Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMANFAATAN AMELIORAN DAN WICK IRRIGATION SYSTEM PADA BUDIDAYA CAYSIM GUNA REVITALISASI LAHAN PERTANIAN TERKENA BANJIR ROB DI PEKALONGAN Sajuri, Sajuri; Afiata, Arbina Satria
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 2 (2021): edisi Juli
Publisher : Faculty of Agriculture, Janabadra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pekalongan utara merupakan daerah rawan terkena rob air lahan salin dan sulit untuk budidaya pertanian, diperlukan upaya menciptakan kondisi lahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, salah satunya dengan ameliorasi. Faktor irigasi juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian. Salah satu sistem irigasi adalah sistem sumbu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh amelioran terhadap kesuburan tanah di tanah salin untuk budidaya caisim, mengetahui keefektivan wick irigation system pada budidaya caisim di tanah salin, mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian amelioran dan keefektivan wick irigation system pada budidaya caisim di tanah salin. Penelitian dilakukan di lahan terdampak rob pesisir Pekalongan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor yang dicoba adalah amelioran dan wick system. Perlakuan Amelioran (A) terdiri dari A0 = tanpa amelioran; A1 = pupuk kandang sapi; A2 = gypsum; A3 = interaksi gypsum dengan pupuk kandang, perlakuan wick system (W) terdiri dari W0 = tanpa wick system; W1 = wick system sumbu flanel; W2 = wick system sumbu kompor. Terdiri dari 12 taraf dengan 3 kali ulangan pada masing-masing taraf. Hasil menunjukkan bahwa macam amelioran menunjukan hasil berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman, luas daun, bobot tanaman segar konsumsi, dan panjang akar, macam sumbu menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada variabel panjang akar
PEMANFAATAN AMELIORAN DAN WICK IRRIGATION SYSTEM PADA BUDIDAYA CAYSIM GUNA REVITALISASI LAHAN PERTANIAN TERKENA BANJIR ROB DI PEKALONGAN Sajuri Sajuri; Arbina Satria Afiatan
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 2 (2021): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v23i2.1411

Abstract

Pekalongan utara merupakan daerah rawan terkena rob air lahan salin dan sulit untuk budidaya pertanian, diperlukan upaya menciptakan kondisi lahan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, salah satunya dengan ameliorasi. Faktor irigasi juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian. Salah satu sistem irigasi adalah sistem sumbu. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh amelioran terhadap kesuburan tanah di tanah salin untuk budidaya caisim, mengetahui keefektivan wick irigation system pada budidaya caisim di tanah salin, mengetahui pengaruh interaksi antara pemberian amelioran dan  keefektivan  wick irigation system pada budidaya caisim di tanah salin. Penelitian dilakukan di lahan terdampak rob pesisir Pekalongan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor yang dicoba adalah amelioran dan wick system. Perlakuan Amelioran (A) terdiri dari A0 = tanpa amelioran; A1 = pupuk kandang sapi; A2 = gypsum; A3 = interaksi gypsum dengan pupuk kandang, perlakuan wick system (W) terdiri dari W0 = tanpa wick system; W1 = wick system sumbu flanel; W2 = wick system sumbu kompor. Terdiri dari 12 taraf  dengan 3 kali ulangan pada masing-masing taraf. Hasil menunjukkan bahwa macam amelioran menunjukan hasil berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman, luas daun, bobot tanaman segar konsumsi, dan panjang akar, macam sumbu menunjukkan hasil berbeda sangat nyata pada variabel panjang akar.
Pengaruh Jarak Lahan Budidaya Dengan Pantai Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Melati (Jasminum Sambac L.) Sajuri Sajuri; Dinar Aryani
Perbal : Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.44 KB) | DOI: 10.30605/perbal.v8i1.1513

