cover
Contact Name
Dr. Otih Rostiana
Contact Email
otihrostiana@gmail.com
Phone
+62251-8321879
Journal Mail Official
buletintro@gmail.com
Editorial Address
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BUL LITTRO) Editorial Office : Indonesian Spices and Medicinal Crops Research Institute (ISMCRI) Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor, Indonesia 16111 Telp. (0251) 8321879, Fax. (0251) 8327010 E mail : buletintro@gmail.com
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
ISSN : 02150824     EISSN : 25274414     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Focus and Scope Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BUL LITTRO) is a peer-reviewed and open access journal that publishes significant and important research finding on spice, medicinal, aromatic and industrial crops that have never been publish in any other scientific publications. Scopes of Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat are: Scope of science: Agricultural Microbiology, Agricultural Socio-Economics, Agronomy, Plant Biotechnology, Plant Breeding, Plant Protection, Plant Physiology, Soil Science, Seed Technology, Primary Post Harvest Scope of commodities : spice, medicinal, aromatic and industrial crops
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT" : 10 Documents clear
EFEKTIVITAS MINYAK JARAK PAGAR SEBAGAI LARVASIDA, ANTI-OVIPOSISI DAN OVISIDA TERHADAP LARVA NYAMUK Endang Puji Astuti; Adi Riyadhi; Noor Roufiq Ahmadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Effectiveness of Castor Oil as a Pagar Larvasida, oviposition and anti-Mosquito Larva of Ovisida Aedes albopictusAedes albopictus mosquito is increasing problem of public health, being the vector responsible for Chikungunya and the second vector for Dengue. Various efforts have been done to control the mosquitoes both chemically and naturally. Jatropha curcas seed oil was known to posses insecticide activity against larval mosquito species. The study aimed to examine effectiveness of J. curcas seed oil as larvi-cidal, anti-oviposition, and ovicidal against A. albopictus. The larval mortality was observed after 24 h of exposure. The LC50 value of J. curcas seed oil is 905.29 ppm, against A. albopictus. The oil significantly (p <0.05) reduced oviposition by A. albo-pictus in the 0.4 and 0.5% concentration for J. curcas. J. curcas seed oil was ef-fecttive on 0.4 and 0.5% concentration so that could prevent the eggs from being hatched. Quantitative analysis of J. curcas by spectrophotometer revealed the pre-sence of piperine, its potential against lar-val mosquito. The result of this study sug-gested that the J. curcas oil posses insec-ticide properties.  
POTENCY OF ANTIOXIDANT, ANTICHOLESTEROL AND PLATELET ANTIAGGREGATION OF BLACK TEA (Camelia sinensis ) Wahyu Widowati; Tati Herlina; Hana Ratnawati; Tjandrawati Mozef; Victor Immanuel
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Epidemiological studies have shown an in-verse correlation betweendiets rich in po-lyphenols, flavonoids and reduced risk of cardiovasculardisease. These associationswere mainly ascribed to the antioxidant, antiaggregation and anticholesterol capa-city of polyphenols. This association has been explained that atherogenesis is ini-tiated by hypercholesterol, lipid peroxida-tion and hyper aggregation platelet. The research was carried out to evaluate anti-oxidant, anticholesterol and antiaggrega-tion activities of methanol extract and frac-tions of black tea (Camelia sinensis). To evaluate antioxidant activity of methanol extract and fractions were compared  with (-)-Epigallocatechine 3-gallate (EGCG), an-ticholesterol activity were compared with simvastatin and antiaggregation activity were compared with aspirin. Antioxidant activity using the 1,1-diphenyl-2-picryl-hy-drazyl (DPPH) free radical scavenging acti-vity at two concentrations 100 µg/mL, 50 µg/mL and anticholesterol was cholesterol oxidase activity at two concentrations 0.005 µg/mL, 0.0025 µg/mL, the antiag-gregation  activity  used epinephrine (EPN)agonist at two concentrations 300 μM, 75 μM and one concentration 37.1 µg/mL of methanol extract and fractions of black tea. To know the difference of treatment, the data were analysed using Analysis of Variance (ANOVA) and be continued Dun-can’s new multiple range test. The results showed that DPPH scavenging activity were high (88.59-93.556%), the anticho-lesterol showed high activity (93.663-97.434%) and the antiaggregation sho-wed low up to high activity (79.967-4.31%). Using Duncan’s new multiple ra-nge test showed that anti-oxidant activity were not different among extract and fractions of black tea,the highest anti-cholesterol activity was black tea extract 0.005 µg/mL (97.434%) and the highest antiaggregation activity was ethyl acetate fraction on 75 μM EPN agonist (4.310 %), water fraction 37.1 µg/mL with 300 μM EPN agonist (21.833%).
