cover
Contact Name
Hamid Mukhlis
Contact Email
me@hamidmukhlis.id
Phone
+6281325790254
Journal Mail Official
me@hamidmukhlis.id
Editorial Address
Jalan A. Yani 1A Tambahrejo Gadingrejo Kab. Pringsewu Kode Pos: 35372, Phone: 0729 7081587
Location
Kab. pringsewu,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan
ISSN : 25024825     EISSN : 25029495     DOI : 10.30604/jika
Core Subject : Health,
Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan (JIKA), with registered number ISSN 2502-4825 (Print) and ISSN 2502-9495 (Online), is an international peer-reviewed journal published two times a year (June and December) by Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung. JIKA is intended to be the journal for publishing articles reporting the results of research on Health Science field especially Nursing and Midwifery, as well as with their development through interdisciplinary and multidisciplinary approach. The submission process of the manuscript is open throughout the year. All submitted manuscripts will go through the blind peer review and editorial review before being granted with acceptance for publication.
Articles 81 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1: March 2023" : 81 Documents clear
What We Learned From The Three Waves of The Covid-19 Pandemic In Indonesia Dewi, Hesty Mustika; Wulandari, Ratna Dwi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.291 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1643

Abstract

Background: The COVID-19 pandemic, which has hit the entire world, has so far experienced three peaks of rising cases, and Indonesia is no exception. However, no research discusses the factors that play a role in the three peaks of this wave, especially in Indonesia. Objective: To find out which of the factors affect the increase in the cumulative incidence and rate of deaths due to COVID-19 in the first, second and third waves in Indonesia. Methods: This research is analytic observational, using secondary data. The data is processed using cross-tabulation. Results and Conclusion: Mask use compliance factor, regardless of the correct use of masks, did not have much impact on reducing the cumulative incidence and the percentage of deaths due to COVID-19 in all three waves. Likewise, the increase in social distancing compliance factors, regardless of mobility restrictions and population density, did not affect the decrease in cumulative incidence and the percentage of deaths due to COVID-19. The percentage of the population at high risk was shown to be positively correlated with the percentage of deaths but not with the cumulative incidence. While the population density factor has a relationship with the cumulative incidence and percentage of deaths due to COVID-19 in almost all waves.Abstrak: Latar Belakang: Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia, hingga saat ini telah mengalami tiga puncak gelombang kenaikan kasus, tak terkecuali di Indonesia. Namun, belum ada penelitian yang membahas faktor faktor apa saja yang berperan dari ketiga puncak gelombang ini, khususnya di Indonesia Tujuan: Untuk mengetahui manakah faktor yang mempengaruhi terjadinya kenaikan insiden kumulatif dan persentase kematian akibat covid-19 pada gelombang pertama, kedua dan ketiga di Indonesia. Metode: penelitian ini bersifat observasional analitik, dengan menggunakan data sekunder. Data diolah dengan menggunakan tabulasi silang. Hasil dan  Kesimpulan: Faktor kepatuhan pemakaian masker, tanpa memandang faktor pemakaian masker yang benar, tidak banyak memberi dampak terhadap penurunan insiden kumulatif maupun persentase kematian akibat covid-19 di ketiga gelombang. Begitu juga dengan peningkatan faktor kepatuhan social distancing tanpa memandang pembatasan mobilitas serta kepadatan penduduk tidak banyak berpengaruh pada penurunan insiden kumulatif serta persentase kematian akibat covid-19. Faktor persentase penduduk berisiko tinggi terbukti berkorelasi positif dengan persentase kematian, namun tidak dengan insiden kumulatif. Sedangkan faktor kepadatan penduduk memiliki hubungan dengan insiden kumulatif maupun persentase kematian akibat covid-19 pada hampir semua gelombang.
The Intervention Package Increases the Readiness of Health Post Cadres to Preventing Stunting in Children Julianti, Erna; Elni, Elni
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.789 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1409

