Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN JENIS PEMBALUT TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK JAMBU MENTE Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n1.2003.%p

Abstract

Effect of Light Intensity and Bandage on The Successs ofGrafting of CashewA field trial was conducted at the Cikampek Experimental Garden, Spice and Medicinal Crops Research Institute, from November 1997 to March 1998, aiming at the effect of light intensity and bandage on the success of shoot grafting of cashew (Anacardium occidentale). The experimental was performed with a split-plot design 3 replicat and 10 plant/treatment. The treatments were (1) Light intensity (main plot) consisted of 30% (place under shadow of cashew), 23% (under cinnamon), 27% (under leaves of palm), and 100% (whithout shade). (2) Material for bandage (as sub plot) such as white plastic, black plastic, para film, and selotif. The result showed that the highest number of grafting success was 68,8% obtained by the interaction of white plastic bandage with 30% light intensity, (temperature 320 C, and humidity 60%). The highest shoot was is 16,5 cm, shown by the interaction of white plastic with 100% light intensity. Therefore white plastic color is the best bandage for shoot grafting compared to the other material. There was no interaction effect of light intensity with kind of bandage on the number of leaves. 
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LADA PERDU YANG DIPUPUK NPK Mg DAN DIAPLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH TRIAKONTANOL Azmi Dhalimi; M. Syakir
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v19n1.2008.%p

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pemupukan NPKMg dan zat pengatur tumbuh triakontanol (ZPT Tria) ter-hadap pertumbuhan dan produksi lada perdu. Percobaan lapangan dilakukan di Kebun Per-cobaan Loka Penelitian Pakuon, Sukabumi sejak September 1996 sampai dengan Desem-ber 2000, menggunakan rancangan Petak Ter-bagi dengan tiga ulangan dan ukuran plot 12 tanaman per perlakuan. Sebagai petak utama adalah dosis ZPT Tria empat taraf yang terdiri atas 0; 0,5; 1,0 dan 1,5 mg/l, sedangkan anak petak adalah dosis pupuk NPK Mg empat taraf terdiri atas 0, 200, 400, dan 600 g/tan/th. Peubah yang diamati adalah jumlah daun pada cabang primer, jumlah cabang primer, panjang cabang primer, jumlah cabang sekunder, jum-lah tandan buah per pohon, bobot buah per tangkai, bobot seratus butir dan produksi lada putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi yang nyata di-tunjukkan oleh dosis pupuk NPK Mg dengan ZPT Tria terhadap jumlah daun per cabang primer, panjang ca-bang primer dan jumlah tandan bunga pada umur 15 bulan setelah tanam (BST). Interaksi ini juga terlihat pada umur 26 BST, terhadap bobot buah bertangkai dan pro-duksi lada putih per pohon. Pertumbuhan ter-baik lada perdu umur 15 BST diperoleh dari pengaruh interaksi pupuk NPK Mg dosis 400 g/tan/th dengan aplikasi ZPT Tria dosis 1,5 mg/l yang meng-hasilkan 50,0 jumlah daun per cabang primer, 62,1 cm panjang cabang primer dan 60,2 jumlah tandan bunga. Sedangkan produksi terbaik lada perdu pada tanaman umur 26 BST adalah 310 g/tan/th bobot buah bertangkai dan 92,7 g/tan/th lada putih. 
PENGARUH SEKAM DAN ABU SEKAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KEMATIAN TANAMAN PANILI (Vanilla planifolia Andrews) DI PEMBIBITAN Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n2.2003.%p

