cover
Contact Name
Edison Rikardo A
Contact Email
jurnal@sttaa.ac.id
Phone
+62215-8357685
Journal Mail Official
jurnal@sttaa.ac.id
Editorial Address
Jl. kedoya Raya No.18 Jakarta Barat, DKI Jakarta 11520
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Amanat Agung
ISSN : 20867611     EISSN : 25798839     DOI : -
Core Subject : Religion,
Jurnal Amanat Agung diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung dalam rangka turut mengembangkan dan memajukan penelitian di bidang ilmu teologi, yang mencakup sub-bidang 1. biblika; 2. teologi sistematika; 3. historika; dan 4. praktika, termasuk pendidikan Kristen, musik gerejawi dan ibadah, serta studi interkultural. Hasil penelitian yang dituangkan dalam artikel jurnal diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pemahaman teologi serta pelayanan Kristen, termasuk menawarkan solusi bagi permasalahan masyarakat baik di tingkat nasional maupun regional. Namun, penulis dan pembaca serta mitra bebestari yang terlibat tidak dibatasi hanya berasal dari Indonesia maupun regional, melainkan berasal dari manca negara (internasional).
Articles 282 Documents
A PRELIMINARY EVALUATION OF KWOK PUI-LAN’S POSTCOLONIAL FEMINIST THEOLOGICAL METHOD Fandy Handoko Tanujaya; Yeremia Yordani Putra
Jurnal Amanat Agung Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 1 Juni 2020
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v16i1.472

Abstract

Abstrak: Teologi feminis pascakolonial merupakan sebuah gerakan teologis dari Dunia Ketiga yang berusaha menggabungkan perjuangan feminis melawan androsentrisme dan patriarki dari generasi pertama teolog feminis—yang dominan berkulit putih—dengan sebuah kesadaran terhadap pengalaman kolonial dan perjuangan bagi kemerdekaan. Di dalam area penafsiran Alkitab, pendekatan feminis pascakolonial mencoba untuk mendekolonisasi dan mendepartriarkalisasi teks-teks Alkitab dan penafsirannya bagi tujuan-tujuan liberatif. Artikel ini mengobservasi dan menganalisis salah satu teolog feminis pascakolonial yang terkemuka, yaitu Kwok Pui-Lan, secara khusus menelaah metode berteologinya yang unik. Tiga isu spesifik akan dibahas: pandangannya tentang pengalaman, Alkitab, tradisi, dan akal budi sebagai sumber-sumber berteologi, pandangannya tentang doktrin Alkitab dan penafsirannya, dan metodenya dalam melakukan teologi feminis pascakolonial. Artikel ini akan ditutup dengan sebuah evaluasi awal. Sementara beberapa poin positif dapat ditarik dari metodenya, kaum Injili akan melihat beberapa potensi masalah, khususnya terkait isu otoritas, kebenaran, dan identitas. Abstract: Postcolonial feminist theology is an originally Third-World theological movement which attempts to combine feminist struggles against androcentrism and patriarchy of the first generation of feminist—predominantly White—theologians with an awareness of colonial experience and struggle for independence. In the area of biblical interpretation, postcolonial feminist approach tries to decolonize and depatriarchalize both biblical texts and their interpretations for liberative purposes. In this article, authors will observe and analyze one of the most prominent postcolonial feminist theologians, Kwok Pui-Lan, specifically looking at her unique theological method. Three specific issues will be addressed: her view on experience, Scripture, tradition, and reason as sources of theology, her doctrine of Scripture and its interpretation, and her method of doing postcolonial feminist theology. The article will then be concluded with a preliminary evaluation. While some positive points can be drawn from her method, evangelicals will observe some potential problems, especially those concerning the issues of authority, truth, and identity.
DOA YANG TIDAK DIJAWAB MENURUT INJIL MARKUS Dany Christopher
Jurnal Amanat Agung Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 1 Juni 2020
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v16i1.475