ANALISA KELAYAKAN, KENDALA PENGEMBANGAN USAHATANI DAN SOLUSI DIVERSIFIKASI PRODUK AKHIR TEMULAWAK DI KABUPATEN BOGOR (STUDI KASUS KECAMATAN CILEUNGSI) Ermiati Ermiati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Prospek yang baik terhadap permintaan temulawak dalam dan di luar negeri belum diikuti peningkatan produktivitas dan pen-dapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan petani, tingkat kelayakkan serta kendala pengem-bangan usahatani dan solusi diversifikasi produk akhir temulawak di Desa Cipenjo, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Pe-nelitian dilaksanakan sejak November 2008 dengan metode survei. Petani responden ditentukan secara acak sederhana seba-nyak 20 kepala keluarga (KK) dari 28 KK. Pendapatan petani dari usahatani temu-lawak dianalisis dengan analisis pendapat-an, sedangkan kelayakannya melalui pen-dekatan analisis B/C, NPV dan IRR. Pola usahatani temulawak di lokasi penelitian bukan tanaman budidaya skala besar, pro-duksi diperoleh dari budidaya yang dilaku-kan pada skala kecil dan sederhana. Harga rimpang basah temulawak yang berlaku pada petani selama ini berkisar antara Rp1.000-Rp2.000/kg. Hasil analisis penda-patan dengan menggunakan harga rata-rata dari harga jual petani Rp1.500/kg, menunjukkan bahwa pendapatan petani dari usahatani temulawak sebesar Rp 876.380/1.000 m²/panen (10 bulan) atau rata-rata Rp87.638/bln. Hasil analisis kela-yakan usahatani dengan discount factor 1,5%/bln atau 18%/th, diketahui nilai  NetB/C Ratio >1 (1,5%), NPV positif (Rp 598.368) dan IRR aktual (4%/ bln) > dari IRR estimate (1,5%/bln). Hal ini menun-jukkan, bahwa usahatani temulawak di Desa Cipenjo Kecamatan Cileungsi Kabu-paten Bogor layak secara finansial. Hasil analisis sensitifitas harga, jika produksi tetap (1.750 kg/1.000 m²), kondisi Break Event Point usahatani temulawak terjadi jika harga rimpang basah temulawak se-besar Rp1.100/kg atau turun sampai 27% masih menguntungkan. Hasil analisis sen-sitifitas produksi, jika harga rimpang ba-sah tetap Rp1.500/kg, kondisi break event point usahatani temulawak terjadi jika produktivitas mencapai 1.290 kg/ 1.000 m² atau turun sampai 26% masih menguntungkan. Akan tetapi jika harga rimpang basah turun menjadi harga te-rendah Rp1.000/kg, kondisi break event point usahatani temulawak terjadi jika produktivitas mencapai 1.925 kg/1.000 m² (naik 9%). Hal ini berarti jika harga rimpang basah mencapai harga terendah (Rp1.000/kg) dan produktivitas usahatani dibawah 1.925 kg/ha, maka usahatani temulawak akan mengalami kerugian. Di temukan kendala utama dalam pengem-bangan temulawak di lokasi penelitian yaitu belum adanya pasar untuk komoditi temulawak di daerah tersebut. Kendala secara umum, yaitu disamping tingkat pendidikan, keterbatasan modal dan luas kepemilikan  lahan,  belum menggunakanvarietas unggul, teknik budidaya yang di-terapkan belum sesuai dengan teknologi yang dianjurkan, bahkan pada umumnya produksi dilakukan secara pengumpulan. Untuk menciptakan permintaan/pasar, di-versifikasi produk temulawak seperti mem-buat simplisia, ekstrak, produk instan, si-rup temulawak, minuman segar dan lain-lain merupakan salah satu solusinya.  
