cover
Contact Name
Eri Hendra Jubhari
Contact Email
webpdgi@gmail.com
Phone
+628124235346
Journal Mail Official
webpdgi@gmail.com
Editorial Address
Ruko Malino A4. Baruga, Antang, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
MDJ (Makassar Dental Journal)
ISSN : 20898134     EISSN : 25485830     DOI : 10.35856/mdj
Core Subject : Health,
The journal receives a manuscript from the following area below Dentistry science and development with interdisciplinary and multidisciplinary approach: Dental Public Health and Epidemiology Oral and Maxillofacial Surgery Dental Conservation and Endodontics Preventive Dentistry Biomedical Dentistry Dental Radiology Pediatric Dentistry Oral Pathology Prosthodontics Traumatology Oral Biology Biomaterials Orthodontics Periodontics
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014" : 6 Documents clear
Aplikasi postur yang ergonomi pada dokter gigi selama perawatan klinis di kota Makassar Sarwo Edy; Rasmidar Samad
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.723 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i2.172

Abstract

Ergonomi adalah upaya menciptakan sistem kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman. Dokter gigi harus memahami tujuan mempelajari ergonomi di tempat praktik untuk menghindari risiko bahaya kerja. Postur tubuh yang ergonomi merupakan hal yang paling sering dihubungkan dengan faktor risiko bahaya kerja. Ada suatu zona pergerakan netral untuk pergerakan yang tidak memerlukan kekuatan otot yang berlebih atau menyebabkan ketidaknyamanan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Dari populasi dokter gigi umum yang terdaftar sebagai anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang Kota Makassar sebanyak 258 orang, didapatkan sampel sebanyak 100 orang, sesuai Gay dan Diehl dengan antisipasi drop out 20%. Pada penelitian ini didapatkan postur tubuh ergonomi yang paling sering diabaikan oleh respoden adalah memposisikan kaki dan punggung, sebanyak 27 respoden (27%). Penempatan pedal drive yang berdekatan dengan kaki merupakan postur tubuh ergonomi yang paling jarang diabaikan, sebanyak 9 responden (9%). Terlihat bahwa reponden dengan klasifikasi baik merupakan yang paling tinggi sebanyak 73 respoden (73%), serta klasifikasi sangat baik sebanyak 24 respoden (24%) dan klasifikasi cukup sebanyak 3 respoden (3%). Disimpulkan bahwa dokter gigi di Kota Makassar harus memperhatikan postur tubuhnya agar lebihergonomi saat melakukan perawatan agar terhindar dari bahaya kerja.
Low density lipoprotein sebagai faktor prediktor terhadap penurunan densitas mineral tulang pada osteoporosis Sitti Rafiah; Irene Edith Rieuwpassa; Uleng Bahrun; M. Iqbal Basri
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.004 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i2.173

Abstract

Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif metabolik yang ditandai dengan pengurangan massa tulang dan berisiko terjadi fraktur sehingga mengakibatkan kehilangan kemandirian dan mobilitas. Insiden osteoporosis meningkat sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui peranan LDL terhadap penurunan densitas mineral tulang sehingga diharapkan LDL yang merupakan uji laboratorium sederhana dapat digunakan sebagai penanda untuk memprediksi penurunan densitas mineral tulang. Metode yang digunakan untuk menilai penurunan densitas mineral tulang adalah dengan menggunakan dual energy x-ray absorptiometry (DEXA), sedang pengukuran LDL dengan metode fotometri menggunakan Pentra 400. Hiperkolestronemia telah dikaitkan dengan penurunan densitas mineral tulang. Tingginya kadar kolesterol LDL dapat menyebabkan osteoporosis, dengan aktifnya suatu molekul receptor activator of nuclear faktor kappa β ligan (RANKL) yang dikeluarkan oleh sel imun tubuh. Hasilnya menunjukkan bahwa kolesterol LDL yang tinggi dapat meningkatkan aktivitas selular dalam kehilangan massa tulang yang terlihat pada osteoporosis. Produk oksidasi LDL (oxLDL) mempunyai efek toksik terhadap osteoblas dengan menyebabkan apoptosis osteoblas dan menghambat diferensiasi preosteoblas yang mengakibatkan berkurangnya mineralisasi tulang. Hal Ini menunjukan adanya hubungan antara lipid dan metabolisma tulang. Disimpulkan bahwa LDL akan mengaktivasi pembentukan, fungsi dan diferensiasi osteoklas yang terlibat dalam remodeling tulang penyebab penurunan densitas mineral tulang pada osteoporosis.
Metode pengelolaan tingkah laku secara nonfarmakologi pada perawatan gigi anak di RSGM Unhas Adam Malik Hamudeng; Tri Aminah Saptiana
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.987 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i2.174

