cover
Contact Name
I Made Sumarya
Contact Email
sumaryaimade@yahoo.com
Phone
+6281338717933
Journal Mail Official
sumaryaimade@yahoo.com
Editorial Address
Prodi Biologi Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Universitas Hindu Indonesia Jln. Sangalangit Tembau Penatih, Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Widya Biologi
ISSN : 20865783     EISSN : 26556456     DOI : -
Jurnal Widya Bioloogi adalah jurnal open access dan ditelaah oleh mitra bestari bidang biologi, bertuuan untuk mempublikasikan artikel hasil penelitian atau pemikiran ilmiah dan kajian pustaka dalam bidang ilmu biologi dan ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan ilmu biologi. Fokus dan scope yang ditelaah adalah biologi sains dan biologi terapan.
Articles 61 Documents
PROSES FERMENTASI TERHADAP PENGOLAHAN KAKAO MENJADI PRODUK BAHAN PANGAN Anak Agung Ayu Sauca Sunia Widyantari
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 13 No 02 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyabiologi.v13i02.3567

Abstract

Tanaman kakao merupakan tanaman yang berbunga dan berbuah sepanjang tahun dan menjadi penyumbang devisa bagi Negara. Kakao tumbuh di Indonesia cukup melimpah. Pemanfaatan tumbuhan kakao bisa digunakan untuk berbagai macam jenis pangan makanan dan minuman karena semua bagian dari kakao bisa digunakan. Dalam Proses pengolahan kakao menjadi bahan pangan sangat tergantung pada sifat fisik dan kimia serta pada saat proses fermentasi. proses fermantasi pada biji kakao akan mepengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan dari pengolahan tanaman kakao.
PERANAN KELUARGA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEHAT BAGI ANAK Ida Ayu Gde Yadnyawati; Ni Nyoman Sri Winarti; Desak Seniwati; I Gusti Ayu Ngurah; Ni Made Surawati
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 13 No 02 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyabiologi.v13i02.3568

Abstract

Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup makhluk tersebut. Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam, kelangsungan perikehidupan. Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. Keluarga menjadi agen utama yang memiliki tugas dan fungsi meneruskan kebiasaan,sikap, perilaku dan nilai-nilai dengan menciptakan sebuah kondisi yang kondusif agar tercipta interaksi dan sosialisasi yang positif antara individu anak dengan lingkungan. Peran orang tua dalam keluarga menjadi penting dalam mengasuh, membimbing dan membentuk kepribadian anak. Dalam hal ini pendidikan lingkungan juga harus ditanamkan. Lingkungan yang sehat cocok untuk dijadikan arena bermain anak atau tempat tinggal anak. Jika lingkungan rumah tidak sehat, hal itu bisa mempengaruhi kesehatan anak dan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Diperlukan usaha dan upaya agar bisa menciptakan lingkungan yang sehat. Peranan keluarga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat.
BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L.) DI CAU CHOCOLATES BALI Ni Ketut Ayu Juliasih; I Nyoman Arsana; Ni Nyoman Sri Puspa Adi
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 13 No 02 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyabiologi.v13i02.3569

Abstract

Pabrik Pengolahan Coklat Cau Chocolates, merupakan salah satu perusahaan di Provinsi Bali yang mengembangkan pertanian berbasis coklat, dimulai dari budidaya, pemeliharaan, panen dan pasca panen, serta pengolahan menjadi produk coklat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji budidaya tanaman kakao di Cau Chocolates. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional yang dilakukan selama satu bulan (Juli) 2022. Hasil penelitian diperoleh kegiatan budidaya kakao dimulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman bibit, dan pemeliharaan tanaman, serta panen. Ada tiga varietas utama kakao yang dikembangkan di Cau Chocolates Bali, yaitu kriolo, forastero, dan trinitario. Bibit diperoleh dari biji kakao dengan cara dikecambahkan, menggunakan bibit sambung pucuk, dan sambung samping. Perbanyakan ini dilakukan karena mampu meningkatkan hasil, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara penyiraman, penyiangan gulma, pengendalian hama, dan penyakit, serta kegiatan seleksi bibit. Penanaman kakao dilakukan di awal musim hujan. Bibit kakao yang ditanaman harus memenuhi standar teknis, yaitu tinggi batang 50 cm, diameter > 0,6 cm, dan jumlah daun minimal 12 helai. Pemeliharan tanaman dilakukan dengan cara pemupukan, penyiangan yakni pengendalian gulma, pemangkasan dengan tujuan untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman, dan untuk memacu produksi. Buah yang matang siap dipanen dicirikan dengan adanya perubahan warna kulit dan biji yang melepas dari kulit bagian dalam. Semua kegiatan tersebut sangat berperan penting dan saling berkaitan dalam budidaya tanaman kakao, guna mendapatkan hasil yang berkuantitas dan berkualitas tinggi.
KAYU BAHAN BANGUNAN TRADISIONAL BALI DALAM PERSPEKTIF EKOLOGI BUDAYA I Putu Gede Suyoga; I Made Gede Anadhi
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 13 No 02 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyabiologi.v13i02.3570