Abstract

Stunting is one of the priority nutrition problems in Indonesia. The incidence of stunting in 2018 to 2021 has decreased but has not yet reached the government's target of 14.4%. The intervention of stunting is very important to be done by nurses and the integrated health post cadres to prevent stunting. This study aimed to identify the effect of the stunting intervention package on the preparedness of health post cadres (knowledge and motivation) in stunting prevention. This study was a pra-experimental approach using pre-test and post-test without control. The number of samples was 30 respondents with the purposive sampling technique. The instruments in this study were characteristics and preparedness questionnaires. The health post cadre’s preparedness questionnaire consisted of a questionnaire on knowledge and motivation. The analysis used in this study was the Wilcoxon test. The average knowledge and motivation of health post cadres after the stunting intervention package were higher, with a value of 11.63 and 55.20, compared to those before the intervention which were 10.23 and 52.97. The results show a significant difference between the average knowledge and motivation of cadres in stunting prevention before and after the stunting intervention package was given with a p-value of 0.001 and 0.027. There is a significant difference between the average knowledge and motivation of health post cadres before and after being given the stunting intervention package. it is hoped that the cadres will consistently implement the stunting intervention package at the health post.
Analysis of Factors Helping and Hindering the Process of Handling and Implementing Code Blue Hartiningsih, Hartiningsih; Wihastuti, Titin Andri; Suryanto, Suryanto
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.542 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1781

Abstract

Cardiopulmonary arrest adalah kondisi darurat yang membutuhkan perawatan dengan sangat cepat. Dalam dunia rumah sakit, ada tim khusus yang menangani kasus ini yaitu tim code blue. Dalam implementasinya, berbagai faktor dapat membantu dan menghambat penatalaksanaan pasien henti jantung. Penelitian ini akan melihat beberapa faktor yang dapat membantu dan menghambat, serta hal-hal yang cukup penting dalam implementasi blue code. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil penelitian dan penelitian sebelumnya yang masih memiliki relevansi dengan isi penelitian. Hasil penelitian ini kemudian menemukan bahwa faktor kelengkapan peralatan dan kesigapan perawat sangat penting dalam proses kegawatdaruratan seperti dalam penanganan code blue. Kemudian jumlah perawat yang kurang dan SOP yang tidak berjalan dengan baik dapat menghambat proses penanganan ini. Adapun untuk proses penanganannya, identifikasi pasien cukup penting, agar code blue bisa efektif dan meningkatkan kembalinya sirkulasi spontan (ROSC). Penerapan code blue sesuai protokol akan memberikan hasil yang efektif bagi pasien.Abstrak: Cardiopulmonary arrest adalah kondisi darurat yang membutuhkan perawatan dengan sangat cepat. Dalam dunia rumah sakit, ada tim khusus yang menangani kasus ini yaitu tim code blue. Dalam implementasinya, berbagai faktor dapat membantu dan menghambat penatalaksanaan pasien henti jantung. Penelitian ini akan melihat beberapa faktor yang dapat membantu dan menghambat, serta hal-hal yang cukup penting dalam implementasi blue code. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil penelitian dan penelitian sebelumnya yang masih memiliki relevansi dengan isi penelitian. Hasil penelitian ini kemudian menemukan bahwa faktor kelengkapan peralatan dan kesigapan perawat sangat penting dalam proses kegawatdaruratan seperti dalam penanganan code blue. Kemudian jumlah perawat yang kurang dan SOP yang tidak berjalan dengan baik dapat menghambat proses penanganan ini. Adapun untuk proses penanganannya, identifikasi pasien cukup penting, agar code blue bisa efektif dan meningkatkan kembalinya sirkulasi spontan (ROSC). Penerapan code blue sesuai protokol akan memberikan hasil yang efektif bagi pasien.
The Giving of Stunting Pocketbooks as a Health Education Tool for Women of Childbearing Age in an Effort to Prevent Stunting Sarliana, S; Tondong, Henrietta Imelda; Kaparang, Mercy Joice; Usman, Hastuti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.11 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1532