Abstract

Doa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Kristen. Namun permasalahan muncul ketika ada doa-doa yang tidak dijawab. Ini menjadi masalah karena adanya ekspektasi bahwa suatu doa permohonan seharusnya dijawab dan dikabulkan oleh Tuhan. Artikel ini mencoba menjawab perihal bagaimana menanggapi doa-doa yang tidak dijawab. Secara spesifik, fokus analisa dari artikel ini adalah pada tiga narasi mengenai doa di Injil Markus: (1) permintaan seorang ayah (Mrk. 9:14-29); (2) permintaan Yakobus dan Yohanes (Mrk. 10:35-45); dan (3) doa Yesus di Getsemani (Mrk. 14:32-42). Teks-teks naratif dipilih karena bisa memperlihatkan dinamika dari suatu doa permohonan. Penulis akan menunjukkan bahwa salah satu fungsi utama dari narasi mengenai doa yang tidak dijawab adalah untuk membentuk kerohanian pembaca Markus (formasi spiritual).
FERDINAND DE SAUSSURE: Strukturalisme dan Pengaruhnya Bagi Dunia Penafsiran Alkitab Yudi Jatmiko
Jurnal Amanat Agung Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 1 Juni 2020
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v16i1.476

Abstract

Abstrak Terlepas dari maraknya pendekatan hermeneutika pascastrukturalisme yang mengabaikan tatanan struktur dan sistem tanda, strukturalisme memainkan peranan yang vital dalam jantung hermeneutika modern. Sebagai sebuah alat baca terhadap tanda (dan keterjalinan teks) dalam masyarakat, strukturalisme memberikan fondasi yang kokoh bagi peneliti bahasa dan teks untuk mengkaji pesan bermakna yang disampaikan melalui tanda. Dalam dunia hermeneutika Alkitab, strukturalisme memberikan pengaruh yang signifikan bagi keragaman dan kekayaan penafsiran teks-teks Kitab Suci. Penelitian ini berusah untuk memaparkan strukturalisme sebagai sebuah perangkat hermeneutika modern dan menunjukkan pengaruh strukturalisme bagi dunia penafsiran Alkitab. Menggunakan teks Lukas 18:1-8 dan Mazmur 8:1-9 sebagai alat peraga, penulis mendiskusikan kemampuan dan keterbatasan pendekatan strukturalisme dalam mengkaji teks. Kata Kunci: Ferdinand de Saussure, Strukturalisme, Signified-Signifier, Tanda, Langue-Parole, Sintagmatik-Paradigmatik, Sinkronik-Diakronik. Abstract Despites the rampant approach of post-structuralism hermeneutics which disregards structural pattern and sign systems, structuralism plays a vital role in the heart of modern hermeneutics. As a reading tool toward signs (and inter-texts) in society, structuralism has laid a solid foundation for philologist to decipher meaningful message that is delivered through sign. In the world of bible hermeneutics, structuralism contributes significantly to the diversity and richness of textual interpretation to Scripture. This research endeavors to expound structuralism as a tool of modern hermeneutics and show its influence on the world of bible interpretation. Taking Luke 18:1-8 and Psalms 8:1-9 as teaching tools, the writer discusses the ability as well as the limitation of structuralism in understanding the texts. Kata Kunci: Ferdinand de Saussure, Structuralism, Signified-Signifier, Sign, Langue-Parole, Sintagmatic-Paradigmatic, Synchronic-Diachronic.
TANTANGAN DAN STRATEGI PELAYANAN ANAK DI ERA PASCAMODERN Marhaenita Zendrato
Jurnal Amanat Agung Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 2 Desember 2020
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v16i2.488