Abstract

Kayu adalah bahan bangunan utama dalam khasanah arsitektur tradisional etnis Bali. Pemanfaatannya sudah diatur dalam sejumlah pustaka kearsitekturan tradisional Bali. Hal ini dapat dipahami sebagai hasil adaptasi ekologis yang terabstraksi dari filosofi Tri Hita Karana. Bagaimana aspek-aspek filosofi tersebut teraplikasi dalam praktik kultural etnis Bali? Studi dengan kualitatif dengan deskriptif interpretatif ini, menelaah dengan pendekatan Ekologi Budaya. Hasil studi menunjukkan praksis etnis Bali dalam pemanfaatan kayu sebagai bahan utama bangunan tradisional Bali, merupakan kompleksitas gagasan, etika pola prilaku, dan artefak simbolik yang sarat makna ekologi. Ketentuan klasifikasi kayu, arah tebang, tabu/larangan, dan lain-lainnya adalah sebagian kecil dari aplikasi sosio kultural. Aspek parhyangan menekankan pendekatan sistem kepercayaan dan ritual periodik. Aspek pawongan dan palemahan dengan panduan pilihan kayu untuk masing-masing bangunan. Pada akhirnya praksis kolektif etnis itu menjadi karakter sosial, yakni mencintai lingkungan alam sekitar sebagai bagian dari ekologi global.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK DAN PERHOTELAN DENGAN MEMANFAATKAN EFECTIVE MICROORGANISM (EM) A. A. Komang Suardana; I Wayan Wahyudi; Pande Kadek Yusika Ryanita
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 13 No 02 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyabiologi.v13i02.3571