Abstract

Stunting is a chronic nutritional problem that can increase morbidity and mortality. Indonesia has a stunting rate of 24.4%, far from the government's target of 14% in 2024. Central Sulawesi Province is one of the regions with a high stunting rate (29.7%) and Enu Village contributes 41% as the stunting locus. Stunting prevention efforts must be carried out from an early age, especially for women of childbearing age as prospective brides and prospective mothers, who need to be equipped with good knowledge of stunting. This study aims to prove the effectiveness of giving a stunting pocketbook as a means of health education for women of childbearing age to prevent stunting. The research method used is a Pre-Experiment with one group pretest-posttest design. it was implemented in June 2022 in Enu Village, the working area of the Toaya Health Center. A sample of 36 people was taken using a purposive sampling technique, data analysis using univariate analysis and bivariate analysis using paired t-test. The results showed an increase in the average knowledge before and after treatment of 14.72 with p-value = 0.001. Giving a stunting pocketbook as an educational tool has proven to increase the knowledge of women of childbearing age. It is hoped that education with pocketbooks can be given to teenagers as one of the preventive efforts to reduce the incidence of stunting. Abstrak: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Indonesia angka kejadian stunting 24,4 %, jauh dari target pemerintah yaitu 14% pada tahun 2024. Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu wilayah dengan angka stunting tinggi (29,7 %) dan Desa Enu menyumbang 41% sebagai locus stunting pada wilayah kerja puskesmas Toaya. Upaya Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini khususnya bagi wanita usia subur sebagai calon pengantin dan calon ibu, perlu dibekali dengan pengetahuan yang baik terkait dengan stunting. Tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan efektifitas pemberian buku saku stunting sebagai sarana edukasi kesehatan bagi wanita usia subur dalam upaya pencegahan stunting. Metode penelitian yang digunakan Pre-Experiment dengan rancangan one group pretest-posttest design. Dilaksanakan bulan Juni 2022 di Desa Enu wilayah kerja Puskesmas Toaya. Sampel sebanyak 36 orang diambil dengan tekhnik Purposive Sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji paired t test. Hasil menunjukan terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah perlakuan sebesar 14,72 dengan nilai p-value = 0,001. Pemberian Buku saku stunting sebagai sarana edukasi terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan wanita usia subur. Diharapkan edukasi dengan buku saku dapat diberikan kepada remaja sebagai salah satu upaya preventif menekan angka kejadian stunting.
Nurse’s Experience of Psychological Changes in Caring for Covid-19 Patients During Pandemic Wahyi Sholehah Erdah Suswati; Asti Melani Astari; Retno Lestari
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.536 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1551

Abstract

The pandemic of COVID-19 had a psychological impact on health workers especially for nurses. They experienced anxiety, insomnia, depression and phobias during treating COVID-19 patients. The study aimed to explore the psychological experience of nurses in caring for COVID-19 patients during pandemic. The interpretive phenomenological approach was applied to collected data via zoom meeting cloud. 10 nurses were recruited purposively based on the spesific criteria. The findings were analyzed using the interpretive phenomenological analysis (IPA) technique and revealed 9 categories include: 1) accept the task half-heartedly, 2) fear of the impact of a given task, 3) depressed when first encountering the situation, 4) always have to be careful and disciplined with work safety protocols, 5) faith and confidence in God will give strength, 6) able to control feelings and seek help, 7) get moral and material support, 8) caring grows when dealing with patients being treated, and 9) sincerely enjoying work as part of a nurse's duties. The survival and growth in the stressful situations is the major theme of the study. The organizational institution should give support to the frontline nurses by providing psychological screening examination, regular monitoring, intervention training to improve nurses ability in psychological care independently.Abstrak: Pandemi COVID-19 mengakibatkan dampak psikologis bagi tenaga kesehatan khususnya perawat. Perawat mengalami kecemasan, insomnia, depresi, dan phobia selama merawat pasien COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman psikologis perawat selama merawat pasien COVID-19. Penelitian menggunakan pendekatan fenomenologi interpretif melalui wawancara mendalam kepada 10 partisipan yang dipilih secara purposive sesuai kriteria tertentu. Pengambilan data melalui zoom meeting cloud. Analisis data menggunakan teknik interpretive phenomenological analysis (IPA) menghasilkan 9 tema antara lain: 1) menerima tugas dengan setengah hati; 2) ketakutan terhadap dampak dari tugas yang dijalankan; 3) tertekan ketika pertama kali menghadapi situasinya; 4) mengharuskan diri selalu berhati-hati dan disiplin protokol keselamatan kerja; 5) kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan memberi kekuatan; 6) berupaya mengendalikan perasaan dan mencari bantuan; dan 7) mendapatkan dukungan moril maupun materiil; 8) kepedulian tumbuh saat menghadapi pasien yang dirawat; dan 9) ikhlas menikmati pekerjaan sebagai bagian dari tugas seorang perawat. Terdapat pertumbuhan aspek psikologis dari negatif menjadi positif pada diri perawat seiring berjalannya waktu. Perawat bertahan dan bertumbuh dalam situasi penuh tekanan menjadi tema besar penelitian ini. Rumah sakit perlu mendukung perawat dengan cara melakukan pemeriksaan dan pemantauan psikologis rutin, menyediakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam perawatan psikologis secara mandiri, serta menyediakan dukungan psikologis profesional jika diperlukan.
Comparison of Glasgow Coma Scale with Revised Trauma Score in Assessing the Mortality of Head Injured Lestariningsih, Indri; Awaludin, Sidik
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.492 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1712

