cover
Contact Name
Dr. Otih Rostiana
Contact Email
otihrostiana@gmail.com
Phone
+62251-8321879
Journal Mail Official
buletintro@gmail.com
Editorial Address
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BUL LITTRO) Editorial Office : Indonesian Spices and Medicinal Crops Research Institute (ISMCRI) Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor, Indonesia 16111 Telp. (0251) 8321879, Fax. (0251) 8327010 E mail : buletintro@gmail.com
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
ISSN : 02150824     EISSN : 25274414     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Focus and Scope Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BUL LITTRO) is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research finding on spice, medicinal, aromatic and industrial crops that have never been publish in any other scientific publications. Scopes of Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat are: Scope of science: Agricultural Microbiology, Agricultural Socio-Economics, Agronomy, Plant Biotechnology, Plant Breeding, Plant Protection, Plant Physiology, Soil Science, Seed Technology, Primary Post Harvest Scope of commodities : spice, medicinal, aromatic and industrial crops
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT" : 10 Documents clear
APLIKASI BEBERAPA STRAIN Beauveria bassiana TERHADAP Helopeltis antonii Sign PADA BIBIT JAMBU METE Warsi Rahmat Atmaja; Tri Eko Wahyono; Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian dilakukan di Laborato-rium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), mulai Mei sampai Agustus 2005. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh strain dan konsentrasi B. bassiana yang efektif terhadap H. antonii pada bibit jambu mete. Sebagai perlakuan, B. Bassi-ana terdiri dari strain Leptocorisa, Lopho-baris, dan Hipothenemous, dan konsen-trasi masing-masing strain adalah 104, 106, dan 108 serta kontrol. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan B. bassiana sesuai dengan konsentrasi masing-masing perlakuan yang diuji. Infes-tasi masing-masing 10 ekor serangga dewasa H. antonii pada setiap perlakuan dilakukan sesaat setelah aplikasi. Penga-matan dilakukan setiap hari dengan meng-hitung tingkat kematian H. antonii. Peneli-tian menggunakan rancangan acak leng-kap dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. bassiana strain Lophobaris konsentrasi 106 dan 108, strain Leptocorisa 104, 106, dan 108, strain Hipothenemous 106 dan 108 efektif terhadap H. antonii. Tingkat kema-tian tertinggi H. antonii pada masing-masing strain B. bassiana berturut-turut 100; 96,66; dan 100%. 
ANALISIS KELAYAKAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN USAHATANI JAHE PUTIH KECIL DI KABUPATEN SUMEDANG (Studi Kasus Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang) Ermiati Ermiati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Jahe merupakan tanaman obat po-tensial dengan klaim khasiat paling banyak dan dibutuhkan dalam jumlah besar. Namun, prospek yang baik terhadap per-mintaan jahe belum diikuti oleh peningkat- an produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan, tingkat kelayakan, dan kendala pengembangan usahatani jahe putih kecil (JPK). Penelitian dilakukan dengan cara survei di Desa Nyalindung, Kec. Cimalaka, Kab. Sumedang pada bulan November 2007. Sebanyak 20 petani responden dari 25 KK, yang tergabung dalam kelompok tani, ditentukan secara acak sederhana. Besarnya pendapatan usahatani JPK dihitung dengan analisis pendapatan, sedangkan kelayakan usaha-taninya dianalisis melalui pendekatan analisis Benefit Cost (B/C) ratio, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Pada saat penelitian, harga jual JPK di tingkat petani adalah Rp 1.000/ kg rimpang basah dan produksi sebanyak 1.570 kg/1.000 m²/panen (1 tahun). Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa total biaya sebesar Rp 929.981,- membe-rikan pendapatan kepada petani sebesar Rp 640.019,-/panen. Berdasarkan hasil analisis kelayakan dengan tingkat bunga 1%/bulan atau 12%/th, nilai B/C Ratio sebesar 1,70 (> 1), NPV Rp 497.769,- (>0),  dan IRR 6%/bulan atau 72%/th (>IRR estimate 12%/th). Hal ini menun-jukkan bahwa usahatani JPK di lokasi penelitian layak dilakukan secara teknis dan menguntungkan secara ekonomis. Hasil analisis sensitifitas harga (jika pro-duktivitas tetap 1.570 kg/1.000 m²) menunjukkan bahwa kondisi break event point akan terjadi pada harga Rp 643,-/kg (turun 35,7%). Hasil analisis sensitifitas produksi, (jika harga rimpang tetap       Rp 1.000,-/kg), maka kondisi break event point usahatani JPK akan terjadi jika produktivitas turun sebanyak 35,7% atau menjadi 1.010 kg/1.000 m². Sedangkan kendala pengembangan utama yang dite-mukan, diantaranya adalah : teknik budi-daya yang diterapkan belum sesuai dengan teknologi yang dianjurkan, belum mengunakan varietas unggul yang dile-pas, harga benih varietas unggul yang mahal, keterbatasan modal, fluktuasi harga, dan tingkat pendidikan. 
