cover
Contact Name
Thomas S. Iswahyudi
Contact Email
tom_wahyudi@staff.ubaya.ac.id
Phone
+6231-2981344
Journal Mail Official
rahmanfibri@staff.ubaya.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kalirungkut - Surabaya 60293 Gedung Perpustakaan Lt. 4
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi
Published by Universitas Surabaya
ISSN : -     EISSN : 27212432     DOI : https://doi.org/10.24123/saintek
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (Keluwih: Journal of Science and Technology) is an online, open access, and peer-reviewed journal. JST publishes its issues twice in a year (February and Agustus). This journal is to provide a forum for the sharing, dissemination, and discussion of original research, case studies, and critical reviews in the fields of science and technology including biotechnology. This focus and scopes include, but are not limited to subjects in industrial engineering, informatics, electrical engineering, manufacture, environmental issues, renewable energi, chemistry and chemical engineering, product design & management, and fashion design & lifestyle products.
Articles 47 Documents
Implementasi Multimedia Software Engineering Methodology Pada Pembuatan Perangkat Promosi Wisata Tyrza Adelia; Andre Andre; Joshia Eki Manuel
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i1.5503

Abstract

Abstract—Artikel ini membahas tentang perbedaan antara multimedia interaktif dan non-interaktif. Multimedia non-interaktif ditampilkan dalam format linier dan pengguna tidak dapat berinteraksi dengan kontennya, sedangkan multimedia interaktif memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan mengontrol cara konten ditampilkan. Dalam pembuatan produk multimedia, developer biasanya mengacu pada dua metode, yaitu Software Development Lifecycle (SDLC) dan Multimedia Production Stage (MPS). MSEM (Multimedia Software Engineering Methodology) adalah metode pengembangan perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam pembuatan aplikasi multimedia interaktif atau non-interaktif. Studi ini mengkaji manfaat MSEM pada implementasi produk multimedia dengan mempelajari dampak dan manfaat penggunaan MSEM pada perangkat promosi wisata lokal yang memuat multimedia interaktif dan non-interaktif. Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan masukan pihak developer multimedia untuk menggunakan MSEM dalam merencanakan dan mengembangkan produk multimedia. Abstrak—This article discusses the difference between interactive and non-interactive multimedia. Non-interactive multimedia is displayed in a linear format and users cannot interact with its content, while interactive multimedia allows users to interact and control the way content is displayed. In the creation of multimedia products, developers usually refer to two methods, the Software Development Lifecycle (SDLC) and the Multimedia Production Stage (MPS). MSEM (Multimedia Software Engineering Methodology) is a software development method designed to assist in the creation of interactive or non-interactive multimedia applications. This study examines the benefits of MSEM in multimedia product implementation by studying the impact and benefits of using MSEM in promoting local tourism products containing interactive and non-interactive multimedia. The purpose of this research is to provide input for multimedia developers to use MSEM in planning and developing multimedia products.
Review: Potensi Antimikroba pada Tanaman Mangrove di Indonesia terhadap Staphylococcus sp. dan Shigella sp. Adiva Aphrodita; Faradila Imeliyanti; Desi Rahmadhani
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2022): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (August)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v3i2.5060

