cover
Contact Name
J-Proteksion
Contact Email
j-proteksion@unmuhjember.ac.id
Phone
+6281217455000
Journal Mail Official
j-proteksion@unmuhjember.ac.id
Editorial Address
Jl. Karimata No. 49 Jember - Jawa Timur - Indonesia
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
J-Proteksion: Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Teknik Mesin
ISSN : 25286382     EISSN : 25413562     DOI : http://dx.doi.org/10.32528/jp
Jurnal Kajian Ilmiah dan Teknologi Mesin (J-Proteksion) adalah jurnal yang dikelola oleh Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jember, dan diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Jember secara berkala (p-ISSN:2528-6382) dan (e-ISSN: 2541-3562). Artikel yang termuat adalah artikel hasil penelitian asli dan komprehensif dari kontributor yang telah melalui tahap review dalam bidang teknik mesin yang mencakup manufaktur, konversi energi, manajemen energi, analisis kegagalan, kontrol, korosi, energi terbarukan, dan ilmu material. Pertama kali terbit pada tahun 2016.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion" : 10 Documents clear
PENGARUH SUAIAN SINGLE ROW DEEP GROOVE BALL BEARING TERHADAP ROLLING RESISTANCE Syatar, Rizki Abdus; Kristianta, Franciscus Xaverius; Fachri, Boy Arief
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2279

Abstract

Bearing clearance adalah jumlah dari free ball bearing yang bergerak sebelum instalasi. Bearing clearance sangat berpengaruh terhadap nilai rolling resistance. Semakin besar nilai clearance, semakin kecil nilai rolling resistance-nya. Rolling bearing tahan terhadap ball bearing yang telah dan akan terguling karena gesekan. Pada penelitian ini, tipe bearing yang digunakan adalah 6301 ZZ C3 dan 6301 ZZ C4 dengan kecepatan rotasi sebesar 29 rpm, 310 rpm, 330 rpm, dan diberikan gaya 165 N, 175 N, dan 200 N. Uji tes bearing dilakukan secara eksperimen menggunakan peralatan rolling resistance test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bearing dengan tipe 6301 ZZ C4 mempunyai nilai rolling resistance yang lebih kecil sebesar 0.22 N daripada bearing tipe 6301 ZZ C3. Nilai rolling resistane bearing 6301 ZZ C3 adalah sebesar 1.15 N dan nilai rolling resistance 6301 ZZ C4 adalah 0.93 N.
ANALISIS KEKUATAN MATERIAL BAJA S45C PADA PERENCANAAN ARM DAN POROS PENYANGGA DISC BRAKE BELAKANG MOTOR SKUTER 2 TAK 150 CC Anggraista, Alfian; Mufarida, Nely Ana; Nusantara, Ardhi Fathonisyam Putra
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2275

Abstract

Beberapa anggota komunitas sepeda motor sangat senang memodifikasi sepeda motornya, mulai dari body, mesin, pengapian, pembakaran sampai sistem pengereman. Sebagian besar motor vespa produksi piaggio dengan sistem 2 tak masih menggunakan tipe rem tromol, dimana tipe rem ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi ada sebagian pengguna vespa yang telah memodifikasi motornya sehingga mampu untuk melaju melebihi kecepatan maksimum. Dimana kecepatan maksimum vespa yaitu 100 km/jam, oleh karena itu di butuhkan sistem pengereman yang baik, agar saat motor digunakan pada kecepatan tinggi pengemudi tetap dapat mengendalikan arah laju kendaraan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu berdasarkan hasil simulasi stress, strain, displacement dan melakukan perbandingan nilai stress dengan angka keamanan menurut teori kegagalan MDET (Mises Distortion-Energy Theory) pada arm dan poros penyangga disc brake menggunakan material baja S45C didapat angka keamanan untuk arm penyangga sebesar 105 Mpa dan poros penyangga 52,5 Mpa, tegangan maksimal pada arm penyangga sebesar 9.994 Mpa, strain 3.774e-5 Mpa dan displacement 5,791e-3 mm sedangkan tegangan maksimal pada poros penyangga sebesar 24.621883 Mpa, strain 7.705e-2 Mpa dan displacement 1.381 mm.
PENGARUH KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEBULATAN GEOMETRIK POROS HASIL BUBUT Kosjoko, Kosjoko
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2276

