cover
Contact Name
Pantjar Simatupang
Contact Email
jae.psekp@gmail.com
Phone
+62251-8333964
Journal Mail Official
jae.psekp@gmail.com
Editorial Address
Lt. III Gedung A. Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Kota Bogor 16111
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agro Ekonomi
ISSN : 02169053     EISSN : 25411527     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Ruang lingkup dari Jurnal Agro Ekonomi adalah sosial ekonomi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi" : 5 Documents clear
Analisis Efektivitas Kebijakan Publik Memihak Masyakat Miskin: Studi Kasus Pelaksanaan Program Raskin di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2007 Hutagaol, M. Parulian; Asmara, Alla
Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.183 KB) | DOI: 10.21082/jae.v26n2.2008.145-165

Abstract

EnglishObjectives of the study are: (a) analysis of effectiveness of implementation of Raskin Program in the year of 2007, (b) analysis of poor families (RTM)’s perception on the perspective of increasing normative price of raskin, and (c) formulation of recommendation for more effective implementation of the Raskin program. The study reveals that the program is less effective. In all study areas, RTMs paid a much higher price for raskin than its normative price (Rp 1,000 per Kg) and received amount of rice far less than its normative rice quota (10 Kgs/RTM/month). It is also found that RTMs were willing to pay if the government increased the normative price of raskin. However, their willingness to pay is subject to two conditions, namely (a) the newly-established normative price is the price at RTM’s house, and (b) monthly quota is raised to 20 Kgs/RTM/month as previously. To make the program more effective, this study recommends the government to develop a village-level system control for the Raskin program, to raise monthly rice quota of RTM and its normative price, and to share the program’s cost with district-level governments.  IndonesianStudi ini mempunyai tiga tujuan, yaitu (a) menelaah keefektifan pelaksanaan program Raskin pada tahun 2007, (b)  mengkaji persepsi RTM mengenai kemungkinan peningkatan harga tebus normatif raskin di masa depan, dan (c) merumuskan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan program Raskin. Studi dilakukan di provinsi Jawa Barat. Hasil studi menunjukkan bahwa pelaksanaan program masih belum begitu efektif. Di semua wilayah desa yang dipelajari, RTM menebus raskin dengan harga yang jauh di atas harga tebus normatifnya (Rp 1/000 per kg). Juga, RTM menerima raskin dalam kuantitas yang jauh lebih sedikit dari kuota normatifnya (10 Kg per RTM per bulan). Para RTM tidak keberatan bila pemerintah menaikkan tebus raskin, asal dua hal berikut dipenuhi oleh pemerintah. Pertama, harga tebus raskin yang baru tersebut adalah harga franco di rumah RTM. Kedua, pemerintah menaikkan kuota RTM 20 Kg per RTM per bulan seperti dulu. Untuk lebih mengefektifkan pelaksaan program Raskin, studi ini merekomendasikan agar pemerintah mengembangkan sistem kendali pelaksanaan program Raskin di tingkat desa, menaikkan harga tebus normatif raskin, dan menaikkan kuota raskin bulanan RTM menjadi 20 Kg per RTM per bulan, serta melibatkan Pemkab/Pemkot dalam menanggung pembiayaan program Raskin.
Integrasi Perdagangan dan Dinamika Ekspor Indonesia ke Timur Tengah (Studi Kasus: Turki, Tunisia, dan Maroko) Rina Oktaviani; nFN Widyastutik; Tanti Novianti
Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.925 KB) | DOI: 10.21082/jae.v26n2.2008.167-189

Abstract

EnglishEconomic development contributes to integration and trade dynamics among countries. From now on, with global economic crisis as background setting, market diversification seems to be an appropriate strategy to minimize the hazardous impact on Indonesia’s trade balance performance. It appears that the Middle East is a promising region with Turkey, Tunisia, dan Morocco as potential trade partners. An Intra Industry Trade (IIT) analysis shows that Indonesia experiences a relatively higher trade integration with Turkey compared to those with Tunisia and Morocco. In the meantime,  a Constant Market Share Analysis (CMS) analysis indicates that the existing export dynamics is convergence for potential products. These products of animal and vegetable fats and  oils, wood and wood products, and rubber and rubber products vary in decomposition effects in each trade partner. Combination of market intelligence and export product differentiation is considered as a comprehensive recommendation in first round stage for the Indonesia-Middle East FTA. IndonesianPerekonomian dunia yang berkembang pesat menyebabkan semakin tingginya integrasi dan dinamika perdagangan antarnegara. Dengan latar belakang krisis keuangan global, strategi diversifikasi pasar dianggap tepat untuk meminimisasi dampak yang merugikan bagi performa neraca perdagangan Indonesia. Komitmen strategi diversifikasi destinasi pasar memunculkan kawasan Timur Tengah sebagai kawasan yang potensial, meliputi Turki, Tunisia, dan Maroko. Analisis Intra Industry Trade (IIT) menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan Indonesia–Turki lebih erat dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko. Sementara itu, analisis Constant Market Share (CMS) mengindikasikan bahwa terdapat fenomena yang konvergen bagi dinamika ekspor Indonesia, dimana  minyak yang berasal dari tumbuhan dan hewan, kayu dan produk kayu, serta karet dan produk karet menjadi produk yang potensial dengan efek dekomposisi yang bervariasi pada setiap mitra dagang. Kombinasi penguatan market intelligence (sisi permintaan) dan diferensiasi produk ekspor (sisi penawaran) merupakan rekomendasi komprehensif bagi tahap inisiasi FTA Indonesia-Timur Tengah.
Status Wanita dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan dan Petani Padi di Kabupaten Muko-Muko Provinsi Bengkulu Ketut Sukiyono; Indra Cahyadinata; nFN Sriyoto
Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.343 KB) | DOI: 10.21082/jae.v26n2.2008.191-207

