cover
Contact Name
Budi Priyo Prawoto
Contact Email
budiprawoto@unesa.ac.id
Phone
+6231-8280009
Journal Mail Official
jurnallitdikmipa@unesa.ac.id
Editorial Address
gedung c8 jurusan matematika FMIPA Universitas Negeri Surabaya kampus ketintang
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains
ISSN : -     EISSN : 2580586X     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains (JPPMS) adalah jurnal yang dikelola oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya. Jurnal ini memuat artikel penelitian yang berorientasi pada pokok-pokok kajian pendidikan matematika dan sains (fisika, kimia, biologi, dan IPA). Fokus dan cakupan Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains meliputi: Inovasi Pembelajaran Asesmen dan Evaluasi Media Pembelajaran Konsepsi dan Miskonsepsi Kurikulum dan Filsafat Psikologi Kognitif
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2021)" : 5 Documents clear
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT Zhalsadilah Yuniar Kristanti; Pradnyo Wijayanti
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v5n2.p43-57

Abstract

Kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat melalui proses pemecahan masalah. Dengan mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa, guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan tipe kepribadian siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua siswa SMP kelas VII semester genap. Data ini dikumpulkan menggunakan angket kepribadian, tes kemampuan matematika, tes kemampuan komunikasi matematis dan pedoman wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa berkepribadian ekstrovert memiliki kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut: 1) Menuliskan informasi dari permasalahan ke dalam bentuk hal-hal apa yang diketahui dan ditanyakan dengan menggunakan gambar atau simbol matematika, 2) Tidak menuliskan strategi penyelesaian dengan menggunakan istilah atau notasi matematika untuk memperoleh solusi, 3) Menuliskan rumus, gambar, diagram, atau tabel untuk menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan model matematika, 4) Menyelesaikan dan menuliskan penyelesaian dengan menggunakan keterampilan operasi hitung, dan 5) Menuliskan kesimpulan meskipun tidak sesuai dengan yang diminta dalam permasalahan. Siswa berkepribadian introvert memiliki kemampuan komunikasi matematis sebagai berikut: 1) Menuliskan informasi dari permasalahan ke dalam bentuk hal-hal apa yang diketahui dan ditanyakan dengan menggunakan gambar atau simbol matematika meskipun ada beberapa hal diketahui dan ditanyakan yang belum ditulis, 2) Menuliskan strategi penyelesaian dengan menggunakan istilah atau notasi matematika untuk memperoleh solusi, 3) Menuliskan rumus untuk menyelesaikan suatu permasalahan sesuai dengan model matematika, 4) Menyelesaikan dan menuliskan penyelesaian dengan menggunakan keterampilan operasi hitung, dan 5) Menuliskan kesimpulan meskipun tidak sesuai dengan yang diminta dalam permasalahan. Kata kunci: kemampuan komunikasi matematis, pemecahan masalah, ekstrovert, introvert. Mathematical communication skills can be seen through the problem solving process. By knowing students' mathematical communication skills, the teacher can adjust the appropriate learning methods to be applied according to the student's personality type. The purpose of this research is to describe the mathematical communication skills of junior high school students in solving mathematical problems in terms of extrovert and introvert personality types. This research is a descriptive study with a qualitative approach. This data was collected using personality questionnaire, mathematics ability tests, mathematical communication skills tests and interview guidelines. The results of this study indicate that extrovertedstudents with moderate mathematical abilities have the following mathematical communication abilities: 1) Write down information from the problem in the form of things that are known and asked using mathematical images or symbols, 2) Do not write down solving strategies using mathematical terms or notations to obtain solutions, 3) Write formulas, pictures, diagrams, or tables to solve a problem in accordance with a mathematical model, 4) Complete and write down solutions using arithmetic operations skills, and 5) Write conclusions even though they are not in accordance with what is asked in the problem. Students with introverted personalities have the following mathematical communication skills: 1) write information from the problem into what is known and asked using mathematical images or symbols even though there are some things that are known and asked that have not been written, 2) Write a solution strategy with use mathematical terms or notations to obtain solutions, 3) Write a formula to solve a problem in accordance with a mathematical model, 4) Complete and write solutions using arithmetic operations skills, and 5) Write conclusions even though they are not in accordance with what is asked in the problem. Keywords: mathematical communication skills, problem solving, extrovert, introvert.
PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH TRIGONOMETRI DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Deby Mega Puspita; Endah Budi Rahaju
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v5n2.p58-70