Abstract

Abstract—Indonesia still has a high prevalence of diarrhea cases, which is 14.5% in 2020. Diarrhea can cause malnutrition, dehydration, kidney damage, and a weak immune system, so an effective solution is needed to reduce the number of diarrhea cases. Mangroves are known to contain various secondary metabolites that play a role in the health sector, such as antimicrobials, antivirals, and antifungals. This review article aims to review whether the antibacterial activity of mangroves can suppress the growth of bacteria that cause diarrhea, namely Staphylococcus sp. and Shigella sp. Based on a review of six selected research articles, it is known that various mangrove species have antibacterial activity against Staphylococcus sp. and Shigella sp. The strength of these activities against the two bacteria is determined by several factors, including the extraction method used and the chosen solvent. With these results, it is hoped that mangroves can become an affordable alternative medicine for various groups of people to cure diarrhea, thus the number of diarrhea cases in Indonesia can decrease. Keywords: diarrhea, mangrove, secondary metabolite, shigella sp., and staphylococcus sp. Abstrak—Indonesia masih ber-prevalensi tinggi untuk kasus diare, yaitu sebesar 14,5% pada tahun 2020. Diare dapat menyebabkan malnutrisi, dehidrasi, kerusakan ginjal, serta sistem imun tubuh yang lemah, sehingga diperlukan adanya solusi yang efektif untuk mengurangi angka kasus diare tersebut. Mangrove telah diketahui memiliki berbagai kandungan metabolit sekunder yang berperan dalam bidang kesehatan, seperti antimikroba, antivirus, dan antifungal. Review artikel ini bertujuan untuk mengulas apakah aktivitas antibakteri yang dimiliki oleh mangrove dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab diare, yaitu Staphylococcus sp. dan Shigella sp. Berdasarkan review terhadap enam artikel penelitian pilihan, diketahui bahwa terdapat berbagai spesies mangrove yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus sp. dan Shigella sp. Kekuatan dari aktivitas tersebut terhadap kedua bakteri ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya metode ekstraksi yang dilakukan serta pelarut yang dipilih. Dengan adanya hasil tersebut, diharapkan mangrove dapat menjadi obat alternatif yang terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat untuk menyembuhkan diare, sehingga angka kasus diare di Indonesia dapat menurun. Kata kunci: diare, mangrove, metabolit sekunder, shigella sp., and staphylococcus sp.
Perancangan Perangkat Makan Bersama Bertolak dari Tradisi Bajamba Minangkabau Menggunakan Metode Ekstraksi Unsur Visual Raisa Shofia; Wildan Aulia
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i1.5588

Abstract

Abstract—Bajamba is one of the communal dining activities in Indonesia from the Minangkabau tradition. The article views that the uniqueness of the Minangkabau Bajamba tradition can be applied to more contemporary tableware sets. This study aims to design a contemporary tableware set using ceramic materials by emphasizing the application of the visual elements of traditional trays and cloth covers of Minangkabau. The number of people, as well as the types and the number of menus in the Bajamba meal, are the main references for the tableware set design. The decision on the dimensions, shape, and concept of the tableware set refers to the Bajamba tradition of dining. This study offers a tableware set design consisting of a tray with a diameter of 50 cm, four small plates, and four plates of curry sauce. The comprehensive prototyping test results show that the process of making a tray requires a plate with a diameter of approximately 55 cm, so it requires a large drying furnace. This design offers its uniqueness inspired by the Bajamba tradition which can provide a different and enjoyable dining experience. In addition, its use can help preserve the Bajamba Minangkabau tradition through the use of tableware sets inspired by this tradition. Keywords: bajamba, tableware set, communal dining, tradition, minangkabau Abstrak—Bajamba merupakan salah satu tradisi makan bersama di Indonesia yang berasal dari Minangkabau. Artikel ini memandang bahwa keunikan tradisi bajamba Minangkabau dapat diterapkan kepada perancangan perangkat makan bersama yang lebih masa kini. Perancangan ini bertujuan untuk menghasilkan desain set perangkat makan bersama dari bahan keramik dengan menekankan pada terapan unsur visual dulang dan dalamak tradisional Minangkabau. Jumlah kumpul orang, serta jenis dan jumlah menu dalam sajian Bajamba menjadi referensi utama dalam memutuskan desain. Keputusan dimensi, bentuk dan konsep perangkat makan mengacu pada aktivitas makan tradisi bajamba. Perancangan ini menghasilkan satu set perangkat makan bersama yang terdiri dari satu dulang berdiameter 50 cm, empat piring kecil, dan empat piring kuah gulai. Hasil uji coba purwarupa menunjukkan bahwa proses membuat dulang memerlukan plat berdiameter kurang lebih 55 cm sehingga memerlukan tungku pengering yang besar. Desain ini menawarkan keunggulan berupa keunikan tersendiri yang terinspirasi dari tradisi Bajamba yang dapat memberikan pengalaman makan yang berbeda dan menyenangkan. Selain itu, penggunaannya dapat membantu melestarikan tradisi Bajamba Minangkabau melalui penggunaan perangkat makan yang terinspirasi dari tradisi tersebut. Kata kunci: bajamba, perangkat makan, makan bersama, tradisi, minangkabau
Inisiasi Bibit Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) melalui Teknik Kultur In vitro Maria Madelaine Nicole; Yanti; Listya Utami Karmawan
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i1.5599

