cover
Contact Name
Reinardus Liborius Cabuy
Contact Email
reinnardcabuy@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kehutanan.papuasia@unipa.ac.id
Editorial Address
Faculty of Forestry, Papua University. Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, Papua Barat 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Kehutanan Papuasia (Journal of Papuasia Forestry)
Published by Universitas Papua
ISSN : 25416901     EISSN : 27226212     DOI : https://doi.org/10.46703/jkp.unipa
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Kehutanan Papuasia adalah peer reviewed jurnal tentang ilmu silvikultur, ekologi hutan, konservasi dan biodiversitas sumber daya hutan, teknologi hasil hutan, dan manajemen hutan. jurnal Kehutanan Papuasia (JKP) diterbitkan secara berkala oleh Asosiasi Peneliti Biodiversitas Papuasia dan Fakultas Kehutanan Univesitas Papua. satu volume dicetak dalam satu tahun dan dibagi dalam dua nomor yaitu edisi Januari-Juni dan Juli- Desember.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia" : 8 Documents clear
STUDI PERSEBARAN TUMBUHAN AKWAY (Drimys sp.) DI PAPUA Vina O.R. Solekha; Soetjipto Moeljono
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.81

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengkaji sebaran jenis-jenis tumbuhan akway (Drimys sp.) di dataran Papua dengan mengali informasi bedasarkan referensi sains dan koleksi pustaka akademik dari berbagai sumber. Data yang dikumpulkan selanjutnya diuraikan berdasarkan ciri dan karakteristik morofloginya serta sebaran dan informasi lokasi ditemukannya. Hasil studi dan kajian ini menunjukkan bahwa terdapat 18 jenis tumbuhan akway yang tersebar dan terekam jejak akademisnya. Sebagian besar jenis-jenis akway tumbuh pada ketinggian di atas 1.000 m dpl dengan karakteristik tumbuhan yang relatif kecil perawakannya. Dari total jumlah jenis tumbuan ini, terdapat hanya 3 jenis yang secara kontinyu dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan keseharian mereka. Namun dengan tinggi tingkat perambahan hutan dan sumberdaya alam, dikhawatirkan jenis-jenis tumbuhan akway dapat punah kalau tidak ada upaya pelestarian dan konservasinya.
KERAGAMAN JENIS KADAL SUB-ORDO SAURIA (FAMILI SCINCIDAE) DI HUTAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA Muhammad Agus Sukardi; Anton Silas Sinery
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.83

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kadal dan keragamannya pada Hutan Taman Wisata Alam Gunung Meja. Studi ini menggunakan teknik observasi dan teknik pengambilan data secara langsung melalui penjelajahan dengan parameter utama meliputi jenis, jumlah individu kadal sedangkan variabel pendukung meliputi kondisi umum lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat six jenis kadal yakni: Sphenomophus sp., Sphenomorphus variegatus (Peters, 1867), Carlia fusca (Dumeril &Bibron, 1836), Laprolepis smaragdina (Lesson, 1830) Emoia sp dan Emoia caeruleocouda (Des, 1892) dengan jumlah total individu 133. Tingkat keanekaragaman jenis kadal sebesar 1,76 (kriteria sedang) yang menunjukkan kemantapan populasi kadal yang cukup baik dan tingkat kemerataan jenis tinggi (0,98) yang menunjukkan adanya distribusi individu yang merata. Jenis-jenis kadal tersebut ada yang bersifat arboreal, teresterial dan dibawah tanah dan umumnya beradaptasi pada tumpukan serasah, pohon-pohon tumbang dan daerah terbuka serta memiliki jenis pakan berupa jenis serangga dan beberapa jenis organism berukura kecil.
KLASIFIKASI KUALITAS DAN NILAI KOMERSIAL GAHARU PADA KLASTER PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN SORONG Daud Womsiwor; Petrus A. Dimara; Wolfram Y. Mofu
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.87

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami klasifikasi kualitas dan nilai komersial dari jenis gaharu pada klaster pedagang pengumpul di kabupaten Sorong yang berlangsung selama dua bulang di tahun 2016 dengan menggunakan metode deskriptif melalui kegiatan kajian lapangan dan proses wawancara kepada narasumber terkait aktivitas dan proses pemasaran gaharu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kelompok gaharu antara lain: gubal, kemedangan dan abuk yang selanjutnya dikelompokan menjadi: super, AB, teri, sabah, TGC, kemedangan and abuk. Selanjutnya analisis nilai komersial berdasarkan sub kelas, dibagi menjadi: double super/ king, super, kacang AB pas, kacang Ab, kacang ABAB, teri tenggelam, teri A, teri B, teri C, sabah tenggelam/tua, sabah biasa, sabah tanggung, TGC, medang A, medang B, abuk super, abuk medang dan abu kerokan dengan kisaran nilai komersialnnya berkisar antara 5.000 hingga 200 juta per kilogramnya. Selain itu terdapat lima klaster pedagang pengumpul di Kabupaten Sorong. Total pencari gaharu plasma tercatat sebanyak 1.060 orang yang terdistribusi pada beberapa kabupaten/kota antara lain: Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.
PEMANFAATAN DAN BENTUK PENGOLAHAN KULIT KAYU BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL DAN IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT MAYBRAT Kosmas Assem; Mariana Hermina Peday; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.88

