cover
Contact Name
sarman
Contact Email
sarman.jaya@yahoo.co.id
Phone
+62401-3084783
Journal Mail Official
sarman.jaya@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Journal Idea of History
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 25987828     EISSN : 26144395     DOI : -
Journal Idea of History diterbitkan untuk menghidupkan atmosfer akademik di Jurusan Ilmu Sejarah FIB UHO. Keberadaan jurnal ini bertujuan untuk mengaktualisasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa di bidang ilmu sejarah. Penerbitan jurnal untuk periode Agustus 2017 ini merupakan serial pertama tahun pertama penerbitan atau volume pertama nomor 01. Beberapa hasil penelitian yang diterbitkan dalam edisi perdana ini merupakan hasil penelitian mahasiswa Ilmu Sejarah FIB Universitas Halu Oleo.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020" : 9 Documents clear
PERLAWANAN RAKYAT WANGI-WANGI TERHADAP KEBIJAKAN PENARIKAN PAJAK PEMERINTAH HINDIA BELANDA PADA AWAL ABAD XX Nurvianti Lina; Ali Hadara; Hayari Hayari
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1116

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses perlawanan rakyat Wangi-Wangi terhadap kebijakan penarikan pajak pemerintah Hindia Belanda pada awal abad XX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas lima tahapan kerja yaitu, (1) Pemilihan topik, (2) Heuristik sumber, (3) Verifikasi sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perlawanan rakyat Wangi-Wangi terhadap kebijakan penarikan pajak dimulai sejak penandatanganan perjanjian Asyikin-Brugman pada tahun 1906. Pada saat itu wilayah Kesultanan Buton direstrukturisasi ke dalam sistem distric. Salah satu distrik tersebut yakni distrik Wanci yang ada di Pulau Wangi-Wangi. Masyarakat melakukan perlawanan karena menganggap mekanisme pemungutan pajak yang kurang etis secara adat. (2) Proses Perlawanan rakyat Wangi-Wangi terhadap kebijakan penarikan pajak pemerintah Hindia Belanda dimulai pada masa akhir pemerintah Hindia Belanda. Perlawanan rakyat Wangi-Wangi juga dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan cara melarikan diri dari besarnya jumlah pajak, bahkan rakyat yang tidak tahan terpaksa melarikan diri dari daerah tersebut. (3) Dampak perlawanan rakyat Wangi-Wangi terhadap kebijakan penarikan pajak dibagi menjadi dua yaitu: dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif yakni masyarakat hidup dalam kemiskinan dan kemeralatan. Dampak positif yakni aksi perlawanan tersebut berhasil menyalakan semangat patriotik di dalam dada seluruh rakyat Wangi-Wangi untuk memperjuangkan kemerdekaannya.
SOSIALISASI DAN EDUKASI MASYARAKAT MELALUI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PENANGANAN COVID-19 DI KELURAHAN KAMPUNG SALO KECAMATAN KENDARI KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA Aswati Aswati; Aslim Aslim; Sarman Sarman
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1117

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini membahas Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat Melalui Kearifan Lokal sebagai Upaya Penanganan Covid-19 Di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Pengabdian ini dilakukan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam hal bahaya penularan serta cara pencegahan Covid-19. Menjelang penerapan New Normal di Kota Kendari, upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah beserta Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara adalah menghimbau masyarakat agar mengikuti kebijakan social distancing, mencuci tangan dan selalu menggunakan masker. Berdasarkan gambaran permasalahan, pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi pemahaman kepada masyarakat di kelurahan Kampung Salo tentang penanganan Covid-19 melalui kearifan lokal sehingga masyarakat akan lebih mudah memahami dan mematuhi serta melakukan pola hidup sehat sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. Kegitan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan mampu memberikan konstribusi bagi masyarakat di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari Sulawesi Tenggara melalui kearifan lokal sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini telah dilakukan di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Pengabdian ini menggunakan metode pelaksanaan yaitu berupa langkah-langkah yang akan dilakukan dalam memberikan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat dalam penanganan Covid-19 yaitu melalui tahapan persiapan materi, pelaksanaan kegiatan, serta tahapan evaluasi kegiatan.
FRAGMENTASI IDENTITAS DALAM NOVEL BUKAN CINTA SESAAT KARYA MIRA WIDJAJA Faika Burhan
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fragmentasi identitas dalam novel Bukan Cinta Sesaat karya Mira Widjaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, sedangkan metode analisis menggunakan teori identitas dengan melihat fenomena-fenomena yang terkait dengan fragmentasi identitas itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan Mira Widjaja dalam novel Bukan Cinta Sesaat menunjukkan gejala kekerasan dan diskriminasi rasial terhadap etnis Tionghoa. Meskipun mengalami kekerasan dan diskriminasi tokoh Nina dihadirkan sebagai perempuan Tionghoa yang kuat dan berupaya menghadapi kerasnya hidup sebagai etnis minoritas. Kekerasan dan diskriminasi tersebut menyebabkan terjadinya fragmentasi identitas. Identitas yang terbangun adalah identitas yang terpecah-belah diakibatkan oleh situasi. Dalam hal ini, identitas yang terpecahbelah tersebut dialami oleh warga etnis Tionghoa seperti yang diceritakan di dalam novel. Adapun bentuk fragmentasi identitas yang muncul dalam novel ini yakni kecemasan dan keterasingan individu terhadap lingkungan sosialnya.
PENGETAHUAN PERSONALISTIK MASYARAKAT ETNIS KAILI RAI TERHADAP TOPEULE DI DESA SILANGA KECAMATAN SINIU KABUPATEN PARIGI MOUTONG Hendra Hendra
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1120