RESPON TANAMAN LADA PERDU TERHADAP PEMUPUKAN NPK PADA JENIS TANAH INCEPTISOLS DAN ULTISOLS Agus Ruhnayat
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Response of bushy black pepper to NPK fertilizers on inceptisols and ultisols soilsBlack pepper could be developed in the form of bushy pepper. Many of black pepper cultivating areas in Indonesia are on Inceptisols and Ultisols soil types such as in Lampung, Bangka and Borneo. Each type of soil has different physical, che-mical and biological characteristics, so that the level of their input needs will also vary. In general, the level of Inceptisols and Ultisol soil fertility is relatively low.  Fertilizer application is needed to increase its fertility. The study was conducted in Indonesian of Medicinal and Aromatic Crops Research Institute (IMACRI) Bogor using plastic pots under the auspices of paranet (light intensity 75%) from January 2000 to December 2002. The research aims to study the response of bushy black pepper to NPK fertilization on Inceptisols and Ultisols soil, in order to obtain the dosage and composition of the proper nutrients to promote growth and production. The research was arranged in split plot design, repeated 3 times. As the main plot are two types of soil (Inceptisols and Ultisols), sub plots are combination of dosages and composition of NPK nutrients, namely : 20 (1:1:1), 40 (1:1:1), 60 (1:1: 1), 80 (1:1:1), 20 (1:1:2), 40 (1:1:2), 60 (1:1:2), and 80 (1:1:2) g/plant. The ob-served parameters were number of leaves, number of secondary branches, number of panicles and fruit weight. The results sho-wed, bushy black pepper gives a signify-cantly different response to NPK fertiliza-tion planted on Inceptisols and Ultisols soils. The best growth and production of bushy black pepper grown on Inceptisol soil obtained by NPK fertilizer (1:1:1) 20-60 g/plant, while on Ultisols soil at NPK fertilizer (1:1:2) 40-120 g/plant. Bushy black pepper grown on Inceptisols soil produce an average fresh weight of pepper berry 7.09-11.63% higher than the one planted on Ultisols soil. 
HARGA POKOK BENIH NILAM VARIETAS SIDIKALANG HASIL KULTUR JARINGAN Ekwasita Rini Pribadi; Endang Hadipoentyanti; Amalia Amalia; Nursalam Sirait
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Kendala dalam penyediaan benih adalah ketersediaan yang tepat waktu, tepat jum-lah, seragam dan sehat. Teknik kultur ja-ringan dapat memecahkan kendala terse-but tetapi biayanya cukup tinggi sehingga harga benih menjadi mahal 3-4 kali harga benih konvensional. Untuk mengatasi hal tersebut pada tanaman nilam, dilakukan perbanyakan benih secara kultur jaringan dengan mensubstitusi bahan kimia yang harganya mahal dengan bahan-bahan al-ternatif yang mudah diperoleh seperti air kelapa dan sumber bahan organik lainnya. Penelitian dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan, laboratorium Pengujian Balittro, Balai Besar Pasca Panen, dan ru-mah kaca Balittro sejak Mei 2009 sampai Oktober 2010. Penentuan harga pokok dan skala ekonomi dilakukan secara bertahap : (1) harga pokok zat pengatur tumbuh (zpt) alternatif, terdiri dari air kelapa, ekstrak to-mat, dan ekstrak tauge, (2) harga pokok tunas hasil induksi dari eksplan varietas Sidikalang dengan media Murashige dan Skoog (MS) ditambah zpt alternatif dan sumber vitamin substitusi dari air kelapa, tomat, tauge, dan wood vinegar masing-masing dengan konsentrasi 0 (kontrol), 5, 10, 15, 20, dan 25%, (3) harga pokok