Abstract

EnglishThis paper uses a gender conceptual framework of the determinants of food security. Using three indicators, the paper tries to demonstrate the considerable influence of the status of women relative to men to households’ food security in two different economic base groups of households. This research was conducted in the District of Mukomuko in Bengkulu Province.  As many as 219 respondents were divided into two groups of households, namely 110 fishery and 109 paddy farmers, and were selected using a simple random sampling. A multiple regression model was used to determine significant factors of household food security.  Among the two different household groups and using a diet diversity as the household food security indicator, the fishery households group exposed relatively better food security status than that of paddy farmer households. The econometric analysis also showed that status of women relative to men was not significant to food security. Meanwhile, households’ income and household economic base are important factors in determining households’ food security.  IndonesianKajian ini menggunakan kerangka konseptual gender dalam menentukan ketahanan pangan. Dengan menggunakan tiga indikator, artikel ini mencoba menunjukkan pengaruh dari status wanita relatif terhadap pria dalam rumah tangga pada ketahanan pangan pada dua rumah tangga yang berbeda basis ekonominya.  Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Muko-muko Provinsi Bengkulu. Dua ratus sembilan belas responden yang terdiri dari 110 rumah tangga nelayan dan 109 rumah tangga petani padi dipilih dengan menggunakan sampling acak sederhana.  Model regresi berganda akan digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah tangga.  Diantara dua kelompok rumah tangga dan dengan menggunakan ragam pangan sebagai indikator ketahanan pangan rumah tangga, rumah tangga nelayan menunjukkan derajat ketahanan pangan relatif lebih baik dibandingkan rumah tangga petani padi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa status wanita tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap ketahanan pangan rumah tangga meskipun semua memiliki tanda yang sesuai.  Sementara itu, pendapatan rumah tangga dan basis ekonomi rumah tangga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap ketahanan pangan rumah tangga.
Uncertainties in Global Warming Temperature-Trend and Their Impacts on Agricultural Production: an Econometric Evaluation Ashraf, Mohammad A.
Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v26n2.2008.123-143