Abstract

Proses berpikir kritis adalah tahapan mengolah informasi dalam rangka mencari kejelasan, menganalisis masalah, mengevaluasi masalah, menghubungkan informasi dan membuat keputusan dengan cara terorganisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa SMA dalam memecahkan masalah trigonometri ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa kelas XI yang terdiri dari 1 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki yang memiliki kemampuan matematika tinggi dan setara. Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan memberikan tes atau uji pemecahan masalah trigonometri kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Setelah itu dilakukan anallisa data berdasarkan indikator proses berpikir kritis siswa yaitu klarifikasi, asesmen, strategi, dan inferensi dengan menyesuaikan setiap langkah pemecahan masalah (memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek perempuan tidak menyebutkan informasi yang diketahui dengan benar tetapi menyebutkan informasi yang ditanyakan dengan benar, merencanakan pemecahan masalah dengan menggunakan konsep aturan sinus, menemukan 1 cara lain yaitu menggunakan konsep tangen, melaksanakan pemecahan masalah sesuai dengan langkah yang direncanakan yaitu dengan konsep aturan sinus, tepat dalam membuat kesimpulan, memeriksa kembali langkah pemecahan yang telah dilakukan. Subjek laki-laki menyebutkan informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan benar, merencanakan pemecahan masalah menggunakan persamaan tangen, menemukan 3 cara lain yaitu menggunakan trigonometri dalam menentukan luas segitiga, dengan konsep segitiga sama kaki, dan dengan konsep sinus dan konsep cosinus, melaksanakan pemecahan masalah sesuai dengan langkah yang direncanakan yaitu dengan persamaan tangen, tepat dalam membuat kesimpulan, memeriksa kembali dengan cara menggunakan cara lain, yaitu dengan konsep aturan sinus.Kata kunci: Proses Berpikir Kritis, Pemecahan Masalah Trigonometri, Perbedaan Jenis Kelamin The critical thingking process is the stage of processing information in search of clarity, analyzing problems, evaluating problems, connecting information and making decisions in an organized way. This study aims to describe the critical thingking process of senior high school students in solving trigonometric problem in terms of gender differences. The research subjects consisted of two XI grade students consisting of one female student and one male student who have high mathematical abilities and are equal. Data collection techniques were carried out by giving trigonometric problem solving tests followed by interview. After that the data is analyzed based on the indicators of the student’s critical thingking prosess, is clarification, assessment, strategy, and inference by adjusting each problem-solving step (understanding the problem, making plans, do the plan, and look back). The results showed that female subjects not state the information they knew correctly but correctly state the information asked for, planning problem solving using the concept of sine rule, find one other way is to use the tangent concept, carry out the problem solving in accordance with the planned steps, namely the concept of the sine rule, right at making conclusions, reviewing the solving steps that have been done. Male subjects mention known information and be asked correctly, planning problem solving using the tangent equation, find three other ways namely using trigonometry in determining the area of a triangle, with the concept of isosceles triangle, and with the concept of sine and the concept of cosine, carry out the problem solving in accordance with the planned steps, namely the concept is the tangent equation, right at making conclusions, looking back by using other ways, is the concept of the sine rule.Keywords: Critical Thinking Processes, Solving Trigonometric Problems, Gender Differences
Eksplorasi Etnomatematika Arsitektur Kuno Di Kediri Aldi Dwi Karunia; Rini Setianingsih
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v5n2.p71-83

