cover
Contact Name
Nelly
Contact Email
jurnalkharismata@gmail.com
Phone
+6282332575637
Journal Mail Official
jurnalkahrismata@gmail.com
Editorial Address
Jl. Letjen Suprapto VI No. 86 Jember, Jawa Timur
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta
ISSN : 26558653     EISSN : 26558645     DOI : 10.
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta merupakan jurnal ilmiah yagn diterbitkan secara online oleh Sekolah Tinggi Alkitab Jember yang bertujuan untuk memublikasi hasil penelitian para dosen di bidang teologi Kristen, baik di gereja, maupun pelayanan kristiani lainnya. Scope dalam KHARISMATA adalah: 1. Teologi Biblika 2. Teologi Sistematika 3. Teologi Praktika
Articles 89 Documents
Implementasi Pola Pemuridan Yesus Menurut Injil Matius Johannes Sembiring
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.139 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i2.34

Abstract

Matthew does not emphasize the apostle's understanding of Jesus' disciples in his writings, but instead uses the term "disciple." Matthew, dealing with Jews who are peculiar to discipleship, certainly considers the root importance of the term "disciple", a learner. A person who serves God should be a disciple of Christ, who loves and follows Christ and lives according to the character of the Lord Jesus with all his heart. This is a literature review article that uses descriptive methods. Descriptive study was applied to the pastors of the GPdI session in Jember Regency which numbered 28 people as participants. Research data obtained directly from the field using research instruments in the form of a questionnaire. After analyzing to get answers based on the percentage of participant scores, it can be concluded that the implementation value of Jesus' discipleship pattern according to the Gospel of Matthew among the Pastors of the GPdI Session in Jember district is very high, namely 90.30%. AbstrakMatius tidak menekankan tentang pemahaman rasul pada murid-murid Yesus pada Tulisannya,  akan tetapi menggunakan istilah “murid.” Matius berhadapan dengan orang Yahudi yang khas dengan pemuridan, pasti menganggap penting akar istilah “murid” tersebut, yaitu seorang yang belajar. Seorang yang melayani Tuhan seharusnya adalah seorang murid Kristus, yang mengasihi dan mengikut Kristus serta hidup sesuai karakter Tuhan Yesus dengan sepenuh hati. Ini merupakan artikel kajian literatur yang menggunakan metode deskriptif. Kajian deskriptif diterapkan pada gembala-gembala sidang GPdI se-Kabupaten Jember yang berjumlah 28 orang sebagai partisipan. Data-data penelitian diperoleh secara langsung dari lapangan dengan menggunakan instrument penelitian dalam bentuk angket. Setelah dilakukan analisis untuk mendapatkan jawaban berdasarkan prosentasi skor partisipan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai implementasi pola  pemuridan Yesus menurut Injil Matius dikalangan Gembala Sidang GPdI se-kabupaten Jember adalah sangat tinggi, yaitu 90,30%. 
Pengaruh Keteladanan Hidup Gembala Sidang terhadap Pertumbuhan Gereja Joseph Christ Santo; Dapot Tua Simanjuntak
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.532 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i1.23