Abstract

Background: Head injury causes temporary or permanent damage to the brain. The incidence and mortality of head injuries is very high worldwide, so fast and appropriate treatment is needed. Glasgow Coma Scale and Revised Trauma Score are easy to use and can assess the mortality of head-injured patients. Objective: To analyze the comparison of the Glasgow Coma Scale and Revised Trauma Score in assessing the mortality of head-injured patients. Methods: This research is a systematic review study using the PRISMA approach. Inclusion criteria, namely studies focusing on head injury patients, articles published in 2016-2022, and articles in English. Exclusion criteria were studies other than head injury patients, articles published before 2016, and articles other than English. A systematic review using PICO. Search database using Pubmed, Science Direct, SAGE, and DOAJ. Results: The JBI analysis of 9 selected articles found that the Revised Trauma Score was more accurate in assessing head injury mortality. RTS has a mortality accuracy of 86%-90% and GCS 83%-88% at 24 hours of treatment of head-injured patients. Conclusion: The Glasgow Coma Scale is the most frequently used standard instrument for the assessment and prognosis of patients with head injuries. The Revised Trauma Score is a combined assessment of the nervous system (GCS), circulatory system (SBR), and respiratory system (RR) which are important components in assessing the mortality of head-injured patients. Abstrak: Latar Belakang: Cedera kepala menyebabkan kerusakan sementara atau permanen pada otak. Kejadian dan mortalitas cedera kepala sangat tinggi di dunia sehingga diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. Glasgow Coma Scale dan Revised Trauma Score mudah digunakan dan dapat menilai mortalitas pasien cedera kepala. Tujuan: Menganalisis perbandingan Glasgow Coma Scale dan Revised Trauma Score dalam menilai mortalitas pasien cedera kepala. Metode : Penelitian ini merupakan studi sistematik review dengan pendekatan PRISMA. Kriteria inklusi yaitu studi berfokus pada pasien cedera kepala, artikel dipublikasikan tahun 2016-2022, artikel berbahasa Inggris. Kriteria eksklusi yaitu studi berfokus selain pasien cedera kepala, artikel dipublikasikan sebelum tahun 2016, artikel selain berbahasa Inggris. Tinjauan sistematis menggunakan PICO. Database penelusuran menggunakan Pubmed, Science Direct, SAGE, dan DOAJ. Hasil: Dari analisis JBI 9 artikel terpilih diperoleh hasil bahwa Revised Trauma Score lebih akurat dalam penilaian mortalitas cedera kepala. RTS memiliki akurasi mortalitas 86%-90% dan GCS 83%-88% pada 24 jam perawatan pasien cedera kepala. Kesimpulan: Glasgow Coma Scale sebagai instrumen standar yang paling sering digunakan untuk penilaian, dan prognosis pasien dengan cedera kepala. Revised Trauma Score merupakan gabungan penilaian sistem persarafan (GCS), sistem sirkulasi (SBR), dan sistem pernafasan (RR) adalah komponen penting pada penilaian mortalitas pasien cedera kepala.
Comparison between Milgram’s and Niven’s Obedience Theory on Nurses in Obedience using Personal Protective Equipment Andini, Fauziah Rizki; Rochmah, Thinni Nurul; Makalew, Linda Augustien; Dewi, Maya Sari; Bilqis, Nabilah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.327 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1373

