cover
Contact Name
Reni Ambarwati
Contact Email
reniambarwati@unesa.ac.id
Phone
+6281231173525
Journal Mail Official
sainsmatematika@unesa.ac.id
Editorial Address
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Gedung D1 Kampus UNESA Ketintang Surabaya Kode Pos 60213 E-mail: sainsmatematika@unesa.ac.id Telp : 031-8280009
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Sains & Matematika
ISSN : 23027290     EISSN : 25461835     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Jurnal ini menerbitkan artikel asli hasil penelitian di bidang biologi, fisika, kimia, dan matematika. Redaksi hanya menerima naskah asli yang belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang dalam proses penerbitan di jurnal lain. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan ejaan yang baik dan benar atau bahasa Inggris yang baik dan benar.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains " : 6 Documents clear
Bentuk-bentuk Ideal pada Semiring (Z+, +,.) dan Semiring (Z+, ⊕, *) Dian Winda Setyawati; Soleha Soleha; Ruzika Rimadhany
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Himpunan bilangan bulat taknegatif, yaitu (Z+,+,.) merupakan semiring terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa, sedangkan himpunan (Z+,⊕,*) juga merupakan semiring terhadap operasi penjumlahan ⊕ dan perkalian yang didefi nisikan sebagai berikut: untuk setiap a,b∈Z+ berlaku a ⊕ b=FPB(a,b) dan a*b=KPK(a,b). Pada semiring R, himpunan bagian I dari R disebut ideal pada R jika a,b ∈ I dan r ∈ R maka a+b ∈ I dan ra, ar ∈ I . Pada artikel ini ditunjukkan bentukbentuk ideal pada semiring (Z+,+,.) dan bentuk-bentuk ideal pada semiring (Z+,⊕,*) serta menunjukkan hubungan satu ideal dengan ideal yang lain. Bentuk-bentuk ideal yang ditunjukkan adalah ideal maksimal, ideal substraktif, Q-ideal, ideal prima, ideal semiprima dan ideal primary. The set of nonnegative integers (Z+,+,.) is a semiring of the usual operations of addition and multiplication otherwise set (Z+,⊕,*) is also a semiring of the addition operation ⊕ and multiplication defi ned as follows: for each a,b∈Z+applies a ⊕ b=gcd(a,b) and a*b=lcm(a,b). At semiring R, a subset I of Ris called an ideal in R if a,b ∈ I and r ∈ R, then a+b ∈ I and ra, ar ∈ I In this paper will be shown the forms of the ideal on the semiring (Z+,+,.) and forms of the ideal on the semiring (Z+,⊕,*) and shows the relationship of the ideal with the other ideal. Ideal form sthat will be shown is the maximal ideal, substractive ideal, Q-ideal, prime ideal, and the semiprime ideal and, primary ideal.
Kajian Penggunaan Pupuk Hayati Kemasan untuk Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering Masam, Lampung Prihastuti Prihastuti; Purwantoro Purwantoro
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan pupuk hayati merupakan suatu pilihan untuk dilakukan dalam upaya meningkatkan penyediaan unsur hara tanaman, terutama yang ditanam pada lahan-lahan marjinal. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan pupuk hayati kemasan untuk tanaman kacang tanah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan enam jenis pupuk hayati yang diberikan secara tunggal ataupun kombinasi, masing-masing dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, hasil polong, dan jumlah polong. Analisis kimia tanah sebelum tanam meliputi pH, C-organik, N, P, K, Ca, Mg, Al-dd, H-dd. Parameter biologis yang diamati adalah jumlah bintil akar dan tingkat infeksi mikoriza pada akar, dengan jumlah sampel tiga tanaman untuk masing-masing ulangan. Analisis data menggunakan analisis varians dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrob yang diintroduksikan melalui pupuk hayati kurang dapat berkembang dengan baik, yang diikuti dengan pertumbuhan tanaman yang kurang baik pula. Ketersediaan air merupakan faktor pembatas bagi perkembangan mikrob dan tanaman sehingga pertanian di lahan kering perlu disesuaikan dengan musim. Rendahnya pH tanah menghambat pertumbuhan bakteri pembentuk bintil akar. Penggunaan pupuk hayati yang tidak sesuai dengan kondisi lapang, sekalipun tanaman kacang tanah mampu membentuk polong, namun tidak mampu membentuk biji. Pupuk hayati yang direkomendasikan untuk digunakan di lahan kering masam adalah yang mengandung bakteri pelarut fosfat dan mikoriza vesikular arbuskular. The use of bio-fertilizers is an option to conduct in the effort improving the supply of plant nutrients, especially those planted on marginal lands. The aim this study was to determine the effect of the use of commercial biological fertilizers for peanut at acid dry land. This research used a randomized complete block design with six types of commercial biological fertilizers given in single use or in combination, each was applied in three replications. Parameters measured were plant height, pod yield, and the number of pods. Chemical analysis of the soil before planting include pH, C-organic, N, P, K, Ca, Mg, Al-dd, H-dd. Biological parameters measured were the number of nodule and level of the mycorrhizal root infection, the number of samples were three plants for each replication. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and followed by least signifi cant difference test (LSD). Results showed that the microbes that were introduced through bio-fertilizers were less well developed, followed by the growth of plants that were less good anyway. Water availability was a limiting factor for the development of microbes and plants, hence agriculture in dry land needs to be adjusted with the seasons. The low acidity of the soil inhibited the growth of nodule-forming bacteria. The use of biological fertilizer was not correspond to field conditions, even though peanut plants are capable of forming pods, however they are not capable to form a seed. Biological fertilizer that are recommended for usage on acid dry land is contained phosphate solubilizing bacteria and vesicular arbuscular mycorrhizae.
