Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MIKROENKAPSULASI EKSTRAK BUAH BUNI (Antidesma bunius L.) MENGGUNAKAN MALTODEKSTRIN DENGAN METODE SPRAY DRYING Michrun Nisa; Agustina Ma'tang Parinding; Abdul Halim Umar; Nur Khairi; Astuti Amin; Maulita Indrisari; Wahyu Hendrarti; Andi Nur Aisyah
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.314 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i2.270

Abstract

Buni fruits (Antidesma bunius L.) is one of the plants that contain anthocyanin dyes. This study aims to create and characterize buni fruit extract microcapsules containing anthocyanin using spray drying method. The coating materials used were 5%, 7%, 5%, 5%, and 5% of the maltodextrin. Buni fruit was determined by the total content of anthocyanin and microcapsules obtained by organoleptic characterization, microencapsulation efficiency, particle morphology, and particle size distribution. The total content of anthocyanin from buni fruit extract is 18.14 mg/100g. Microcapsules obtained by variation concentration of pink maltodextrin typical of buni fruit weighing 2.7 g, 3.3 g, 2.3 g, obtained the value of EEC (%) 50, 55, and 59, respectively, on the appearance of SEM form spheries and on PSA particle size distribution 2.5 μm, 2.1 μm, 2.6 μm.
FORMULASI DAN UJI ANTI BAKTERI GEL EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG PUTIH (Allium sativum L) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Michrun Nisa; Waode Syawal Lastri; Wahyu Hendrarti
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.618

Abstract

Kulit bawang putih (Allium sativum L) mengandung flavanoid yang berkhasiat sebagai antibakteri. Ekstrak etanol kulit bawang putih menggunakan bahan pembentuk gel carbopol di formulasi dalam bentuk sediaan gel agar efektivitas terapetik serta kenyamanan penggunaan secara topikal dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi basis karbopol gel ekstrak etanol kulit bawang putih terhadap sifat fisik gel dan menguji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Metode maserasi dengan pelarut etanol 70% merupakan metode ekstraksi yang digunakan.Formula dibuat dalam tiga formula dengan memvariasikan konsentrasi karbopol yaitu 0,5, 0,75 dan 1 %. Pengujian sifat fisik yang dilakukan berupa uji organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, daya sebar, dan uji daya lekat. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi dengan membuat sumuran yang diisi gel pada media agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi gelling agent karbopol dalam gel, semakin tinggi viskositas dan daya lekat, serta makin rendah daya sebar, namun tidak berpengaruh terhadap homogenitas, organoleptik dan pH. Hasil uji bakteri menunjukkan bahwa pada konsentrasi karbopol 0,5, 0,75 dan 1 %. memberikan hambatan sebesar 10 mm sedangkan kontrol positif memberikan hambatan sebesar 20 mm.
Formulasi dan Karakterisasi Self Nanoemulsi Drug Delivery System Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Michrun Nisa; Khairuddin Khairuddin; Nia Rafiana
Jurnal Farmasi dan Ilmu Pengobatan Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : STIFA Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32814/jpms.v5i2.117

Abstract

Minyak dedak padi (Rice Bran Oil) mengandung senyawa antioksidan seperti oryzanol, tocopherol, tocotrienol yang dapat melawan radikal bebas dalam tubuh, namun bersifat hidrofobik yang sukar larut di dalam saluran pencernaan sehingga diperlukan sistem penghantaran seperti SNEDDS (Self Nanoemulsi Drug Delivery System) yang dapat meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas oral dari minyak dedak padi. Ekstraksi minyak dedak padi dilakukan dengan metode sokletasi menggunakan penyari n-heksan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengetahui karakteristik SNEDDS minyak dedak padi yang meliputi % transmitan, waktu emulsifikasi, pengamatan ukuran dan distribusi ukuran partikel. Hasil karakterisasi ketiga formula menghasilkan dispersi dengan nilai rata-rata % transmitan berkisar 35,23-47,62% dan menunjukkan waktu emulsifikasi yang kurang dari 1 menit, memiliki ukuran partikel kurang dari 100 nm yaitu diperoleh ukuran tetesan pada formula 1 sebesar 22,3 nm, formula 2 sebesar 22,9 nm dan formula 3 sebesar 24,4 nm serta menunjukkan keseragaman ukuran tetesan dan distribusi karena memiliki nilai polydispersity index (PI) tetesan nanoemulsi kurang dari 1.
FORMULASI MASKER CLAY EKSTRAK KULIT BUAH PISANG MULI (Musa acuminata L.) Tuti Handayani Zainal; Maria Ulfa; Michrun Nisa; Trisna Junianti Pawarrangan
Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia Vol 12 No 1 (2023): JPFI
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51887/jpfi.v12i1.1760