Abstract

Penelitian telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Cimanggu, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat mulai bulan April sampai dengan Agustus 1997, bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan sekam dan abu sekam terhadap pertumbuhan dan tingkat kematian tanaman. Perlakuan yang diuji adalah (1) dosis sekam yang terdiri atas 0, 50, 100, dan 200 g/ polibag; (2) abu sekam yang terdiri atas 0, 50, 100 dan 200 g/polibag, sehingga diperoleh 16 kombinasi perlakuan. Setiap polibag berisi 4 kg, terdiri atas campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Penelitian mengguna- kan rancangan Acak Kelompok faktorial yang diulang 3 kali dengan 4 tanaman/ perlakuan.  Secara tunggal penggunaan 50 g sekam/polibag dan 50 g abu sekam/polibag berpengaruh baik terhadap pertumbuhan bibit panili, namun dengan tingkat kematian tinggi. Disarankan  untuk  menggunakan 200 g sekam/polibag atau 100 g abu sekam/ polibag untuk memperoleh pertumbuhan yang cukup baik dengan tingkat kematian relatif kecil.
APLIKASI BEBERAPA STRAIN Beauveria bassiana TERHADAP Helopeltis antonii Sign PADA BIBIT JAMBU METE Warsi Rahmat Atmaja; Tri Eko Wahyono; Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian dilakukan di Laborato-rium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), mulai Mei sampai Agustus 2005. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh strain dan konsentrasi B. bassiana yang efektif terhadap H. antonii pada bibit jambu mete. Sebagai perlakuan, B. Bassi-ana terdiri dari strain Leptocorisa, Lopho-baris, dan Hipothenemous, dan konsen-trasi masing-masing strain adalah 104, 106, dan 108 serta kontrol. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan B. bassiana sesuai dengan konsentrasi masing-masing perlakuan yang diuji. Infes-tasi masing-masing 10 ekor serangga dewasa H. antonii pada setiap perlakuan dilakukan sesaat setelah aplikasi. Penga-matan dilakukan setiap hari dengan meng-hitung tingkat kematian H. antonii. Peneli-tian menggunakan rancangan acak leng-kap dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. bassiana strain Lophobaris konsentrasi 106 dan 108, strain Leptocorisa 104, 106, dan 108, strain Hipothenemous 106 dan 108 efektif terhadap H. antonii. Tingkat kema-tian tertinggi H. antonii pada masing-masing strain B. bassiana berturut-turut 100; 96,66; dan 100%. 
Variabilitas Fenotipik dan Kekerabatan Genetik Spesies Gambir Liar Murdaningsih H. Karmana; Hamda Fauza; , Jamsari; Azmi Dhalimi; Ahmad Denian; Istino Ferita; , Nurainas
Zuriat Vol 20, No 2 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i2.6632

Abstract

Pada tanaman gambir, belum didapatkan informasi yang lengkap dan akurat tentang keberadaan plasma nutfah yang merupakan sumber materi genetik untuk pemuliaan. Informasi mengenai tingkat variabilitas genetik serta hubungan kekerabatan di antara populasi gambir liar sangat diperlukan oleh pemulia tanaman untuk mengidentifikasi calon tetua yang potensial. Untuk mengetahui variabilitas fenotipik dilakukan pengamatan terhadap karakter morfologi dan agronomi gambir liar serta diestimasi variabilitas genetiknya menggunakan analisis RAPD. Bahan tanaman yang digunakan untuk penentuan variabilitas genetik adalah tujuh spesies gambir liar yang merupakan sebagian dari ekplorasi dan yang memiliki sampel lebih dari 10 aksesi. Pengamatan dilakukan pada 111 aksesi terhadap 12 karakter fenotipik. Hubungan kekerabatan antar spesies diketahui melalui analisis klaster berdasarkan teknik RAPD terhadap 28 aksesi, tiga aksesi untuk setiap spesies yang jumlah aksesinya sama atau lebih dari tiga atau sesuai dengan jumlah aksesi yang ada pada setiapspesies tersebut. Hasil pengamatan terhadap karakter fenotipik spesies gambir liar pada beberapa lkasi di Sumatera Barat, menunjukkan variabilitas fenotipik yang luas pada beberapa karakter yang diamati. Analisis klaster berdasarkan karakter fenotipik antar spesies memperlihatkan antar spesies memiliki jarak taksonomi yang bervariasi. Hasil amplifikasi DNA dengan teknik RAPD memperlihatkan profil pita DNA yang berbeda di antara spesies gambir liar. Analisis kekerabatan berdasarkan profil pita DNA menunjukkan terdapat jarak genetik yang bervariasi di antara spesies gambir liar, yang berarti spesies gambir liar memiliki variabilitas genetik yang luas. Namun, tidak terdapat korelasi yang erat antara pengamatan data fenotipik dengan data genetik (profil pita DNA).
Permasalahan Gambir (Uncaria gambir L.) di Sumatera Barat dan Alternatif Pemecahannya AZMI DHALIMI
Perspektif Vol 5, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v5n1.2006.%p

