Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Chemical Compounds and Decomposition Process from Four Species Leaf Litter As a Source of Organic Matter Soil in Anggori Education Forest, Manokwari Aditya Rahmadaniarti; Wolfram Y. Mofu
Journal of Sylva Indonesiana Vol. 3 No. 02 (2020): Journal of Sylva Indonesiana
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.876 KB) | DOI: 10.32734/jsi.v3i02.2848

Abstract

Decomposition is a simple change of physical and chemical processes by soil microorganisms—the rate of decomposition process influenced by climate and litter quality factors. Litter content of chemical compounds is essential to determine the litter's quality so that it can be estimated the decomposition process. Leaves litter of Magnolia tsiampacca, Intsia bijuga, Cinnamomum cullilawan, and Aglaia sp., were collected and analyzed for their chemical compounds. Based on lignin and nitrogen content (L/N) value, Cinnamomum cullilawan have the fastest decomposition process. On the contrary, Intsia bijuga has low litter quality, so that has the slowest decomposition process. However, it has the lowest lignin content and high polyphenol content. Our research found that four observed species were able to be used as sources of soil organic matter, although the litter quality is relatively low.
Typology Analyses and Strategic Stakeholders’ Mapping Using Network on Integrated Crops-Livestock Farming Systems Deny Anjelus Iyai; I Widayati; H Fatem; D Nurhayati; M Arim; H Monim; H Mofu; A Baaka; M L Orisu; D T.R Saragih; Y Syufi; O Yoku; J Woran; W Y Mofu; S Y Randa; D Sawen; A R Ollong; M Baransano; D Seseray; A G Murwanto; A Yaku; D D Rahardjo
SINTA Journal (Science, Technology, and Agricultural) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/sinta.1.2.53-64

Abstract

Stakeholders and their networks play prominent roles in developing the agricultural sector. For instance, the economic, social, and environmental indicators of farms are sustained by the involvement of stakeholders and other relevant parties. Therefore, exploring the importance and roles of actors has become strategic and vital to recognize. This research aims to determine the strategic stakeholders' typology and mapping using their network analyses on integrated crops-livestock farming systems in West New Guinea. The study was carried out in Manokwari using the focus group discussion on twenty various represented individuals, groups, and mass institutions. The queries discussed were based on background, resources delivery, inter-connectivity amongst actors, intervention, and innovation. The result showed that the stakeholders in mixed crop-livestock are dominated by individuals' that privately manage the farms officially in accordance with the laws. The result also showed that the farming systems in West New Guinea, experience real threats which need to be lowered to mitigate the turn-back effect. The top five shared resources are access, satisfaction, power, knowledge, and time allocation. These resources tend to stay longer to sustain the strong needs of the farms, which are dominated by positive similarity with varying ranges of correlation ranging from negative, neutral to positive. This is because the stakeholders are reluctant to deliver the intervention and innovation, therefore, those with low interest and power need to be promoted to high interest and power by using aids, guidance, and services from each actor in the mixed crop-livestock farms business.
Analisis Perubahan Fungsi Kawasan Hutan di Kabupaten Manokwari Yohanes Yoseph Rahawarin; Hans Fence Zakeus Peday; Rudy Michael Yom; Jonni Marwa; Wolfram Yahya Mofu; Alexander Rumatora; Rusdy Angrianto; Christian Imburi
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol 10, No 1 (2022): June
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v10i1.4945

Abstract

This study aims to analyze changes in the area and function of forest areas in Manokwari Regency from 1999 to 2014 using a Geographic Information System (GIS). This study uses a descriptive method with overlay techniques and maps analysis and secondary data, which consists of several stages including the preparation stage, the initial data processing, and processing stage, the ground checking stage, and the data analysis stage. The results showed that the change in the function of forest areas in Manokwari Regency based on the Decree of the Minister of Forestry Number: 891/Menhut-II/1999 to the Decree of the Minister of Forestry Number: 783/Menhut-II/2014, for a period of 15 (fifteen years), there has been a change in the function of the forest area which has an impact on reducing the area and changing the function of the forest area by 16,402,506 ha. This is mainly due to the release of forest areas from Convertible Production Forests (HPK) into Other Use Areas (APL) for development purposes. Factors that greatly influence the occurrence of changes in the area and function of forest areas are the release of forest areas in the context of plantation development, settlements, construction of office facilities and infrastructure, and construction of transportation support facilities.
KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN BIAK NUMFOR Piet Yan Wamaer; Wolfram Y. Mofu; Hans F. Z. Peday
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.49

