cover
Contact Name
Eri Hendra Jubhari
Contact Email
webpdgi@gmail.com
Phone
+628124235346
Journal Mail Official
webpdgi@gmail.com
Editorial Address
Ruko Malino A4. Baruga, Antang, Makassar
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
MDJ (Makassar Dental Journal)
ISSN : 20898134     EISSN : 25485830     DOI : 10.35856/mdj
Core Subject : Health,
The journal receives a manuscript from the following area below Dentistry science and development with interdisciplinary and multidisciplinary approach: Dental Public Health and Epidemiology Oral and Maxillofacial Surgery Dental Conservation and Endodontics Preventive Dentistry Biomedical Dentistry Dental Radiology Pediatric Dentistry Oral Pathology Prosthodontics Traumatology Oral Biology Biomaterials Orthodontics Periodontics
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019" : 12 Documents clear
Potensi ekstrak daun dewa sebagai penghambat pertumbuhan C.albicans pada lempeng resin akrilik: The potency of daun dewa extract as a growth inhibitor of C.albicans on acrylic resin plate Martha Mozartha; Sri Wahyuningsih Rais; Rani Purba; Juliet Ramadhanti
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.305 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.255

Abstract

Latar belakang: Plak pada permukaan gigi tiruan lepasan dapat menyebabkan infeksi, seperti denture stomatitis yang diakibatkan Candida albicans. Salah satu pencegahannya adalah dengan menggunakan pembersih kimiawi gigi tiruan yang tersedia di pasaran (Polident®). Bahan alami dapat menjadi alternatif dari bahan kimiawi, salah satunya adalah daun dewa (Gynura pseudochina) yang diketahui memiliki aktivitas antijamur. Tujuan: Untuk melihat potensi dari daun dewa dalam menghambat pertumbuhan C.albicans pada lempeng resin akrilik. Metode: Sebanyak 35 lempeng resin akrilik polimerisasi panas berukuran 10x10x1 mm 3 dikontaminasi dengan C.albicans, dibagi menjadi 6 kelompok (n=5). Sampel direndam selama 30 menit pada ekstrak daun dewa 2,5%, 5%, 10%, 15%, 20%, Polident dan akuades. C.albicans yang terdapat pada sampel dipindahkan ke larutan NaCl 0,9% kemudian dibenihkan pada media SDA. Jumlah koloni C.albicans yang tumbuh dihitung. Data dianalisis secara statistik dengan uji Kruskall-Wallis, dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan pada semua kelompok (P<0,05). Pertumbuhan C. albicans terendah pada kelompok uji adalah yang direndam dalam ekstrak 20%. Simpulan: Ekstrak daun dewa berpotensi untuk menghambat pertumbuhan C.albicans pada lempeng resin akrilik.
Bleaching interna pada gigi yang mengalami diskolorasi akibat trauma pada zona estetik: Internal bleaching of a traumatized discolored teeth in the aesthetic zone Syamsiah Syam; Nurhayati Natsir; Aries Chandra Trilaksana; M. Ruslin
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.679 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.256

Abstract

Latar Belakang: Diskolorasi pada gigi anterior merupakan suatu masalah estetik. Salah satu penyebab gigi anterior berubah warna adalah cedera traumatik. Bleaching interna merupakan salah satu cara untuk mengatasi diskolorasi yang bersifat minimal invasif. Kasus: Pasien berusia 29 tahun datang ke klinik untuk mendapatkan perawatan pada gigi insisivus sentralis kiri atasnya. Gigi tersebut berwarna cokelat kehitaman akibat cedera traumatik. Pemeriksaan klinis menunjukkan gigi 21 mengalami diskolorasi. Tes vitalitas, perkusi, dan palpasi negatif. Penatalaksanaan: Dilakukan perawatan saluran akar kemudian dilanjutan dengan bleaching interna. Simpulan: Diskolorasi gigi yang disebabkan oleh nekrosis pulpa akibat cedera dapat diputihkan dengan bleaching interna. Kata kunci: diskolorasi, bleaching interna, cedera traumatik
Penggunaan splint pada anak usia sekolah mencegah terjadinya gangguan sendi temporomandibula: The use of splint in school-age children prevents the occurence of temporomandibular joint disorders Ardiansyah S Pawinru; Muhammad Ikbal
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.295 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.257