Abstract

Abstract: Children ministry nowadays faces challenges both from inside and outside church. This article focuses on the external challenges, namely the postmodern influence on the paradigm of the generation Z and what the church can do to respond. Some challenges in as well as opportunities for the ministry of the generation Z include the center on technology and media, the rising of new morality that set asides the value of an absolute truth, the emphasis on experience and not only on fact, and lastly, the rejection of authority or figures with authority and the appreciation for personality that is real, authentic, and trustworthy. In the face of these challenges, this article proposes several thoughts to be considered by the church for its children ministry in current context, namely: first, including children in the common worship, together with the adult congregations, as a means of nurturing the children’s’ faith. Secondly, in preaching, the children minister needs to exercise open approach Bible study, not close one, where children are led to ponder and discover from the biblical narratives truths and values for their personal lives. Lastly, to encourage and equip both parents to regain roles that God has designed for them, to actively participate in the spiritual formation of their children. Keywords: children ministry, worldview, generation Z. Abstrak: Pelayanan anak dewasa ini mendapatkan tantangan baik dari dalam maupun dari luar gereja. Artikel ini secara khusus menyoroti tantangan dari luar, yaitu pengaruh pascamodernisme terhadap paradigma generasi Z dan apa yang dapat gereja lakukan dalam meresponinya. Beberapa tantangan yang sekaligus dapat menjadi peluang bagi pelayanan kepada generasi Z adalah: adanya pemusatan pada teknologi dan media, munculnya moralitas baru yang menggeser nilai kebenaran absolut, penekanan pada pengalaman dan bukan hanya fakta, dan terakhir adalah penolakan pada otoritas atau figur otoritatif dan apresiasi pada pribadi yang real, otentik, dan dapat dipercaya. Berhadapan dengan tantangan demikian, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh gereja dalam melakukan pelayanan anak dalam konteks kekinian yang diusulkan dalam artikel ini antara lain: pertama, melibatkan anak-anak dalam ibadah bersama dengan jemaat dewasa sebagai salah satu bentuk pengasuhan iman anak. Kedua, dalam hal pemberitaan firman, pelayan anak perlu menerapkan sistem studi Alkitab yang terbuka bukan yang tertutup, di mana anak dituntun untuk memikirkan dan menemukan kebenaran serta nilai-nilai pribadi mereka sendiri dari kisah-kisah Alkitab. Terakhir, mendorong serta memperlengkapi orang tua, yaitu ayah dan ibu untuk kembali kepada peran yang Allah rancang bagi para orang tua untuk berperan aktif dalam pembentukan spiritual anak-anaknya. Kata-kata kunci: pelayanan anak, pandangan dunia (worldview), generasi Z.
ROH KUDUS BEKERJA DI AGAMA-AGAMA LAIN? Andreas Himawan
Jurnal Amanat Agung Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 1 Juni 2021
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v17i1.394

Abstract

Abstract: Christian thinkers are trying to seek a new way to relate to other religions, a more contextual way compared to the ways that have been constructed before. One of the new ways is a reconstruction of Christian theology of religions by focusing not on Ecclesiology or Christology, but on Pneumatology. This writing highlights the phenomenon of this pneumatological approach by exploring two views in the pneumatological approach to religions., namely, the views of Second Vatican Council and Amos Yong. This article will show that these pneumatological views to some extend underestimate the particularity of Jesus Christ. Keywords: Amos Yong, salvation, Holy Spirit, theology of religions, Vatican II. Abstrak: Di dalam berpapasan dengan agama-agama lain, pemikir-pemikir Kristen mencoba mencari pola hubungan yang dianggap lebih kontekstual dibandingkan pola-pola yang telah terbangun sebelumnya. Salah satunya adalah upaya merekonstruksi pemikiran Kristen tentang teologi agama-agama yang bukan lagi berporos pada eklesiologis maupun kristologis, tetapi melakukan pendekatan yang lebih pneumatologis. Tulisan ini menyoroti fenomena pendekatan pneumatologis ini dengan melakukan eksplorasi terhadap dua pandangan dalam pendekatan pneumatologis terhadap agama-agama, yaitu Konsili Vatikan II dan Amos Yong. Tulisan ini akan memperlihatkan bahwa pendekatan pneumatologis seperti yang diajarkan oleh Vatikan II dan Amos Yong cenderung menafikan partikularitas Yesus Kristus. Kata-kata Kunci: Amos Yong, keselamatan, Roh Kudus, teologi agama-agama, Vatikan II.
PEMURIDAN PEMBERDAYAAN BAGI JEMAAT DISABILITAS DALAM PELAYANAN MIMBAR DI GEREJA INKLUSIF Innawati Innawati
Jurnal Amanat Agung Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 1 Juni 2021
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v17i1.457