Abstract

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis ketersediaan dan kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) pada kawasan perkotaan Kabupaten Biak Numfor. Observasi lapang dilakukan untuk mengkalkulasi ketersediaan ruang terbuka hijau dan dikembangkan dengan metode kuantitatif dalam menganalisis kebutuhan ruang terbuka hijau. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa total luasan kawasan perkotaan di Kabupaten Biak Numfor sebesar 11.498.58 hektar dengan jumlah penduduk pada kawasan perkotaan tahun 2010 sebanyak 75.496 jiwa yang terus meningkat dengan rata-rata laju peningkatan 1,70% per tahun. Ketersediaan ruang terbuka hijau saat ini sebesar 9.211.47 hektar dan diproyeksikan akan meningkat terus sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Dengan tren peningkatan jangka panjang, maka diperkirakan kebutuhan lahan untuk ruang terbuka hijau di Kabupaten Biak Numfor akan menjadi tidak mencukupi sesuai Permen PU No. 5 Tahun 2008.
KLASIFIKASI KUALITAS DAN NILAI KOMERSIAL GAHARU PADA KLASTER PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN SORONG Daud Womsiwor; Petrus A. Dimara; Wolfram Y. Mofu
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.87

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami klasifikasi kualitas dan nilai komersial dari jenis gaharu pada klaster pedagang pengumpul di kabupaten Sorong yang berlangsung selama dua bulang di tahun 2016 dengan menggunakan metode deskriptif melalui kegiatan kajian lapangan dan proses wawancara kepada narasumber terkait aktivitas dan proses pemasaran gaharu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kelompok gaharu antara lain: gubal, kemedangan dan abuk yang selanjutnya dikelompokan menjadi: super, AB, teri, sabah, TGC, kemedangan and abuk. Selanjutnya analisis nilai komersial berdasarkan sub kelas, dibagi menjadi: double super/ king, super, kacang AB pas, kacang Ab, kacang ABAB, teri tenggelam, teri A, teri B, teri C, sabah tenggelam/tua, sabah biasa, sabah tanggung, TGC, medang A, medang B, abuk super, abuk medang dan abu kerokan dengan kisaran nilai komersialnnya berkisar antara 5.000 hingga 200 juta per kilogramnya. Selain itu terdapat lima klaster pedagang pengumpul di Kabupaten Sorong. Total pencari gaharu plasma tercatat sebanyak 1.060 orang yang terdistribusi pada beberapa kabupaten/kota antara lain: Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat.
INVENTARISASI POTENSI DAN BENTUK PEMANENAN HASIL HUTAN KAYU DI DAS TAMI DAN BEWAN DATARAN ARSO KABUPATEN KEEROM Bernadus Benamen; Wolfram Y. Mofu; Piter Gusbager
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss2.94

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan bentuk pemanenan hasil hutan kayu di daerah aliran sungai Tami dan Bewan, dataran Arso, Kabupaten Keerom. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jalur berpetak serta wawancara semi-struktural yang didesain guna menggali informasi pemanfaatan hasil hutan kayu serta nilai ekonomisnya. Hasil analisis vegetasi menunjukkan pada wilayah DAS Tami, nilai volume tertinggi untuk tingkat pohon di miliki oleh Pimeleodendron amboinicum dengan volume 13,499 m3/plot. Sementara untuk tingkat tiang berasal dari jenis Pometia pinnata dengan volume 1,074 m3/plot. Sementara pada wilayah DAS Bewan, nilai volume tertinggi diperoleh dari jenis Ficus benjamina dengan volume 123,966 m3/plot dan pada tingkat tiang dengan volume tertinggi berasal dari jenis Miristica culcata dengan volume 2,089 m3/plot. Dalam keseharian masyarakat masih memanfaatkan hasil hutan kayu untuk di jual dan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Frekuensi pengambilan hasil hutan kayu rata-rata 1 minggu sampai 2 bulan tergantung dari kebutuhan/ketersediaan hasil hutan kayu. Upaya konservasi masih dilakukan secara sederhana yaitu ditanam di areal bekas penebangan atau areal kosong.
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS BANK BENIH PADA HUTAN PENDIDIKAN ANGGORI - MANOKWARI Ernestina Erlis Bisay; Wolfram Y. Mofu; Yohanes Y. Rahawarin
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss1.105