Abstract

Pendahuluan: Maloklusi dan gangguan sendi temporomandibula merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan gigi, khususnya bidang ortodonsia dan prostodonsia. Prevalensi maloklusi dan gangguan sendi temporomandibula di Indonesia masih sangat tinggi, diperparah dengan tingkat kesadaran perawatan gigi yang masih rendah dan kebiasaan buruk seperti mengisap jari, kebiasaan parafungsional. Kebiasaan buruk tersebut sering dilakukan oleh anak sekolah dasar yang masih dalam tahap tumbuh kembang. Pada beberapa sekolah dasar, anak muridnya terindikasi mengalami maloklusi dan kelainan sendi temporomandibula serta kesulitan dalam mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut secara rutin akan dirawat dengan menggunakan splint, untuk mengurangi serta mencegah kerusakan yang lebih lanjut. Tujuan: Memberikan pengetahuan, melakukan pemeriksaan dan pencegahan dini maloklusi dan gangguan sendi temporomandibula pada anak usia sekolah. Metode: Tahap pertama, dilakukan penyuluhan berupa dental health education (DHE) dan pemeriksaan maloklusi dan gangguan sendi temporomandibula. Tahap kedua, dilakukan perawatan maloklusi dan perawatan gangguan sendi temporomandibula. Simpulan: Perawatan splint merupakan perawatan yang paling populer untuk pencegahan gangguan sendi temporomandibula dan mudah dibuat serta digunakan. Edukasi pasien meliputi pemahaman secara luas dibutuhkan untuk mendapatkan terapi yang efektif.
Gambaran tingkat kebutuhan dan keberhasilan perawatan ortodontik berdasarkan indeks ICON di Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Hasanuddin: An overview of the level of need and success of orthodontic treatment based on the ICON index at the Dental Hospital of Hasanuddin University Nurafni Massal; Susilowati .
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.413 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.258

Abstract

LatarBelakang:Kebutuhan akan perawatan ortodontik sudah menjadi hal yang penting di masyarakat. Mengoreksi maloklusi ataupun mencapai keseimbangan yang baik antara hubungan oklusi gigi geligi, estetika wajah, dan stabilitas hasil perawatan merupakan harapan dari sebuah perawatan ortodontik. Salah satu indeks yang dipakai untuk mengukur kebutuhan dan kebehasilan dari sebuah perawatan ortodontik adalah ICON. Tujuan: untuk melihat tingkat kebutuhan dan keberhasilan perawatan ortodontik berdasarkan indeks ICON di RSGM Unhas. Bahan dan Metode: Sebanyak 30 model studi dan model evaluasi yang terdapat di bagian Ortodonsia dipilih secara acak dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Model tersebut diukur berdasarkan 5 kompenen indeks ICON. Data diproses dan dianalisis dengan perangkat lunak SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: 80% model studi membutuhkan perawatan ortodontik. Untuk keberhasilan perawatan diperoleh hasil a) greatly improved (3,33%), b) substantially improved (30%), c) moderately improved (23,33%), d) minimally improved (26,67%) dan e) not improved or worst (16,67%). Simpulan: kebutuhan perawatan ortodontik di bagian Ortodonsia RSGMUnhas dapat dikatakan tinggi, akan tetapi tingkat keberhasilan perawatannya belum memberikan hasil yang memuaskan.
Teknik pencetakan fungsional untuk pembuatan gigi tiruan lengkap pada pasien dengan lingir datar: Functional impression technique for making complete denture in flat-ridge patient Meriyam Muchtar; Ike Damayanti Habar
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.409 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.259

Abstract

Lingir datar atau flat ridge merupakan salah satu faktor penyulit dalam pembuatan gigi tiruan, karena kurangnya dukungan sehingga retensi dan stabilitas gigi tiruan sulit didapatkan. Suatu gigi tiruan yang baik harus dapat mengembalikan fungsi pengunyahan, estetik dan fonetik. Pada pembuatan gigi tiruan pada pasien dengan lingir datar, teknik pencetakan fungsional merupakan tahapan yang penting karena akan menghasilkan cetakan yang presisi, sehingga diperoleh dukungan yang cukup untuk pembuatan gigi tiruan. Hal yang paling diutamakan dalam pencetakan fungsional juga adalah penentuan batas-batas dari rongga mulut yang harus tercetak agar diperoleh dukungan yang cukup untuk pembuatan gigi tiruan. Adapun teknik pencetakan yang dapat digunakan pada pasien dengan lingir datar adalah teknik pencetakan mulut terbuka, teknik pencetakan sublingual dan teknik pencetakan neutral zone.
Prostodontik preventif dalam mempertahankan tulang alveolar: sebuah kajian pustaka: Preventive prosthodontic in maintaining alveolar bone: a literature review Ikhriahni .; Moh. Dharmautama
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.026 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.260