Karakter Gen CmBG1 Melon (Cucumis melo) pada Pengaruh Cekaman Tanah Karst Ganies Riza Aristya; Budi Setiadi Daryono; Yuanita Rachmawati
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan kritis berkapur, karst, memberikan cekaman abiotik pada tanaman karena hambatan hidrasi dan nutrisi. Asam absisat (ABA) adalah hormon yang diekspresikan tumbuhan pada kondisi cekaman abiotik. CmBG1 merupakan salah satu gen peregulasi hormon ABA pada melon yang akan terakumulasi saat tumbuhan mengalami cekaman. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh lahan kritis karst terhadap ekspresi gen CmBG1 secara kualitatif dan kuantitatif melon hasil turunan kultivar TACAPA, yaitu kultivar PT dan AT yang ditanam pada medium tanah karst dari wilayah Agroekosistem II dan III Yogyakarta (Gunungsewu, Dlingo, maupun Sentolo). cDNA library diperoleh dari reverse transcription isolat RNA. cDNA diamplifi kasi dengan primer spesifi k, kemudian dispektrofotometri pada λ260 nm untuk mengetahui konsentrasi gen CmBG1. Ekspresi gen dianalisis dengan real time PCR dengan gen referensi Cm-actin. Uji kualitatif dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa 1,5%. Hasil penelitian menunjukkan gen CmBG1 terdeteksi dengan ukuran ±1258 bp pada kultivar PT dan AT. Konsentrasi gen CmBG1 melalui spektrofotometri menunjukkan semua kultivar yang ditanam pada media kontrol memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan media tanam dengan perlakuan lahan kritis baik Gunungsewu, Dlingo, maupun Sentolo. Hasil ini sama dengan uji ekspresi gen CmBG1 menggunakan analisis kuantitatif real time PCR. Karsts critical land gives abiotic stresses in plants because of hydration and nutrition disturbances. Abscisic acid (ABA) is a hormone that expressed in the plant in abiotic stress conditions. CmBG1 is one of the regulatory genes encoding hormone ABA in melon plants which is accumulated in stress condition. The purpose of this study was to describe the infl uence of karsts critical land on the genes expression of CmBG1 melon cultivars PT and AT qualitatively and quantitatively. The plants were grown in medium karst land of Agroecosystems II and III of Yogyakarta (Gunungsewu, Dlingo, and Sentolo). Total RNA was extracted from leaf tissue then Reversed Transcriptase (RT-PCR) to collect cDNA library. cDNA was amplifi ed using specifi c primer. Spectrophotometry was conducted in λ260 nm and electrophoresis run in 1.5% agarose gel. Control band and reference gene chosen in Real Time PCR was Cm-Actin. CmBGI band (± 1258 bp) was showed both on PT and AT. Cm-actin was showed band of DNA as ± 445 bp. CmBGI gene concentration in critical land medium treatment which is given greater stress on melons are higher than normal condition. This suggests that the CmBGI gene is expressed more in cultivar PT and AT melons when they are grown under stress condition. This result show similarly when using real time PCR.