Abstract

Kerusakan bantalan (bearing) atau bantalan luncur akan menimbulkan panas, getaran atau kemacetan mesin. Kerusakan tersebut umumnya disebabkan oleh geometrik poros. Salah satu geometrik poros yang mempengaruhi kerusakan adalah kebulatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kedalaman pemakanan (depth of cut) terhadap kebulatan poros hasil bubut. Penelitian menggunakan desain eksperimental faktorial dengan benda kerja baja lunak (mild steel), pahat Carbide jenis pahat kanan PCLNR1616H09, dengan variabel perubahan kedalaman pemakanan dipilih 0,3 mm, 0,6 mm, 0,9 mm, 1,2 mm, 1,5 mm. Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa kecepatan asutan, kedalaman pemakanan dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap geometris kebulatan hasil bubut. Semakin tinggi kecepatan asutan dan semakin tebal kedalaman pemakanan, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan kebulatan terkecil terjadi pada 0,016 mm, kecepatan pemakanan (Feed Rate) 0,070 mm/rev, kedalaman pemakanan 0,3 mm. Kebulatan terbesar 0,056 mm terjadi pada kecepatan pemakanan) 0,070 mm/rev dan kedalaman pemakanan 1,5 mm
ANALISIS PRESTASI KERJA MESIN MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR BENSIN PERTAMAX DAN METHANOL (CH3OH) PADA MOTOR BAKAR BENSIN 4 LANGKAH Lestar, Beni Pamuji; Mufarida, Nely Ana; Irawan, Andik
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2277

Abstract

Dengan meningkatnya perkembangan sektor transportasi darat yang pesat, maka pemanfaatan dan peningkatan kualitas minyak bumi terus menerus dilakukan. Perbaikan kualitas bahan bakar dilakukan bermacam-macam cara, antara lain dengan penambahan zat aditif, meliputi : TEL (Tetra Ethyl Lead), TML (Tertra Methyl Lead), MMT (Methilcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl). Penambahan aditif ini diharapkan dapat menaikkan nilai oktan, salah satu contohnya adalah bahan bakar bensin pertamax yang mempunyai nilai oktan 91,5 didapat dari hasil pencampuran bensin premium dengan MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether) sebanyak 10%. Selain itu dapat juga ditambahkan hidro karbon ringan. Penambahan atau pencampuran bahan bakar murni dengan hidro karbon lebih dirasakan aman bagi lingkungan, beda halnya dengan penggunaan zat aditif diatas yang mempunyai kadar timbal (Pb) dan juga mangan. Pada penelitian ini penulis mencoba mencampur bahan bakar bensin pertamax murni 100% dengan senyawa hidro karbon yaitu methanol (CH3OH), penelitian ini dilakukan dengan membandingkan bahan bakar bensin murni (pertamax) dengan berbagai campuran methanol yaitu 5% sampai 25% methanol dengan range 5% terhadap prestasi mesinnya. Dalam melakukan penelitian ini posisi throttle terbuka penuh, kemudian menetapkan variasi putaran mesin yang berubah-ubah (dari 1000 rpm s/d 70000 rpm), sehingga didapatkan sebuah data untuk mengetahui prestasi mesin. Dari hasil pengujian emisi gas Buang Karbon Monoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC) rata-rata tertinggi pada rpm rendah (1000 rpm) dan penambahan methanol dapat mengurangi kadar CO pada rpm tinggi (4000 - 7000 rpm) dengan kadar CO tertinggi 6,66% dan terendah 0,08%, untuk HC tertinggi 759 ppm dan terendah 29 ppm. Torsi dan daya tertinggi diperoleh pada variasi pertamax 75% : 25% methanol, sehingga penambahan methanol bisa meningkatkan torsi dan daya. Penggunaan methanol untuk campuran bahan bakar, meskipun bisa menurunkan kadar CO dan HC, tapi untuk adanya methanol berakibat turunnya daya dan torsi.
PENGARUH MATERIAL SINGLE ROW DEEP GROOVE BALL BEARING TERHADAP ROLLING RESISTANCE Rahardo, Agung Cahyo; Kristianta, FX; Wibowo, Robertoes Koekoeh Koentjoro
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2278