Abstract

Church growth is important, but not all churches experience good growth. The observation shows that one of the causes of the church not experiencing growth is the problem of the exemplary life of the pastor. This research was conducted to determine the effect of a pastor's living example on church growth. The conceptual and operational definitions of the pastor's living example are formulated based on the letter of 1 Peter, while the conceptual and operational definitions of church growth are formulated based on the growth of the early church. This research was carried out by distributing questionnaires to 125 respondents from four local churches from the Gereja Injili di Indonesia (Evangelical Church in Indonesia) in West Java Classes. With statistical calculations, the results show that there is the influence of the pastor's living example based on letter 1 Peter on the growth of the Gereja Injili di Indonesia in West Java Classes, and the effect is high. AbstrakPertumbuhan gereja adalah hal yang penting, tetapi tidak semua gereja mengalami pertumbuhan yang baik. Hasil observasi menunjukkan bahwa salah satu penyebab gereja tidak mengalami pertumbuhan adalah masalah keteladanan hidup gembala sidang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh keteladanan hidup gembala sidang terhadap pertumbuhan gereja. Definisi konseptual dan operasional keteladanan hidup gembala sidang dirumuskan berdasarkan surat 1 Petrus, sedangkan definisi konseptual dan operasional pertumbuhan gereja dirumuskan berdasarkan pertumbuhan gereja mula-mula. Penelitian ini dilakukan dengan mendistribusikan kuesioner atas 125 responden dari empat gereja lokal dari Gereja Injili di Indonesia Klasis Jawa Barat. Dengan perhitungan statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh keteladanan hidup gembala sidang berdasarkan surat 1 Petrus terhadap pertumbuhan jemaat Gereja Injili Di Indonesia Klasis Jawa Barat, dan pengaruhnya adalah tinggi.
Cara Mengajarkan Doktrin kepada Jemaat di Gereja Pestaria Happy Kristiana
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.275 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v1i2.18

Abstract

This subject is important because the teaching and learning process in the church tends to stagnate or not interesting. For this reason a strategy or pattern is needed so that the teaching and learning process can run well. Determining an effective pattern of doctrinal teaching requires a proper understanding of how learners learn. Because to be able to form effective teaching patterns need to understand how adults learn and mix them in the form of an effective learning process. From the discussion, it was found that to determine the effective teaching pattern about doctrine for adults is: the teacher understands accurately about the needs of students. Teachers must be able to find various truths that are needed by students. Knowing the Bible as a real need must be an emphasis on effective learning patterns. Finally, adults need space to share experiences not to be filled with a variety of knowledge. Therefore, the teacher must be able to bridge the knowledge and experience in the process of learning and teaching that takes place.AbstrakPokok bahasan ini menjadi penting dikarenakan proses belajar mengajar di dalam gereja cenderung mengalami stagnasi atau tidak menarik. Untuk itulah diperlukan suatu strategi atau pola yang tepat agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Penentuan suatu pola pengajaran doktrin yang efektif memerlukan pemahaman yang tepat tentang bagaimana peserta didik belajar. Karena untuk dapat membentuk pola pengajaran yang efektif perlu memahami bagaimana orang dewasa belajar serta meramunya dalam bentuk sebuah proses belajar yang efektif.  Dari pembahasan tersebut di dapatkan bahwa untuk menentukan pola mengajar efektif tentang doktrin bagi orang dewasa adalah: pengajar memahami secara akurat tentang kebutuhan peserta didik. Pengajar harus mampu menemukan barbagai kebenaran yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Mengenal Alkitab sebagai sebuah kebutuhan nyata haruslah menjadi penekanan pada pola pembelajaran efektif. Akhirnya, orang dewasa membutuhkan ruang untuk berbagi pengalaman bukan untuk dipenuhi dengan berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pengajar harus bisa menjembatani antara pengetahuan dan pengalaman dalam proses belajar dan mengajar yang berlangsung.
Efektivitas Peran Gembala Jemaat dalam Pertumbuhan Gereja Yulia Santoso
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.315 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i2.35

