga formula dengan memvariasikan konsentrasi karbopol yaitu 0,5, 0,75 dan 1 %. Pengujian sifat fisik yang dilakukan berupa uji organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, daya sebar, dan uji daya lekat. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi dengan membuat sumuran yang diisi gel pada media agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi gelling agent karbopol dalam gel, semakin tinggi viskositas dan daya lekat, serta makin rendah daya sebar, namun tidak berpengaruh terhadap homogenitas, organoleptik dan pH. Hasil uji bakteri menunjukkan bahwa pada konsentrasi karbopol 0,5, 0,75 dan 1 %. memberikan hambatan sebesar 10 mm sedangkan kontrol positif memberikan hambatan sebesar 20 mm.
STUDI POLA PERESEPAN ANTIDIARE ANAK DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG Alfi Nurul Islamiyah; Linda Purnamawati Suherman; Ambarsundari Ambarsundari; Iis Rukmawati; Abdul Aziz Muslim Shahibul Wafa
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.619

Abstract

Prevalensi diare pada anak di Jawa Barat memiliki angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lain yaitu sebesar 30,81%, dan prevalensi diare di Kota Bandung adalah 10,48%. UNICEF (2019) menyatakan bahwa hanya sekitar 44% anak-anak yang mengalami diare, menerima pengobatan yang direkomendasikan. Studi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pola peresepan dan rasionalitas peresepan obat antidiare pada pasien anak. Studi observasional dan deskriptif ini dilakukan secara retrospektif pada pasien anak di salah satu Puskesmas di Kota Bandung. Subjek penelitian yang diikutsertakan dalam studi ini adalah pasien anak laki-laki dan perempuan usia 1-12 tahun yang terdiagnosis diare dan mendapatkan obat antidiare pada periode kunjungan Januari – Maret 2020. Obat antidiare yang paling banyak diresepkan pada pasien anak di puskesmas tersebut adalah oralit (84%), selanjutnya zink (68%), kaolin pektin (4%) dan attapulgit (4%), serta terdapat 6 pasien (12%) yang menerima terapi antibiotik kotrimoksazol. Persentase peresepan antibiotik untuk diare non-spesifik pada pasien anak yaitu sebesar 4,35%. Sebagian besar pasien (46%) menerima terapi kombinasi oralit dan zink. Penilaian rasionalitas penggunaan obat mengacu pada pedoman Kementrian Kesehatan RI. Penggunaan obat antidiare pada pasien anak telah 100% tepat indikasi dan tepat interval waktu pemberian, 84% tepat pemilihan obat, 88% tepat dosis, dan 96% tepat lama pemberian. Ketidakrasionalan penggunaan obat antidiare ditemukan sebanyak 15 kasus pada peresepan obat zink dan 4 kasus pada peresepan antibiotik kotrimoksazol. Tidak ditemukan adanya interaksi obat. Peran apoteker dalam optimaliasi penggunaan obat yang rasional pada praktik klinik, khususnya dalam penanganan diare pada anak, masih perlu ditingkatkan
PENGARUH BUAH OKRA (Abelmoschus Esculantus)TERHADAP INSULIN C-PEPTIDA TIKUS PUTIH WISTAR (Rattus norvegicus) DIABETES YANG DIINDUKSI DENGAN STREPTOZOTOCIN Asep Kuswandi; Unang Arifin Hidayat
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.647

Abstract

Kejadian diabetes mellitus diakibatkan oleh beberapa faktor risiko baik itu yang bisa dikendalikan maupun yang tidak bisa dikendalikan. Usaha pengendalian bisa dilakukan baik secara farmakologi atau nonfarmakologi. Tatalaksana pengobatan diabetes mellitus tipe 2 dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi sel beta pankreas dalam mengsekresikan insulin serta meningkatkan sensitivitas reseptor insulin pada sel. Sedangkan untuk tatalaksana nonfarmakologi umumnya dilakukan dengan mengkonsumsi bahan yang dapat menekan faktor pencetus kejadian tersebut. Okra (Abelmoschus esculentus) merupakan tanaman yang secara empiris telah terbukti dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit diabetes mellitus, namun pembuktian secara ilmiah dari efektivitas tanaman ini masih sangat kurang. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait pengaruh ekstrak buah okra terhadap kadar insulin c-peptida dan kadar gula darah pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotosin intraperitoneal dalam rentang waktu 25 hari. Kadar c-peptida diukur pada hari ke 25 dengan metode Electro Chemiluminesencent Immune Assay (ECLIA). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunujukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna pada kadar insulin c-peptida pada semua kelompok uji (0,01 ng/ml). Hasil yang mengesankan diperoleh bahwa okra kering memiliki efek lebih kuat dibandingkan metformin (p = 0,002), okra cair (p = 0,754), dan blangko (p = 0.01) dalam menurunkan kadar gula darah. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa ekstrak okra baik kering (serbuk) atau cair dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus DM yang diinduksi dengan streptozotosin.

Page 1 of 1 | Total Record : 10