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk:(1) Mengetahui pada jarak berapakah dari tepi pantai pertumbuhan yang terbaik tanaman melati,(2) Mengetahui apakah tanaman melati yang dibudidayakan tidak terganggu pertumbuhannya terhadap salinitas di wilayah pesisir. Percobaan dilaksanakan di wilayah pesisir Sigandu-Ujungnegoro, Kabupaten Batang pada bulan April 2019 sampai Agustus 2019.Metode percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 6 perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali.Perlakuannya yaitu jarak penanaman dengan tepi pantai yaitu (0-10 m); (>10-20 m); (>20-30 m); (>30-10 m); (>40-50 m); (>50 m), dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Hasil percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwajarak lahan dari pesisir pantai tidak menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman melati, akan tetapi perawatan yang baik merupakan penentu pertumbuhan tanaman. Tingkat salinitas air di lahan budidaya tanaman melati dari jarak 10 sampai 60 meter dari pesisir pantai masih pada batas aman bagi tanaman berkisar 0 sampai 3 ppt (air tawar). Kata Kunci : tanaman melati, pesisir pantai, salinitas, pertumbuhan
Potensi Tepung Pakan Alternatif dari Maggot dan Azolla (Malla) sebagai Bahan Baku Pakan Ternak dengan Kandungan Protein Tinggi Sajuri Sajuri
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 1 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i1.790

Abstract

Ketersediaan pakan merupakan faktor utama dari suksesnya usaha peternakan, baik berupa peternakan ungas, pemamah biak, maupun ikan. Pakan dapat dibedakan menjadi pakan alami dan pakan buatan. Bahan baku utama penunjang protein yang sering digunakan adalah limbah ikan, namun ketersediaannya fluktuatif. Potensi bahan baku alternatif dengan kandungan protein tinggi diantaranya adalah maggot dari lalat Hetermia illucens yang memiliki kandungan protein hewani dan tanaman azolla yang memiliki kandungan protein nabati. Penulisan ini menggunakan metode diskriptif yaitu penulisan yang mengacu pada pemecahan masalah yang aktual, pengumpulan data, disusun, dijelaskan dan di analisis. Pembahasan masalah dengan menggunakan studi pustaka dan hasil uji laboratorium sebagai sumber informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya produk tepung pakan malla yang memiliki tiga produk turunan yang dibuat menjadi tiga grade. Kandungan proksimat yang dimiliki tepung pakan Malla grade 1 antara lain protein 33.70%, lemak 26.28%, karbohidrat 17.32%, kadar air 9.72% dan kadar Abu 12.98%. Pada grade 2 protein 32.84%, lemak 25.03%, karbohidrat 18.77%, kadar air 9.40% dan kadar Abu 13.96% dan Pada grade 3 protein 31.61%, lemak 24.63%, karbohidrat 20.59%, kadar air 9.71% dan kadar Abu 13.46%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu 1.) Tepung pakan malla merupakan bahan baku yang berasal dari campuran antara protein hewani (maggot) dan protein nabati (azolla), 2.) Produk tepung pakan malla merupakan suplemen protein pakan ternak dan dapat pula digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. 3.) Produk tepung pakan malla memiliki turunan produk menjadi tiga grade yang memiliki kandungan protein diatas 30%, dan 4.) Tepung pakan Malla memiliki potensi dalam menunjang pertanian terpadu yang berkelanjutan. Kata kunci: Pakan, Maggot, Azolla, Tepung pakan Malla, Protein
TUMPANGSARI PADI-RUMPUT DAN APLIKASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN, FISIOLOGI DAN HASIL PADI GOGO Ahadiyat Yugi R; Sajuri Sajuri; Darjanto Darjanto
Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Vol 31, No 2 (2017): PENA SEPTEMBER 2017
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v31i2.674

Abstract

The objective of this research is to know the effect of intercropping paddy-grass and Applications of coconut shell wood vinegar on plant growth, physiologycal characters and yield of upland rice. Research conducted at the villageof Cendana, District of Kutasari, Purbalingga in March, 2015 to August, 2015. The field experiment with split plot design with three replications. The main plot, was carried wit paddy-grass intercropped consisting of: rice monoculture, upland rice- elephant grass and upland rice-lemongrass. Sub plot, a dose of coconut shel wood vinegarl i.e. without coconut shell wood vinegar, a concentration of 1: 200 and a concentration of 1: 400. The variables observed were plant height, number of leaves, leaf area, number of tillers, weight of dry shoot, the weight of the dried root, the growth rate of plants, relative growth rate, net assimilation rate, the contain of proline, contain chlorophyll, panicle length, number of panicles, number of filled grain, grain meight per hill, grain weight of 1000 seeds, grain weight / ha, harvest index, soil water content, the intensity of the damage and the value of equality of results. Intercropping rice-grass and coconut shell liquid smoke applications have not been able to improve the character of the growth, physiology and yield.
RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) PADA PERLAKUAN JUMLAH BENIH DAN NUTRISI DENGAN SYSTEM HIDROPONIK SUMBU DI WILAYAH PESISIR Sajuri Sajuri; Hasna Darin Mawaripta; Eka Adi Supriyanto; Syakiroh Jazilah
AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 6, No 1 (2022): Maret
Publisher : Percetakan Umi Toaha Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/agrotek.v6i1.178