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis potensial bank benih yang tumbuh pada kawasan Hutan Pendidikan Anggori Manokwari dimana dapat dijadikan sumber informasi dasar bagi pihak pengelola kawasan HPA dan juga acuan bagi kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman kehutanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif melalui observasi lapangan dengan variable utama meliputi jumlah, jenis serta bank benih. Hasil penelitian mengindikasikan kurangnya intensitas cahaya matahari yang tembus ke lantai hutan dikarenakan masih rapatnya tegakan dan dominannya tajuk tegakan yang ada disekitar lokasi penelitian. Jumlah jenis tumbuhan bawah terbanyak dijumpai pada plot pengamatan tegakan Tectona grandis (52 jenis individu), dengan rata-rata per tegakan 17, disusul pada tegakan Manilkara fasiculate (49 jenis individu) dengan rata-rata individu per tegakan adalah 17. Selanjutnya pada tegakan Intsia bijuga (48 jenis individu) dengan rata-rata per tegakan adalah 16. Sementara jenis tumbuhan bawah dengan jumpah terkecil terdapat pada tegakan Pometia coreacea (46 jenis individu) dengan rata-rata per tegakan 15.
DUGAAN CADANGAN BIOMASA TUMBUHAN BAWAH DAN SERASAH PADA BEBERAPA PETAK TEGAKAN DI KAWASAN HUTANPENDIDIKAN ANGGORI IRMA FINCE PARIRI; WOLFRAM Y. MOFU; ANA TAMPANG
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 2 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss2.210

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memberi informasi tentang cadangan biomassa tumbuhan bawah dan serasah pada beberapa petak tegakan di Hutan Pendidikan Anggori. Hasil penelitian menunjukan bahwa petak Manilkara fasciculate memiliki jumlah jenis tumbuhan bawah sebanyak rata-rata 4-11 jenis tumbuhan dengan jumlah individu 11-26 individu per plot pengamatan. Biomassa tumbuhan bawah tertinggi diperoleh pada petak tegakan Manilkara fasciculate yaitu sebesar 161,333 gr/m2 sedangkan karbon stocknya 0,807 ton C/Ha. Biomassa serasah paling banyak terdapat pada petak Pometia coreacea yaitu 324,667 gram/m2 dan karbon stocknya 1,62 ton C/Ha.
Teknik Pemanenan Tumbuhan Gaharu Pada Masyarakat Pencari Gaharu Di Kampung Merdey Distrik Merdey Kabupaten Teluk Bintuni Ruth Lince Kodey; Wolfram Y. Mofu; Petrus A. Dimara
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 7 No 2 (2021): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss2.257

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis gaharu dan teknik pemanenannya serta mengetahui karateristik masyarakat pencari gaharu. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 3 jenis gaharu yang dipanen oleh masyarakat pencari gaharu yaitu Gaharu Sirsak (Aquilaria filarial), Gaharu Beringin (Gyrinops verstegii) serta Gaharu Cabut/Gaharu Asli (Wikstroemia sp). Indikator yang digunakan adalah daun mengalami perubahan warna, adanya luka pada bagian batang, cabang dan ranting, dan juga bila kulit batang pohon di tarik mudah putus. Teknik pemanenan gaharu yang dilakukan masih bersifat sederhana yaitu dengan menebang dan pencabutan. Dalam kelas perdagangan, gaharu terbagi menjadi kelas Double Super dan Super Tanggung. Selanjutnya kelas AB dengan sub kelas Kacang A, kacang B, Teri A, Teri B dan Teri C, serta kelas Kemedangan dengan sub kelas Kemedangan A dan Kemedangan B. Harga jual gaharu beragam sesuai dengan kualitas gaharu yang dihasilkan, diantaranya: Doubel King Rp. 100 juta/kg, Gaharu Super dijual dengan harga Rp. 50-100 juta/kg, AB Super Rp. 15 juta/kg, AB Pass Rp. 3 juta/kg, AB Tanggung Rp. 600.000/kg, AB Celebort Rp. 400.000/kg, Kacang Rp. 150.00- Rp. 500.000/kg, TGC Rp. 150.000/kg, Teri Rp. 100.000- 500.000/kg.