Penggunaan Tipe Habitat oleh Avifauna di Lingkungan PT Arutmin Indonesia NPLCT, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Mochamad Arief Soendjoto; Maulana Khalid Riefani; Muhammad Zen
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan dan pemantauan lingkungan PT Arutmin Indonesia-NPLCT yang mengoperasikan pelabuhan batu bara di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan difokuskan pada fauna laut. Avifauna diurnal di lingkungan PT Arutmin Indonesia-NPLCT belum dieksplorasi dan didokumentasikan. Tujuan penelitian adalah menganalisis penggunaan tipe habitat oleh avifauna dalam tiga periode pengamatan. Spesies avifauna diidentifi kasi pada titik/lingkar kelimpahan dan penjelajahan di hutan mangrove, hutan sekunder, permukiman/perkantoran, lahan terbuka/padang rumput/semak belukar, dan perairan. Frekuensi jumpaan setiap spesies avifauna dan frekuensi relatif penggunaan tipe habitat oleh spesies dihitung berdasarkan pada unit waktu berdurasi 5 menit per unit. Selama penelitian ditemukan 57 spesies avifauna di seluruh lingkungan tersebut. Jumlah atau keragaman spesies burung cenderung turun di perairan dan naik di empat tipe habitat lainnya mulai dari periode pengamatan pertama hingga ketiga. Hampir semua spesies ditemukan di lebih dari satu tipe habitat. Frekuensi relatif penggunaan tipe habitat oleh spesies-spesies itu bervariasi. Hanya dua spesies saja yang ditemukan 100% menggunakan satu tipe habitat untuk aktivitasnya. Environment management and monitoring of PT Arutmin Indonesia-NPLCT operating a coal port in Kotabaru Regency, Kalimantan Selatan was used to be focused on marine biota. Diurnal avifauna in the area of PT Arutmin Indonesia-NPLCT was not explored and documented. The objective of the research was to analyze the habitat type utilization by avifauna in three observation periods. Avifauna species was identifi ed in abundance points and survey in mangrove forest, secondary forest, resettlement/offi ce, open area/grassland/ shrub, and water. Scan frequency of every avifauna species and relative frequency of habitat type utilization by species were counted based on a fi ve-minute unit. Fifty seven avifauna species were found in the area. The number and the diversity of species tended to decrease on the water and increase in the other habitat types from the fi rst period to the third one. Almost all species were found in more than a single habitat type. Relative frequency of habitat type utilization by species varied. There were two species utilizing a single habitat type for their activity.
Potensi Ekstrak Piper methysticum (Piperaceae) sebagai Insektisida Botani untuk Pengendalian Hama Plutella xylostella Martina S Lestari; Toto Himawan; Rurini Retnowati
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak negatif yang disebabkan oleh insektisida sintetik, menjadikan insektisida botani sebagai alternatif dalam pengendalian hama tanaman. Piper methysticum merupakan tanaman obat yang berasal dari Papua yang mempunyai potensi sebagai insektisida botani. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas ekstrak n-hexane dan etil asetat P. methysticum sebagai insektisida, hambatan makan atau antifeedant dan penghambatan berat larva P. xylostella. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan beberapa perlakuan konsentrasi ekstrak n-hexane dan etil asetat P. methysticum, yaitu konsentrasi 250, 500, 1000, 2000, 3000, 3500, dan 4000 ppm. Pengujian menggunakan metode celup pakan, setiap perlakuan menggunakan 20 larva dan diulang empat kali. Data yang diperoleh adalah mortalitas larva, jumlah pakan yang dimakan dan pertambahan berat larva P. xylostella dari intar II sampai menjadi pupa. Data dianalisis menggunakan analisis varians dengan uji lanjut jarak berganda Duncan. Nilai LC50 ditentukan dengan analisis probit menggunakan program POLO PC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. methysticum mempunyai sifat insektisida, antifeedant dan penghambat berat larva P. xylostella. Ekstrak n-hexane daun P. methysticum memperlihatkan aktivitas insektisida yang paling kuat dengan tingkat mortalitas 63,33% dengan LC50 4,047 ppm, konsentrasi 0,015-0,38% menyebabkan hambatan makan 11,69- 85,54% dan hambatan berat larva 34,75-81,88%. The negative impact caused by synthetic insecticides, encorages the use of botanical insecticides as an alternative in the control of plant pests. Piper methysticum is a native medicinal plant of Papua which has potential as a botanical insecticide. This study aimed to extract the activity of n-hexane and ethyl acetate P. methysticum as insecticides, barriers eat or antifeedant and severe inhibition of P. xylostella larvae. Research was carried out using completely randomized design with multiple treatment concentration of n-hexane extract and ethyl acetate P. methysticum is a concentration of 250, 500, 1000, 2000, 3000, 3500 and 4000 ppm. Tests using food dye method, each using 20 larvae and the treatment was repeated four times. The data obtained was mortality of larvae, the amount of eaten feed and the gained weight of instar II larvae of P. xylostella to become pupae. Data were analyzed using analysis of variance with multiple range test Duncant further. LC50 values determined by probit your analysis using the program POLO PC. The results showed that the leaf extract of P. methysticum have insecticidal properties, antifeedant and inhibitors of P. xylostella larval weight. N-hexane extract of leaves of P. methysticum showed that the most potent insecticidal activity with a mortality rate of 63.33% with LC50 4,047 ppm, the concentration of 0.015 to 0.38% lead barriers and obstacles to eat from 11.69 to 85.54% weight of larvae 34, 75 to 81.88%.