Abstract

ABSTRAKTanaman gambir merupakan komoditas spesifik lokasi dan unggulan daerah provinsi  Sumatera Barat. Usahatani gambir adalah salah satu mata pencaharian untuk meningkatkan pendapatan petani. Gambir juga sebagai komoditas ekspor yang memiliki sumbangan besar terhadap PDRB daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan devisa Negara. Delapan puluh persen kebutuhan gambir dunia dipasok oleh Provinsi Sumatera Barat dengan negara tujan Bangladesh, India, Pakistan, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Perancis , dan Swiss. Permintaan terhadap gambir terus meningkat sepanjang tahun dan selama periode lima tahun (2000 - 2004) peningkatan volume ekspornya mencapai 87,49% dan nilainya meningkat 17,16%. Kegunaan utama gambir adalah sebagai bahan baku industri obat-obatan,  makanan,  industri  tekstil  serta  bahan baku pewarna yang tahan terhadap cahaya matahari, disamping juga sebagai bahan penyamak kulit. Permasalah utama dari tanaman gambir saat ini adalah rendahnya produktivitas dan kualitas produk sebagai akibat dari cara bercocok tanam dan proses pasca panen                (pengolahan) yang belum optimal dan minimnya dukungan teknologi. Salah satu langkah dalam   mengatasi   masalah   ini   adalah   melakukan identifikasi permasalahan dalam rangka menghasilkan program perencanaan penelitian/pengkajian yang komperhensif, sinergis, dan berkelanjutan. Atas dasar desk study dan informasi dari lapangan, baik data teknis maupun sosial ekonomi sudah diperoleh rumusan permasalahan dan alternatif pemecahannya dalam bentuk matrik program aksi  yang diharapkan dapat  dijadikan langkah awal bagi instansi terkait dalam penanganan permasalahan gambir di Sumatera Barat. Hal ini sangat berguna dalam menghindar duplikasi perencanaan dan pelaksanaan, dan untuk evaluasi program penelitian dan pengkajian, sehingga menghasilkan suatu program aksi yang strategis dan dinamis sejak pra produksi sampai dengan pengolahan dan pemasaran.Kata kunci: Gambir, Ucaria ambir, indentifikasi masalahj, Sumatera Barat ABSTRACTProblem of gambir (Uncaria gambir) in West Sumatera and its their alternative solutionsGambir plant is a specific location commodity of West Sumatera. Gambir farming is  obne  of activities to increase farmers income. It is also  an export commodity which contributes to local PDRB and increases  export  earnings. Around 80% of world demand is fulliled by West Sumatera Province with destiniation  country :  Bangladesh,  India,  Pakistan, Taiwan, Japan, South Korea, France, and Switzerland. Demands for gambir have increased all the years, and during five years (2000-2004) export vlume increased 87.49% and export value increased 17.16%. Gambir is esed  raw  material  for  medicine,  food,  and  textile industries, and also as sunlight proof color agent and for leather processing. The main problems of gambir are low producticvity and low quality resulted from inoptimal  cultivation  and  post  harvest  processing technoloque. One step to value the problems is to identify the problems and to draw a program for research and development  of  gambir  which  are comprehensive, synergic, and  sustainable. This program  in  solving the  gambir  problems  in  West Sumatera, and it is also important to avoid duplication in planning and implementation, and also for research evaluastion so that it can produce action program which is strategic and dynamic since pre-production to post-harvest and marketing.Key word: Gambir, Uncaria gambir, problem identification, West Sumatera.
POTENSI ADAS (Foeniculum vulgare) SEBAGAI BAHAN AKTIF LOTION ANTI NYAMUK DEMAM BERDARAH(Aedes aegypti) Agus Kardinan; Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian dilakukan pada tahun 2007-2008 di Laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aro-matik. Penelitian disusun dengan rancang-an acak lengkap, terdiri dari 5 taraf per-lakuan konsentrasi minyak adas (0; 1,25; 2,5; 5; dan 10%), dan diulang sebanyak sepuluh kali. Pengamatan dilakukan terha-dap uji organoleptik, yaitu meliputi homo-genitas formula, warna, aroma, uji iritasi, pH, viskositas, serta uji daya proteksi. Pengujian dilakukan selama enam jam, sedangkan pengolesan lotion hanya dila-kukan satu kali, pada saat awal pengujian untuk melihat daya tahan lotion. Hasil menunjukkan bahwa formula lotion anti nyamuk bercampur secara homogen yang dilihat pada bulan pertama hingga bulan ketiga. Lotion berwarna agak kekuningan, sebagai akibat dari warna minyak atsiri adas yang berwarna kekuningan. Aroma formula berbau khas seperti minyak telon dengan aroma yang stabil sampai penga-matan bulan ke tiga. Lotion tidak menye-babkan iritasi atau ketidak-nyamanan pada pengguna selama pemakaian enam jam. pH formula lotion hampir merata yaitu sekitar 8,6 lebih, dimana pH ideal sebagai lotion adalah mendekati netral (7). Oleh karena itu perlu pengurangan kadar tri-etanolamin pada formula untuk menu-runkan pH. Terdapat korelasi positif antara konsentrasi minyak atsiri adas dengan viskositas formula, yaitu semakin tinggi kandungan minyak atsiri adas, semakin tinggi viskositasnya. Minyak atsiri adas bersifat repellent (menolak) nyamuk A. aegypti, namun demikian pada konsen-trasi 1,25 dan 2,5% hanya menampakkan efektifitasnya pada jam pertama pengu-jian. Sedangkan pada konsentrasi 5 dan 10%, efektifitasnya dapat bertahan sela-ma dua jam dengan menunjukkan daya proteksi di atas 50%, setelah itu daya proteksi mulai menurun. 
Permasalahan Gambir (Uncaria gambir L.) di Sumatera Barat dan Alternatif Pemecahannya AZMI DHALIMI
Perspektif Vol 5, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.634 KB) | DOI: 10.21082/p.v5n1.2006.%p