Abstract

Rasa takut dan cemas dapat mempengaruhi tingkah laku dan tingkat kooperatif anak.Hal ini biasanya disebabkan oleh pengalaman dan persepsi anak yang tidak menyenangkan pada perawatan gigi dan mulut.Pengelolaan tingkah laku perlu dilakukan untuk membangun komunikasi yang efektif, mengurangi rasa takut dan kecemasan pasien, serta membangun hubungan saling percaya dengan anak sehingga anak menjadi kooperatif dan dokter gigi dapat memberikan perawatan gigi yang berkualitas dan mempromosikan dalam diri anak sikap positif terhadap perawatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran metode pengelolaan tingkah laku anak secara nonfarmakologi pada perawatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan klinik di bagian IKGA RSGMP Unhas. Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif.Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2012. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 50 mahasiswa kepaniteraan klinik, ada 20 orang yang tidak menggunakan metode pengelolaan tingkah laku selama melakukan perawatan dan 30 orang lainnya yang menggunakan metode pengelolaan tingkah laku selama melakukan perawatan. Metode pengelolaan tingkah laku yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan yaitu positive reinforcement social.
Pembuatan gigitiruan sebagian lepasan dengan penyulit torus palatina Idham .; Bahruddin Thalib
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.404 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i2.175

Abstract

Torus palatina merupakan suatu eksostosis jinak pada palatum durum sepanjang sutura palatal yang melibatkan prosesus maksila dan palatina, pertumbuhannya sangat lambat dan dianggap sebagai gambaran anatomi normal. Torus palatina adalah tulang cancellous yang ditutupi oleh tulang kompak dan dilapisi dengan lapisan tipis mukoperiousteum, dapat meluas anteroposterior mencapai ujung papila insisivus dan tepi posterior palatum durum. Penatalaksanaan torus palatina saat membuat gigitiruan sebagian melibatkan pembedahan torus atau konstruksi window pada gigitiruan. Pembedahan torus dapat menyebabkan beberapa komplikasi, akan tetapi torus palatina dapat mempersulit penggunaan gigitiruan rahang atas sehingga pembuatan gigitiruan lepasan menjadi sulit. Dalam kasus ini dilaporkan mengenai pembuatan gigitiruan lepasan sebagian dengan torus palatina pada wanita usia 43 tahun dengan keluhan utama gigitiruan atasnya longgar sehingga minta dibuatkan gigitiruan baru. Pasien dilihat pada hari selanjutnya dan merasa nyaman.
Mengatasi akibat pemakaian gigitiruan lama dengan pencetakan teknik windowing Siwan .; Henni Koesmaningati
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.054 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i2.176