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan gigi tiruan lengkap dapat menyebabkan berbagai komplikasi pasca perawatan, salah satunya adalah resorbsi tulang alveolar. Tulang alveolar memiliki fungsi sebagai pendukung gigi tiruan dapat mengalami resorbsi apabila gigi telah dicabut. Salah satu alternatif dalam pembuatan gigi tiruan lepasan dengan memanfaatkan gigi-gigi alami yang masih bisa dipertahankan adalah menggunakan overdenture. Overdenture adalah gigi sebagian atau lengkap lepasan yang basis gigi tiruan didukung oleh mukoperiosteum dan beberapa gigi atau akar gigi yang sudah dilakukan perawatan saluran akar. Penggunaan gigi-gigi pendukung menghambat proses resorbsi tulang alveolar dan tinggi tulang dipertahankan sehingga menambah retensi dan stabilitasi gigi tiruan. Selain itu tekanan pada mukosa berkurang dan peranan dari proprioseptor yang terdapat pada ligamen periodontal gigi pendukung tetap efektif. Tujuan: Memberikan informasi bahwa memelihara gigi alami yang masih ada dan akar gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar dapat digunakan sebagai pendukung gigi tiruan yang dapat mencegah terjadinya resorbsi tulang alveolar secara progresif. Kesimpulan: Overdenture merupakan perawatan prostodontik preventif yang dapat mencegah timbulnya berbagai masalah pasca pemasangan gigi tiruan.
Pengukuran dimensi vertikal secara langsung pada wajah dan tidak langsung dengan analisis sefalometri: Vertical dimension measurement directly on the face and indirectly by cephalometric analysis Maqhfirah Amiruddin; Bahruddin Thalib
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.247 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.261

Abstract

Pendahuluan: Hubungan rahang atas dan rahang bawah merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan gigi tiruan. Hingga saat ini, posisi rahang bawah terhadap rahang atas pada bidang vertikal masih menjadi perhatian, khususnya berkaitan dengan perubahan dari jaringan keras dan jaringan lunak pada wajah akibat kehilangan gigi. Ketidakakuratan pengukuran dimensi vertikal (DV) merupakan kesalahan yang bisa berdampak ketidaknyamanan hingga timbul rasa nyeri pada pasien yang direhabilitasi dengan gigi tiruan. Terdapat beberapa metode pengukuran DV yang telah direkomendasikan, antara lain pengukuran langsung pada wajah dan pengukuran tidak langsung dengan menggunakan analisis sefalometri. Metode pengukuran secara langsung pada wajah adalah metode yang paling sering digunakan dan dinilai akurat. Disamping itu, penggunaan foto sefalometri juga dapat digunakan sebagai alat ukur yang akurat untuk menentukan DV. Tujuan: Menjelaskan kepada dokter gigi mengenai tahapan pengukuran DV secara langsung pada wajah dan dengan analisis foto sefalometri sehingga ketidakakuratan dalam pengukuran dapat dihindari. Simpulan: Penentuan DV akan lebih akurat apabila metode pengukuran digabungkan antara pengukuran langsung pada wajah dan menggunakan analisis sefalometri.
Perbedaan daya hambat ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) dengan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) sebagai bahan irigasi saluran akar penghambat bakteri Enterococcus faecalis: The difference of the guava leaf extract (Psidium guajava Linn.) with Lime water (Citrus aurantifolia) as an irrigation material of root canal as inhibitors of bacteria Enterococcus faecalis Syamsiah Syam; Nur Fadhilah Arifin; Risnayanti Anas
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.378 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.262

Abstract

Latar belakang: Pada penelitian terdahulu, Citrus aurantifolia konsentrasi 100% sebagai bahan irigasi saluran akar efektif dalam menghambat Enterococcus faecalis dibandingkan dengan Psidium guajava Linn konsentrasi 60%.Namun kandungan asam yang sangat tinggi pada jeruk nipis dapat menyebabkan demineralisasi dinding saluran akar sehingga gigi menjadi lebih rapuh. Tujuan: menganalisis perbedaan daya hambat ekstrak daun jambu biji 100% dengan air perasan jeruk nipis 100% pada bakteri E.faecalis. Bahan dan metode: penelitian ini menggunakan ekstrak daun jambu biji, air perasan jeruk nipis dan bakteri E.faecalis dan merupakan penelitian eksperimen laboratorium dengan post-test only control group design dan uji statistik dengan post hoc test. Hasil: zona inhibisi yang terbentuk pada ekstrak daun jambu biji 100% sebesar 11,75± 0,68 mm, pada perasan jeruk nipis 100% sebesar 16,802±0,524 mm, serta berdasarkan uji statistik menunjukkan p = 0,070 > α = 0,05. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan signifikan diameter zona inhibisi antara ekstrak daun jambu biji 100% dengan air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) 100% dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.faecalis.
Perbandingan penyembuhan luka setelah penggunaan low level laser therapy dan teknik scalpel pada gingivektomi: systematic review: Comparison of wound healing after using low level laser therapy and scalpel technique only on gingivectomy: a systematic review Trisantoso Rezdy Asalui; Sri Oktawati; Surijana Mappangara
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.004 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.263

