cover
Contact Name
Suryono
Contact Email
-
Phone
+6281548776243
Journal Mail Official
jurnalprima1103@gmail.com
Editorial Address
Jl. Ir. Sutami 36 A Kentingan, Surakarta, Jawa Tengan 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services
ISSN : -     EISSN : 25795074     DOI : https://dx.doi.org/10.20961/prima
Core Subject : Agriculture, Social,
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services (disingkat PRIMA JCES). Kata-kata PRIMA dalam PRIMA JCES merupakakan singatan dari Pemberdayaan dan Rekayasa Ipteks untuk Masyarakat Agraris. PRIMA JCES (ISSN: 2579-5074) adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. PRIMA JCES mencakup semua hal terkait dengan pemberdayaan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah di bidang pertanian. PRIMA JCES berupaya menjadi wadah publikasi kegiatan pemberdayaan dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya di bidang pertanian. PRIMA JCES terbit secara online 2 (dua) kali setahun yaitu pada periode Januari-Juni dan Juli-Desember.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2019): June" : 5 Documents clear
Pemanfaatan Berbagai Tanaman Refugia Sebagai Pengendali Hama Alami Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Dwiwiyati Nurul Septariani; Aktavia Herawati; Mujiyo Mujiyo
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 3, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v3i1.36106

Abstract

Tanaman cabai merupakan komoditas dengan  nilai ekonomis tinggi di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Produktivitas cabai di lahan sub-optimal pasir pantai tidak kalah tinggi dibandingkan dengan lahan sawah. Namun penurunan produktivitas cabai yang disebabkan serangan organisme pengganggu tanaman mengakibatkan kerugian bagi petani, sehingga perlu dilakukan pengendalian OPT. Edukasi tentang pemanfaatan tanaman refugia sebagai pengendali hama alami belum pernah dilakukan. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah paparan (edu-agriculture) tentang pemanfaatan tanaman refugia, pembuatan demonstrasi plot tanaman cabai dengan berbagai jenis tanaman refugia, serta inisiasi wisata swafoto bunga. Hasil kegiatan yang diperoleh berupa peningkatan pengetahuan mengenai teknik pengendalian hama dan penyakit secara alami sehingga mengurangi ketergantungan terhadap pestisida sintetik dengan memanfaatkan tanaman refugia yang terdapat di lingkungan sekitar. Kegiatan terbukti mengatasi permasalahan para petani dan memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal yang sangat penting bagi peningkatan produktivitas pertanian.
Pemberdayaan Wanita Tani melalui Produksi dan Manajemen Produksi Kerupuk Batang Pisang di Jenawi Karanganyar Retno Rosariastuti; Sumani Sumani; Aktavia Herawati
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 3, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v3i1.36107

Abstract

Jenawi Subdistrict was one of the sub-districts that located in the Karanganyar Regency area which has the location of the pilot project for planting banana plants as a product of tissue culture form Agriculture Faculty, Universitas Sebelas Maret. There are many banana plants that grow well with abundant fruit production. One part of the banana plant that has not been utilized was the inside of a white banana stem called the heart of a banana stem or ares. Ares can be processed into healthy food products that have high fiber content, namely crackers. The technology or method to made crackers has never been done. This activity aims to produced ares crackers with various shapes and flavors and analyzed the economic feasibility of the business. The main objective of this activity was to improve the empowerment of women farmers as a companion husband who has the ability to help increase the family's economy by producing crackers ares. This activity was a side activity that can be done at home or together in a group of women farmers. The method used participatory rural appraisal which emphasizes innovation and technology in making ares crackers using simple technology. The program’s hope the technology was easy to adopt and sustainable because it uses simple technology. The activity begins with an explanation of the methods and stages of making crackers. The activity continued with training in economic analysis of cracker products. The results of economic analysis showed that to produce 20 kg crackers required a fixed cost of production of Rp. 33,330, - and variable costs of Rp. 564,700. Total revenue from 20 kg crackers was Rp. 920,000, - so that the total income was Rp. 321,970, -. Based on this value, the R / C Ratio value was 1.53 (feasible), the B / C Ratio was 0.53 (feasible). So that based on economic analysis, banana stem crackers or ares crackers business is feasible to be cultivated and developed.
IbM Memadukan Pengusaha Batu Bata Dan Petani Pemilik Lahan Dalam Meningkatkan Kualitas Tanah Dan Bentuk Lahan Sudadi Sudadi; Suryono Suryono; Suwarto Suwarto
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 3, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v3i1.36108