Abstract

Abstract: The Church belongs to the Lord and is the extension of the Lord's hand in the world. The Church is open to all people, but in church’s services, there are still discriminations, especially against members with disabilities. This research conducted in the Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Bukit Sion Mangliawan is a follow-up study of the previous research, namely “The Discipleship for Congregations with Disabilities in Church M Malang”. The method used is experimental research that observes and analyzes changes resulting from X treatment on Y in controlled situations. The conclusions of the experimental research in the JKI Bukit Sion Mangliawan proved the hypothesis that member with disability was able to serve well like non-disabled ones in the service of the Word at local church. This proved that empowerment of discipleship in an inclusive church was a solution to the problem of marginalization of the empowerment of congregations with disabilities in the service of the Word at local church. Empowering discipleship in an inclusive church was most appropriate for anyone, whether the members of congregations with disabilities or not. Keywords: service of the Word, discipleship, empowerment, congregation with disability, inclusive church. Abstrak: Gereja adalah milik Tuhan dan perpanjangan tangan Tuhan di dunia. Gereja terbuka untuk semua manusia, tetapi di dalam pelayanan gereja masih terjadi diskriminasi, khususnya terhadap jemaat penyandang disabilitas. Penelitian ini yang dilaksanakan di gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Bukit Sion Mangliawan, merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yaitu “Pemuridan bagi jemaat penyandang disabilitas di Gereja M Malang”. Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen; mengamati dan menganalisa perubahan akibat perlakuan X terhadap Y dalam situasi yang terkendalikan. Simpulan dari hasil penelitian eksperimen di gereja JKI Bukit Sion Mangliawan membuktikan hipotesa bahwa jemaat penyandang disabilitas mampu melayani dengan baik seperti orang non-disabilitas dalam pelayanan mimbar di dalam gereja lokal. Hal ini membuktikan bahwa pemuridan pemberdayaan di gereja inklusif sebagai solusi bagi masalah marjinalisasi pemberdayaan jemaat penyandang disabilitas dalam pelayanan mimbar di gereja lokal. Pemuridan pemberdayaan di gereja inklusif adalah yang paling tepat bagi siapa saja, baik jemaat penyandang disabilitas maupun bukan. Kata-kata kunci: pelayanan mimbar, pemuridan, pemberdayaan, jemaat penyandang disabilitas, gereja inklusif.
Evangelical Theological Method: Five Views Yeremia Yordani Putra
Jurnal Amanat Agung Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 1 Juni 2021
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Book Review (Evangelical Theological Method)
The Reciprocating Self: Human Development in Theological Perspective, 2nd Ed. Ivan Christian
Jurnal Amanat Agung Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 2 Desember 2020
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v16i2.486

Abstract

The Reciprocating Self: Human Development in Theological Perspective, 2nd Ed.
MENUJU SATU TUBUH DENGAN BERBAGAI ANGGOTA hendra winarjo
Jurnal Amanat Agung Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 2 Desember 2020
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v16i2.495

