cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN" : 6 Documents clear
Upaya Peningkatan Produksi Buncis (Phaseolus Vulgaris L) dengan Defoliasi dan Pemberian Pupuk Phospat Darus Triyanto; Eka Adi Supriyanto
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.788

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh defoliasi dan pemberian pupuk phospat serta interaksinya terhadap peningkatan produksi buncis (phaseolus vulgaris L.), Dilaksanakan di desa Karangsari, Karanganyar, Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama defoliasi (D), yaitu tanpa defoliasi, defoliasi 2 helai daun per rumpun, defoliasi 4 helai daun per rumpun. Faktor kedua dosis pupuk phospat (P), yaitu 0 kg SP36/ha (kontrol), 75 kg SP36/ha, 150 kg SP36/ha, 225 kg SP36/ha. Variabel pengamatan meliputi pajang tanaman, jumlah cabang per tanaman, jumlah polong per tanaman sempel, panjang polong per tanaman sempel, berat brangksan, berat polong per tanaman sempel, berat polong per petak, jumlah bunga per tanaman sempel, panjang akar terpanjang, berat akar per tanaman sempel. Hasil penelitian menunjukan bahwa defoliasi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong per tanaman sempel dan berat akar per tanaman sempel, berbeda nyata terhadap berat polong per tanaman sempel dan berat polong per petak. Perlakuan defoliasi terbaik adalah defoliasi 4 helai daun per rumpun (D2). Pemberian pupuk phospat (P) berbeda sangat nyata terhadap semua variabel pengamatan. Perlakuan dosis pupuk phospat terbaik adalah 150 kg SP36/ha (P2). Terdapat interaksi yang sangat nyata antara defoliasi dengan pemberian pupuk phospat terhadap variabel jumlah polong per tanaman sempel dan berat akar per tanaman sempel, dan berbeda nyata terhadap variabel panjang polong per tanaman sempel. Kombinasi terbaik diperoleh pada defoliasi 4 helai daun per rumpun dengan dosis pupuk phospat (P) 150 kg SP36/ha (D2P2). Kata kunci: buncis, defoliasi, phospat
Abu Pelepah Aren (Arenga pinnata Merr.) sebagai Bahan Kosmetika Perawatan Kulit Wajah Kaya Antioksidan Farida Oktavia; Jerry Wungkana
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.789

Abstract

Kesadaran masyarakat untuk menerapkan hidup sehat dengan cara back to nature juga terkait dengan pemilihan produk kosmetika yang digunakan sehari-hari. Abu pelepah aren potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika dengan kandungan antioksidan alami. Antioksidan alami bermanfaat untuk mengurangi jumlah radikal bebas yang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Bagian pelepah aren yang diolah menjadi abu merupakan pelepah aren ke-3 hingga ke-6. Pada abu pelepah aren mengandung logam mineral seperti magnesium, zink, dan aluminium yang berperan sebagai penghambat aktivitas tirosinase sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan pemutih wajah. Kandungan metabolit sekunder pada abu pelepah aren berupa flavonoid, polifenol, tanin, saponin, kuinon, alkaloid, monoterpen dan seskuiterpen berpotensi sebagai anti bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus yang menjadi pemicu timbulnya jerawat. Kandungan tanin merupakan golongan senyawa polifenol dan dapat berperan sebagai antioksidan alami sehingga aman digunakan dalam jangka panjang dan rendah efek samping. Kata kunci: aren, pencerah wajah, metabolit sekunder, antioksidan, masker alam, abu pelepah
Pengaruh Intensitas Cahaya dan Macam Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Putih (Brassica pekinensia L) Afif Lathifah; Syakiroh Jazilah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.785

Abstract

Sawi putih (Brassica pekinensia L) merupakan sayuran dari suku kubis-kubisan (Brassicaceae) yang berasal dari Tiongkok dan Asia Timur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan macam pupuk kandang serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi putih, telah dilakukan di Desa Sempu, Limpung, Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (splitplot design). Faktor pertama (main plot) adalah intensitas cahaya (25%, 50%, 75%, 100%), faktor kedua (sub plot) adalah macam pupuk kandang (ayam, kambing, sapi). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, panjang akar terpanjang, jumlah akar, bobot tanaman tanpa akar, jumlah daun, luas daun, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman dan intensitas serangan hama dan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan intensitas cahaya berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel, berpengaruh nyata pada intensitas serangan hama dan penyakit. Intensitas cahaya terbaik adalah intensitas cahaya 100%. Macam pupuk kandang berpengaruh sangat nyata pada semua variabel, berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan tidak berpengaruh nyata pada intensitas serangan hama dan penyakit. Macam pupuk kandang terbaik adalah pupuk kandang ayam. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara intensitas cahaya dan macam pupuk kandang terhadap semua variabel, berpengaruh nyata pada jumlah daun dan tidak berpengaruh nyata pada intensitas serangan hama dan penyakit. Kombinasi terbaik diperoleh pada intensitas cahaya 100% dengan macam pupuk kandang ayam. Kata kunci: sawi putih, intensitas cahaya, macam pupuk kandang
Potensi Tepung Pakan Alternatif dari Maggot dan Azolla (Malla) sebagai Bahan Baku Pakan Ternak dengan Kandungan Protein Tinggi Sajuri Sajuri
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.790

