cover
Contact Name
Indra Fibiona
Contact Email
indra.fibiona@kemdikbud.go.id
Phone
+6285647507523
Journal Mail Official
jantra@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Brigjen Katamso No. 139, Yogyakarta, 55152
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jantra
ISSN : 19079605     EISSN : 27150771     DOI : -
Sejarah: Meliputi kajian sejarah yang bertema nasionalisme dan pengembangan karakter bangsa melalui bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dengan ruang lingkup utama wilayah Indonesia, dan wilayah lain apabila ada keterkaitan dengan Indonesia, yang bisa dijadikan media diseminasi dalam menanamkan sikap kebangsaan. Budaya: Meliputi pokok kajian dalam bidang antropologi, geografi, naskah kuna, yang membahas tentang perubahan budaya, kearifan lokal, tradisi lisan, simbol, sistem pengetahuan, kerajinan, religi, keragaman budaya
Articles 79 Documents
KANDHORAK Mudjijono Mudjijono
Jantra. Vol 13 No 1 (2018): Menggali Identitas Daerah Melalui Asal Usul Nama Tempat
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.193 KB)

Abstract

Eating, sleeping, and defecating (kandhorak) are a condition that the people of Gedongtengen district is trying to avoid. Sosrowijayan, Gandekan, Jlagran, and Badran are kampoongs located in Gedongtengen area. These kampoongs are stigmatized as “black areas” where fights, gambling, drinking liquor, and prostitution are there. A jaker which means security personnel is a favorite job for men. This profession is social capital for them. Using the perspective of Castill and Bordeu’s theory of habitus, this research looked at the phenomenon of jakers. The data were drawn from library research, in-depth observations, and interviews.The result of the research shows that people who are given a negative stigma could in turn make it to become a social capital for their economic activity.
PSYCHOHISTORY GAYATRI RAJAPATNI SEBAGAI ROH PANCASILAIS Robit Nurul Jamil; Hermanu Joebagio
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.783 KB)

Abstract

Pendekatan psychohistory merupakan studi motivasi dan juga dapat dikembangkan menjadi konsep psikologi sosial (sociopsychological) untuk menjelaskan perilaku individu, kelompok, dan anggota masyarakat. Psychohistory akan memberikan sebuah nilai self-esteem yang mampu diserap oleh generasi selanjutnya, Psychohistory dalam tulisan ini bertugas mencari nilai sejarah. Sosok Gayatri sebagai bikshuni menempatkan dewi kebijaksanaan ini menjadi guru besar dalam kerohanian kerajaan. Di sisi lain, sumber sejarah mengatakan Gayatri adalah sosok pembina serta pembimbing raja-raja Majapahit. Kehidupan Gayatri ketika ditelisik melalui studi motivasi atau psychohistory, memiliki perjalanan yang panjang akan warisan nilai. Kehadiran nilai-nilai kejuangan tersebut lahir untuk kemaslahatan masyarakat pada waktu itu. Roh progresif merupakan pondasi bagi generasi mendatang. Roh progresif Pancasila adalah nilai yang dimiliki oleh Gayatri Rajapatni sebagai pelaku sejarah yang memiliki warisan nilai Pancasila dalam praktek. Tujuan dari penulisan ini memberikan gambaran sejarah dalam praktik nilai-nilai Pancasila, maksudnya adalah memberikan asumsi nilai-nilai Pancasila yang pernah dialami Gayatri Rajapatni sebagai perempuan di balik kejayaan Majapahit.
MENGGALI NILAI-NILAI SOLIDARITAS DALAM MOTIF-MOTIF BATIK INDONESIA Edi Eskak; Irfa'ina Rohana Salma
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1450.584 KB)