Abstract

Penggunaan mikroorganisme efektif telah lama dikembangkan di Jepang oleh Prof. Teruo Higa pada tahun 1980-an. Teknologi ini kemudian diadopsi oleh salah satu pengusaha di Bali yaitu Ngurah Wididana untuk menciptakan berbagai produk dengan memanfaatkan mikroorganisme atau disebut Teknologi EM (Efective Microorganism). Limbah cair yang berasal dari sumber domestik hampir seluruhnya tidak dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah dari usaha perhotelan yang kandungannya mirip dengan limbah domestik, sebagian besar hanya diolah dengan metode pengendapan dan aerasi. EM-4 merupakan bioteknologi dengan memanfaatkan mikroorganisme-mikroorganisme efektif yang terdiri campuran bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, mollase, ragi dan bakteri fermentasi. Penggunaan EM-4 perlu diaktivasi terlebih dahulu selama 7 hari sebelum digunakan untuk pengolahan limbah cair dengan penambahan langsung atau metode mud balls. EM-4 aktif memiliki keunggulan ekonomis, praktis, murah, dan multiguna. Sedangkan kelemahan EM-4 untuk limbah cair domestik dan perhotelan adalah waktu tunggu aktivasi yang lama dan bahan yang terdegradasi hanya bahan organik.
MEMAHAMI ETNOEKOLOGI PADA TATA KELOLA AIR RUMAH TRADISIONAL BALI I Putu Gede Suyoga; Ni Ketut Ayu Juliasih
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 14 No 01 (2023): Vol 14 No 01 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air sebagai salah aspek penting dalam ekosistem mendapat perhatian khusus dalam rancang bangun rumah tradisional etnis Bali. Tata kelola air tersebut meliputi sumber air bersih, drainase air hujan, dan air limbah domestik. Pemikirannya terinci secara konsepsi pada sejumlah manuskrip lontar kearsitekturan tradisional dan teraplikasi pada desain rancang bangun di setiap satuan lahan hunian etnis Bali. Fokus studi kualitatif dengan landasan teori etnoekologi ini mengungkapkan beberapa hasil kajian, seperti berikut ini. Secara teoretis, uraian lontar Asta Bhumi dan Asta Kosala Kosali merupakan landasan konsepsi desain perancangannya. Konsep ini terkait erat dengan aspek cosmos dan corpus. Secara praxis, mentradisi pada penataan ruang dan bangunan-bangunan bale yang berpola menyebar pada sebuah karang paumahan ’lahan hunian’. Terdapat sonasi untuk letak semer ‘sumur’, paon ’dapur’, bada ’kandang’, natah ’halaman’, teba ’lahan kosong’, songembah ’drainase’, dan jelinjingan ’got’. Semua itu menunjukkan bahwa rumah tradisional etnis Bali, merupakan sebuah adaptasi budaya yang sangat kuat mengungkapkan upaya konservasi air. Secara holistik dari lingkungan terkecil rumah tangga, melalui mekanisme sistem kepercayaan aspek keilahian air (cosmos), pengetahuan lokal konsepsi air (corpus), dan praktik tata ruang, bangunan, dan utilitas airnya (praxis).
PERAN KADAR CREATIN KINASE-MYOCARDIAL BAND DAN HUBUNGANNYA DENGAN KADAR TROPONIN I SEBAGAI DIAGNOSTIK AMI PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH Resti-Ulantari N.K; Sumarya I M.
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 14 No 01 (2023): Vol 14 No 01 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan suatu penyakit nekrosis otot janntung yang diagnosisnya ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan penanda spesifik jantung yang ditemukan pada Infark Miokard Akut yaitu creatin kinase-myokardial band (CK-MB) dan Troponin I (TnI). Tujuan penelitian adalah untuk menentukan peran kadar CK-MB dan hubungannya dengan kadar TnI sebagai diagnostik IMA. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 38 orang pasien IMA di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Data tentang kharakteristik, kadar CK-MB dan TnI pasien diambil dari dokumen rekam medik pasien IMA di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada bulan Januari sampai dengan April 2022. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik deskriptik dan korelasi Spearman Rank pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kharakteristik pasien IMA berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang (73,7%) dan perempuan 10 orang (26,3%) dengan kadar rata-rata CK-MB 205,64±22,15 IU/L dan 158,70±26,89 IU/L dan kadar rata-rata TnI adalah 478,89±40,087 ng/dl dan 406,40±64,87 ng/dl. Pasien dengan kelompok umur secara berturut-turut 30-45 tahun, 46-65 tahun, 66-80 tahun sebanyak 9 orang (23,7%), 19 orang (50,0%), 10 orang (26,3%) dengan kadar rata-rata CK-MB dan TnI adalah 180,77±41,35 IU/L, 208,68±28,89 IU/L, 175,30±22,63 IU/L dan 309,00±52,50 ng/dl, 516,31±45,52 ng/dl, 488,20±70,83 ng/dl. Ada korelasi antara kadar CK-MB dengan TnI (r = 0,668, p<0,05) yang berperan sebagai diagnostik IMA. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran CK-MB sebagai diagnostik IMA yang kadarnya berhubungan dengan kadar TnI dalam darah pasien IMA.
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) TERESTRIAL DI JALUR PENDAKIAN GUNUNG LESUNG, DESA MUNDUK, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG, BALI Sudiartawan I P; Widiadnyana I K
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 14 No 01 (2023): Vol 14 No 01 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan nilai indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku (pteridophyta) di jalur pendakian Gunung Lesung, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode line transect. Masing-masing garis transek memiliki panjang 100 meter dan setiap garis transek dibuat plot pengamatan dengan ukuran 2 x 2 m sebanyak 10 plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan paku terestrial yang beragam : 5 jenis pada St1, 7 jenis pada St2 dan St3, serta 8 jenis pada St4. Jenis tumbuhan paku terestrial dengan jumlah individu terbanyak adalah Selaginella sp, dan jenis tumbuhan paku terestrial yang paling sering dijumpai adalah Dryopteris sp. Jenis tumbuhan paku yang ditemukan sebanyak 13 jenis yang digolongkan ke dalam 10 genus dan 9 famili dari 288 individu. Nilai indeks keanekaragaman jenis tumbuhan paku terestrial di jalur pendakian Gunung Lesung sebesar 1,881 dan tergolong dalam katagori sedang.
JENIS HAMA PADA TUMBUHAN DAN LEBAH Trigona sp DI ROYAL HONEY SAKAH, BALI Anak Agung Komang Suardana; I Wayan Wahyudi
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 14 No 01 (2023): Vol 14 No 01 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Naskah ini merupakan hasil dari tugas Praktek Kerja Lapangan yang bertujuan untuk mengetahui jenis hama pada tumbuhan dan lebah Trigona sp. di agrowisata Lebah Royal Honey Sakah yang dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Mei 2022. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung dan studi literature. Adapun hasil yang didapat adalah ditemukan hama yang menyerang pada vegetasi tanaman di Agrowisata Lebah Royal Honey Sakah yang menjadi sumber pakan pada lebah Trigona sp. yaitu hama berupa kutu putih yang dapat berpindah tempat dengan cepat dengan begitu penyebaran dari hama ini sangat. Sedangkan hama pada lebah ditemukan semut, cicak, kalajengking, laba-laba dan tawon, hanya jenis tawon yang merupakan predator yang masih sulit di atasi sampai saat ini.
PERAN HORMON TIROID DALAM PROSES METABOLISME I Nyoman Arsana
JURNAL WIDYA BIOLOGI Vol 14 No 01 (2023): Vol 14 No 01 (2023): Widya Biologi
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolisme basal dengan berbagai cara diantaranya; dengan meningkatkan laju konsumsi oksigen, meningkatkan aktivitas enzim yang akan mendegradasi karbohidrat, meningkatkan jumlah dan ukuran mitokondria, meningkatkan aktivitas ensim Na-K ATPase yang akan meningkatkan transport aktif ion natrium dan kalium melalui membran sel. Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid yang diimbangi dengan peningkatan jumlah makanan yang dimakan akan meningkatkan pembentukan ATP serta energi yang dilepaskan sebagai panas sehingga akan meningkatkan temperatur tubuh.