Profi l Hormon Estrogen Induk Ikan Lele (Clarias sp.) yang Diinduksi Laserpunktur Setelah Pemberian Pakan dengan Berbagai Kadar Protein Dyah Hariani
Sains dan Matematika Vol. 3 No. 1 (2014): Oktober, Sains & Matematika
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Induksi laserpunktur berkekuatan rendah di titik reproduksi induk lele betina dapat memacu produksi hormon gonadotropin (GtH). GtH-I berperan dalam proses steroidogenesis normal untuk memproduksi estrogen. Untuk mendukung produksi estrogen dibutuhkan nutrisi induk yang cukup terutama protein. Namun profi l hormon estrogen yang dihasilkan dari berbagai kadar protein pakan induk dan induksi laserpunktur belum diketahui. Tujuan penelitian ini untuk menguji peningkatan kadar estrogen lele yang diberi pakan dengan berbagai kadar protein dan induksi dengan laserpunktur. Penelitian faktorial ini terdiri atas faktor I: induksi laserpunktur dan tanpa induksi laserpunktur dan faktor II: kadar protein pakan (30, 35 dan 40%) dengan rancangan penelitian rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Induksi dengan laserpunktur dilakukan seminggu sekali selama 8 minggu. Ikan uji sebanyak 172 ekor induk lele betina matang gonad pertama kali memijah dengan bobot badan 900-1500 gram dengan umur sekitar 1-1,5 tahun. Darah diambil dari empat ekor induk/perlakuan pada minggu ke-0, ke-2 hingga minggu ke-8, dan selanjutnya diuji menggunakan metode ELISA. Analisis data kadar estrogen dengan Anava menggunakan program SPSS Software versi 17.0. Hasil penelitian menunjukkan induksi laserpunktur dan pemberian berbagai kadar protein pakan induk lele meningkatkan kadar estrogen (P < 0,000). Induksi laserpunktur dan pemberian pakan dengan kadar protein 40% pada minggu ke-3 menghasilkan kadar hormon estrogen tertinggi. Induction of laserpuncture Helium-Neon a low powered at the point of reproductive broodstock cafi sh can stimulate the production of gonadotropin hormone (GtH I). GtH-I plays a role in normal steroidogenesis process for producing estrogen. To support the production of estrogen needed suffi cient broodstock nutrients, especially protein. However, the profi le of estrogen producted from various dietary broodstock protein levels and induction laserpuncture broodstockis unknown.The purpose of this study was to examine the increase in estrogen hormone level catfi sh dietary with different levels of protein and induced by laserpuncture. The factorial experimental consisted of factor I: induction of laserpuncture and without laserpuncture and factor II: dietary protein levels (30, 35 and 40%) conducted based on randomized completely block design with four replications. Induction of laserpuncture was done once a week for eight weeks. The tested fi shes consisted of 172 were mature gonad female catfi sh fi rstly spawning with 900-1500 g body weight to about 1-1.5 years old. The estrogen hormone level in the blood samples taken on 0, 2nd up to 8th week were analyzed by using ELISA method. The levels of estrogen were analyzed by ANOVA using SPSS Software version 17.0. The results showed that laserpuncture induction and dietaring protein levels of catfi sh broodstock can increase the estrogen hormone levels (P < 0,000). Induction of laserpuncture and dietaring protein level of 40% at week 3 revealed the highest levels of the estrogen.

Page 1 of 1 | Total Record : 6