PENGARUH KEKERINGAN PADA TANAH BERGARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN NILAM Anna Median Kurniasari; Adisyahputra Adisyahputra; Rosihan Rosman
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Untuk mengetahui pengaruh keke-ringan pada tanah bergaram NaCl terhadap pertumbuhan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) telah dila-kukan penelitian di rumah kaca Balai Pene-litian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Bogor pada Juni sampai November 2007. Faktor yang diuji adalah : 1) keadaan tanah, terdiri atas 2 taraf (keadaan lembap dan kering); dan 2) kadar garam NaCl tanah terdiri atas 3 taraf (0, 1.000, dan 2.000 ppm). Faktor-faktor yang diuji tersebut disusun dalam ran-cangan acak lengkap dengan 10 ulangan. Sedangkan parameter yang diamati meli-puti komponen tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku, jumlah cabang, dia-meter batang, serta bobot basah dan kering biomas. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa faktor keadaan dan kadar garam NaCl tanah mempengaruhi pertum-buhan tanaman nilam. Pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut hanya dijum-pai pada komponen diameter batang. Pada kondisi tanah kering, kadar garam NaCl 1.000 ppm atau lebih sangat nyata meng-hambat pertumbuhan diameter batang, tetapi tidak berpengaruh ketika tanah cukup lembap (basah). Kedua faktor secara individu berpengaruh nyata ter-hadap komponen pertumbuhan lainnya pada tanaman nilam. Keadaan tanah basah nyata lebih baik pengaruhnya ter-hadap perkembangan tanaman dibanding tanah  dengan  keadaan  kering.  Demikian   pula kadar garam NaCl tanah yang semakin meningkat ternyata semakin memperburuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman nilam.
KUMBANG PEMAKAN DAUN TANAMAN RANGGA DIPA (Clerodendron indicum (L.) O Ktje) DAN BEBERAPA ASPEK BIOLOGINYA Tri Lestari Mardiningsih
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Tanaman rangga dipa (Cleroden-dron indicum) merupakan salah satu tanaman obat yang berkhasiat dapat menyembuhkan radang saluran kencing, radang kandung kemih, keseleo, rematik, dan asma. Di Petak Pamer Kebun Per-cobaan Cimanggu, tanaman ini terserang oleh kumbang yang menyerang daun. Suatu penelitian, yang bertujuan untuk mengetahui jenis kumbang dan beberapa aspek biologinya, dilakukan di Laborato-rium Hama, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, sejak Juli 2006 sampai dengan Oktober 2007. Serangga dewasa (imago) dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Penelitian biologi dilakukan dengan memelihara larva yang baru menetas secara individu pada cawan petri plastik dan diberi makan daun rangga dipa. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai imago mati. Parameter yang diamati ialah lama stadia telur, larva, pupa dan imago, banyaknya instar larva, siklus hidup dan persentase penetasan telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kumbang ini ialah Phyllocharis undulata, famili Chrysomelidae, ordo Coleoptera. Stadia telur, larva, pupa, dan imago masing-masing berlangsung selama 9; 13-16; 5-7; dan 103-408 hari. Larva terdiri dari empat instar. Persentase penetasan telur 34,78-100%. Siklus hidup dari telur sampai imago bertelur ialah 41-43 hari. 
PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA KARAKTER MORFO-FISIOLOGIS TANAMAN NILAM Djazuli, Muhamad
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor abiotik yang sangat ber-pengaruh terhadap produktivitas nilam. Salah satu teknologi yang relatif murah dan efektif untuk menekan kerugian akibat adanya cekaman kekeringan adalah peng-gunaan varietas nilam yang toleran terha-dap cekaman kekeringan. Tujuan perco-baan ini adalah mendapatkan karakter morfo-fisiologis varietas dan nomor nilam yang toleran terhadap cekaman keke-ringan. Sebuah percobaan pot dilakukan di rumah kaca Balittro Bogor pada Februari – Agustus 2004. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan. Tujuh varietas dan nomor nilam yaitu Sidikalang, Tapak Tuan, Lhok Seumawe, Aceh Merah, TT 75, II-8, dan Girilaya ditanam di pot kayu berukuran 100 x 25 x 10 cm dan diberikan perlakuan cekaman kekeringan. Setelah benih di- tanam, semua pot disiram dengan air sampai jenuh dengan kapasitas lapang 100%. Selanjutnya semua pot diberikan perlakuan cekaman kekeringan dengan tidak memberikan penyiraman sampai umur 120 hari setelah tanam (HST). Parameter yang diamati adalah komponen pertumbuhan, produksi, dan kadar prolin daun. Hasil pengamatan pada umur 120 HST, terlihat bahwa komponen pertum-buhan dan produksi biomas varietas Girilaya paling tinggi diikuti oleh varietas Tapak Tuan. Produktivitas terendah dijum-pai pada varietas Sidikalang. Panjang mak-simum dan bobot segar akar serta kadar prolin di daun tertinggi juga dijumpai pada varietas Girilaya dan Tapak Tuan. Berda-sarkan data hasil pengamatan pertum-buhan, produksi, dan karakter morfo-fisiologi dari ketujuh varietas dan nomor nilam yang ketahanannya diuji terhadap cekaman kekeringan, mengindikasikan bahwa varietas dan nomor paling toleran adalah varietas Girilaya dari jenis nilam Jawa (Pogostemon heyeanus Benth). Sedangkan varietas yang paling toleran di antara nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth) dan hasil induksi somaklonal adalah varietas Tapak Tuan. Oleh karena itu, untuk pengembangan nilam di daerah yang sering terjadi cekaman kekeringan, penggunaan varietas unggul Tapak Tuan dapat dianjurkan.
PENGARUH SUKROSA DAN PENGERODONGAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PENYAMBUNGAN JAMBU METE DI LAPANGAN PADA MUSIM KEMARAU Rudi Suryadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan teknik penyambungan jambu mete pada musim kemarau. Penelitian dilaksanakan di KP Cikampek, Jawa Barat, mulai Januari sampai Desember 2002. Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terbagi dengan 3 ulangan, dan ukuran petak 16 sambungan/ perlakuan. Sebagai petak utama adalah perlakuan sukrosa, terdiri atas : A) tanpa sukrosa, B) pencelupan dengan sukrosa 0,2% selama 0,5 jam. Sebagai anak petak adalah perlakuan pengerodongan, terdiri atas : 1) pelepah pisang, 2) pelepah pisang + tudung plastik tidak berwarna, 3) kerodong plastik tidak berwarna + pelepah pisang, 4) kerodong plastik tidak berwarna + pelepah pisang + tudung plastik tidak berwarna, 5) kerodong plastik tidak berwarna + pelepah pisang + tudung ker-tas koran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman batang atas (entres) ke dalam larutan 0,2% sukrosa selama 0,5 jam sebelum penyambungan yang diikuti pengerodongan dengan kero-dong plastik tak berwarna + pelepah pisang + tudung plastik tak berwarna, menghasilkan persentase sambungan hidup, pertumbuhan tunas, dan jumlah daun tertinggi masing-masing 72,92%; 53,33 cm; dan 20,67 helai. Teknik penyambungan ini lebih sesuai kalau pelaksanaannya dilakukan pada musim kemarau.