Abstract

Topeule merupakan salah satu bentuk perwujudan dari kekutan supranatural atau ilmu gaib hitam yang dimiliki oleh manusia. Dengan ilmunya tersebut Manusia ini dianggap mampu menjatuhkan penyakit pada diri korban-korbannya dengan cara merubah wujudnya. Focus kajian tulisan ini adalah menggali informasi mengenai pengetahuan personalistik masyarakat etnis Kaili Rai terhadap topeule di Desa Silanga terkait pengetahuan mereka tentang topeule dan jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh ilmu topeule. Informan dipilih menggunakan teknik porposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwasanya topeule adalah manusia yang diyakini masyarakat memiliki kekuatan supranatural dalam hal ini ilmu gaib hitam. Adapun orang yang memiliki ilmu topeule terbagi atas dua yakni yang diperoleh melalui sengaja maupaun yang diperoleh secara tidak sengaja. Topeule mampu menyerang korban-korbanya hingga jatuh sakit bahkan kematian. Adapun gejalanya ialah korban akan mengalami Muntah-muntah (Muntah Rumput dan Muntah Lumpur), Kesurupan (nekaratani) , dan mata tinggi (nekambulaya atau nekangga mata).
KRITIK SOSIAL DALAM PUISI SERIBU MASJID SATU JUMLAHNYA KARYA EMHA AINUN NADJIB Elmy Selfiana Malik; Dian Yuliarti Malik
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1121

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kritik sosial yang terdapat dalam puisi Seribu Masjid Satu Jumlahnya karya Emha Ainun Nadjib. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literary sociology yang menganalisis fenomena-fenomena yang terdapat dalam puisi Seribu Masjid Satu Jumlahnya untuk memahami gejala sosial masyarakat dengan menggunakan teori sosiologi sastra. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Puisi Seribu Masjid Satu Jumlahnya karya Emha Ainun Nadjib mengandung kritik terhadap isu-isu sosial yang terjadi di Indonesia. Emha dalam puisi ini mengingatkan individu-indivu atau kelompok-kolompok untuk tidak hanya mengejar kebutuhan dunia ataupun kebutuhan ukhrawi semata. Emha dalam puisi ini juga mengritik penguasa ynag berbuat semena-mena terhadap rakyatnya dan juga mereka yang mudah menyalahkan orang lain atau kelompok lain hanya karena perbedaan pendapat.
GERAKAN DI/TII DI DISTRIK ABUKI : 1956-1962 Leo Waldiansyah; La Ode Ali Basri
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1122

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awal masuknya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Abuki pada tahun 1956, untuk mengetahui aktivitas DI/TII di Distrik Abuki pada tahun 1956-1962, serta untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan aktivitas DI/TII di Abuki pada tahun 1956-1962. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) pemilihan topik; (2) pengumpulan sumber; (3) kritik sumber (eksternal dan internal); (4) interpretasi sumber (analisis dan sintesis); serta (5) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal masuknya anggota DI/TII di Abuki, Konawe, Sulawesi Tenggara, pada tahun 1956 melalui jalur pegunungan Ulu Iwoi dan Sungai Konaweeha yang sampai di Abuki pada tanggal 3 April 1956. Aktivitas anggota DI/TII di Abuki adalah menguasai daerah, melakukan propaganda, membuat pemerintahan militer dan penggalangan kekuatan, melakukan perekrutan, serta menguasai seluruh Distrik Abuki dan melakukan ekspansi wilayah. Aktivitas DI/TII di Abuki pada tahun 1956-1962 membawa dampak negatif dan positif bagi masyarakat abuki pada masa itu.
PERBUDAKAN DI KERAJAAN BONE PADA MASA PEMERINTAHAN RAJA LA MADDAREMMENG: 1631-1644 Fatma Fatma; Fitriana Fitriana; Syahrun Syahrun
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1123