Abstract

Solidaritas merupakan hal penting bagi bangsa Indonesia yang majemuk. Kemajemukan dapat menjadi sumber kerawanan sosial yang dapat melemahkan suatu negara. Solidaritas nasional menjadi solusi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai luhur tentang solidaritas dapat dijumpai berupa tulisan, karya lisan, maupun karya visual. Karya visual khas Indonesia yang sarat dengan makna filosofis adalah batik. Tujuan penelitian ini adalah menggali nilai-nilai solidaritas yang terkandung dari motif-motif batik Indonesia, sehingga dapat semakin memperkaya pengetahuan dan dapat menggugah kesadaran tentang pentingnya solidaritas nasional. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menyajikan motif-motif yang mengandung makna nilai-nilai luhur solidaritas. Hasilnya didapatkan 29 motif batik dari berbagai daerah yang mengandung nilai-nilai solidaritas, antara lain yaitu: Kotak Nan Rancak (Sumatera), Sekar Jagad (Jawa), Dayak Latar Gringsing (Kalimantan), Kaledo (Sulawesi), Sekar Jagad Bali (Bali), Kuda Kupang (Nusa Tenggara), Pala (Maluku), dan Tambal Ukir (Papua). Nilai-nilai solidaritas yang terkandung yaitu: keberagaman, saling melengkapi, tolongmenolong, kebersamaan, toleransi, akulturasi, kerukunan, persatuan, persaudaraan, kekompakan, dan keselarasan hidup bermasyarakat. Pemahaman dan aktualisasi dari nilai-nilai solidaritas ini dapat mendukung penguatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
TRADISI LARUNG SESAJI PUGER UNTUK MEMBENTUK MASYARAKAT POLISENTRIS Aryni Ayu Widiyawati
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.932 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis historisitas tradisi petik laut sebagai bagian dari local genius hibridasi budaya antara Islam dan kepercayaan nenek moyang. Sense of belonging yang ada dalam masyarakat Puger menjadi awal terbentuknya masyarakat multikultural yang memperkuat nasionalisme kontemporer dalam ikatan negara kesatuan. Polisentris dalam penelitian ini adalah masyarakat multikultural dengan 300 kelompok etnik dan 1340 suku bangsa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Sejarah dengan tahapan: (1) Heuristik yakni pencarian datadata melalui observasi, teknik kepustakaan, wawancara mendalam dengan pihak terkait, (2) Kritik, yakni kritik Intern melalui kesaksian nelayan, dan juru kunci tradisi Larung Sesaji di Puger, dan kritik ekstern melalui dosen dan budayawan terkait dengan budaya, (3) Interpretasi, penjelasan dari data yang sudah diverifikasi, (4) Historiografi, yakni penulisan sejarah. Hasil dari penelitian diketahui bahwa serangkaian acara petik laut menggabungkan ajaran Islam dan adat animisme. Maksud dan tujuan dari berbagai upacara sedekah laut tersebut biasanya sama, yaitu memohon pada Tuhan agar para nelayan dianugerahi hasil laut yang melimpah pada tahun yang akan datang dan dihindarkan pula dari malapetaka selama melaut. Kebanyakan masyarakat nelayan tersebut meyakini bahwa laut memiliki penunggu (penjaga berupa makhluk gaib). Karena itu, di setiap penyelenggaraan ritual slametan laut, merupakan sikap masyarakat membentuk solidaritas sosial dalam bangsa polisentris.
MEMBANGUN SOLIDARITAS DALAM BUDAYA SAIYO SAKATO Ratih Probosiwi
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.853 KB)

Abstract

This research looks at the application of Saiyo Sakato culture in the daily life of Minang people, especially in Padang Pariaman. Saiyo Sakato as one of the noble values and original culture of the Minang community. It teaches the value of intergroup unity among the Minang people. The primary data were obtained from in-depth interviews, observations, while the secondary data were collected from library research. The value of intergroup unity among communities is associated with solidarity, that is, togetherness, common interest, and sympathy. The research findings show that as members of the Minang Nan Sakato community, people in Padang Pariaman who live both in villages and in urban areas still uphold the values of togetherness, unity and promote deliberation to reach consensus in community. The role of tetua adat (the elders in charge of adat), tetua lingkungan (the elders in charge of the environment), and religious elders is very strong in maintaining the sustainability of Saiyo Sakato.
POTRET SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA DAN JAWA DI LASEM Ernawati Purwaningsih
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.886 KB)