Abstract

Personal protective equipment (PPE) is a protection tool from potential hazards in the workplace. Low nurse obedience to using PPE at hospitals can increase the occurrence of work accidents. Nurse obedience to using PPE can be seen from the external factors suggested in Milgram's theory and internal factors explained in Niven's theory. This study aimed to compare nurse obedience to using PPE through the analyses of Milgram’s and Niven's theories. This study was an observational study with a cross-sectional study design. The population of this study was 187 nurses in the inpatient installation of Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Hospital. A sample of 113 nurses were then selected to be the respondents. The influence test was performed using linear regression. Based on Milgram's theory, external factors were more dominant in controlling obedience to using PPE. The external factors that had a significant effect included location status, proximity to authority figures, and the legitimacy of authority figures. Meanwhile, Niven's theory showed only one internal factor, understanding instruction, significantly influenced nurse obedience to use PPE. Therefore, it is recommended to formulate regulations and a more binding system through rewards and punishment to increase nurse obedience to using PPE. Abstrak: Alat Pelindung Diri (APD) merupakan alat yang melindungi diri dari potensi bahaya di tempat kerja. Rendahnya kepatuhan perawat dalam menggunakan APD di rumah sakit dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja. Kepatuhan perawat dalam menggunakan APD dapat dilihat dari faktor eksternal yang dikemukakan dalam teori Milgram dan faktor internal yang dijelaskan dalam teori Niven. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepatuhan perawat dalam menggunakan APD melalui analisis teori Milgram dan Niven. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah 187 perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Sampel sebanyak 113 perawat kemudian dipilih menjadi responden. Uji pengaruh dilakukan dengan menggunakan regresi linier. Berdasarkan teori Milgram, faktor eksternal lebih dominan dalam mengontrol kepatuhan penggunaan APD. Faktor eksternal yang berpengaruh signifikan antara lain status lokasi, kedekatan dengan figur otoritas, dan legitimasi figur otoritas. Sedangkan teori Niven hanya menunjukkan satu faktor internal yaitu pemahaman instruksi berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan perawat dalam menggunakan APD. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk merumuskan peraturan dan sistem yang lebih mengikat melalui reward and punishment untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam menggunakan APD.
How Cultural Value Can Influence The Nurse’s OCB in South Sulawesi Sidin, Andi Indahwaty; Arifah, Nur; Iswary, Ery; Kalsum, Ummu
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.26 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1580

Abstract

Cultural value is a key factor in employee behavior in the workplace. Organizational Citizenship Behaviour (OCB) levels displayed will differ in different cultures. So this study aims to examine the effect of the cultural value dimensions of nurses on the Bugis, Makassar, Toraja, and Mandar tribes on Organizational Citizenship Behavior in hospitals. This research is quantitative research with a cross-sectional study approach to 500 respondents in 5 hospitals that are considered to represent the Bugis, Makassar, Toraja, and Mandar tribes. The sample was selected by simple random sampling, then analyzed using the Multiple Logistics Regression test on SPSS software. The results showed that cultural value was a predictor of OCB (0.000 less than 0.05), the power distance dimension showed the greatest influence on OCB with a p-value less than 0.05. Simultaneously, the cultural values of the Bugis, Makassar, Toraja, and Mandar tribes have a relationship with the OCB of nurses. This relationship shows that the higher the cultural values a nurse possesses, the higher the OCB displayed. In addition, it is known that the dimensions that significantly affect nurses' OCB are the power distance dimension. Therefore, the hospital management needs to pay attention to the influence of cultural values so that nurses’ extra-role performance can be maintained and improved. Abstrak: Nilai budaya merupakan faktor kunci dalam perilaku karyawan di tempat kerja. Tingkat Perilaku Kewarganegaraan Organisasi (OCB) yang ditampilkan akan berbeda dalam budaya yang berbeda. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dimensi nilai budaya perawat suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar terhadap Organizational Citizenship Behavior di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional study terhadap 500 responden di 5 rumah sakit yang dianggap mewakili suku Bugis, Ma-kassar, Toraja, dan Mandar. Sampel dipilih dengan simple random sampling, kemudian dianalisis menggunakan uji Regresi Logistik Berganda pada software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai budaya merupakan prediktor OCB (0,000 kurang dari 0,05), dimensi power distance menunjukkan pengaruh terbesar terhadap OCB dengan p-value kurang dari 0,05. Secara bersamaan, nilai budaya suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar memiliki keterkaitan dengan OCB perawat. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai budaya yang dimiliki oleh seorang perawat maka semakin tinggi pula OCB yang ditampilkan. Selain itu diketahui bahwa dimensi yang berpengaruh signifikan terhadap OCB perawat adalah dimensi power distance. Oleh karena itu pihak manajemen rumah sakit perlu memperhatikan pengaruh nilai-nilai budaya agar kinerja extra role perawat dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
The influence of religious coping on family resilience in family interactions during the COVID-19 pandemic Prasetyo, Yoyok Bekti; Savira, Dinda Dwi; Masruroh, Nur Lailatul; Faridi, Faridi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.793 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1657