Abstract

ABSTRAKTanaman gambir merupakan komoditas spesifik lokasi dan unggulan daerah provinsi  Sumatera Barat. Usahatani gambir adalah salah satu mata pencaharian untuk meningkatkan pendapatan petani. Gambir juga sebagai komoditas ekspor yang memiliki sumbangan besar terhadap PDRB daerah yang pada gilirannya akan meningkatkan devisa Negara. Delapan puluh persen kebutuhan gambir dunia dipasok oleh Provinsi Sumatera Barat dengan negara tujan Bangladesh, India, Pakistan, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Perancis , dan Swiss. Permintaan terhadap gambir terus meningkat sepanjang tahun dan selama periode lima tahun (2000 - 2004) peningkatan volume ekspornya mencapai 87,49% dan nilainya meningkat 17,16%. Kegunaan utama gambir adalah sebagai bahan baku industri obat-obatan,  makanan,  industri  tekstil  serta  bahan baku pewarna yang tahan terhadap cahaya matahari, disamping juga sebagai bahan penyamak kulit. Permasalah utama dari tanaman gambir saat ini adalah rendahnya produktivitas dan kualitas produk sebagai akibat dari cara bercocok tanam dan proses pasca panen                (pengolahan) yang belum optimal dan minimnya dukungan teknologi. Salah satu langkah dalam   mengatasi   masalah   ini   adalah   melakukan identifikasi permasalahan dalam rangka menghasilkan program perencanaan penelitian/pengkajian yang komperhensif, sinergis, dan berkelanjutan. Atas dasar desk study dan informasi dari lapangan, baik data teknis maupun sosial ekonomi sudah diperoleh rumusan permasalahan dan alternatif pemecahannya dalam bentuk matrik program aksi  yang diharapkan dapat  dijadikan langkah awal bagi instansi terkait dalam penanganan permasalahan gambir di Sumatera Barat. Hal ini sangat berguna dalam menghindar duplikasi perencanaan dan pelaksanaan, dan untuk evaluasi program penelitian dan pengkajian, sehingga menghasilkan suatu program aksi yang strategis dan dinamis sejak pra produksi sampai dengan pengolahan dan pemasaran.Kata kunci: Gambir, Ucaria ambir, indentifikasi masalahj, Sumatera Barat ABSTRACTProblem of gambir (Uncaria gambir) in West Sumatera and its their alternative solutionsGambir plant is a specific location commodity of West Sumatera. Gambir farming is  obne  of activities to increase farmers income. It is also  an export commodity which contributes to local PDRB and increases  export  earnings. Around 80% of world demand is fulliled by West Sumatera Province with destiniation  country :  Bangladesh,  India,  Pakistan, Taiwan, Japan, South Korea, France, and Switzerland. Demands for gambir have increased all the years, and during five years (2000-2004) export vlume increased 87.49% and export value increased 17.16%. Gambir is esed  raw  material  for  medicine,  food,  and  textile industries, and also as sunlight proof color agent and for leather processing. The main problems of gambir are low producticvity and low quality resulted from inoptimal  cultivation  and  post  harvest  processing technoloque. One step to value the problems is to identify the problems and to draw a program for research and development  of  gambir  which  are comprehensive, synergic, and  sustainable. This program  in  solving the  gambir  problems  in  West Sumatera, and it is also important to avoid duplication in planning and implementation, and also for research evaluastion so that it can produce action program which is strategic and dynamic since pre-production to post-harvest and marketing.Key word: Gambir, Uncaria gambir, problem identification, West Sumatera.
APLIKASI BEBERAPA STRAIN Beauveria bassiana TERHADAP Helopeltis antonii Sign PADA BIBIT JAMBU METE Warsi Rahmat Atmaja; Tri Eko Wahyono; Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v21n1.2010.%p

