cover
Contact Name
Delipiter Lase
Contact Email
-
Phone
+6282113755597
Journal Mail Official
jurnal@sttsundermann.ac.id
Editorial Address
Pendidikan Street No. 19 Gunungsitoli, Sumatera Utara
Location
Kota gunungsitoli,
Sumatera utara
INDONESIA
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan STT BNKP Sundermann
ISSN : 19793588     EISSN : 27158969     DOI : https://doi.org/10.36588/sundermann
Jurnal Sundermaan is a scientific journal that publishes the result of studies and researches in the areas related to theology, Christian education, and socio-culture studies. This journal focused on novelty and innovation in the field of Biblical studies, Christian theology, Educational science, Sociology, and Religious studies. The audiences of this journal are graduate students, academicians, practitioners, and others who are interested in theology, religion, education, social, and cultural issues.
Articles 39 Documents
Pendampingan Psikososial Terhadap Anak Yang Kehilangan Orang Tua Riswan Tati Duha; Otoriteit Dachi; Suryani Waruwu
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 15 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v15i2.88

Abstract

Kehilangan adalah sesuatu hal yang tidak pernah terlepas dari kehidupan setiap manusia. Pada umumnya setiap manusia pernah, sedang bahkan akan mengalami kehilangan, akan tetapi kehilangan karena kematian orang yang disayangi adalah kehilangan yang paling menyakitkan. Kehilangan orang tua karena kematian merupakan peristiwa yang paling menyedihkan dan menyakitkan sepanjang kehidupan seseorang terutama anak-anak dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa kehilangan lainnya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pendampingan psikososial dalam pelayanan gereja, untuk mengetahui tekanan-tekanan psikososial yang dialami anak yang kehilangan orang tua, untuk menggambarkan bagaimana pendampingan psikososial terhadap anak yang kehilangan orang tua. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif – deskriptif dengan menggunakan penelitian lapangan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian lapangan dilaksanakan dengan melakukan wawancara dan observasi kepada para pelayan gereja, dan warga jemaat. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa anak-anak yang kehilangan orang tua karena kematian mengalami tekanan-tekanan secara psikologis dan juga tekanan secara sosial. Untuk itu membutuhkan pendampingan psikososial dari pihak yang berkompeten seperti gereja, agar mampu mendapatkan keutuhan hidup kembali dan mampu berinteraksi baik dengan lingkungan sosialnya.
Majikan dan Buruh Bersaudara di dalam Persekutuan Berdasarkan Kitab Filemon Dedan Purfance Gulo; Nurcahaya Gea; Devy Leonardo Richard Souisa
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 15 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v15i2.94

Abstract

Masyarakat Nias yang ada di kota Medan adalah masyarakat Nias diaspora yang mencari pekerjaan di kota Medan. Perbedaan status majikan dan buruh merupakan hal yang wajar dan umum karena majikan berhak memerintahkan buruhnya dan buruhnya juga berhak menerima haknya kepada majikanya. Didalam dunia bisnis paham perbedaan antara majikan dengan buruh berbeda, yang dimana majikan berada di atas posisi dari buruhnya. Sehingga secara tidak langsung paham kebiasaan sehari-hari antara majikan dengan buruh dibawa-bawa di dalam persekutuan jemaat-jemaat BNKP yang ada di kota Medan, dampaknya terjadi diskriminatif terhadap buruh, para buruh menjadi malas untuk beribadah, terjadinya pemilihan-pemilihan majelis jemaat secara kriteria khusu, dan tidak adanya rasa persaudaraan yang kristiani di dalam persekutuan gereja. Pada konteks biblika kitab Filemon, dengan situasi dan kondisi yang sama ini penulis menghadapkanya dengan kajian teologis agar dapat menjawab dan memberikan pemahaman baru bahwa di dalam Kristus kedudukan sama dan posisinya sejajar satu sama lain. Melalui kitab ini Paulus hendak menyampaikan kepada penerima surat dan juga kepada warga jemaat-jemaat BNKP di kota Medan yang berstatus majikan dan buruh untuk sesama warga jemaat agar menjadikan diri sebagai hamba Kristus, mengasihi saudara sebagai sesama di dalam persekutuan, dan memaknai kematian Kristus bahwa telah merobohkan tembok pemisahan status kedudukan di dalam persekutuan Kristus.
Keterampilan dan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Kristen di Era Revolusi Industri 4.0 Delipiter Lase
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 15 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v15i2.98