Abstract

Abstract— Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) is one of the Indonesian spices that is not easy to be cultivated outside its natural habitat because it requires lower temperatures for its growth. This research aimed to determine the culture technique of andaliman plants using in vitro tissue culture techniques to solve the difficulties of plant cultivation outside its natural habitat. The explants used are seeds and nodal segments. Using seeds, methods were divided into seeds collection and sterilization and initiation. Methods using nodal segments explants were divided into sample collection, nodal sterilization, initiation, and shoot multiplication. Seed sterilization using 60 °C water which was replaced every six hours had lower contamination rate compared to other methods. Unfortunately, seeds germination and dormancy breaking were not exhibited in this research. Nodal segment sterilization using 0,1% (b/v) mercury chloride (HgCl2) exposed for seven minutes and addition of 100 IU mL-1 nystatin showed fewer contaminations. Multiplication using Murashige-Skoog (MS) media with addition of 1 ppm NAA and 5 ppm BAP (MSN1B5) produced nine shoots and produced callus. Overall, both explant sterilizations were successful, but it was recommended to use nodal segments as the explant due to success in producing andaliman plantlet in vitro. Keywords: andaliman, HgCl2, nystatin, plant tissue culture, woody plant medium Abstrak— Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) adalah salah satu rempah Indonesia yang sulit untuk dibudidayakan di luar habitat aslinya karena membutuhkan suhu rendah untuk pertumbuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik perbanyakan tanaman andaliman menggunakan teknik kultur jaringan secara in vitro dengan memperhatikan beberapa faktor seperti larutan sterilisasi yang digunakan dan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang diberikan. Eksplan yang digunakan adalah biji dan nodus. Metode penelitian dengan eksplan biji meliputi koleksi buah, germinasi, dan inisiasi eksplan. Metode penelitian dengan eksplan nodus dibagi menjadi koleksi bibit, inisiasi nodus, dan multiplikasi nodus. Sterilisasi permukaan biji menggunakan air hangat bersuhu 60 °C yang diganti setiap enam jam memiliki tingkat kontaminasi yang paling rendah dibandingkan dengan metode lainnya, tetapi germinasi dan pemecahan dormansi tidak terjadi pada penelitian ini. Sterilisasi permukaan nodus menggunakan larutan merkuri klorida (HgCl2) 0,1% (b/v) dengan durasi perendaman selama tujuh menit dan 100 IU mL-1 nistatin pada media menunjukkan tingkat kontaminasi yang lebih rendah. Multiplikasi menggunakan media Murashige-Skoog dengan penambahan 1 ppm NAA dan 5 ppm BAP (MSN1B5) menghasilkan organ tunas dalam jumlah yang paling banyak yaitu sebanyak sembilan tunas dan terbentuk kalus. Secara keseluruhan, sterilisasi kedua eksplan berhasil dilakukan, tetapi lebih disarankan menggunakan eksplan nodus karena dapat menghasilkan tunas andaliman secara in vitro. Kata kunci: andaliman, HgCl2, kultur Jaringan tanaman, nistatin, woody plant medium
Pengembangan Digital Game sebagai Sarana Pembelajaran Matematika untuk Difabel Remy Giovanny Mangowal
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 1 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i1.5179