Abstract

Selain kendaraan yang ditawarkan harus aman, nyaman, dan efisien, dibutuhkan kendaraan masa depan yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan polusi karena efek gas buang. Efisiensi merupakan aspek yang perlu dikembangkan. Rolling resistence pada bantalan adalah tahanan terhadap elemen rolling yang bekerja pada bantalan karena adanya gesekan antara dua permukaan yang berputar atau menggelinding. Tahanan gelinding (rolling resistance) merupakan segala gaya-gaya luar yang berlawanan arah dengan arah gerak gerakan yang sedang berjalan. Tahanan gelinding (rolling resistance) bisa disebut juga sebagai besarnya tenaga tarik yang dibutukan untuk menggerakkan tiap ton kendaraan. Pada dasarnya Rolling resistance adalah momen yang digunakan elemen rolling pada bantalan untuk melawan arah gerakan, setara dengan yang dibutuhkan untuk menggerakkan bantalan. Penelitian ini difokuskan kepada variasi jenis material single row deep groove ball bearing terhadap rolling resistance. Penelitian ini dilakukan menggunkan metode eksperimental. Terdapat pengaruh jenis material yang terkandung dalam bearing hybrid dan ceramic terhadap nilai rolling resistance. Antara lain material cage, ball bearing yang mempunyai sifat mekanis. Jenis material hybrid memiliki nilai rolling resistance lebih kecil dari jenis material full ceramic sebesar 0,7110 N. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin kecil beban dan putaran maka akan semakin rendah nilai rolling resistance. Jenis material bearing hybrid memiliki nilai rolling resistance yang lebih rendah dari bearing full ceramic. hal ini disebabkan oleh pengaruh sifat material yang terkandung dalam material bearing.
ANALISIS PRESTASI KERJA MESIN MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR BENSIN PERTAMAX DAN METHANOL (CH3OH) PADA MOTOR BAKAR BENSIN 4 LANGKAH Beni Pamuji Lestar; Nely Ana Mufarida; Andik Irawan
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2277