Abstract

Hydroponics is a farming system that uses no soil but uses water that is nourished as a food source for plants. This study aims to determine the effect of the number of seeds and concentration of nutrients on the growth of water spinach (Ipomoea reptans poir). The study was conducted at the Slamaran Experimental Garden, Pekalongan, Central Java. The experimental design used was a randomized block design with the treatment being tried being the number of seeds per hole (1 seed per hole, 2 seeds per hole, and 3 seeds per hole) and nutrient concentration (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm).The observed variables were plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, longest root length, stover wet weight, plant wet weight, plant growth rate, relative growth rate, and volume of water absorbed. The data analysis used is the F Test, and if there is a real difference, then proceed with the smallest real difference test of 5%. The results showed that the number of seeds differed significantly to very significantly with respect to all observed variables except the longest leaf area and root length variables. The best treatments are 1 seed per hole and 3 seeds per hole. All observed variables were significantly affected by the treatment of different nutrient concentrations. The best nutrient concentration is achieved at 1500 ppm. Interaction occurs between the number of seeds per hole with nutrient concentration on the variable number of leaves, plant wet weight, plant growth rate, relative growth rate, and volume of water absorbed.
PENGGUNAAN PAKAN BUATAN BERBASIS MAGGOT DAN LEMNA MINOR PADA POKDAKAN DI KOTA PEKALONGAN Beny Diah Madusari; Sajuri Sajuri; Dwi Edi Wibowo; Marlinda Irawati
ABDIMAS UNWAHAS Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/abd.v4i1.2691

Abstract

AbstrakBudidaya lele oleh pokdakan (kelompok bididaya ikan) di kota pekalongan mengalami kendala dalam penyediaan pakan buatan karena makin mahal melalui penerapan teknologi tepat guna maka dilakukan dan demplot pembuatan pakan buatan dengan memanfaatkan limbah/ gulma air yakni lemna minor dan maggot. Maggot  dapat diproduksi secara mudah dan cepat, mengandung protein sebesar 40-50%, dan memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanannya.  Kandungan protein kasar dari Lemna minor adalah 37,6% dan serat yang relatif rendah yakni 9,3%. Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan pakan tambahan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Metode penerapan teknologi tepat guna dengan penyuluhan, pelatihan dan demplot, aplikasi. Alat yang digunakan adalah penepung model FFC-15, pembuat pellet model MPT0010 dan pengering rakitan menggunakan gas. Hasil penerapan yakni anggota KUB lele mandiri dan KUB lestari 85% dapat membuat pakan buatan dengan pakan yang memiliki kandungan protein 30%.   Kata kunci: pokdakan, Maggot, Lemna minor, pellet
Pemberdayaan Mitra Unit Usaha SEHATI Farm Untuk Mendukung Ketersediaan Pangan di Era Pandemi Covid-19 dengan Sistem Hidroponik di Pekalongan Eka Adi Supriyanto; Ari Handriatni; Arbina Afiatan; Sajuri Sajuri; Ubad Badrudin; Syakiroh Jazilah
JDISTIRA Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : JDISTIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Pekalongan bagian utara memiliki ketinggian 1 mdpl yang mengakibatkan lahan-lahan di daerah tersebut mudah terkena rob air, hal ini mengakibatkan lahan-lahan di daerah pesisir pantai memiliki lahan yang salin dan sulit untuk diupayakan untuk proses budidaya pertanian. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a). Tidak memerlukan lahan yang luas (b). Mudah dalam perawatan (c). Memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah: (a). Memerlukan biaya yang mahal (b). Membutuhkan ketrampilan yang khusus. Disisi yang lain, pandemi virus Covid-19 yang telah menjalar keberbagai daerah telah mengakibatkan penurunan berbagai bidang termasuk ekonomi. Virus Covid-19 ini mengakibatkan terbatasnya aktivitas manusia yang sebagian besar harus dilakukan dari rumah, bahkan beberapa orang harus merasakan adanya pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan tempatnya bekerja harus tutup. Kemandirian masyarakat dibidang pertanian akan membantu peran pemerintah dalam supply kebutuhan pangan disuatu daerah hingga negara. Tujuan dari pengabdian ini adalah : (1) Memberikan kesadaran kepada masyarakat pentingnya kemandirian ekonomi serta ketersediaan pelengkap pangan di era Pandemi Covid-19, (2) Memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat tentang budidaya tanaman secara hidroponik, (3) Mengetahui potensi pasar dan melakukan kerjasama kemitraan pasca panen. Metode pengabdian yaitu diskusi dan pendampingan lapangan. Bentuk pendampingan yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian Unikal dilakukan secara offline dan online, offline dilakukan secara insidental dan online menggunakan fasilitas media sosial untuk berkomunikasi.
PELUANG URBAN FARMING UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN WILAYAH RENTAN BANJIR DI KELURAHAN BANDENGAN KOTA PEKALONGAN Ari Handriatni; Sajuri Sajuri
PENA ABDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat EDISI KHUSUS DIES NATALIS UNIVERSITAS PEKALONGAN KE-40 APRIL 2021
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.005 KB)