Abstract

Program IbM ini bekerjasama dengan dua mitra, yaitu: (1) UKM Pengusaha Batu Bata “Suko Makmur”, dan (2) Kelompok Tani “Krido Tani”. Mitra (1) berlokasi di Dusun Tulakan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Bidang usaha yang dikembangkan oleh mitra (1) tersebut adalah usaha pembuatan batu bata. Mitra (2) juga berlokasi di Dusun Tulakan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Bidang usaha yang dikembangkan oleh mitra (2) tersebut adalah usaha pertanian tanaman padi. Mitra (1) dan Mitra (2) berjarak tempuh sekitar 65 km dari Fakultas Pertanian UNS. Permintaan konsumen terhadap batu bata tiada henti sejalan dengan pembangunan yang ada di wilayah tersebut. Permasalahan utama Mitra 1 (UKM Pengusaha Batu Bata “Suko Makmur yaitu hampir setiap hari membutuhkan tanah yang teksturnya halus sebagai bahan pembuat batu bata. Dalam satu minggu UKM ini rata-rata membutuhkan sekitar 5 truk tanah atau 30 ton per minggu setara dengan 120 ton per bulan. Untuk mendapatkan tanah tersebut relatif sulit. Selain hal tersebut dalam pembakaran batu bata menghasilkan limbah yang sangat banyak, berupa abu (abu sekam padi atau abu kayu bakar). Setiap kali bakar membutuhkan sekitar 3 ton sekam padi dan 1 ton kayu bakar, yang akan menghasilkan limbah sekitar 0,5 ton abu. Apabila hal ini tidak digunakan akan menumpuk sebagai limbah. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan utama yang dihadapi mitra (1) adalah menghubungkan/mempertemukan dengan petani yang mempunyai tanah-tanah yang lahannya berteras kecil/sempit untuk diperlebar yang merupakan permasalahan mitra (2). Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan utama yang dihadapi mitra (2) adalah memperlebar teras tanah dari 2 sampai 3 bidang teras menjadi 1 bidang teras dan memulihkan tingkat kesuburan/kualitas tanah bekas galian pengambilan bahan baku batu bata, salah satunya dengan memanfaatkan abu limbah pembakaran batu bata yang menjadi permasalahan mitra (1). Hasil kegiatan adalah bahan pembuatan batu bata bagi pengusaha batu bata (Mitra 1) berupa tanah lempung yang diambil dari bagian sawah yang lebih tinggi, milik Mitra 2. Sedangkan hasil kegiatan yang diperoleh oleh Mitra 2 adalah bentuk lahan yang rata sehingga lahan sawahnya lebih luas. Hal ini akan lebih memudahkan untuk penggarapan tanahnya karena dapat dikerjakan dengan traktor tangan. Sebelumnya tidak bisa diolah dengan traktor tangan karena sempitnya lahan. Kedua mitra memperoleh manfaat ekonomi yang cukup besar karena bagi Mitra 1 tanah lempung adalah bahan utama pembuatan batu bata. Tanpa bahan tersebut usaha akan berhenti karena tidak bisa berproduksi. Sebaiknya bagi Mitra 2 mendapatkan manfaat berupa efisiensi biaya dan waktu pengolahan tanah (lahan) yang sangat signifikan.
Pemberdayaan Wanita Tani dengan Pelatihan Pembuatan Pot Organik dari Jerami Padi dan Limbah Daun Bawang Merah Jauhari Syamsiyah; Aktavia Herawati; Mujiyo Mujiyo
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 3, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v3i1.36109