Abstract

Dengan meningkatnya perkembangan sektor transportasi darat yang pesat, maka pemanfaatan dan peningkatan kualitas minyak bumi terus menerus dilakukan. Perbaikan kualitas bahan bakar dilakukan bermacam-macam cara, antara lain dengan penambahan zat aditif, meliputi : TEL (Tetra Ethyl Lead), TML (Tertra Methyl Lead), MMT (Methilcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl). Penambahan aditif ini diharapkan dapat menaikkan nilai oktan, salah satu contohnya adalah bahan bakar bensin pertamax yang mempunyai nilai oktan 91,5 didapat dari hasil pencampuran bensin premium dengan MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether) sebanyak 10%. Selain itu dapat juga ditambahkan hidro karbon ringan. Penambahan atau pencampuran bahan bakar murni dengan hidro karbon lebih dirasakan aman bagi lingkungan, beda halnya dengan penggunaan zat aditif diatas yang mempunyai kadar timbal (Pb) dan juga mangan. Pada penelitian ini penulis mencoba mencampur bahan bakar bensin pertamax murni 100% dengan senyawa hidro karbon yaitu methanol (CH3OH), penelitian ini dilakukan dengan membandingkan bahan bakar bensin murni (pertamax) dengan berbagai campuran methanol yaitu 5% sampai 25% methanol dengan range 5% terhadap prestasi mesinnya. Dalam melakukan penelitian ini posisi throttle terbuka penuh, kemudian menetapkan variasi putaran mesin yang berubah-ubah (dari 1000 rpm s/d 70000 rpm), sehingga didapatkan sebuah data untuk mengetahui prestasi mesin. Dari hasil pengujian emisi gas Buang Karbon Monoksida (CO) dan Hidrokarbon (HC) rata-rata tertinggi pada rpm rendah (1000 rpm) dan penambahan methanol dapat mengurangi kadar CO pada rpm tinggi (4000 - 7000 rpm) dengan kadar CO tertinggi 6,66% dan terendah 0,08%, untuk HC tertinggi 759 ppm dan terendah 29 ppm. Torsi dan daya tertinggi diperoleh pada variasi pertamax 75% : 25% methanol, sehingga penambahan methanol bisa meningkatkan torsi dan daya. Penggunaan methanol untuk campuran bahan bakar, meskipun bisa menurunkan kadar CO dan HC, tapi untuk adanya methanol berakibat turunnya daya dan torsi.
PENGARUH MATERIAL SINGLE ROW DEEP GROOVE BALL BEARING TERHADAP ROLLING RESISTANCE Agung Cahyo Rahardo; FX Kristianta; Robertoes Koekoeh Koentjoro Wibowo
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2278

Abstract

Selain kendaraan yang ditawarkan harus aman, nyaman, dan efisien, dibutuhkan kendaraan masa depan yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan polusi karena efek gas buang. Efisiensi merupakan aspek yang perlu dikembangkan. Rolling resistence pada bantalan adalah tahanan terhadap elemen rolling yang bekerja pada bantalan karena adanya gesekan antara dua permukaan yang berputar atau menggelinding. Tahanan gelinding (rolling resistance) merupakan segala gaya-gaya luar yang berlawanan arah dengan arah gerak gerakan yang sedang berjalan. Tahanan gelinding (rolling resistance) bisa disebut juga sebagai besarnya tenaga tarik yang dibutukan untuk menggerakkan tiap ton kendaraan. Pada dasarnya Rolling resistance adalah momen yang digunakan elemen rolling pada bantalan untuk melawan arah gerakan, setara dengan yang dibutuhkan untuk menggerakkan bantalan. Penelitian ini difokuskan kepada variasi jenis material single row deep groove ball bearing terhadap rolling resistance. Penelitian ini dilakukan menggunkan metode eksperimental. Terdapat pengaruh jenis material yang terkandung dalam bearing hybrid dan ceramic terhadap nilai rolling resistance. Antara lain material cage, ball bearing yang mempunyai sifat mekanis. Jenis material hybrid memiliki nilai rolling resistance lebih kecil dari jenis material full ceramic sebesar 0,7110 N. Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin kecil beban dan putaran maka akan semakin rendah nilai rolling resistance. Jenis material bearing hybrid memiliki nilai rolling resistance yang lebih rendah dari bearing full ceramic. hal ini disebabkan oleh pengaruh sifat material yang terkandung dalam material bearing.
PENGARUH SUAIAN SINGLE ROW DEEP GROOVE BALL BEARING TERHADAP ROLLING RESISTANCE Rizki Abdus Syatar; Franciscus Xaverius Kristianta; Boy Arief Fachri
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2279