EFEKTIVITAS MINYAK SERAIWANGI DAN FRAKSI SITRONELLAL TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Phytophthora palmivora PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO Nurmansyah Nurmansyah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Efektivitas minyak seraiwangi (Cymbopogon nardus) dan fraksi sitronellal terhadap pertumbuhan jamur Phytophtho-ra palmivora, penyebab penyakit busuk buah kakao secara in vitro, telah dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit KP Laing Solok Sumatera Barat dari Juni - Desember 2008. Penelitian dilaksanakan dengan 3 metode : (a) penekanan diame-ter koloni menggunakan medium potato dekstrosa agar (PDA) dan perlakuan yang diuji adalah minyak seraiwangi dan fraksi sitronellal dengan beberapa tingkat konsentrasi (0, 100, 250, 500, 750, dan 1.000 ppm), (b) penekanan biomassa koloni menggunakan medium potato dex-trose Broth (PDB), dan perlakuan yang diuji adalah minyak seraiwangi dan fraksi sitronellal dengan 6 tingkat konsentrasi (0; 100; 250; 500; 750 dan 1.000 ppm), dan (c) penekanan diameter koloni oleh senya-wa volatil dari minyak seraiwangi dan fraksi sitronellal dengan 6 dosis uji (0; 0,01; 0,025; 0,05; 0,075; dan 0,1 ml/ cawan petri). Percobaan (a) dan (b) menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 4 ulangan, dan percobaan (c) disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 750 ppm, minyak seraiwangi mampu menghambat pertumbuhan diame-ter koloni P. palmivora 75,95% dan bio-massa koloni 82,61%. Sedangkan fraksi sitronellal pada konsentrasi yang sama mampu menghambat pertumbuhan diame-ter koloni lebih baik (yakni 78,88%) dan biomassa koloni 88,41%. Pada konsen-trasi 1.000 ppm, minyak seraiwangi mau-pun fraksi sitronellal mampu mengham-bat petumbuhan diameter dan biomassa koloni jamur P. palmivora 100%. Senya-wa volatatil dari minyak seraiwangi pada dosis 0,1 ml dan fraksi sitronellal 0,075 ml/cawan petri mampu menghambat per-tumbuhan diameter jamur P. palmivora 100%. 
STUDI FENOLOGI DAN SENYAWA KIMIA PRONOJIWO (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn.) Tirta, I G.; Ardaka, I M.; Darma, I Dw. Pt.
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Pronojiwo (Euchresta horsfieldii (Lesch.) Benn.) termasuk dalam suku Fabaceae dan merupakan salah satu tum-buhan hutan yang berpotensi sebagai sumber obat tradisional Indonesia. Khasiat bijinya hanya dikenal terbatas di kalangan keluarga maupun masyarakat tertentu, yaitu sebagai penyegar tubuh dan sebagai obat perangsang. Selama ini telah dike-tahui bahwa sebagian besar tumbuhan obat penghasil bahan baku masih diper-oleh dari alam, yang merupakan tumbuhan liar, dan hanya sebagian kecil saja yang diperoleh dari hasil budidaya. Saat ini populasi pronojiwo sudah berkurang, bahkan termasuk dalam kategori dua ratus tumbuhan langka Indonesia. Tempat tum-buhnya terbatas pada wilayah hutan dengan lereng-lereng gunung yang tinggi. Pengambilan yang terus menerus dari alam, tanpa adanya usaha untuk mem-budidayakannya, menyebabkan populasi-nya terus menurun sehingga pada akhir-nya akan mengalami kelangkaan. Berda-sarkan hal tersebut di atas, tindakan budi-daya diperlukan untuk mempertahankan, mengembangkan, serta mengkaji tentang fenologi dan kandungan kimianya. Pen-catatan data fenologi dilakukan pada habitat alami pronojiwo di Bukit Tapak, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan - Bali. Pengamatan dilakukan secara rutin 2 kali/minggu (hari Senin dan Kamis) tergantung dari perkembangan bunga dan buah. Diketahui perkembangan bunga dari mulai keluar tunas sampai dengan mekar berkisar antara 60-75 hari, lama bunga mekar 10-12 hari. Setelah bunga mekar langsung keluar bakal buah. Buah matang dan siap dipanen setelah berumur 130-150 hari. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa dari 40 senyawa kimia yang ditemukan, senyawa Kaur-16-ene tertinggi terdapat di akar (51,29%) dan batang (36,13%). Selanjutnya senyawa asam palmitat ditemukan pada akar (16,07%), batang (34,79%), daun (23,55%), kulit biji (13,79%), dan biji (36,13%). Hasil analisis dari 8 senyawa di Laboratorium UNUD, diketahui kandungan Vitamin C tertinggi terdapat pada kulit biji (2.254,32 mg/100 g) dan Antioksidan tertinggi ditemukan pada daun (126,94 ppm).Kata kunci : Fenologi, senyawa kimia, Euchresta horsfieldii, Bukit Tapak