Abstract

Salah satu warisan budaya kerajaan di Indonesia adalah bangunan atau arsitektur kuno. Salah satu daerah yang terkenal dengan kerajaan yaitu Kediri. Budaya di Kediri meliputi candi, situs dan lainnya. Untuk meneliti budaya dilakukan pendekatan etnografi untuk mendapatkan pengetahuan baru, termasuk matematika. Penelitian budaya dan matematika menggunakan etnomatematika. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan konsep matematika yang terdapat di arsitektur kuno Kediri yaitu Candi Surowono, Candi Tegowangi, Situs Semen, Situs Tondowongso, dan Situs Tunglur. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan dibantu dengan kajian literatur yang telah ada. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep matematika yang berada di arsitektur kuno di Kediri, seperti titik, garis lurus, garis lengkung, sejajar, simetri, sudut, bangun datar seperti persegipanjang, persegi, lingkaran, segitiga, jajargenjang, bangun ruang seperti kubus, balok, prisma, pola bilangan berulang, kesebangunan, dan refleksi (pencerminan).Kata kunci: budaya, arsitektur kuno, etnomatematika. One of the Kingdom's cultural heritages in Indonesia is ancient buildings or architecture. One area that is famous for its kingdom is Kediri. Culture in Kediri includes temples, ancient sites and many more. To examine culture, an ethnographic approach is used to gain new knowledge, including mathematics. Cultural and mathematical research can be determined by using ethnomatematics. The goals of this study are to find and describe mathematical concepts found in the ancient architecture of Kediri, i.e. Surowono Temple, Tegowangi Temple, Semen Site, Tondowongso Site, and Tunglur Site. This research included in qualitative research. Data collection is done by observation, documentation and assisted with a review of existing literature. Data analysis techniques that used in this study are domain analysis, taxonomic analysis, component analysis, and cultural theme analysis. The results showed that there are mathematical concepts in ancient architecture in Kediri, such as points, straight lines, curved lines, parallel, symmetry, angles, plane figure such as rectangles, squares, circles, triangles, paralellograms, solid figure such as cubes, cuboids, prism, repeated of patterned numbers, similarities, reflection.Keywords: culture, ancient architecture, ethnomathemathic.
Efektivitas Permainan Zuper Abase Berbasis Android Sebagai Media Pembelajaran Asam Basa Anggie Bagoes Kurniawan; Rusly Hidayah
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v5n2.p92-97

Abstract

Keterampilan karir dan hidup, keterampilan inovasi dan belajar, serta penguasaan media informasi dan teknologi adalah keterampilan yang dijadikan pemerintah Indonesia sebagai kerangka kerja dalam pembelajaran abad 21. Salah satu prinsip pembelajaran yang digunakan yakni dengan menggunakan kemudahan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran berbasis Android merupakan salah satu penerapan gaya belajar abad ke21. Fun dan Enjoy adalah dua kata yang menjadi kunci dalam pembelajaran yang efektif . Permainan dalam kegiatan belajar mengajar memiliki manfaat salah satunya adalah dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, kreatif dan mandiri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keefektifan media permainan Zuper Abase yang dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengembangan dengan mengadaptasi model milik Borg dan Gall yang terdiri atas 10 tahap, namun hanya sampai tahapan uji coba awal (preliminary field testing). Hasil penelitian menunjukkan media permainan Zuper Abase efektif digunakan sebagai media pembelajaran karena mencapai kriteria ketuntasan klasikal yakni sebesar 93,94% jumlah peserta didik yang tuntas. serta sebanyak 85% peserta didik mengalami kenaikan hasil belajar dengan katagori sedang dan tinggi. Kata kunci: efektivitas, zuper abase game, Android, kelayakan klasikal, peningkatan hasil belajar. Career and life skills, learning and innovation skills, and Information media and technology skills are the three skills that Indonesian government uses as a framework for 21st century learning. One of the learning principles that used information and communication technology to improve the efficiency and effectiveness of learning. Using Android based learning media is one of the applications of learning styles in 21st century. Fun and Enjoy are two words that are the keys to effective learning. Games in teaching and learning activities have benefits, which is to create effective, creative and independent learning. Method of this research by adapting Borg and Gall's development model which consists of 10 stages, but in this research was limited until the initial field testing stage. The results of this study show that, the Zuper Abase game media is effectively used as a learning media because it reaches the classical completeness criteria, which is 93.94% of the total number and 85% of students had an increase in learning outcomes in the medium and high categories. Key words: effectivity, zuper abase game, android, classical completeness, increase in learning outcomes.
Profil Kesadaran Metakognisi Mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura pada Program Studi Pendidikan IPA Dwi Bagus Rendy Astid Putera; Rusly Hidayah; Siti Suarningtyas; Rista Ajeng Mitasari
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jppms.v5n2.p84-91

