cover
Contact Name
Eri Hendra Jubhari
Contact Email
webpdgi@gmail.com
Phone
+628124235346
Journal Mail Official
webpdgi@gmail.com
Editorial Address
Ruko Malino A4. Baruga, Antang, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
MDJ (Makassar Dental Journal)
ISSN : 20898134     EISSN : 25485830     DOI : 10.35856/mdj
Core Subject : Health,
The journal receives a manuscript from the following area below Dentistry science and development with interdisciplinary and multidisciplinary approach: Dental Public Health and Epidemiology Oral and Maxillofacial Surgery Dental Conservation and Endodontics Preventive Dentistry Biomedical Dentistry Dental Radiology Pediatric Dentistry Oral Pathology Prosthodontics Traumatology Oral Biology Biomaterials Orthodontics Periodontics
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014" : 6 Documents clear
Keakuratan electronic apex locator untuk menentukan panjang kerja Naomi Paramita T.; Juni Jekti Nugroho
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.655 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i1.155

Abstract

Menghilangkan seluruh jaringan pulpa, jaringan nekrosis, dan mikroorganisme di dalam saluran akar merupakan kunci keberhasilan perawatan saluran akar. Hal tersebut hanya dapat dicapai jika panjang gigi dan saluran akar ditentukan dengan akurat. Radiografi merupakan cara konvensional yang umum dipakai untuk menentukan panjang kerja. Dibandingkan dengan radiografi, menentukan panjang kerja dengan electronic apex locator akan lebih mudah, cepat, akurat dan tanpa adanya pemaparan radiasi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui cara kerja dan teknik penggunaan electronic apex locator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan erupsi gigi permanen pada anak Siti Sarah Aulia Amrullah; Hendrastuti Handayani
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.402 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i1.156

Abstract

Pada beberapa kasus, banyak ibu yang mengkhawatirkan jika gigi anak mengalami keterlambatan erupsi dibandingkan dengan gigi anak-anak pada umumnya. Gigi-geligi anak pada umumnya mulai erupsi pada usia sekitar 6-8 bulan dan lengkap sekitar pada usia 2 1 / 2 - 3 tahun. Selanjutnya, pada usia 6-12 tahun, gigi sulung mulai digantikan dengan gigi permanen. Gigi permanen lebih sering mengalami gangguan pada proses erupsi jika dibandingkan dengan gigi sulung. Gangguan proses tumbuh kembang baik gigi sulung maupun gigi permanen dapat mempengaruhi waktu erupsi. Variasi gangguan perkembangan gigi-geligi, biasanya baru dilihat bentuk kelainannya setelah erupsi. Keberagaman perkembangan gigi termasuk erupsi dapat berjalan normal, terlalu cepat, atau terlambat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lokal dan sistemik. Salah satu penyebab keterlambatan erupsi gigi permanen yaitu keterlambatan erupsi gigi sulung. Selain itu, keterlambatan erupsi juga dapat disebabkan karena ada gangguan pada proses tumbuh kembang, trauma, faktor nutrisi, atau pengaruh penyakit sistemik tertentu. Perbedaan waktu erupsi gigi permanen pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oleh karena itu, hal ini penting untuk dipahami oleh seorang dokter gigi agar dapat menjelaskan kepada orang tua anak tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi setiap tahap perkembangan gigi.
Stepwise Excavation Besse Tenri Awaru; Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.952 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i1.157

Abstract

Perawatan lesi karies yang dalam merupakan tantangan, karena harus memberi perlindungan pada pulpa. Ekskavasi karies pada lesi yang sangat dalam melibatkan risiko terbukanya pulpa, yang akan memperburuk prognosis pulpa. Berbagai macam perawatan telah disarankan untuk menangani lesi karies dalam. Tujuan dari tulisan ini adalah menyajikan metode perawatan lesi karies yang dalam secara lebih konservatif, invasi yang minimal dan mengurangi risiko terbukanya pulpa untuk penanganan klinis dari lesi karies yang dalam, yaitu stepwise excavation.
Pasak fiber reinforced komposit Wahdaniah Masdy; Juni Jekti Nugroho
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.364 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i1.158

Abstract

Dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi praktisi untuk memahami berbagai keunggulan pasak fiber reinforced composite. Pasak fiber reinforced composite selain mempunyai keuntungan estetik, juga memberikan keuntungan mekanik, fungsional serta klinik. Bahan ini juga mengatasi kelemahan pada pasak logam yakni teknik yang digunakan minimal invasif, lebih mudah diperbaiki, non-galvanik/non-korosif dan mampu mengurangi microleakage apabila disementasi dengan baik. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan bahan baru dan tehnik yang dianggap sebagai alternatif yang layak menjadi pengganti pasak logam.
Pengelolaan limbah rumah sakit gigi dan mulut di wilayah Kota Makassar Hasmil Eka Putri; Ritnawati .; Rasmidar Samad
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.118 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i1.159