Abstract

Potret solidaritas sosial masyarakat Lasem menarik untuk dikaji. Hal ini disebabkan keberadaan etnis Tionghoa dengan etnis Jawa (pesantren) yang hidup berdampingan secara aman dan damai, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis ikatan solidaritas mekanik dan organik dalam kehidupan masyarakat antara etnis Tionghoa denganpara santri di Pondok Pesantren Kauman Lasem. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa solidaritas sosial yang terbentuk di Karangturi Lasem berupa solidaritas organik dan mekanik. Solidaritas organik terlihat dari adanya sikap saling membantu, baik dalam suatu kegiatan atau perhelatan seperti peringatan Haul Mbah Sambu yang diadakan Pesantren Kauman. Dalam kegiatan ini etnis Tionghoa membantu baik moral maupun material. Demikian pula ketika etnis Tionghoa memperingati hari raya, maka akan mendapat dukungan dari Pesantren.
UJARAN MENGANCAM MUKA Suyami Suyami; Djatmika Djatmika; Sumarlam Sumarlam; Dwi Purnanto
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.451 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang ‘tindak tutur mengancam muka’ (face threatening act /FTA) yang dilakukan oleh pelibat KBJ VI. Tindak tutur mengancam muka (FTA) merupakan tuturan yang kurang solider karena bisa membuat mitra tutur merasa malu dan merasa tidak senang, sehingga berpotensi memecah atau merenggangkan kerukunan. Penelitian ini berangkat dari permasalahan: Tindak tutur jenis apa sajakah yang berpotensi mengancam muka yang digunakan oleh pelibat KBJ VI? Bagaimanakah tingkat kesantunan tindak tutur yang mengandung FTA? Bagaimanakah respon mitra tutur terhadap tindak tutur yang mengandung FTA? Pengumpulan data dilakukan dengan metode rekam catat pilah pilih. Peneliti merekam seluruh tindak tutur resmi yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan KBJ VI. Hasil rekaman tersebut kemudian dicatat, lalu seluruh data dipilah-pilah, untuk selanjutnya dipilih data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa pada dasarnya ‘tindak tutur mengancam muka’ tidak sesuai dengan tuntunan ajaran tata nilai kesantunan Jawa, yakni ajaran untuk selalu amemangun karyenak tyasing sesama (membuat senang hati sesama) sebagai dasar untuk membangun jiwa solidaritas. Jiwa solidaritas akan terbangun ketika kita memiliki prinsip sapa gawe nganggo, sapa nandur ngundhuh; ngundhuh wohing pakarti; mong-kinemong; ngemong rasa; lembah manah, andhap asor; empan papan; grapyak semanak, semedulur. Dengan meyakini bahwa bandha mung titipan, nyawa mung gadhuhan, drajat pangkat mung sampiran, maka aja dumeh, ngono ya ngono, ning aja ngono, hendaklah memiliki rasa ewuh pekewuh, menghindari perilaku yang ora patut, ora lumrah, serta bersikap idhep isin dan mau menghargai (ngajeni) orang lain. Beberapa contoh FTA yang dilakukan dan menimpa pelibat KBJ VI merupakan contoh gambaran penguasaan tata nilai kesantunan Jawa oleh para penggiat dan pelaku budaya Jawa pada masa kini.
SOLIDARITAS DAN PERJUANGAN MENEGAKKAN KEMERDEKAAN Dwi Ratna Nurhajarini
Jantra. Vol 13 No 2 (2018): Solidaritas Nasional sebagai Upaya Penguatan NKRI
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.994 KB)

Abstract

Bulan September 1945, Bangsa Indonesia yang baru beberapa hari memproklamasikan kemerdekaannya mendapat tantangan yang serius. Kedatangan tentara Sekutu yang bertugas untuk melucuti tentara Jepang dan mengawasi para interniran di beberapa daerah menimbulkan perselisihan dengan pihak Republik Indonesia dan bahkan sampai menimbulkan pertempuran Salah satunya di Surabaya Jawa Timur. Tulisan ini membahas tentang solidaritas di kalangan warga Nahdatul Ulama dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Surabaya pada awal kemerdekaan. Tulisan ini dibangun dengan metode sejarah dan sumber primer maupun sekunder. Dalam peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Surabaya pada awal kemerdekaan pesantren dan NU memiliki solidaritas yang terbangun berdasarkan faktor agama dan menganut pola kepemimpinan yang kharismatik tradisional mampu menjadi kekuatan yang sangat solid dan mewarnai sejarah perjuangan bangsa.
MISI PENYELAMATAN BUDAYA Ferdi Arifin
Jantra. Vol 14 No 1 (2019): Budaya Agraris
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.38 KB) | DOI: 10.52829/jantra.v14i1.77

Abstract

Reforma agraria menjadi hal penting bagi Indonesia karena negara ini merupakan negara agraris. Isu ini menjadi sangat penting karena fakta yang ada menunjukkan bahwa reforma agraria tidak hanya sekedar upaya penyelamatan sumber daya agraria sebagai lahan produktif melainkan juga sebagai revitalisasi bahasa yang ada di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan mengkaji beberapa data kuantitatif yang sudah dilakukan oleh lembaga resmi pemerintah maupun swasta untuk disintesiskan dengan pendekatan linguistik antropologis dalam upaya melihat proses revitalisasi bahasa melalui reforma agraria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reforma agraria sangat lekat dengan revitalisasi bahasa karena kebudayaan merupakan suatu sistem yang melekat dalam proses kehidupan masyarakat sehingga reforma agraria menjadi misi penyelamatan untuk sumber daya agraria, budaya, dan bahasa.
MERTI DESA Ken Widyatwati; Mahfudz Mahfudz
Jantra. Vol 14 No 1 (2019): Budaya Agraris
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.903 KB) | DOI: 10.52829/jantra.v14i1.78

Abstract

Masyarakat Desa Kemetul sebagai masyarakat agraris selalu mengadakan Merti Desa setiap tahun sekali, yang dilaksanakan antara bulan Juni, Juli, atau Agustus bertepatan dengan hari Jumat Kliwon. Merti Desa merupakan tradisi yang dimaknai oleh masyarakat sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena hasil panen yang melimpah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah eksistensi Merti Desa sebagai tradisi masyarakat petani di Desa Kemetul. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi pada saat penelitian. Pelaksanaan Merti Desa merupakan wujud eksistensi tradisi pada masyarakat agraris yang berfungsi untuk menumbuhkan sikap gotong royong dan kepedulian masyarakat. Pelaksanaan Merti Desa juga sebagai wujud kepedulian masyarakat Desa Kemetul dalam melestarikan budaya tradisional.