Abstract

Bearing clearance adalah jumlah dari free ball bearing yang bergerak sebelum instalasi. Bearing clearance sangat berpengaruh terhadap nilai rolling resistance. Semakin besar nilai clearance, semakin kecil nilai rolling resistance-nya. Rolling bearing tahan terhadap ball bearing yang telah dan akan terguling karena gesekan. Pada penelitian ini, tipe bearing yang digunakan adalah 6301 ZZ C3 dan 6301 ZZ C4 dengan kecepatan rotasi sebesar 29 rpm, 310 rpm, 330 rpm, dan diberikan gaya 165 N, 175 N, dan 200 N. Uji tes bearing dilakukan secara eksperimen menggunakan peralatan rolling resistance test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bearing dengan tipe 6301 ZZ C4 mempunyai nilai rolling resistance yang lebih kecil sebesar 0.22 N daripada bearing tipe 6301 ZZ C3. Nilai rolling resistane bearing 6301 ZZ C3 adalah sebesar 1.15 N dan nilai rolling resistance 6301 ZZ C4 adalah 0.93 N.
ANALISIS KEKUATAN MATERIAL BAJA S45C PADA PERENCANAAN ARM DAN POROS PENYANGGA DISC BRAKE BELAKANG MOTOR SKUTER 2 TAK 150 CC Alfian Anggraista; Nely Ana Mufarida; Ardhi Fathonisyam Putra Nusantara
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2275

Abstract

Beberapa anggota komunitas sepeda motor sangat senang memodifikasi sepeda motornya, mulai dari body, mesin, pengapian, pembakaran sampai sistem pengereman. Sebagian besar motor vespa produksi piaggio dengan sistem 2 tak masih menggunakan tipe rem tromol, dimana tipe rem ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi ada sebagian pengguna vespa yang telah memodifikasi motornya sehingga mampu untuk melaju melebihi kecepatan maksimum. Dimana kecepatan maksimum vespa yaitu 100 km/jam, oleh karena itu di butuhkan sistem pengereman yang baik, agar saat motor digunakan pada kecepatan tinggi pengemudi tetap dapat mengendalikan arah laju kendaraan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu berdasarkan hasil simulasi stress, strain, displacement dan melakukan perbandingan nilai stress dengan angka keamanan menurut teori kegagalan MDET (Mises Distortion-Energy Theory) pada arm dan poros penyangga disc brake menggunakan material baja S45C didapat angka keamanan untuk arm penyangga sebesar 105 Mpa dan poros penyangga 52,5 Mpa, tegangan maksimal pada arm penyangga sebesar 9.994 Mpa, strain 3.774e-5 Mpa dan displacement 5,791e-3 mm sedangkan tegangan maksimal pada poros penyangga sebesar 24.621883 Mpa, strain 7.705e-2 Mpa dan displacement 1.381 mm.
PENGARUH KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEBULATAN GEOMETRIK POROS HASIL BUBUT Kosjoko Kosjoko
J-Proteksion Vol 3, No 1 (2018): J-Proteksion
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jp.v3i1.2276

Abstract

Kerusakan bantalan (bearing) atau bantalan luncur akan menimbulkan panas, getaran atau kemacetan mesin. Kerusakan tersebut umumnya disebabkan oleh geometrik poros. Salah satu geometrik poros yang mempengaruhi kerusakan adalah kebulatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kedalaman pemakanan (depth of cut) terhadap kebulatan poros hasil bubut. Penelitian menggunakan desain eksperimental faktorial dengan benda kerja baja lunak (mild steel), pahat Carbide jenis pahat kanan PCLNR1616H09, dengan variabel perubahan kedalaman pemakanan dipilih 0,3 mm, 0,6 mm, 0,9 mm, 1,2 mm, 1,5 mm. Hasil pengujian dan analisis menunjukkan bahwa kecepatan asutan, kedalaman pemakanan dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap geometris kebulatan hasil bubut. Semakin tinggi kecepatan asutan dan semakin tebal kedalaman pemakanan, maka semakin besar penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan kebulatan terkecil terjadi pada 0,016 mm, kecepatan pemakanan (Feed Rate) 0,070 mm/rev, kedalaman pemakanan 0,3 mm. Kebulatan terbesar 0,056 mm terjadi pada kecepatan pemakanan) 0,070 mm/rev dan kedalaman pemakanan 1,5 mm

Page 1 of 1 | Total Record : 10