multiplikasi tunas nilam dengan media ter-baik pada tahap induksi, (4) harga pokok tunas hasil multiplikasi media MS + air ke-lapa konsentrasi 10% dibandingkan de-ngan media dasar alternatif pupuk maje-muk dengan formulasi NPK 20-20-20 yaitu: (a) pupuk majemuk 0,5 1 g/l + air kelapa 10%, (b) pupuk majemuk 1 g/l + air kela-pa 10%, (c) pupuk majemuk 1,5 g/l + air kelapa 10%, (d) pupuk majemuk 2 g/l + air kelapa 10%, (e) MS + BA 0,5 mg/l, (f) MS + air kelapa 10%, (5) harga pokok ni-lam hasil aklimatisasi di rumah kaca de-ngan perlakuan beberapa jenis media : (a) tanah latosol (kontrol), (b) tanah lato-sol + kompos serasah tanaman (1:1), (c) tanah latosol + arang/sekam padi (1:1), (d) tanah latosol + cocopeat (1:1), (e) ta-nah latosol + kompos serasah tanaman + arang/sekam padi (1:1:1), (f) tanah lato-sol + kompos serasah tanaman + coco-peat (1:1:1), (g) tanah latosol + kompos serasah tanaman + arang/sekam padi + cocopeat (1:1:1:1), (6) harga pokok dan skala usaha nilam di dalam polybag ukur-an 10 x 15 cm dengan media tanam ta-nah + pupuk kandang (2:1). Penentuan harga pokok benih nilam dan skala usaha-nya, dilakukan dengan menganalisis input dan out-put kegiatan produksi benih ni-lam hasil kultur jaringan. Hasil penelitian menunjukkan harga pokok benih nilam skala laboratorium adalah Rp339 per tu-nas dengan media perbanyakan MS di-tambah zpt alternatif air kelapa konsen-trasi 10%, atau Rp796/polybag dengan titik impas/break event point pada jumlah produksi 51.415 polybag benih per 3,5 bulan setelah aklimatisasi, setara dengan pendapatan sebesar Rp40.926.258. 
UJI ADAPTASI NOMOR HARAPAN TEMULAWAK PADA TIGA AGROEKOLOGI Setiyono, Rudi; Ajijah, Nur; Bermawie, Nurliani
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Pengembangan varietas unggul dalam pro-duktivitas dan kualitas adalah tahap per-tama untuk mencapai keberhasilan dalam pengembangan tanaman temulawak. Tuju-an uji adaptasi adalah mengetahui daya adaptasi enam nomor harapan temulawak dibandingkan dengan pembanding lokal yang dilaksanakan pada tahun 2005/2006. Penelitian dilaksanakan di tiga lokasi sen-tra produksi temulawak di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dua lokasi di Pro-pinsi Jawa Barat yaitu di Desa Cipenjo, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut (dpl) dan di Desa Ganjar Resik, Keca-matan Wado, Kabupaten Sumedang pada ketinggian 800 m dpl. Lokasi yang lain di Propinsi Jawa Tengah yaitu di Desa Kra-gilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali dengan ketinggian 450 m dpl. Sampel tanah dari masing-masing lokasi dianalisa di laboratorium tanah Balittro. Percobaan dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas tujuh per-lakuan per lokasi. Percobaan mengguna-kan ukuran plot masing-masing 4,0 x 3,75 m. Jarak tanam 0,75 x 0,50 m dan jumlah tanaman per plot 40 tanaman. Bahan tanaman yang digunakan berupa rimpang sekunder yang berukuran sama, ditanam satu rimpang per lubang tanam. Pemupuk-kan menggunakan pupuk kandang 20 t/ha, 200 kg Urea, 200 kg SP-36, dan 200 kg/ha KCl. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada waktu tanam, sedangkan Urea diberikan 3 kali, yaitu satu, dua, dan tiga bulan se-telah tanam. Hasil penelitian menunjuk-kan nomor harapan A memiliki rata-rata hasil rimpang per hektar paling tinggi di ketiga lokasi penelitian, sedangkan nomor harapan D dan F berturut-turut menun-jukkan kandungan minyak atsiri dan xan-thorrizol paling tinggi di lokasi Sumedang. 