Abstract

Pembuatan gigitiruan penuh pada pasien dengan mukosa flabby menjadi tantangan tersendiri. Bila kurang tepat mereproduksi mukosa pendukung yang flabby ini, maka akan menyebabkan ketidakstabilan pada gigitiruan penuhnya. Cara mengatasi adanya mukosa flabby ini, beberapa literatur membagi dalam tiga cara, yaitu non bedah, bedah dan gigitiruan dukungan implan. Perawatan secara non bedah merupakan alternatif pertama. Pemasangan implan bukan tanpa risiko, perlu dipertimbangkan berkurangnya volume tulang alveolar. Cara bedah merupakan pilihan terakhir bila cara non bedah tidak dapat mengatasinya. Dilaporkan seorang wanita berumur 59 tahun datang ke klinik Prostodonsia dengan keluhan utama gigitiruan penuh atas longgar. Pemeriksaan intraoral terlihat mukosa yang flabby pada anterior atas yang meluas dari regio kaninus ke kaninus. Pada laporan kasus ini akan dijelaskan salah satu cara non bedah yaitu dengan memodifikasi teknik pencetakan. Teknik ini menggunakan sendok cetak perorangan yang dibuatkan window di daerah flabby. Daerah pendukung non-flabby dicetak dengan bahan zinc oxide eugenol, kemudian daerah flabby dicetak dengan bahan cetak polyvynil siloxane yang sering tersedia dalam praktek kedokteran gigi. Hasil yang diperoleh adalah teknik ini menyebabkan distorsi seminimal mungkin pada jaringan flabby, sehingga didapatkan model kerja yang baik untuk menghasilkan gigitiruan penuh dengan kestabilan optimal.
In office bleaching pada kasus diskolorasi ekstrinsik Wahyuniwati .; Juni Jekti Nugroho
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.596 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i2.177

Abstract

Keinginan untuk memiliki gigi putih dan senyum yang lebih menarik telah menjadi kebutuhan estetika yang penting bagi banyak pasien saat ini. Pemutihan gigi telah menjadi perawatan kosmetik yang populer di kalangan pasien yang ingin meningkatkan penampilan estetika mereka. Selain itu, penggunaan bahan pemutih gigi telah berkembang pesat di kalangan klinisi yang terutama disebabkan oleh minimnya waktu yang dibutuhkan dalam prosedur pemutihan gigi. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk menyajikan protokol in office bleaching. Makalah ini melaporkan seorang wanita usia 35 tahun, merasa tidak puas dengan warna geligi depannya dan menginginkan perawatan pemutihan gigi. Hidrogen peroksida gel 40% diaplikasikan pada geligi anterior atas dengan mengikuti petunjuk pabrik. Setelah prosedur pemutihan, hasil yang memuaskan dapat dicapai. Disimpulkan bahwa pemutihan gigi adalah perawatan non invasif yang dapat memberikan hasil estetika yang memuaskan.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 12 No. 2 (2023): Volume 12 Issue 2 Agustus 2023 Vol. 11 No. 1 (2022): Volume 11 Issue 1 April 2022 Vol. 10 No. 3 (2021): Volume 10 Issue 3 Desember 2021 Vol. 10 No. 2 (2021): Volume 10 Issue 2 Agustus 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): Volume 10 Issue 1 April 2021 Vol. 9 No. 3 (2020): Volume 9 Issue 3 December 2020 Vol. 9 No. 2 (2020): Volume 9 No 2 Agustus 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): Volume 9 No 1 April 2020 Vol. 8 No. 3 (2019): Vol 8 No 3 Desember 2019 Vol. 8 No. 2 (2019): Vol 8 No 2 Agustus 2019 Vol. 8 No. S - 2 (2019): Volume 8 Suplemen 2 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019 Vol. 8 No. S - 1 (2019): Volume 8 Suplemen 1 2019 Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018 Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017 Vol. 6 No. S-1 (2017): Vol 6 Suplemen 1 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Vol 6 No 1 April 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Vol 5 No 2 Agustus 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Vol 5 No 1 April 2016 Vol. 5 No. S - 1 (2016): Vol 5 Suplemen 1 2016 Vol. 4 No. 6 (2015): Vol 4 No 6 Desember 2015 Vol. 4 No. 5 (2015): Vol 4 No 5 Oktober 2015 Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015 Vol. 4 No. 3 (2015): Vol 4 No 3 Juni 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Vol 4 No 2 April 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015 Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014 Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014 Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014 Vol. 3 No. 3 (2014): Vol 3 No 3 Juni 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014 Vol. 2 No. 6 (2013): Vol 2 No 6 Desember 2013 Vol. 2 No. 5 (2013): Vol 2 No 5 Oktober 2013 Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013 Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013 Vol. 1 No. 6 (2012): Vol 1 No 6, Desember 2012 Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012 Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012 Vol. 1 No. 3 (2012): Vol 1 No 3, Juni 2012 Vol. 1 No. 2 (2012): Vol 1 No 2, April 2012 Vol. 1 No. 1 (2012): Vol 1 No 1, Februari 2012 More Issue