Abstract

Abstract—People with disabilities are highly capable human resources as long as proper education are given to them. However, number of researches for disabled people’s education is far behind those for regular people. This presents a great hurdle for educators. To combat this, an unorthodox way with a digital educational game is presented. Said game helps students with disabilities concentrate better than conventional study methods. A survey for the facilities’ educators shows that they agreed that the students are more enthusiastic than usual. Another survey for the students themselves resulted in a overwhelmingly positive welcome, saying it’s more fun than regular classes. This shows that the digital educational game MathBharataV3 shows clear and positive results as a mathematics learning aid for disabled students. Keywords: game-based learning, disabled students, educational game Abstrak—Sumber daya manusia dengan difabilitas adalah sumber daya manusia yang memiliki potensi tinggi selama difasilitasi dengan metode pembelajaran yang tepat. Namun, jumlah penelitian bagi metode pembelajaran siswa difabel jauh lebih sedikit daripada penelitian untuk siswa reguler. Tantangan besar untuk pendidik pada bidang ini dapat diselesaikan dengan sebuah metode yang tidak lazim digunakan, yaitu dengan menggunakan game pembelajaran digital. Game tersebut membantu siswa difabel lebih berkonsentrasi dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Sebuah survei untuk pendidik fasilitas difabel tersebut menunjukkan para pendidik setuju bahwa siswa difabel menjadi lebih tertarik daripada biasanya. Sebuah survei lain pada siswa difabel menunjukkan hasil yang sangat positif, dengan sangat banyak respon yang mengatakan bahwa game tersebut lebih menarik dari kelas biasanya. Seluruh hasil survei ini menunjukkan bahwa game pembelajaran berbasis digital tersebut memberikan hasil yang jelas dan positif sebagai media pembantu pembelajaran matematika pada siswa difabel. Kata kunci: pembelajaran berbasis game, siswa difabel, game pembelajaran
Pendugaan Umur Simpan Roti Sourdough Bekatul Menggunakan Metode ASLT dengan Pendekatan Arrhenius Rachma Yayank Moeztamy; Ardhia Deasy Rosita Dewi; Yayon Pamula Mukti
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 2 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (August) - In Progress
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i2.5693

Abstract

Abstract—Sourdough bread is a type of bread made with sourdough containing a consortium of Lactobacillus spp bacteria and yeast from the fermentation of flour and water for approximately 7 days. Rice bran sourdough bread was chosen because of its nutritional content, namely protein, fat, carbohydrates, crude fiber, calories and is rich in B vitamins, especially vitamin B1 (thiamin). Rice bran sourdough bread is a functional bakery product that is expected to have a longer shelf life than bread in general. The aim of this research is to determine the shelf life of bran sourdough bread with various types of packaging, namely vacuum and plastic packaging. The method used is the Accelerated Shelf-Life Test (ASLT) method with test parameters used including color test, water activity test, Total Plate Number (ALT) test. The test results showed that on the 8th day, 50% of panelists rejected the bran sourdough bread. The test parameter that has the lowest critical activity energy (EA) value for determining the shelf life of rice bran sourdough bread is the bacterial contaminant test. Based on these results, the EA parameter the bacterial contaminant determines the Arrhenius equation calculation formula for the shelf life of rice bran sourdough bread. The results of calculating the shelf life of rice bran sourdough bread in vacuum packaging at temperatures of 32°C, 42°C and 52°C are 10.2; 8.88; 7.79 days, while in plastic packaging at temperatures of 32°C, 42°C and 52°C it is 8.3; 7.64; 7.07 days. Unpackaged bran sourdough bread at temperatures of 32°C, 42°C, and 52°C, namely 1.57; 1.23; 0.98 days. Rice bran sourdough bread packaged in vacuum plastic has a longer shelf life compared to sourdough bread without the addition of rice bran. Keywords: sourdough bread, rice bran flour, arrhenius, shelf life, vacuum Abstrak—Roti sourdough merupakan jenis roti yang dibuat dengan adonan asam yang berisi konsorsium bakteri Lactobacillus spp. dan ragi dari hasil fermentasi tepung terigu dan air selama kurang lebih 7 hari. Roti sourdough bekatul dipilih karena kandungan zat gizi yang dimiliki oleh bekatul yaitu protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kalori serta kaya akan vitamin B, terutama vitamin B1 (thiamin). Roti sourdough bekatul merupakan produk bakery fungsional yang diharapkan memiliki umur simpan lebih lama dari roti pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui umur simpan roti sourdough bekatul dengan variasi jenis kemasan yaitu dikemas vakum dan plastik. Metode yang digunakan adalah metode Accelerated Shelf-Life Test (ASLT) dengan parameter uji yang digunakan meliputi uji warna, uji aktivitas air, uji jumlah kontaminan menggunakan Angka Lempeng Total (ALT). Hasil uji menunjukkan pada hari ke-8, roti sourdough bekatul mengalami penolakan panelis sebanyak 50%. Parameter uji yang memiliki nilai energi aktivitasi terendah (EA) kritis mutu untuk penentuan umur simpan roti sourdough bekatul adalah uji kontaminan bakteri. Berdasarkan hasil tersebut, EA parameter kontaminan bakteri menjadi penentu rumus perhitungan persamaan Arrhenius untuk umur simpan roti sourdough bekatul. Hasil perhitungan umur simpan roti sourdough bekatul pada kemasan vakum pada suhu 32°C, 42°C, dan 52°C yaitu 10,2; 8,88; 7,79 hari, sedangkan pada kemasan plastik pada suhu 32°C, 42°C, dan 52°C yaitu 8,3; 7,64; 7,07 hari. Roti sourdough bekatul tanpa dikemas pada suhu 32°C, 42°C, dan 52°C yaitu 1,57; 1,23; 0,98 hari. Roti sourdough bekatul dengan dikemas plastic vakum memiliki umur simpan lebih lama dibandingkan dengan roti sourdough tanpa penambahan bekatul. Kata Kunci: roti sourdough, tepung bekatul, arrhenius, umur simpan, vakum
Limit of Detection Test on Salmonella spp testing on Processed Food Products Egg Pindang According to ISO 16140-3: 2021 Eni Cahyaningsih; Aditya Anugerah Marusaha Sitorus; Alfi Sophian
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 4 No. 2 (2023): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (August) - In Progress
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v4i2.5796