PENGARUH PENYAKIT BUDOK TERHADAP PRODUKSI TANAMAN NILAM Nurmansyah Nurmansyah
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Penelitian pengaruh penyakit budok yang disebabkan oleh jamur obligat parasit Synchytrium pogostemonis ter-hadap produksi tanaman nilam (Pogos-temon cablin) dilakukan di daerah en-demik penyakit budok di Nagari Situak, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat sejak Maret 2008 sampai April 2009. Bahan tanaman yang digunakan adalah varietas Sidikalang, berumur satu bulan ditanam dalam polibag di lapang dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 120 bibit dengan jarak tanam 0,8 x 1 m. Pe-ngamatan gejala serangan dilakukan setiap bulan dengan metode sensus. Intensitas serangan patogen penyakit dibagi menjadi lima kategori berdasar-kan nilai skoring yaitu tanaman sehat dan tanaman sakit yang terdiri dari gejala serangan ringan, sedang, berat dan sangat berat. Setelah tanaman berumur enam bulan, 15 rumpun un-tuk tiap kategori intensitas serangan dipilih dengan metode proposive sam-pling. Bahan tanaman untuk disuling diambil sebanyak 20 kg dari pada ma-sing-masing kategori intensitas serang-an penyakit. Penyulingan mengguna-kan sistim kukus selama 3 jam. Analisa kadar patchouli alcohol (PA) dilakukan di laboratorium Perusahaan Atsiri Lu-buk Minturun Padang. Hasil penelitian menunjukan bahwa serangan penyakit budok menurunkan produksi terna dan kadar minyak nilam, tetapi tidak menurunkan kualitas minyak yang di-hasilkan. Intensitas serangan penyakit budok ringan menyebabkan kehilang-an hasil produksi terna sebesar 16,74 %, intensitas serangan sedang 36,06 %, intensitas serangan berat 57,43% dan intensitas penyakit sangat berat sebesar 74,32%. Kehilangan produksi minyak pada intensitas serangan ri-ngan adalah 11,15%, intensitas se-rangan sedang 18,32%, intensitas se-rangan berat 35,50% dan intensitas serangan sangat berat sebesar 50,38 %. Hasil analisa PA pada berbagai tingkat intensitas penyakit budok ti-dak berbeda nyata. Kadar PA pada ta-naman sehat sebesar 32,84%, dan tanaman sakit berkisar antara 32,15-33,43%. 
POTENSI EKSTRAK TANAMAN OBAT DAN AROMATIK SEBAGAI PENGENDALI KEONG MAS Wiratno, Wiratno; Rizal, Molide; Laba, I Wayan
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Potency of Medicinal and Aromatic Crop Extracts to control Golden SnailResearch aimed to evaluate potency of some medicinal and aromatic plants as raw materials of molluscicides to control the golden snail has been done in the En-tomological Laboratory of Medicinal and Aromatic Crops Research Institute, Bogor, Indonesia from February to October 2008. The study used factorial ith rando-mized block design basis. The first factor is three levels dipping time of 5, 10, and 20 hours. The second factor is 14 kinds of extracts to be tested i.e. extracts of clove, the crown of god, seraiwangi, turmeric, physic nut, pig nut, legundi, chili java, ba-badotan, brotowali, bitter, kenikir, noni, and rerak. Research initially conducted by dissolving 5% tween 80 in water. After that into the 1 l of solution is placed 5 g of extract to be tested so that the concen-tration of extract in the solution to be tested is 0.5%. After that the snails were put into the solution and were fed with ta-ro leaf (Colocasia giganteum). In the con-trol treatment the snail only be soaked in water containing 5% tween 80. Soaking performed for 5, 10, and 20 hours in glass jars 9 x 15 cm2 diameter. After soaking snails then were transferred into the bottle containing clean water and then given a taro leaf size ~100 cm2 as food. Each tre-atment used 10 snails and repeated 3 times. Observations were made at 1, 2, and 3 days after application of the golden snail mortality by counting the number of snails that died after treatment and of inhibition of eating by noting the eaten leaf area. The results showed that the clove, the crown of god, Cintronella oil, and tur-meric are the most effective extract with 100% mortality rate and percentage of >90% inhibition of eating. Among the plants tested, clove most prospective to be developed as a controlling golden snail due to its high yield and the most immediate cause of death of the snail test. 