Abstract

This article is a research result of the role of the pastor's effectiveness in church growth. As for the object examined in this thesis in accordance with the context of the pastor, "about the effectiveness of the pastor who is very influential in the growth of the church in accordance with the ministry and responsibilities as a shepherd." Although there are many strong and hard obstacles that can cause occurrence obstacles in growth, seem slow and stagnant, but the pastoral task must continue to be done and the pastor needs to increase its effectiveness by finding more effective methods so as to find a better way of pastoral care. The effectiveness of the pastor's ministry is very important to be done seriously in order to obtain success in carrying out this ministry from God. AbstrakArtikel ini adalah sebuah hasil penelitian dari peranan efektivitas gembala jemaat terhadap pertumbuhan gereja. Adapun yang menjadi objek yang diteliti dalam tesis ini sesuai dengan konteksnya yaitu gembala jemaat, “ tentang efektivitas gembala jemaat yang sangat berpengaruh terjadinya pertumbuhan gereja sesuai dengan pelayanan dan tanggungjawabnya sebagai gembala.” Walaupun ada banyak hambatan-hambatan yang kuat dan keras yang dapat menyebabkan  terjadinya hambatan dalam pertumbuhan, terkesan lambat dan stagnan, namun tugas  penggembalaan harus tetap dilakukan dan gembala jemaat perlu meningkatkan efektivitasnya dengan mencari metode yang lebih efektif sehingga menemukan cara yang lebih baik dalam tugas penggembalaan. Efektivitas pelayanan gembala ini sangat penting dilakukan dengan sungguh- sungguh agar memperoleh keberhasilan dalam melaksanakan tugas pelayanan dari Tuhan ini.
Perilaku Sosialisasi Anak Ditinjau dari Latar Belakang Keluarga Rida Sinaga
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.601 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i1.28

Abstract

The article entitled "The Behavior of Children Socializing Viewed by Family’s Background" focuses on the social behavior of children carried out in Integrated Bina Kasih Kindergarten in Rumah Sumbul Village, Sibolangit. The research method used a descriptive qualitative method. Data collection through observation and interviews with parents. Observation using observation sheets. Child socialization behavior observed in children based on family background, namely adjusting the place, making friends, sympathy and empathy, cooperative, and manners. While the family background is focused on parental education, employment, income, parental integrity, and a number of children. This study found that children with a good family background were found to have a tendency towards good socialization behavior and children who had a poor family background tended to have poor socialization behavior. This shows that family background has a strong relationship in the development of children's socialization behavior. The existence of parents really determines the way they treat children and that too is then embedded and developed in children.AbstrakArtikel yang berjudul ”Perilaku Sosialisasi Anak Ditanjau Dari Latar Belakang Keluarga”  fokus pada perilaku sosial anak  yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak Bina Kasih Terpadu di Desa Rumah Sumbul, Sibolangit. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara kepada orang tua. Pengamatan menggunakan lembar observasi. Perilaku sosialisasi anak yang diamati dalam diri anak berdasarkan latar belakang keluarga, yaitu penyesuaian tempat, berteman, simpati dan empati, kooperatif, dan sopan santun.  Sedangkan latar belakang keluarga difokuskan pada pendidikan orang tua, pekerjaan, penghasilan, keutuhan orang tua, dan jumlah anak. Penelitian ini menemukan bahwa anak dengan latar belakang keluarga yang baik didapati memiliki kecenderungan perilaku sosialisasi baik dan anak yang latar belakang keluarga kurang baik cenderung memiliki perilaku sosialisasi yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang keluarga memiliki hubungan yang kuat dalam perkembangan perilaku sosialisasi anak. Keberadaan orang tua sangat menentukan cara mereka memperlakukan anak dan hal itu pula yang kemudian tertanam dan berkembang dalam diri anak.
Pentingnya Memahami Entrepreneurship Secara Biblikal bagi Hamba Tuhan Sabaria Zega
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.381 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v1i2.16

Abstract

The servant of God who serves does not always depend on the life of the church served if the church economic is not established yet. God's servants can work, or empower their congregation to work. This article is a qualitative research literature that aims to show the importance of God's servants' understanding of entrepreneurship in order to be able to apply it to the congregation that they serve. The method used is descriptive and biblical analysis by considering several texts that can be a reference for entrepreneurship in the congregation. In conclusion, several passages like Matthew 25: 14-30, Acts 18: 3, and 2 Thessalonians 3: 6-15 can be used as a foundation for God's servants to teach entrepreneurship to their congregations. AbstrakHamba Tuhan yang melayani tidak selalu menggantungkan kehidupannya dari jemaat yang dilayani jika kehidupan perekonomiannya belum mapan. Hamba Tuhan dapat bekerja, atau memberdayakan jemaatnya untuk bekerja. Artikel ini merupakan sebuah penelitian kualitatif literatur yang bertujuan untuk menunjukkan pentingnya pemahaman hamba Tuhan tentang entrepreneurship agar dapat menerapkannya dalam jemaat yang dilayaninya. Metode yang digunakan adalah deksriptif dan analisis Alkitab dengan mempertimbangkan beberapa nas yang dapat menjadi acuan bagi entrepreneurship dalam jemaat. Kesimpulannya, beberpa nas seperti Matius 25:14-30, Kisah Para Rasul 18:3, dan 2 Tesalonika 3:6-15 dapat dijadikan landasan untuk hamba Tuhan mengajarkan entrepreneurship bagi jemaatnya.
Implementasi Cara Hidup Jemaat Mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2: 41-47 bagi Pertumbuhan Gereja Masa Kini Andreas Sese Sunarko
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.379 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i2.33