Abstract

Artikel ini mengupas tentang keterampilan dan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam menghadapi evolusi pembelajaran di era revolusi industri 4.0. Saat ini, teknologi telah menjadi bagian yang lebih penting dari kehidupan sehari-hari, dan tentu saja, merupakan bagian sentral dan esensial dari pembelajaran abad ke-21. Siswa sudah banyak tertarik dengan teknologi dan berharap dapat digunakan di sekolah. Perubahan ini menuntut guru PAK untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang diterapkan di kelas dan bekerja ekstra untuk membekali diri dengan berbagai keterampilan dan kompetensi. Keempat kompetensi sebagaimana disyaratkan oleh UU No. 14/2005 harus dimiliki oleh guru PAK. Selain itu, mengingat kekhususan dan karakter pendidikan agama Kristen, mereka juga harus memiliki kepekaan yang lebih luar biasa, keyakinan yang kuat kepada Tuhan, kualitas empatik dan persuasif. Melalui tinjauan teoritis dan analisis isi, penulis berpendapat bahwa ketika guru PAK bertindak sebagai pendidik dalam konteks pembelajaran berbasis TIK, mereka dituntut untuk setidak-tidaknya memiliki keterampilan dan kompetensi, yaitu (1) keterampilan komunikasi, (2) literasi teknologi, (3) keterampilan manajemen waktu, (4) keterampilan penilaian dan evaluasi, (5) mengajarkan siswa untuk menerapkan konsep, dan (6) keterampilan konseling.
Islam di Kota Ambon pada Masa Kolonial: Perspektif Sejarah Steve Gerardo Christoffel Gaspersz
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 15 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v15i2.103

Abstract

The dynamic of development of Islam, either conceptually or institutionally, in Maluku should not be separated from the social history of Maluku society during colonial time of Westerners such as Portuguese and Dutch. This article attempts to reconstruct the dynamic of Islam especially in Ambon Island under colonization of the Dutch (VOC). The highly price of spices around sixteenth and seventeenth centuries had attracted many international traders coming to the spice island for trading spices (clove and nutmeg). Economic transaction and social interaction between local community of Ambon and foreign traders brought about significant social transformations mainly among indigenous people of Ambon, which was a trade center of spice at that time. Such social transformations escalated into political conflict between local community and Western colonizer (Dutch) who forced monopoly system of spice trading. Islam had been adhered by some local communities of Ambon at Leihitu Peninsula far before the Westerners was an important religion that conducted political-economic resistance and negotiated local identity facing colonial administration in Ambon at that time.
Gereja dan Stunting: Integrasi Tanggung-Jawab Fotarisman Zaluchu
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v16i1.110

Abstract

Stunting is a serious problem currently faced by Indonesia. About 20 out of 100 children under five years old suffer from stunting. The stunting condition is so severe that it has even occurred since the beginning of life, when a new child is born, characterized by a height and birth weight below the recommended minimum size. The church is an organic entity that should not only convey the truth of God's word, but also provide solutions to the problem of stunting. Jesus' command to the disciples in Mark 6:35-44 to feed the people is the basis for the discussion of this paper, which will open the paradigm of the church's involvement in handling stunting in the future. There are many things that the church can do, directly or indirectly, for pregnant women and mothers of under five children.
Mimbar dan Altar: Kajian Historis Liturgis atas Kesatuan Firman dan Perjamuan Kudus di Ibadah Minggu menurut Martin Luther serta Relevansinya terhadap Ibadah Minggu HKBP Ricky Pramono Hasibuan; Ricky Pramono Hasibuan
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v16i1.111