STABILITAS KARAKTER MORFOLOGI 10 AKSESI CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) DI KEBUN PERCOBAAN CIKAMPEK Wawan Haryudin; Otih Rostiana
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Stability of 10 Accessions of Java Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) Based on Their Morphological Characteristics at Cikampek Research StationJava long pepper (Piper retrofractum) is an Indonesian native medicinal plant, grows in the yard, field or any humid lands. Valuable parts of java long pepper used as medicine are fruit, leaves and roots. Fruits of java long pepper contains piperin, chavicine, palmatix acid, tetrahy-dropiperic acid, 1-undecylenyl-3, 4-me-thylledioxy benzene, piperidine, essential oil, N-isobutyldeka-trans-4-dienamide, and sesamine. An experiment was perfor-med in Cikampek Research Station (50 m above sea level, C climate type in the classification Schmidth and Ferguson). This experiment was conducted since Ja-nuary to December 2005. Direct observa-tion of some accessions was made to germplasm of java long peppers collected from production center areas in 2003. The aim of this study is to identify mor-phological stability of 10 accessions of java long pepper collection. Parameters observed were stem, leaves and fruit cha-racteristics. Results showed that 10 ac-cessions of java long pepper tested were adapted well at new agro-ecological areas based on stability of morphological charac-ter of leaf, stem and fruits. Except, shape of leaf have changed from lancet to oval. Further, cluster analysis showed that 10 accesions of java long pepper were clas-sified into 2 clusters. The first cluster was divided  into 2 sub clusters on which the first sub cluster consists of 6 accessions and the second one consists of 2 acces-sions as classified by length of shortest stem node (3.69-4.05 cm). The second cluster, there were 2 accessions which were separated from one to the others based on the smallest leaves width (2.11-3.48 cm). 
KARAKTERISTIK AGRONOMI BEBERAPA AKSESI DAN VARIETAS NILAM PADA UMUR PANEN BERBEDA Muhamad Djazuli
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n1.2011.%p

Abstract

Agronomical Characteristics of Some Patchouli Accessions and Varieties at Several Harvest TimesInternal factor (genetic) and external fac-tor (ecological condition) strongly affect growth and productivity of patchouli. The objective of this study is to find out the agronomical characteristics of some ac-cessions, protoplast fusion, somaclones, and varieties of patchouli at 4, 5, 6 months after planting (MAP). For finding those agronomic characteristics, a pot ex-periment was conducted at Cimanggu Research Station, Bogor from May to De-cember 2009. The experiment was ar-ranged in randomized block design with 3 replicates. 12 accessions/varieties of pat-chouli consist of 4 somaclones, 4 acces-sions of protoplast fusion, 3 high yielding varieties, and 1 local variety were tested in this experiment. Growth and production components, number of oil gland and oil content of leaf were observed at 4, 5, and 6 MAP, while patchouli oil content were observed at 4 MAP. Results showed that protoplats fusion of PS 32 accession reveal the highest growth and biomass compo-nents compared to other accessions and varieties tested. Lower oil content of PS 32. The highest oil production per plant were found at PS 18 and PS 17. There is a linier correlation between oil content and number of oil gland in the leaf from 12 patchouli accessions and varieties tested. Patchouli alcohol content from the six pat-chouli accessions and varieties tested at 4 MAP were higher than 30%, being higher than minimal PA content for export. From those results it is indicated that even-though PS 18 and PS 17 accessions have high oil content, those accessions have some java patchouli genes characters, therefore evaluation of PS 18 and PS 17 to biotic and abiotic stress conditions are needed. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 1 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 2 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 2 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 30, No 1 (2019): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 2 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 29, No 1 (2018): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 2 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 2 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 27, No 1 (2016): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 1 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 2 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 25, No 1 (2014): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 1 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 2 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 22, No 1 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 2 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 21, No 1 (2010): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 20, No 1 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 2 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 19, No 1 (2008): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 2 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 18, No 1 (2007): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 17, No 1 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 2 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 16, No 1 (2005): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 2 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 15, No 1 (2004): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 14, No 1 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 13, No 2 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 13, No 1 (2002): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 12, No 1 (2001): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 11, No 2 (2000): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 10, No 1 (1999): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 2 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 9, No 1 (1994): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 2 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 8, No 1 (1993): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 2 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 7, No 1 (1992): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 2 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 6, No 1 (1991): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 2 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 5, No 1 (1990): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 2 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 4, No 1 (1989): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 2 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 3, No 1 (1988): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 2 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 2, No 1 (1987): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 1, No 2 (1986): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Vol 1, No 1 (1986): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat More Issue