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi terkait pemanfaatan sumber daya hutan terutama komponen kulit vegetasi hutan untuk kebutuhan harian masyarakat melalui pengolahan kerajinan tangan di Kampung Ainot, Kabupten Maybrat. Untuk mendapatkan data, diskusi dan wawancara dilakukan dengan responden yang dipilih, sementara bentuk pengolahan dan teknis pengerjaannya diobservasi secara langsung di lapangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat tiga jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Ainot antara lain: Gnetum gnemon L., Kleinhovia hospita dan Trichospermum sp. Selanjutnya dari jenis-jenis ini dianyam dan menghasilkan produk anyaman seperti noken (yu), topi (way tau), koba (am) tanggu (seff) dan benang jahit. Sejauh ini belum ada upaya konservasi jenis-jenis tersebut dikarenakan jumlahnya yang masih cukup banyak dan intensitas pengambilannya yang masih rendah.
KARAKTERISTIK STOMATA DAN KANDUNGAN KLOROFIL DAUN ANAKAN KAYU CINA (Sundacarpus amarus (Blume) C.N.Page) PADA BEBERAPA INTENSITAS NAUNGAN Claudia N. S. Karubuy; Aditya Rahmadaniarti; Jacobus Wanggai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.89

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi intensitas naungan terhadap karakteristik stomata dan kandungan klorofil daun anakan kayu cina (Sundacarpus amarus (Blume) C.N.Page). Penelitina ini menggunakan desain rancangan acak lengkap dengan empat tingkat perlakuan intensitas naungan paranet, yaitu kontrol (tanpa naungan), intensitas naungan 40%, intensitas naungan 55% ,dan intensitas naungan 75%. Data uji dengan menggunakan analisis variance (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian memperlihatkan perlakuan intensitas naungan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap karakteristik stomata (jumlah dan kerapatan stomata), dan kandungan klorofil dari jenis Sundacarpus amarus. Ketidakhadiran secara signifikan dari perlakuan yang diberikan ini meperlihatkan bahwa ada pengaruh iklim dan cuaca harian seperti intensitas cahaya (43,5%), suhu (27,5 oC), curah hujan (233,6 mm), and dan kelembaban (83.2%) yang mana tidak terlalu ekstrim sehingga anakan tumbuhan mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi tersebut.
DESKRIPSI MORFOLOGI JENIS ULAR DAN KATAK PADA KAWASAN HUTAN PULAU MANSINAM Tirza Abaire; Meliza S. Worabai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.91

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada kawasan hutan Pulau Mansinam selama satu minggu dengan tujuan untuk mengetahui morfologi ular dan katak yang ditemukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif dan teknik observasi lapang dan penemuan secara langsung dari jenis yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat 3 jenis ular dan 3 jenis katak yang ditemukan pada kawasan hutan Pulau Mansinam. Jenis-jenis tersebut ialah 3 dari kelas reptil: Laticauda colubrina, dari famili hydrophiidae, Stegonotus cuculatus dari famili colubridae, Candoia sp. dari famili boidae dan 3 dari kelas amfibi; Litoria infrafernata dari famili hylidae, Rana sp.dan platmantis papuaensis dari famili ranidae.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN DI SEKITAR PERSARANGAN BURUNG PINTAR (Amblyornis inornatus) Dewi Pratiwi; Srihartati Harto; Rina Nelly Jowei
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.97

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan disekitar persarangan burung pintar (Amblyornis inornatus). Penelitian ini dilakukan sekitar persarangan burung pintar di Kampung Syoubri. Metode pengambilan contoh untuk mengetahui struktur dan komposisi disekitar persarangan burung pintar adalah metode petak dengan menggunakan petak ganda, yang ukuran petak contohnya disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada sekitar persarangan burung pintar (Amblyornis inornatus) terdapat 15 spesies tumbuhan dari 13 famili, dengan total jumlah individu yang ditemukan mulai dari fase semai, pancang, tiang dan pohon sebanyak 118 individu. Komposisi jumlah jenis terdiri dari: 9 jenis tingkat semai, 5 jenis untuk tingkat pancang, 3 jenis untuk tingkat tiang, dan 11 jenis untuk tingkat pohon. Semua fase pertumbuhan ini didominasi oleh Syzygium sp., Syzygium sp. memiliki INP tertinggi pada semua fase pertumbuhan: semai (59,01%), pancang (112,50%), tiang (202%) dan pohon (47,68%). Sementara nilai INP terendah pada tingkat semai adalah Ficus sp. (7,50%), tingkat pancang masing-masing Rodamnia sp., Elaeocarpus altiscatus, dan Sterculia parkinsonii dengan nilai INP yang sama (18,75%), tingkat tiang Litocarpus sp. dan Rodamnia sp. masing-masing (25,00%), dan tingkat pohon Elaeocarpus altiscatus (12,21%).
DESKRIPSI PEMANFAATAN NIPAH (Nypah fruticans Wurmb.) BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG NAREI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN Melianus Kayoi; Jimmy F. Wanma; Bernadetta M. G. Sadsoeitoeboen
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.98

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemanfaatan nipah (Nypah fruticans Wurmb.) oleh masyarakat Kampung Narei, Distrik Yapen Barat, Kabupaten Kepulauan Yapen. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara dan diskusi dengan pertanyaan secara semi struktural kepada responden yang telah ditentukan. Sementara dukungan data sekunder diperoleh dari stakeholder dan instansi terkait. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hampir sebagian besar (92,16%) dari total responden telah memanfaatkan nipah dalam kehidupan sehari-hari selama lebih dari tiga tahun. Dalam pemanfaatan komponen tumbuhan nipah, terdapat tujuh bagian tumbuhan yang dimanfaakan antara lain: akar, tangkai buah, buah, tulang daun, tulang anak daun, anak daun dan pucuk daun. Sejauh ini proses transfer pengetahuan dilakukan secara informal melalui praktek langsung dan belum ada upaya konservasi dalam menjaga potensi dan ketersediaan jenis nipah.

Page 1 of 1 | Total Record : 8