Abstract

The growth of church has been one of crucial issues that becomes a concentration point to church leaders, which is priestas the senior pastor or church council as the representative of local church members. The growth of church perceived as one of paramaters stating the existence of church to the people who are served as well as to other churches as ministry partner. The growth of church can be seen from two aspect is the quality of church members in terms of spiritual maturity reflected from the faith to God they whorship and in term of their daily behavior bringing positive impact. The other aspect is the quantity of church members from time to time.   The growth of church can  be achieved by the method or serving system that is believed by priest or church council to be implemented. In academic terminology, that method is also known as church growth system or method . They are many system or method of church growth . One of them is Cell Church system that is a system of naturaly growing church growth method with the starting point from the way of life the eraly church taken from Act 2:41-47. This idea, later on, can be implemented by today’s churches is improving church growth.AbstrakPertumbuhan gereja menjadi salah satu isu penting yang terus menjadi konsentrasi bagi para pimpinan gereja, baik itu Pendeta sebagai Gembala Jemaat atau Majelis sebagai representasi jemaat lokal. Pertumbuhan gereja dinilai sebagai salah satu parameter eksistensi gereja tersebut dimata jemaat yang dilayaninya maupun dimata gereja-gereja lain sebagai mitra pelayanan. Pertumbuhan gereja bisa dilihat dari dua segi yaitu segi kualitas yang ditandai dengan kematangan jemaat atas nilai-nilai relegiositasnya yang terpancar dari tingkat keyakinannya terhadap pribadi Allah yang disembahnya dan terpancar dari perilaku sehari-harinya yang mendatangkan dampak positif. Adapun segi yang lain adalah segi kuantitas yang ditandai dengan pertumbuhan jemaat yang terlihat dari bertambahnya jumlah jemaat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan gereja ini dapat terwujud dengan metode dan sistem pelayanan yang diyakini oleh Pendeta atau Majelis untuk diterapkan atau dalam dunia akademis disebut dengan metode atau sistem pertumbuhan gereja. Ada banyak metode atau sistem pertumbuhan gereja yang ada diantaranya metode atau sistem Gereja Sel, metode atau sistem pertumbuhan Gereja Modern dan lain sebagainya. Melalui tulisan ini penulis ingin menunjukan salah satu metode pertumbuhan gereja yang bertitik tolak pada cara hidup jemaat yang pertama sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul 2 : 41-47 yang nantinya dapat diterapkan oleh gereja-gereja masa kini dalam melakukan proses pertumbuhan gereja.
Empati dan Religiositas Sebagai Prediktor terhadap Pemaafan pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Salatiga Sri Lina Betty Lamsihar Simorangkir
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.735 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i1.25

Abstract

This research was conducted to find out the possibility of empathy and religiosity as a predictor of forgiveness student Sekolah Tinggi Teologi Salatiga. Sample in observational it is student Sekolah Tinggi Teologi Salatiga that total of 71 people. Three types of scale: empathy scale, religiosity scale, and forgiveness scale. All gathered data were processed and analyzed using a parallel linear regression with statistic program windows version 17.00. By a regression analyzing was obtained to usufruct that empathy and religiosity as a predictor of forgiveness the students Sekolah Tinggi Teologi Salatiga. R²=0.292, F hitung= 13.999 significant level of 0.000
Gereja Ekstra Biblikal dan Tanggung Jawab dalam Menyelesaikan Amanat Agung Y. M. Imanuel Sukardi
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.141 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v1i2.22