Abstract

Abstract: In this article, I propose an gesture for Indonesian Evangelicals to mediate conflicts that have the potential to arise due to the diversity of the church denominations in Indonesia by using a centered-set approach, not bounded-set approach, by placing five Evangelicals commitments at the center: (1) conversionism, (2) activism, (3) biblicism, (4) cruci-centrism, and (5) transdenominationalism. I argue that these five commitments should become the identity of Indonesian Evangelicals. By confessing these five commitments with a centered-set approach, Indonesian Evangelicals can set aside other and less basic commitments and differences from the various church denominations in Indonesia in order to live and work together. The main purpose of mediating the conflict that could potentially arise due to the diversity of church denominations here is to achieve a vision of one body with multiple members as the church described in the Bible (1 Cor. 12:12-27; Eph. 4:4, 16). To achieve the objectives of this article, I will first describe the context of the diversity of church denominations in Indonesia. Further, I will analyze the identity of Evangelicals in Indonesia and describe a centered-set approach for the attitudes of Indonesian Evangelicals in responding to the diversity of church denominations. Keywords: evangelicals, church denominations, christianity in Indonesia, church unity. Abstrak: Dalam artikel ini, penulis bertujuan untuk mengusulkan suatu sikap bagi kaum Injili Indonesia untuk memediasi konflik yang berpotensi muncul akibat keragaman denominasi gereja di Indonesia dengan menggunakan suatu pendekatan yang terpusat, bukan dengan pendekatan yang membatasi, yaitu dengan menaruh lima komitmen kaum Injili sebagai pusatnya: (1) conversionism, (2) activism, (3) biblicism, (4) cruci-centrism, dan (5) transdenominationalism. Penulis berargumen bahwa lima komitmen inilah yang semestinya menjadi identitas kaum Injili Indonesia. Dengan mengakui lima komitmen tersebut dengan pendekatan yang terpusat, kaum Injili Indonesia dapat menyampingkan komitmen-komitmen dan perbedaan-perbedaan yang lain dan kurang mendasar dari beragam denominasi gereja di Indonesia agar dapat hidup bersama dan bekerja sama. Tujuan utama dari memediasi konflik yang berpotensi muncul akibat keragaman denominasi gereja di sini adalah untuk menuju visi satu tubuh dengan berbagai anggota sebagaimana gereja yang digambarkan di dalam Alkitab (1Kor. 12:12-27; Ef. 4:4, 16). Untuk mencapai tujuan dalam tulisan ini, pertama penulis akan mendeskripsikan konteks keragaman denominasi gereja di Indonesia. Selanjutnya, penulis menganalisis identitas kaum Injili di Indonesia dan menjelaskan pendekatan yang terpusat bagi sikap kaum Injili Indonesia di dalam merespons keragaman denominasi gereja. Kata-kata kunci: kaum Injili, denominasi gereja, kekristenan di Indonesia, kesatuan gereja.
PERAN PEMIMPIN DALAM GEREJA PEMURIDAN: Studi Kasus di Gereja Kristen Kalam Kudus Pekanbaru Dwi Bakti Susanto
Jurnal Amanat Agung Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 1 Juni 2021
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v17i1.496