Abstract

Abstract—The development of pathogenic bacteria detection methods in food products has led to the emergence of faster, shorter, and more efficient techniques. However, when choosing a reference method for testing, it is crucial to ensure its reliability. The purpose of this study was to determine the limit of detection (LOD) for Salmonella testing in processed chicken egg food products (Pindang Egg). The research aims to provide valuable information and serve as a reference for similar studies. The method used in this study follows ISO 6579-1:2017, while the detection limit is determined according to ISO 16140-3:2021. The results from observations on pre-enrichment and enrichment media showed that all inoculated samples exhibited a color change to cloudy, indicating bacterial growth in the media. Isolation on selective media and conformational tests confirmed 100% positivity for all samples in contamination variations of 11, 3.67, and 1.22. However, for contamination variation of 0.41, only 75% of the analyzed test data detected the presence of Salmonella, with 1 out of 4 replications not detecting it (approximately 20% failure rate). In conclusion, the lowest LOD value that can be reliably detected is 100% in the contamination variation of 1.22, while for the 0.41 variation, the detection rate only reaches 75% of the analyzed test data. Keywords: bacteria, eggs, pathogen, salmonella Abstrak—Pengembangan metode deteksi bakteri patogen dalam produk pangan telah menghasilkan teknik yang lebih cepat, lebih singkat, dan lebih efisien. Namun, saat memilih metode referensi untuk pengujian, sangat penting untuk memastikan kehandalannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan batas deteksi (LOD) untuk pengujian Salmonella dalam produk pangan telur ayam olahan (Pindang Egg). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi berharga dan menjadi referensi untuk penelitian serupa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti ISO 6579-1:2017, sementara batas deteksinya ditentukan sesuai dengan ISO 16140-3:2021. Hasil pengamatan pada media pra-pemupukan dan pemupukan menunjukkan bahwa semua sampel yang diinokulasi menunjukkan perubahan warna menjadi keruh, menandakan pertumbuhan bakteri dalam media. Isolasi pada media selektif dan uji konformasi mengkonfirmasi positivitas 100% untuk semua sampel dalam variasi kontaminasi sebesar 11, 3,67, dan 1,22. Namun, untuk variasi kontaminasi sebesar 0,41, hanya 75% data uji yang dianalisis mendeteksi keberadaan Salmonella, dengan 1 dari 4 replikasi tidak mendeteksinya (sekitar 20% tingkat kegagalan). Sebagai kesimpulan, nilai LOD terendah yang dapat dideteksi dengan handal adalah 100% dalam variasi kontaminasi sebesar 1,22, sementara untuk variasi 0,41, tingkat deteksinya hanya mencapai 75% dari data uji yang dianalisis. Kata kunci: bakteri, telur, patogen, salmonella