Abstract

There has emerged a kind of phenomenon of extra-biblical churches in present days. This article is a qualitative study that aimed to explain the phenomenon of the extra-biblical church. By using the descriptive analysis method on the extra-biblical church phenomenon, there are some findings concluded from this study, namely: First, the extra-biblical church is a church whose existence and legitimacy exceeds Bible standards, its pattern and behavior exceed the demands of the Bible. Secondly, the extra-biblical church legitimized by tradition, traditional and traditional forms have several deadly good traditions such as the tradition of growth not multiplication, the tradition of teaching not obedience, the tradition of service in not outreach and so on; Third, the extra-biblical church is oriented and has a mega church structure that is so complex and very expensive that it is difficult to duplicate and multiply. As a result, there is a decrease in intensity in carrying out the grand mandate. AbstrakBelakangan ini muncul semacam fenomena gereja ekstra biblikal. Ini merupakan kajian kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena gereja ekstra biblikal tersebut. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif pada fenomena gereja ekstra biblikal tersebut, ada beberapa kesimpulan yang didapat dari kajian ini, yakni: Pertama, gereja ekstra biblikal adalah gereja yang eksistensi dan legitimasinya melebihi standar Alkitab, pola dan perilakunya melampaui tuntutan Alkitab. Kedua, gereja ekstra biblika dilegitimasi oleh tradisi, berpaham dan berbentuk tradisional memiliki beberapa tradisi baik yang mematikan seperti tradisi pertumbuhan bukan pelipatgandaan, tradisi pengajaran bukan ketaatan, tradisi pelayanan ke dalam bukan penjangkauan ke luar dan sebagainaya; Ketiga, gereja ekstra biblika berorentasi dan berstruktur gereja mega yag begitu rumit dan sangat mahal sehingga sulit diduplikasi dan dimultiplikasi. Akibatnya, terjadi penurunan intensitas dalam melakukan amanat agung.
Studi Evaluasi Pelaksanaan Pengajaran Alkitab di GPdI Haniel Sentani, Papua Oral Oko; Ferdie Denny Tuwo
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 2, No 2 (2020): Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.946 KB) | DOI: 10.47167/kharis.v2i2.29

Abstract

This research aims to find out the pastor's tendency as the executor of Bible teaching, as well as the aspects that shape it. How is the compatibility of the implementation of Bible teaching in GPdI Haniel Sentani Jayapura Papua with the pattern in the Bible. In this research, the analysis used is qualitative analysis. Data collection using a questionnaire, given to 100 participants. Based on the findings and analysis, most of the GPdI Haniel Sentani Papua congregations understand the shepherd's teaching patterns based on the Bible. In conclusion, the appropriateness of shepherd teaching is the same as the Bible pattern in GPdI Haniel Sentani Jayapura Papua. This can be proven by increasing church growth from year to year, both in quality and quantity. Congregations increasingly love God through loyalty and obedience in teaching.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecendurungan gembala sidang sebagai pelaksana pengajaraan Alkitab, serta aspek-aspek yang membentuknya. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan pengajaran Alkitab di GPdI Haniel Sentani Jayapura Papua dengan pola dalam Alkitab. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Pengumpulan data mengunakan angket, kepada 100 partisipan. Berdasarkan hasil penemuan dan Analisa, sebagian besar jemaat GPdI Haniel Sentani Papua memahami tentang pola pengajaran gembala yang berdasarkan Alkitab. Kesimpulannya, bahwa kesesuaian pelaksanaan pengajaran gembala sama dengan pola Alkitab di GPdI Haniel Sentani Jayapura Papua. Hal ini dapat dibuktikan melalui perkembengan pertumbuhan gereja dari tahun ke tahun semakin bertambah, baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Jemaat semakin mengasihi Tuhan melalui kesetiaan dan ketaatan dalam melakukan pengajaran.