Abstract

Background: Religious coping is very important in overcoming difficult problems in the family. This study aims to analyze the influence of religious coping on family resilience in family interactions during the COVID-19 pandemic.Methods: The research design used is descriptive with a cross-sectional survey approach. Two hundred and forty-two villagers in East Java Province, Indonesia were respondents in this study. Data collection by questionnaire, data analysis using binary logistic regression and multivariate logistic regression. The degree of freedom used is 95% with a standard error of 0.05.Result: Religious coping and education influence family resilience in interacting. Families with adequate religious coping will have 1 time chance of having resilience in interacting compared to families with inadequate religious coping (OR: 1.059; 95% CI: 1.019 – 1.101). Families who work will have a 0.8 times chance of having resilience in interacting compared to families who do not work (OR: 0.759; 95% CI: 0.572 – 1.006). Conclusion: Religious coping factors strongly influence family resilience in utilizing socioeconomic resources. Strengthening the community with a religious approach is needed to support the family's line of defense against this pandemic condition.
Education Needs Analysis Through Smart-Phone Applications in Changing Knowledge, Attitude, and Behavior among Patients with Diabetes Mellitus Najib Budhi Wardoyo; Mahendro Prasetyo Kusumo
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.198 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1512

Abstract

Introduction: Diabetes Mellitus is one of the non-communicable diseases which is currently increasing in number. DM is a precursor of other diseases such as hypertension, heart disease, and stroke. Uncontrolled DM causes comprehensive complications. Increased knowledge, attitudes, and correct actions from patients and families are needed to prevent disease complications. Objective: This study aims to analyze the educational needs through information technology-based applications in DM patients in changing knowledge, attitudes, and behavior. Methods: This study uses a quantitative method with a cross-sectional design. The study population was all DM patients at Aisyiyah Kudus Hospital in October 2022 with a total of 106 patients. Samples were taken by a simple random sampling of 84 respondents who met the inclusion criteria. Univariate analysis was used to determine the level of knowledge, attitudes, and behavior. Bivariate analysis was used to compare DM patients' education level, knowledge, attitudes, and behavior. Results: The result showed no significant difference between knowledge, attitude, and behavior (p-value=0.322) based on education level. The result of this research is expected to provide health education through the E-MMCD application for diabetes mellitus patients to increase their knowledge, attitude, and behavior. Health education is also needed to prevent the disease from getting worse. Abstrak: Pendahuluan: Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang saat ini jumlahnya semakin meningkat. DM merupakan prekursor penyakit lain seperti Hipertensi, penyakit jantung, dan stroke. DM yang tidak terkontrol menyebabkan komplikasi yang bersifat menyeluruh. Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang benar dari pasien dan keluarga sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan edukasi melalui aplikasi berbasis teknologi informasi (E-MMCD/Electronic Muhammadiyah Monitoring Chronic Disease) pada pasien DM dalam mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien DM di RS Aisyiyah Kudus bulan Oktober 2022 dengan jumlah 106 pasien. Sampel diambil dengan cara acak sederhana dan sampel sebanyak 84 responden memenuhi kriteria inklusi. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku digunakan analisis univariat dan bivariat untuk melihat perbedaan tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita DM. Hasil: Hasil uji statistik Kruskal Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan (p-value = 0,194), sikap (p-value 1,091), dan perilaku (p-value = 0,322) berdasarkan tingkat pendidikan. Penelitian ini berharap pemberian edukasi kesehatan melalui aplikasi E-MMCD dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku penderita DM. Pendidikan kesehatan juga diperlukan untuk mencegah memburuknya kondisi penyakit DM.