Abstract

Penelitian dilakukan di Laborato-rium dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), mulai Mei sampai Agustus 2005. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh strain dan konsentrasi B. bassiana yang efektif terhadap H. antonii pada bibit jambu mete. Sebagai perlakuan, B. Bassi-ana terdiri dari strain Leptocorisa, Lopho-baris, dan Hipothenemous, dan konsen-trasi masing-masing strain adalah 104, 106, dan 108 serta kontrol. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan B. bassiana sesuai dengan konsentrasi masing-masing perlakuan yang diuji. Infes-tasi masing-masing 10 ekor serangga dewasa H. antonii pada setiap perlakuan dilakukan sesaat setelah aplikasi. Penga-matan dilakukan setiap hari dengan meng-hitung tingkat kematian H. antonii. Peneli-tian menggunakan rancangan acak leng-kap dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. bassiana strain Lophobaris konsentrasi 106 dan 108, strain Leptocorisa 104, 106, dan 108, strain Hipothenemous 106 dan 108 efektif terhadap H. antonii. Tingkat kema-tian tertinggi H. antonii pada masing-masing strain B. bassiana berturut-turut 100; 96,66; dan 100%. 
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN JENIS PEMBALUT TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK JAMBU MENTE Azmi Dhalimi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n1.2003.%p

Abstract

Effect of Light Intensity and Bandage on The Successs ofGrafting of CashewA field trial was conducted at the Cikampek Experimental Garden, Spice and Medicinal Crops Research Institute, from November 1997 to March 1998, aiming at the effect of light intensity and bandage on the success of shoot grafting of cashew (Anacardium occidentale). The experimental was performed with a split-plot design 3 replicat and 10 plant/treatment. The treatments were (1) Light intensity (main plot) consisted of 30% (place under shadow of cashew), 23% (under cinnamon), 27% (under leaves of palm), and 100% (whithout shade). (2) Material for bandage (as sub plot) such as white plastic, black plastic, para film, and selotif. The result showed that the highest number of grafting success was 68,8% obtained by the interaction of white plastic bandage with 30% light intensity, (temperature 320 C, and humidity 60%). The highest shoot was is 16,5 cm, shown by the interaction of white plastic with 100% light intensity. Therefore white plastic color is the best bandage for shoot grafting compared to the other material. There was no interaction effect of light intensity with kind of bandage on the number of leaves.