Abstract

Bandengan village is one of the northern coastal areas of Pekalongan which has been affected by tidal flooding until now. The tidal flood conditions forced people whose livelihoods were from agriculture to change into casual laborers, traders and so on. There is a need for technological breakthroughs in carrying out agricultural activities that are minimal and unsupportive. The modern term that is currently used to cover several cultivation methods in urban areas is Urban Farming. Urban Farming is a form of urban farming growing food in urban areas on land, usually in backyards or on vacant lots, but sometimes neglected spaces such as road medians, which are not usually dedicated to producing food. Extension activities and mentoring by competent agriculture can be able to change conditions that are less favorable for agricultural cultivation until the community is ready in terms of theory and practice. This service is in the context of the 40th anniversary of Pekalongan University in the context of forming the target village. The methods used in this service are lectures, active participation or discussion and mentoring. The outreach activities in the form of lectures and discussions were attended by the youth of the Bandengan village. An overview of Urban Farming is presented using a projector. The explanation of the Urban Farming concept offered is in accordance with the Bandengan area (verticulture, hydroponics, aquaponics and polybags) and what has been done by Bandengan residents, namely hydroponics and polybags. The implementation of this counseling has an impact on the community's enthusiasm to carry out agricultural activities even though their agricultural land has been submerged by tidal water. Urban farming explains how cultivation on land is limited and affected by tidal flooding but can still produce vegetable and fruit crops that can increase the income of the people of Bandengan village.Keywords : Agriculture, Bandengan, Flood Rob, Urban Farming
APLIKASI IRIGASI SISTEM KAPILER DAN BERBAGAI MEDIA TANAM PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L) Sajuri Sajuri; Arbina Satria Afiatan; Susilo Dwi Kurniawan
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1971

Abstract

Lahan pertanian sebagai media tanam yang memiliki kualitas baik semakin berkurang untuk keperluan selain pertanian sedangkan kebutuhan akan produk pangan semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk. Media tanam atau media tumbuh merupakan suatu tempat atau wadah yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar tumbuh. Penggunaan media tanam yang tepat apabila sistem pengairan atau penyediaan air bagi tanaman yang tidak stabil maka akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemberian air yang terus menerus setiap saat untuk mendukung pertumbuhan tanaman antara lain penyiraman dengan irigasi sistem kapiler. Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan memiliki nilai ekonomis tinggi dan tumbuh di daerah dataran rendah hingga tinggi. Tujuan dari penelitian ini: Mengetahui irigasi sistem kapiler yang terbaik, komposisi media tanam dan interaksi antara keduanya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2022. Metode penelitian menggunakan rancangan Split Plot dengan faktor Main plot (irigasi sistem kapiler) dan sub Plot (komposisi media tanam). Terdiri dari 6 taraf  dengan 3 kali ulangan pada masing-masing taraf sehingga menjadi 18 unit/satuan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, panjang akar, bobot basah akar, saat munculnya bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah dan bobot buah per tanaman. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan irigasi sistem kapiler otomatis dan manual tidak berpengaruh terhadap semua variabel diduga karena saat tanam kondisi curah hujan tinggi. Media tanam berpengaruh terhadap semua variabel selain saat munculnya bunga dan interaksi terjadi hanya pada diameter batang bobot buah per tanaman.    Kata kunci : Kata Kunci : cabai, irigasi sistem kapiler, media tanam