ANALISIS ADOPSI TEKNOLOGI JAMBU METE DI NUSA TENGGARA TIMUR Bedy Sudjarmoko
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mem-pengaruhi tingkat adopsi teknologi oleh petani jambu mete di NTT sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan media dise-minasi yang tepat. Penelitian dilaksanakan dari Juli – Nopember 2009 di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, dengan meng-gunakan metode survey. Jumlah respon-den ditentukan sebanyak 60 orang petani jambu mete yang dipilih secara random. Sedangkan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Data yang diamati terdiri atas data primer dan sekunder dan dianalisa menggunakan regresi berganda menggunakan model logit. Prosedur pen-dugaan parameter menggunakan metode maximum likelihood. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa adopsi teknologi petani jambu mete dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, luas lahan usahatani, pendapatan bersih petani dari kebun jambu mete, dan status pekerjaan sampingan. Agar proses adopsi oleh petani jambu mete lebih cepat, media diseminasi yang disarankan adalah sekolah lapang dan demplot. 
POTENSI ADAS (Foeniculum vulgare) SEBAGAI BAHAN AKTIF LOTION ANTI NYAMUK DEMAM BERDARAH(Aedes aegypti) Kardinan, Agus; Dhalimi, Azmi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian dilakukan pada tahun 2007-2008 di Laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aro-matik. Penelitian disusun dengan rancang-an acak lengkap, terdiri dari 5 taraf per-lakuan konsentrasi minyak adas (0; 1,25; 2,5; 5; dan 10%), dan diulang sebanyak sepuluh kali. Pengamatan dilakukan terha-dap uji organoleptik, yaitu meliputi homo-genitas formula, warna, aroma, uji iritasi, pH, viskositas, serta uji daya proteksi. Pengujian dilakukan selama enam jam, sedangkan pengolesan lotion hanya dila-kukan satu kali, pada saat awal pengujian untuk melihat daya tahan lotion. Hasil menunjukkan bahwa formula lotion anti nyamuk bercampur secara homogen yang dilihat pada bulan pertama hingga bulan ketiga. Lotion berwarna agak kekuningan, sebagai akibat dari warna minyak atsiri adas yang berwarna kekuningan. Aroma formula berbau khas seperti minyak telon dengan aroma yang stabil sampai penga-matan bulan ke tiga. Lotion tidak menye-babkan iritasi atau ketidak-nyamanan pada pengguna selama pemakaian enam jam. pH formula lotion hampir merata yaitu sekitar 8,6 lebih, dimana pH ideal sebagai lotion adalah mendekati netral (7). Oleh karena itu perlu pengurangan kadar tri-etanolamin pada formula untuk menu-runkan pH. Terdapat korelasi positif antara konsentrasi minyak atsiri adas dengan viskositas formula, yaitu semakin tinggi kandungan minyak atsiri adas, semakin tinggi viskositasnya. Minyak atsiri adas bersifat repellent (menolak) nyamuk A. aegypti, namun demikian pada konsen-trasi 1,25 dan 2,5% hanya menampakkan efektifitasnya pada jam pertama pengu-jian. Sedangkan pada konsentrasi 5 dan 10%, efektifitasnya dapat bertahan sela-ma dua jam dengan menunjukkan daya proteksi di atas 50%, setelah itu daya proteksi mulai menurun. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 2 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 1 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 2 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 2 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 1 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 13, No 2 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 12, No 1 (2001): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 2 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 2 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 2 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 2 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 1 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 1 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 1 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 1, No 2 (1986): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 1, No 1 (1986): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat More Issue