Abstract

This article seeks to understand the relationship between the Word and the Holy Communion in Sunday Worship. First, this article will do a historical study from the early church era to the Middle Ages. Furthermore, there will be a particular study on the order of Sunday Worship written by Martin Luther, the Formula Missae et Communiones and the Deustsche Messe. Furthermore, this article will look at the theological relationship between the Word and the Holy Communion at Sunday Worship, especially from the Luther and Lutheran perspective. As an implication, this article will elaborate on HKBP Sunday Worship in conjunction with the Lutheran liturgy and the Prussian Agenda.
Meaning Strengthen Your Heart And Behave Like A Man 1 Kings 2:2 Jeremia J. Hutajulu; Helena Putri Sibarani; Jessi Manuella Hasugian; Icha Christian Silalahi
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v16i1.113

Abstract

The behavior of God's people in interpreting words often results in misinterpretation, so that this causes mistakes in interpreting certain words in the Bible. However, this is only a misunderstanding, because the Bible is never wrong, but human thinking does not reach the contents of the Bible. This study aims to provide a deeper understanding so that readers can understand the meaning of words like "man" in Book 1 Kings 2:2, so as not to misinterpret these words. This study uses qualitative methods, namely interviews and literature. The informants in this interview were: 1. Erika Dame Simorangkir 2. Sondang Lubis 3. Bintahan Harianja, M.Th. 4. Bill Dubois 5. Tiorinta Siboro. Thus, the conclusion of this research is "behave like a man" in Book 1 Kings 2:2 is a figurative word for Solomon to act decisively as a leader
Yesus adalah Mesias Penyembuh dalam Injil Matius Rospita Siahaan
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v16i1.115

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mempresentasikan karakteristik Injil Matius dalam menggambarkan Yesus sebagai Mesias Penyembuh yang membedakan Yesus dari magician pada zamanNya. Penyembuhan yang dilakukan Yesus adalah untuk menggenapi nubuatan Perjanjian Lama tentang kedatangan Mesias. Penulis menggunakan metode tafsir kritik redaksi dalam menganalisa susunan Injil Matius serta dua perikop terkait mujizat penyembuhan. Untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama penulis memaparkan kesatuan antara pengajaran dan penyembuhan Yesus dalam Injil Matius dimana hal ini tidak ditemukan dalam praktek penyembuhan di dunia Yunani Romawi. Selanjutnya, penulis menganalisa penyembuhan perempuan yang pendarahan dua belas tahun dalam Matius 9:20-22 dan penyembuhan anak perempuan Kanaan dalam Matius 15:21-28. Dalam kedua narasi tersebut Matius meredaksi materi yang diperolehnya dari Markus dengan mengurangi unsur-unsur magisnya untuk menghadirkan Yesus sebagai Mesias.
Transformasi Gereja Bagi Keadilan Ekonomi Andar Gomos Pasaribu
SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2023): June 2023
Publisher : STT BNKP Sundermann

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36588/sundermann.v16i1.117

Abstract

One of the most important dimensions of the economy is the creation of justice and common prosperity for all people in the world. The economy is both rules and norms forming a unified global society. Therefore, conversations and all systems that govern the economy must answer the most important question of the economy, namely whether the system formed and compiled by humans is able to bring social justice and shalom to all mankind. The biggest problem in addressing global poverty is the injustice of the economic system which makes the owners of capital richer, while the workers and the people are getting impoverished even though they have worked hard. This structured poverty has also resulted in a series of negative impacts of social life such as terrorism, environmental damage, racism and global discrimination. This article questions the role of the church in the phenomenon of economic injustice that has often been discussed in the global ecumenical community, for it seems the churches have not done much or even grasped the reality of this injustice. The true church is a church that is able to balance ecclesiocentricity and oikocentricity, meaning that the spiritual life of the church must be felt by members of the congregation socially and politically with social justice. Ecclesiology can only be understood if the church joins hands ecumenically, across religions and across nations in demanding an end to the injustice of the economic system while seeking equitable economic alternatives by absorbing the values of local wisdom.

Page 4 of 4 | Total Record : 39