Abstract

Tujuan: Untuk membandingkan penyembuhan luka setelah gingivektomi menggunakan low level therapy dan teknik scalpel. Metode: Dua mesin pencarian jurnal digunakan pada penelitian ini, yaitu Pubmed dan Wiley untuk mengindentifikasi artikel yang telah dipublikasi pada jurnal kedokteran gigi, yang berfokus pada penyembuhan luka setelah low level therapy dan teknik scalpel. Artikel full-text dan review yang berhubungan dilakukan secara manual. Sebanyak 91 artikel ditemukan, tetapi hanya dua penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: Pencarian awal menghasilkan 91 artikel. Hanya full-text dipilih dalam penelitian ini. Terdapat dua penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, dengan 60 pasien sebagi sampel. Semua penelitian menunjukkan peningkatan penyembuhan luka berdasarkan epitelisasi setelah hari ketiga dan ketujuh gingivektomi setelah menggunakan low level laser therapy. Perbedaan antara kelompok kontrol dan uji menunjukkan bahwa low level laser therapy memberikan hasil terbaik. Simpulan: Perawatan menggunakan low level therapy menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan teknik scalpel.
Peranan dokter gigi dalam disaster victim identification: The role of dentists in disaster victim identification Muliaty Yunus; Arni Irawaty Djais; Dwi Putri Wulansari; Meilissa Thunru
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.787 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v8i1.264

Abstract

Disaster victim identification (DVI) adalah suatu istilah yang digunakan sebagai prosedur dalam mengidentifikasi identitas korban meninggal akibat suatu bencana massal, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mengacu pada standar baku Interpol. Salah satu metode identifikasi primer yang diakui oleh Interpol adalah status/ keadaan gigi geligi, karena gigi geligi dapat bertahan hingga suhu 1600 °C tanpa kehilangan struktur mikro dan bersifat lebih tahan lama terhadap proses pembusukan. Hal ini yang membuat bidang kedokteran gigi menjadi unik dan dokter gigi memiliki peran yang sangat penting dalam DVI, yang diawali dari pengumpulan data postmortem dan antemortem, hingga rekonsiliasi.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol. 12 No. 2 (2023): Volume 12 Issue 2 Agustus 2023 Vol. 11 No. 1 (2022): Volume 11 Issue 1 April 2022 Vol. 10 No. 3 (2021): Volume 10 Issue 3 Desember 2021 Vol. 10 No. 2 (2021): Volume 10 Issue 2 Agustus 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): Volume 10 Issue 1 April 2021 Vol. 9 No. 3 (2020): Volume 9 Issue 3 December 2020 Vol. 9 No. 2 (2020): Volume 9 No 2 Agustus 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): Volume 9 No 1 April 2020 Vol. 8 No. 3 (2019): Vol 8 No 3 Desember 2019 Vol. 8 No. S - 2 (2019): Volume 8 Suplemen 2 2019 Vol. 8 No. 2 (2019): Vol 8 No 2 Agustus 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): Volume 8 No 1 April 2019 Vol. 8 No. S - 1 (2019): Volume 8 Suplemen 1 2019 Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018 Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): Vol 6 No 1 April 2017 Vol. 6 No. S-1 (2017): Vol 6 Suplemen 1 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): Vol 5 No 2 Agustus 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): Vol 5 No 1 April 2016 Vol. 5 No. S - 1 (2016): Vol 5 Suplemen 1 2016 Vol. 4 No. 6 (2015): Vol 4 No 6 Desember 2015 Vol. 4 No. 5 (2015): Vol 4 No 5 Oktober 2015 Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015 Vol. 4 No. 3 (2015): Vol 4 No 3 Juni 2015 Vol. 4 No. 2 (2015): Vol 4 No 2 April 2015 Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015 Vol. 3 No. 6 (2014): Vol 3 No 6 Desember 2014 Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014 Vol. 3 No. 4 (2014): Vol 3 No 4 Agustus 2014 Vol. 3 No. 3 (2014): Vol 3 No 3 Juni 2014 Vol. 3 No. 2 (2014): Vol 3 No 2 April 2014 Vol. 3 No. 1 (2014): Vol 3 No 1 Februari 2014 Vol. 2 No. 6 (2013): Vol 2 No 6 Desember 2013 Vol. 2 No. 5 (2013): Vol 2 No 5 Oktober 2013 Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013 Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013 Vol. 2 No. 2 (2013): Vol 2 No 2 April 2013 Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013 Vol. 1 No. 6 (2012): Vol 1 No 6, Desember 2012 Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012 Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012 Vol. 1 No. 3 (2012): Vol 1 No 3, Juni 2012 Vol. 1 No. 2 (2012): Vol 1 No 2, April 2012 Vol. 1 No. 1 (2012): Vol 1 No 1, Februari 2012 More Issue