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keterampilan metakognitif peserta didik Program Studi IPA, Universitas Trunojoyo Madura. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Populasi penelitian merupakan seluruh peserta didik aktif Angkatan 2021− 2018 Program Studi Pendidikan IPA yang berjumlah 463 peserta didik. Digunakan stratified propotional random sampling sebagai teknik sampling, jumlah sampel tersebar tiap angkatan dengan total sebanyak 186 peserta didik. MAI (Metacognitive Awarness Inventory) merupakan cara untuk mengukur kesadaran metakognisi, yang meliputi pengetahuan kognisi dan regulasi kognisi. Subindikator pengetahuan kognisi pengetahuan deklaratif, prosedural, dan kondisional, kemudian subindikator perencanaan, strategi manajemen informasi, monitoring pemahaman, strategi prediksi serta evaluasi sebagai subindikator regulasi kognisi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif penelitian menunjukan 70,13% peserta didik memiliki kesadaran metakognisi dengan kategori baik. Indikator pengetahuan kognisi peserta didik dalam kategori baik dengan presentase 70,06%, pada subindikator pengetahuan deklaratif kategori baik dengan presentase 70,05%, pengetahuan proseduraal 69,50% termasuk kategori baik, pengetahuan kondisional 70,64% kategori baik. Indikator regulasi kognisi peserta didik menunjukan presentase 70,17% termasuk dalam kategori baik, dengan subindikator perencanaan 70,80%, strategi manajemen informasi 65,03%, monitoring pemahaman 71,29%, strategi prediksi 73,64% serta evaluasi sebesar 70,08% dengan kategori baik pada tiapsub indikator.Kata kunci: keterampilan metakognisi, pengetahuan metakognisi, regulasi metakognisi, Metacognitive, Awarness Inventory The purpose of this study is to analyze the metacognitive skills of students of the Science Study Program, Trunojoyo University, Madura using a survey method. The research population is all active students of the 2021−2018 Science Education Study Program, totaling 463 students. Stratified proportional random sampling as a sampling technique, the number of samples is spread over each batch with a total of 186 students. Schraw and Dennison (1994) developed the MAI (Metacognitive Awareness Inventory) which can be used to measure metacognitive awareness, which includes knowledge of cognition and regulation of cognition. Cognitive knowledge sub-indicators declarative, procedural, and conditional knowledge, then planning, information management strategies, understanding monitoring, prediction strategies, and evaluation as cognition regulation sub-indicators. Data analysis using quantitative descriptive analysis showed that 70.13% of students had a good category. The indicator of cognitive knowledge with good category with a percentage of 70.06%, declarative knowledge good category with percentage 70.05%, procedural knowledge 69.50% is good category, conditional knowledge 70.64% with good category. The indicator of student cognition regulation shows a percentage of 70.17% included with good category, with planning 70.80%, information management strategy 65.03%, monitoring understanding 71.29%, predictive strategy 73.64%, and evaluation 70.08 % with good category in each sub-indicator.Keywords: metacognitive skills, metacognitive knowledge, regulation of metacognition, Metacognitive, Awareness Inventory

Page 1 of 1 | Total Record : 5