Abstract

Abstract: Leaders are a significant factor in realizing a productive church. It is demonstrated through the discipleship in small groups aimed at giving birth to new leaders. But the problem is, not all leaders give birth to a new leader. Therefore, this paper examines the role of the leader to see his role in Holy Word Christian Church Pekanbaru. Richard Robert Osmer's four practical theological tasks is used to refine analysis because it offers methodological novelty, practicality and is comprehensive in understanding or changing contexts. Therefore, a case study approach is used to produce research depth. The data collection process accomplishes through observation, interviews, and documentation. The results showed that the role of leaders in Holy Word Christian Church Pekanbaru is significant in realizing a productive church and giving birth to new leaders. So the discipleship system must lead to the goal of birth to new leaders through small groups that have already been forming. Keywords: role, leader, discipleship, case study, reproductive, small group. Abstrak: Pemimpin merupakan faktor penting dalam mewujudkan jemaat yang reproduktif. Hal tersebut ditunjukkan melalui pemuridan dalam kelompok kecil dengan tujuan melahirkan para pemimpin baru. Tetapi persoalannya, tidak semua pemimpin melahirkan pemimpin baru. Oleh karena itu, artikel ini mengkaji tentang peran pemimpin untuk melihat perannya dalam gereja pemuridan di Gereja Kristen Kalam Kudus (selanjutnya disebut GKKK) Pekanbaru. Empat tugas teologi praktika Richard Robert Osmer digunakan untuk mempertajam analisis karena menawarkan kebaruan metodologi, kepraktisan dan komprehensif dalam memahami atau menggali konteks. Oleh karena itu, pendekatan studi kasus digunakan untuk menghasilkan kedalaman. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa peran pemimpin di GKKK Pekanbaru signifikan dalam mewujudkan gereja yang reproduktif dan melahirkan pemimpin baru. Jadi, sistem pemuridan harus mengarah pada tujuan untuk melahirkan para pemimpin baru melalui kelompok-kelompok kecil yang sudah terbentuk. Kata-kata kunci: peran, pemimpin, pemuridan, studi kasus, reproduktif, kelompok kecil.

Filter by Year

2005 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Amanat Agung Vol 18 no. 2 Desember 2022 Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Amanat Agung Vol 18 no. 1 Juni 2022 Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 2 Desember 2021 Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 1 Juni 2021 Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 2 Desember 2020 Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Amanat Agung Vol 16 no. 1 Juni 2020 Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Amanat Agung Vol 15 no. 2 Desember 2019 Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Amanat Agung Vol 15 no. 1 Juni 2019 Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Amanat Agung Vol. 14 No. 2 Tahun 2018 Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Amanat Agung Vol. 14 No. 1 Tahun 2018 Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Amanat Agung Vol. 12 No. 2 Tahun 2016 Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Amanat Agung Vol. 12 No. 1 Tahun 2016 Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Amanat Agung Vol. 11 No. 2 Tahun 2015 Vol 11 No 1 (2015): Jurnal Amanat Agung Vol. 11 No. 1 Tahun 2015 Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Amanat Agung Vol. 10 No. 2 Tahun 2014 Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Amanat Agung Vol. 10 No. 1 Tahun 2014 Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Amanat Agung Vol. 9 No. 2 Tahun 2013 Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Amanat Agung Vol. 9 No. 1 Tahun 2013 Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Amanat Agung Vol. 8 No. 2 Tahun 2012 Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Amanat Agung Vol. 8 No. 1 Tahun 2012 Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Amanat Agung Vol. 7 No. 2 Tahun 2011 Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Amanat Agung Vol. 7 No. 1 Tahun 2011 Vol 6 No 2 (2010): Jurnal Amanat Agung Vol. 6 No. 2 Tahun 2010 Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Amanat Agung Vol. 6 No. 1 Tahun 2010 Vol 5 No 2 (2009): Jurnal Amanat Agung Vol. 5 No. 2 Tahun 2009 Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Amanat Agung Vol. 5 No. 1 Tahun 2009 Vol 4 No 2 (2008): Jurnal Amanat Agung Vol. 4 No. 2 Tahun 2008 Vol 4 No 1 (2008): Jurnal Amanat Agung Vol. 4 No. 1 Tahun 2008 Vol 3 No 2 (2007): Jurnal Amanat Agung Vol. 3 No. 2 Tahun 2007 Vol 3 No 1 (2007): Jurnal Amanat Agung Vol. 3 No. 1 Tahun 2007 Vol 2 No 2 (2006): Jurnal Amanat Agung Vol. 2 No. 2 Tahun 2006 Vol 2 No 1 (2006): Jurnal Amanat Agung Vol. 2 No. 1 Tahun 2006 Vol 1 No 1 (2005): Jurnal Amanat Agung Vol. 1 No. 1 Tahun 2005 More Issue