Abstract

Pengelolaan limbah Rumah Sakit termasuk Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) akan berdampak terhadap petugas kesehatan, masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah RSGM di Kota Makassar. Jenis penelitian studi observasi deskriptif. Desain penelitian menggunakan studi cross sectional. Subjek penelitian yaitu semua institusi kesehatan gigi dan mulut di Kota Makassar, Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (PPKGM) Sulsel, RSGM Kandea dan RSGM Tamalanrea). Metode yang digunakan kuesioner modifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hasil observasi menunjukkan bahwa pengelolaan limbah RSGM di Kota Makassar untuk limbah padat pengelolaannya menggabungkan limbah medis dan non-medis dan belum ada pelabelan khusus pada kontainernya. Untuk limbah cair ketiga rumah sakit tersebut tidak melakukan atau menyediakan metode pengelolaan limbah cair sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu ketiga rumah sakit tersebut juga tidak memiliki rencana pengelolaan limbah secara khusus, baik limbah padat maupun limbah cair dan tidak ada petugas khusus untuk pengelolah limbah. Sehingga dapat disimpulkan RSGM di Kota Makassar tidak memenuhi sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang ditetapkan oleh WHO maupun Kemenkes RI.
Penerapan proteksi dokter gigi sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi silang: Penelitian di Kota Makassar Febrianty Alexes Siampa; Rasmidar Samad
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.11 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i1.160

Abstract

Infeksi silang adalah masalah utama dalam kedokteran gigi. Dokter gigi merupakan salah satu profesi yang rawan untuk terjadi infeksi silang, sehingga dokter gigi butuh proteksi diri yang lebih maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proteksi diri yang dilakukan oleh dokter gigi. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar pada bulan Agustus–September 2012. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan desain cross sectional. Dari populasi sebanyak 258 orang, ditentukan jumlah sampel 86 orang dokter gigi yang terdaftar sebagai anggota PDGI cabang Kota Makassar dengan metode simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kusioner dan berdasarkan hasil pengamatan. Data yang diperoleh diolah menggunakan program SPSS 16.0 dan dianalisis secara deskriptif frekuensi. Dari 86 dokter gigi terdapat 19,8% laki-laki dan 80,2% perempuan. Hasil penelitin menunjukkan bahwa dokter gigi yang divaksin hepatitis 61,6%. Dokter gigi yang selalu mengenakan masker 97,7%, dan 94,2% yang selalu menggunakan sarung tangan. Ada 27,9% dokter gigi yang selalu mengenakan sarung tangan double, 93% dokter gigi yang selalu mengganti sarung tangan pada setiap pasien yang berbeda, dan 15,1% dokter gigi selalu menggunakan kacamata pelindung, 45,3% dokter gigi selalu mengenakan jas pelindung, dan 86% dokter gigi selalu menggunakan larutan disinfektan. Disimpulkan bahwa tingkat pencapaian penerapan proteksi dokter gigi sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi silang hanya mencapai 51-75%.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 12 No. 2 (2023): Volume 12 Issue 2 Agustus 2023 Vol. 11 No. 1 (2022): Volume 11 Issue 1 April 2022 Vol. 10 No. 3 (2021): Volume 10 Issue 3 Desember 2021 Vol. 10 No. 2 (2021): Volume 10 Issue 2 Agustus 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): Volume 10 Issue 1 April 2021 Vol. 9 No. 3 (2020): Volume 9 Issue 3 December 2020 Vol. 9 No. 2 (2020): Volume 9 No 2 Agustus 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): Volume 9 No 1 April 2020 Vol. 8 No. 3 (2019): Vol 8 No 3 Desember 2019 Vol. 8 No. S - 2 (2019): Volume 8 Suplemen 2 2019 Vol. 8 No. 2 (2019): Vol 8 No 2 Agustus 2019 Vol. 8 No. S - 1 (2019): Volume 8 Suplemen 1 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019 Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018 Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Vol 6 No 1 April 2017 Vol. 6 No. S-1 (2017): Vol 6 Suplemen 1 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Vol 5 No 2 Agustus 2016 Vol. 5 No. S - 1 (2016): Vol 5 Suplemen 1 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Vol 5 No 1 April 2016 Vol. 4 No. 6 (2015): Vol 4 No 6 Desember 2015 Vol. 4 No. 5 (2015): Vol 4 No 5 Oktober 2015 Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015 Vol. 4 No. 3 (2015): Vol 4 No 3 Juni 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Vol 4 No 2 April 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015 Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014 Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014 Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014 Vol. 3 No. 3 (2014): Vol 3 No 3 Juni 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014 Vol. 2 No. 6 (2013): Vol 2 No 6 Desember 2013 Vol. 2 No. 5 (2013): Vol 2 No 5 Oktober 2013 Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013 Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013 Vol. 1 No. 6 (2012): Vol 1 No 6, Desember 2012 Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012 Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012 Vol. 1 No. 3 (2012): Vol 1 No 3, Juni 2012 Vol. 1 No. 2 (2012): Vol 1 No 2, April 2012 Vol. 1 No. 1 (2012): Vol 1 No 1, Februari 2012 More Issue