Abstract

IndonesianMakalah ini membahas kecenderungan dampak pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini. Estimasi dilakukan dengan parameter fraksional dari catatan relatif panjang menggunakan tehnik outlier aditif sebagai pengamatan bebas yang dihasilkan di atmosfer karena pemanasan global. Selanjutnya penelitian ini mengamati secara empiris dampak pemanasan global terhadap aspek tertentu produksi pertanian global. Berdasarkan simulasi Monte Carlo, proses menghasilkan data diterapkan dimana outlier aditif dihasilkan melalui cara discrete atau tidak kontinyu. Hasil observasi menunjukkan bahwa outlier aditif mempengaruhi bias dan MSE parameter fraksional estimasi. Ukuran outlier aditif dalam proses menghasilkan data juga memiliki pengaruh penting terhadap parameter farksional estimasi yang tergantung pada nilai parameter fraksional yang sebenarnya. Hasilnya menunjukkan variabilitas non tren atau siklus alami yang dipengaruhi oleh proses stokastik dalam hal sifat perubahan iklim dengan observasi bebas (outlier) yang menghasilkan outcome berlawanan dari ketidakpastian yang intensif terhadap tren data temperatur dunia pada kondisi riil. Hasil pengamatan empiris menyimpulkan bahwa pada akhir abad 21 secara meyakinkan pemanasan global akan mempunyai dampak negatif terhadap agregat produksi pertanian global dan dampaknya bisa sangat parah jika manfaat fertilizasi karbon (peningkatan hasil dalam lingkungan yang kaya karbon) tidak tampak, terutama jika kelangkaan air membatasi irigasi. Lagi pula, jika pemasan global tidak berhenti pada tahun 2080, tetapi temperatur global terus meningkat pada abad 22, kegagalan produksi pertanian bisa semakin parah. Studi ini juga menunjukkan bahwa akumulasi pengaruh produksi pertanian kemungkinan lebih serius bagi negara berkembang dengan kerugian terbesar di Afrika, Amerika Latin, dan India. EnglishThis paper primarily attempts to detect the trend in the present upshots of global warming temperature data. It has been done through the estimation of the long memory fractional parameter using a simulation technique in the presence of additive outliers which stands as wild observations generated in the atmosphere due to global warming. Then, the study investigates empirically the impact of global warming on the particular aspect of global agricultural production. Based on Monte Carlo simulations, a data generating process is applied where additive outliers are generated in a discrete way. Observed facts reveal that additive outliers affect the bias and the MSE of the estimated fractional parameter. The size of the additive outliers in data generating process has also important effects on the estimated fractional parameter depending on the value of true fractional parameter. The result exhibits a non-trend or a natural cyclical variability influenced by a stochastic process in the case of climate change behavior with wild observations (outliers) that produce a contradictory outcome of profound uncertainties against the case of true world temperature data trend. The results of empirical investigations assert that in the late 21st century unabated global warming would have a negative impact on global agricultural production in the aggregate and the impact could be severe if carbon fertilization benefits (enhancements of yields in a carbon-rich environment) do not materialize, especially if water scarcity limits irrigation. In addition, if warming would not halt in the 2080s, but would continue on a path toward still higher global temperatures in the 22nd century, agricultural damage could be more severe. The study also shows that the composition of agricultural effects is likely to be seriously unfavorable to developing countries with the most severe losses in Africa, Latin America and India.
Transformasi Sistem Produksi Pertanian dan Struktur Agraria Serta Implikasinya terhadap Diferensiasi Sosial dalam Komunitas Petani (Studi Kasus Pada Empat Komunitas Petani Kakao di Provinsi Sulawesi Tengah dan Nangroe Aceh Darussalam) U. Fadjar; M. T.F. Sitorus; A. H. Dharmawan; S. M.P. Tjondronegoro
Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v26n2.2008.209-233

Abstract

EnglishThis research analyses about how and how far the transformation of agricultural production system and agrarian structure within cacao-base peasant community imply to social differentiation. The research uses a “multiple case study” approach in four cocoa peasant communities, i.e.: two communities in Central Sulawesi and the other two in Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). The result shows that capitalism enters the communities by ‘permeating’ (not eliminating) through various new activities, and then produced  a ‘transitional’ agricultural production system.. Nevertheless, a persistence of moral-traditional social relation of production (particularly takes form as ‘temporary holding’), has resulted in a social differentiation in peasant community called as ‘unequal-stratification’ of social structure of peasant community. This social structure is differentiated in many layers from a single status layer (land owners, tillers, and labor) to combination of layers (of those three statuses). Moreover, this emerging social structure is also accompanied by a further inequality in agrarian resource ownership.   IndonesianPenelitian ini bertujuan untuk “menganalisis bagaimana dan sejauh mana trans-formasi sistem produksi pertanian dan struktur agraria terjadi dalam komunitas petani yang mengusahakan tanaman “komersial” kakao serta sejauh mana implikasinya terhadap struktur sosial komunitas petani tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam komunitas petani kakao telah terjadi transformasi sistem produksi pertanian dari perladangan berpindah ke pertanian menetap dan proses tersebut telah mempercepat transformasi struktur agraria. Namun demikian, masih kuatnya hubungan sosial produksi yang berpijak pada ikatan moral tradisional (terutama ikatan kekerabatan, pola pewarisan, dan solidaritas lokal untuk menjaga kebutuhan minimum warga se-komunitas) turut mempertahankan penerapan pola “penguasaan sementara”, khsusnya melalui pola “bagi hasil”. Oleh sebab itu, meskipun mekanisme penguasaan sumberdaya agraria yang memberi jalan pada proses polarisasi dan stratifikasi berlangsung secara bersamaan, tetapi bentuk struktur sosial komunitas petani kakao yang muncul memiliki tipe “stratifikasi” yang disertai dengan luas pemilikan sumberdaya agraria yang mulai timpang.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2008 2008


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Agro Ekonomi: IN PRESS Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 2 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 16, No 1-2 (1997): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 2 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 1 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 10, No 1-2 (1991): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 2 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 2 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 1 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 2 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1983): Jurnal Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1981): Jurnal Agro Ekonomi More Issue