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menjelaskan faktor penyebab perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. (2) Untuk mendeskripsikan wujud perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. (3) Untuk menjelaskan dampak perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. (4) Untuk menjelaskan penghapusan perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan 5 (lima) tahap dengan menggunakan pendekatan strukturis yaitu (1) Pemilihan topik. (2) Heuristik sumber. (3) Verifikasi sumber. (4) Interpretasi sumber. (5) Historiogr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perbudakan di Kerajaan Bone disebabkan oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor perang, faktor ekonomi dan faktor keturunan. (2) Wujud perbudakan yang terjadi di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644 ada 3 (tiga) yaitu budak sebagai barang dagangan, budak sebagai hamba sahaya dan budak sebagai buruh tani. (3) Dampak perbudakan di Kerajaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644 ada 3 (tiga) yaitu dampak bagi bangsawan, dampak bagi masyarakat dan dampak bagi budak. (4) Penghapusan perbudakan di Kerajaaan Bone pada masa pemerintahan Raja La Maddaremmeng: 1631-1644 disebabkan oleh 2 (dua) hal, yaitu pengaruh agama Islam dan Keputusan Raja La Maddaremmeng tentang penghapusan budak. La Maddaremmeng seorang Raja yang menganut agama Islam dan ingin menerapkan syariat Islam secara menyeluruh di Kerajaan Bone pada masa pemerintahannya, termasuk kedudukan manusia di muka bumi semua sama tanpa ada stratifikasi sosial. Raja La Maddaremmeng menetapkan keputusan untuk memerdekakan (membebaskan) semua budak yang dimiliki oleh tuan budak, kecuali budak turun temurun, namun juga harus diperlakukan sesuai dengan perikemanusiaaan.
TRADISI KASEBU MASYARAKAT WASILOMATA DI DESA WASILOMATA II KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH: 1930-2018 Aris Maeu; Evang Asmawati; Sitti Hermina
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1124

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi upacara Kasebu masyarakat Wasilomata di Desa Wasilomata II Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah 1930-2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan-tahapan kerja, yaitu; (1) Pemilihan Topik, (2) Pengumpulan Sumber, (3) Verifikasi Sumber, (4) Interpretasi Sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upacara Kasebu adalah upacara syukuran atas hasil panen kebun yang dilaksanakan masyarakat daerah Mawasangka yang telah ada sejak tahun 1930, (2) tradisi upacara Kasebu telah mengalami perubahan dari proses pelaksanaan tradisi upacara Kasebu yang pertama seiring dengan perubahan zaman. Perubahan dalam tradisi upacara Kasebu yaitu adu fisik (potumbu 1980-2018), perubahan tempat tradisi Kasebu 2001-2018, pembawaan sesajen (Dula 2000-2018), serta mengunjungi mata air gelap (Kahohondo) dan air baru (Oe Buou 2005-2018).
SEJARAH BENTENG LAPADI DI PAMANDATI KECAMATAN LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN: 1908-1911 Muhammad Aswad Abdiansyah; Hisna Hisna; Abdul Alim
Journal Idea of History Vol 3 No 2 (2020): Volume 3 Nomor 2, Juli - Desember 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v3i2.1125

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pendirian Benteng Lapadi di Desa Pamandati Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 1900, (2) menjelaskan latar belakang penamaan Benteng Lapadi oleh masyarakat Desa Pamandati, (3) menjelaskan fungsi Benteng Lapadi pada periode 1900-1942. Penelitian ini mengunakan metode sejarah dengan melalui lima tahapan-tahapan kerja sebagai berikut (1) Pemilihan topik, (2) Heuristik sumber, (3) Kritik sumber, (4) Interpretasi sumber, (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses pendirian Benteng Lapadi oleh Lapadi dan masyarakat ini berkaitan dengan reaksi yang dilakukan oleh Lapadi atas penolakan untuk melakukan hubungan kerja sama antara Belanda dengan Raja Sao-Sao. (2) Keberadaan Benteng Lapadi sampai saat ini masih dalam bentuk aslinya hanya saja sebagian dindingnya telah lapuk disebabkan oleh proses waktu yang sangat lama. Selain itu benteng ini juga kelilingi oleh rumput-rumput liar akibat kurangnya perhatian dari masyarakat dan pemerintah dalam melakukan pelestarian situs peninggalan bersejarah ini. (3) Benteng Lapadi pada Periode 1900-1942 memiliki fungsi dan peran sebagai tempat persembunyian, tempat untuk merancang taktik gerilya serta tempat bermukim. Benteng Lapadi juga digunakan sebagai simbol perlawanan terhadap Kerajaan Laiwoi yang melakukan kerja sama politik dengan pihak Belanda.

Page 1 of 1 | Total Record : 9