Abstract

Pot organik berbahan dasar campuran jerami padi dan limbah daun bawang merah merupakan inovasi baru untuk memanfaatkan bahan tersebut yang melimpah di lingkungan. Desa Srigading merupakan sentra pertanaman padi dan bawang merah. Setiap musim panen tiba, limbah hasil panen tersebut dibuang begitu saja. Padahal biomassa ini bisa dimanfaatkan untuk pot organik. Pot organik dari limbah jerami padi dan daun bawang merah dapat lebih aman dan tidak membuat pencemaran tanah dan lingkungan. Limbah jerami dipilih karena mengandung selulosa dan lignin yang tinggi. Selulosa dapat membentuk ikatan yang kuat antar molekulnya. Kandungan selulosa yang tinggi tersebut menjadikan jerami berpotensi sebagai bahan pembuatan pot biodegradable. Selain itu jerami mengandung bahan organik yang berperan penting dalam merekatkan butiran tanah membentuk agregat tanah yang lebih mantap. Daun bawang merah diyakini mengandung zat kitin yang tinggi, sehingga berpotensi sebagai penahan air dalam pot. Selain itu jerami padi dan daun bawang merah merupakan bahan organik yang mengandung berbagai unsur hara yang lengkap. Sehingga selain sebagai bahan baku pot, jerami padi dan daun bawang merah juga berfungsi sebagai cadangan unsur hara untuk tanaman dalam pot. Kombinasi jerami padi dan daun bawang merah diharapkan mampu menjadi alternatif pot organik yang ramah lingkungan, murah serta mudah diadopsi oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, limbah jerami padi dan daun bawang merah mempunyai potensi yang cukup strategis untuk dimanfaatkan menjadi pot organic/biodegradable. Pengabdian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah jerami padi dan daun bawang merah menjadi pot organik yang murah dan mudah diterapkan dan untuk peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Penyuluhan tentang manfaat jerami, daun bawang merah dan pupuk kendang sebagai bahan pot telah dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2019. Hasil menunjukkan bahwa peserta antusias mengikuti kegiatan penyuluhan dan praktek pembuatan pot organic berbahan dasar jerami padi, daun bawang merah dan lempung.
Pembuatan Demplot Budidaya Tanaman Jagung Dalam Menambah Masa Tanam Di Lahan Kering Dengan Memanfaatkan Pupuk Organik Hery Widijanto; Suntoro Suntoro
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 3, No 1 (2019): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v3i1.36111

Abstract

Program IbM ini bekerjasama dengan dua mitra, yaitu: (1) UKM Peternakan Puyuh “Agribird ”, dan (2) Kelompok Tani “Mekar Tani”. Mitra (1) dan Mitra (2) berlokasi di dukuh Gunung Wijil, Desa Ngringo, Kec. Jaten, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah dengan jarak tempuh sekitar ± 3,5 km. Permasalahan utama yang dihadapi oleh mitra usaha „Agribird‟ adalah produksi limbah ternak puyuh yang sangat tinggi, yaitu sekitar 300 kg limbah per hari. Produksi limbahnya sangat tinggi per hari, maka kemampuan produksi limbah jauh melibihi dari kemampuan untuk memanfaatkannya. Bila limbah ini dibuang langsung ke badan sungai terdekat, maka akan mencemari air sungai, sedangkan bila limbah akan diubah menjadi pupuk organik, maka diperlukan teknologi pembuatan pupuk organik. Permasalahan Mitra 2 (Mekar Tani) : lahan yang tiap tahunnya ditanami padi selama 2 kali musim tanam. Musim tanam yang ke-3 diberokan (tidak ditanami), termasuk sawah-sawah petani yang ada di sekitarnya.Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan utama yang dihadapi mitra (1) adalah teknologi pembuatan pupuk organik yang dapat digunakan sebagai pupuk organik yang sangat bermutu yang dapat digunakan sebagai pupuk organik bagi usaha budidaya tanaman jagung pada mitra (2) yang dapat menambah masa tanam.Kegiatan ini merupakan penerapan Biofilmed Fertilizer yang telah diujikan pada penelitian Pengembangan Biofilmed Biofertilizer Beragens Hayati dari Konsorsia Rhizobiota Bawang Merah (RG Strategis Nasional 2015-2016) serta Teknologi Pengelolaan Limbah untuk Pakan dan Pupuk pada Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Perikanan, Peternakan Puyuh dan Sayur Organik (RISTEK - Insinas 2014-2015).

Page 1 of 1 | Total Record : 5