Abstract

Masker Clay banyak digunakan karena mampu meremajakan kulit, mampu mengangkat kotoran, mendetoksifikasi kulit wajah dan dapat menyerap debu yang terdapat pada wajah. Kulit pisang muli (Musa acuminata L.) kaya akan antioksidan alami yang mengandung metabolit sekunder yang sangat kompleks antara lain flavonoid, fenolik, tanin, saponin, steroid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan menguji stabilitas masker clay dari ekstrak etanol kulit buah pisang murni. Pengolahan sampel kulit pisang muli diekstrak dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol kulit pisang muli diformulasikan dalam bentuk masker clay dengan berbagai bahan dasar kaolin yaitu 25%, 30%, 35%. Hasil pengujian organoleptik, uji sifat fisik dan stabilitas sediaan masker clay menunjukkan bahwa tidak ada formula yang mengalami perubahan warna, bau, maupun bentuk selama proses penyimpanan. Semua preparat homogen, menunjukkan komposisi yang seragam dengan pH rata-rata 5,67-6,67. Nilai viskositas rata-rata yang dihasilkan adalah 23416-31000 cps, daya sebar rata-rata yang dihasilkan adalah 3,06-4,9 cm., daya lekat rata-rata yang dihasilkan adalah 0,77-4,81 detik, dan waktu rata-rata sediaan kering yang dihasilkan 15,00-18,83 menit. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kulit pisang muli dapat diformulasikan sebagai masker clay dan stabil selama penyimpanan. Clay face masks are widely used because they are able to rejuvenate the skin, are able to remove dirt, detoxify facial skin and can absorb dust found on the face. Muli banana peel (Musa acuminata L.) is rich in natural antioxidants which contain very complex secondary metabolites including flavonoids, phenolics, tannins, saponins, steroids, and terpenoids. This study aims to formulate and test the stability of clay masks from ethanol extract of fruit peels pure banana. Processing of muli banana peel samples extracted by reflux method using 96% ethanol solvent. The ethanol extract of muli banana peel is formulated in the form of a clay mask with various kaolin bases, namely 25%, 30%, 35%. The results of organoleptic testing, physical properties and stability tests of clay mask preparations showed that none of the formulas changed color, smell, or shape during the storage process. All preparations were homogeneous, showing a uniform composition with an average pH of 5.67-6.67. The resulting average viscosity values are 23416-31000 cps, the resulting average spreading power is 3.06-4.90 cm., the resulting average adhesion is 0.77-4.81 seconds, and the average time the resulting dry preparation 15.00-18.83 minutes. The conclusion in this study is that muli banana peels can be formulated as clay masks and are stable during storage.
Uji Efektivitas Sediaan Gel Biji Muda Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Radhia Riski; Ismail Ismail; Harlyanti Muthma'innah Mashar; Nurfahmi Ruslan; Michrun Nisa; Maria Ulfa; Sitti Rahimah; Dwi Anggara Putri Usman
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i1.282

Abstract

Biji muda pepaya (Carica papaya L.) diketahui memiliki khasiat sebagai antibakteri terhadap bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dengan adanya kandungan terpenoid, karpain, dan flavonoid sehingga dapat diformulasi menjadi sediaan gel antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas sediaan gel ekstrak biji muda pepaya sebagai antibakteri terhadap bakteri MRSA. Ekstrak biji muda pepaya diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dibuat dalam 3 seri konsentrasi yaitu 7,5%, 10% dan 15%, kemudian diujikan pada bakteri MRSA. Ekstrak dengan konsentrasi 10% dengan diameter zona hambat 12,1 mm kemudian diformulasi dalam bentuk sediaan gel dengan menggunakan variasi konsentrasi gelling agent, FI (Carbopol 0.5%), FII (Carbopol 1%) dan FIII (Carbopol 2%). Berdasarkan hasil penelitian formula II sebagai formula stabil diuji efektivitasnya sebagai sediaan gel terhadap Methicillin-resistant Staphylococcus aureus dengan hasil diameter zona hambat sebesar 11,34 mm.
Pengembangan Formula Spray Gel Ekstrak Etanol Daun Komba- Komba (Eupatorim Odoratum) Sebagai Kandidat Repellent Michrun Nisa; Irmayani Irmayani; Sweety Dwy Sarty
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol5no1p41-45

Abstract

Repellent is an insecticide that is used to protect the skin from mosquito bites. Spray gel is a form of developing gel preparations applied through a pump spray. Ethanol extract of komba – komba (Eupatorium odoratum) leaves with a concentration of 7% has mosquito repellent activity because it contains compounds that are toxic to mosquitoes. 100% protection at the 1st hour followed by 73% at the 6th hour. This study aims to formulate the ethanolic extract of komba-komba leaves in the form of a spray gel with a variation of the gelling agent carbopol 940: HPMC, namely, 0.5%: 0.25%; 1% : 0.5% ; and 1.5% : 0.75%. Physical evaluation of the preparation includes organoleptic test, pH test, viscosity test, spray pattern test and dry time. The evaluation results show that formula 2 meets the param eters of the physical properties of the spray gel preparation