Abstract

Ketersediaan pakan merupakan faktor utama dari suksesnya usaha peternakan, baik berupa peternakan ungas, pemamah biak, maupun ikan. Pakan dapat dibedakan menjadi pakan alami dan pakan buatan. Bahan baku utama penunjang protein yang sering digunakan adalah limbah ikan, namun ketersediaannya fluktuatif. Potensi bahan baku alternatif dengan kandungan protein tinggi diantaranya adalah maggot dari lalat Hetermia illucens yang memiliki kandungan protein hewani dan tanaman azolla yang memiliki kandungan protein nabati. Penulisan ini menggunakan metode diskriptif yaitu penulisan yang mengacu pada pemecahan masalah yang aktual, pengumpulan data, disusun, dijelaskan dan di analisis. Pembahasan masalah dengan menggunakan studi pustaka dan hasil uji laboratorium sebagai sumber informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya produk tepung pakan malla yang memiliki tiga produk turunan yang dibuat menjadi tiga grade. Kandungan proksimat yang dimiliki tepung pakan Malla grade 1 antara lain protein 33.70%, lemak 26.28%, karbohidrat 17.32%, kadar air 9.72% dan kadar Abu 12.98%. Pada grade 2 protein 32.84%, lemak 25.03%, karbohidrat 18.77%, kadar air 9.40% dan kadar Abu 13.96% dan Pada grade 3 protein 31.61%, lemak 24.63%, karbohidrat 20.59%, kadar air 9.71% dan kadar Abu 13.46%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu 1.) Tepung pakan malla merupakan bahan baku yang berasal dari campuran antara protein hewani (maggot) dan protein nabati (azolla), 2.) Produk tepung pakan malla merupakan suplemen protein pakan ternak dan dapat pula digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. 3.) Produk tepung pakan malla memiliki turunan produk menjadi tiga grade yang memiliki kandungan protein diatas 30%, dan 4.) Tepung pakan Malla memiliki potensi dalam menunjang pertanian terpadu yang berkelanjutan. Kata kunci: Pakan, Maggot, Azolla, Tepung pakan Malla, Protein
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Tanaman Terung (Solanum melongena L) Wasis Wasis; Ubad Badrudin
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.786

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair yang optimal dan varietas yang paling baik serta interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair. Penelitian dilakukan di Desa Surajaya Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang pada ketinggian lebih kurang 10 m dpl, jenis tanah Alluvial, percobaan dilakukan bulan Juli sampai Oktober 2015. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan ulangan tiga kali. Faktor pertama konsentrasi pupuk organik cair (0; 7,5; 15; dan 22,5 ml/l air). Faktor kedua macam varietas (Naga Hijau, Sembrani dan Mustang). Variabel yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, saat berbunga, panjang buah, diameter per buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, umur saat panen, jumah akar, dan panjang akar terpanjang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati, kecuali saat berbunga dan umur saat panen tidak berbeda nyata. Pertumbuhan dan produksi tanaman terung tertinggi diperoleh pada konsentrasi 22,5 ml/l air. Macam varietas berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati, kecuali saat berbunga dan umur saat panen. Pertumbuhan dan produksi tertinggi diperoleh pada varietas Mustang. Terdapat interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair dengan macam varietas terhadap bobot buah per tanaman. Konsentrasi pupuk organik cair 22,5 ml/l air dengan varietas Mustang menunjukkan hasil yang terbaik. Kata kunci: terung, konsentrasi, pupuk organik cair, varietas.
Pengaruh Lama Perendaman Rootone F dan Dosis Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan Stek Nilam (Pogostemon cablin BENTH) Nurahim Nurahim; Ari Handriatni
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.787

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui lama perendaman Rootone F dan dosis pupuk kandang sapi yang optimum serta interaksinya terhadap pertumbuhan tanaman nilam. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Medono, Pekalongan Barat, Pekalongan. Penelitian dilaksanakan selama bulan yaitu bulan Januari sampai April 2014. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan factorial 3 x 4. Faktor pertama lama perendaman Rootone F terdiri atas 3 taraf (lama perendaman 1 jam, 2 jam dan 3 jam). Faktor kedua dosis pupuk kandang sapi terdiri atas 4 taraf (0 ton/ha, 10 ton/ha, 20 ton/ha dan 30 ton/ha). Setiap perlakuan diulang tiga kali. Variabel yang diamati meliputi jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah akar, bobot kering akar, jumlah daun, diameter batang, tinggi tanaman, bobot basah brangkasan, bobot kering brangkasan dan persentase tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah akar, bobot kering akar, diameter batang, bobot basah brangkasan, dan bobot kering brangkasan, sedangkan variabel jumlah daun dan tinggi tanaman berbeda nyata. Lama perendaman 3 jam (L3) memberikan hasil yang terbaik. Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel. Dosis pupuk kandang sapi terbaik 30 ton/ha. Interaksi antara lama perendaman Rootone F dengan dosis pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati. Interaksi terbaik pada lama perendaman 3 jam dengan dosis pupuk 30 ton/ha (L3D3). Kata kunci: stek nilam, Rootone F, dosis pupuk kandang

Page 1 of 1 | Total Record : 6