cover
Contact Name
Zauhani Kusnul
Contact Email
jurnal.pamenang@gmail.com
Phone
+62354-399840
Journal Mail Official
jurnal.pamenang@gmail.com
Editorial Address
Kampus Stikes Pamenang Pare Kediri Jl.Soekarno Hatta No.15 Bendo Pare Kediri
Location
Kab. kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Pamenang (JIP)
ISSN : 27160483     EISSN : 27156036     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Pamenang merupakan publikasi ilmiah enam bulanan yang diterbitkan oleh STIKES PAMENANG Kediri. Jurnal Ilmiah Pamenang menyajikan informasi dan kajian ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian pada lingkup keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan issu-issu terkini terkait masalah kesehatan masyarakat. Redaksi Jurnal Ilmiah Pamenang menerima karya ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian dari bidang keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan kesehatan masyarakat dari para intelektual, praktisi, mahasiswa serta siapa saja untuk menulis dan berbagi hasil penelitian maupun pemikiran secara bebas, kritis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Seluruh artikel yang masuk akan melalui proses review oleh para reviewer dengan bidang kepakaran yang relevan.
Articles 60 Documents
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN MINAT IBU MENJADI AKSEPTOR KONTRASEPSI METODE OPERATIF WANITA: THE RELATION ANXIETY WITH MOTHER INTEREST BE CONTRACEPTION ACCEPTOR METHOD OF WOMEN OPERATIVE eva nur azizah; Vide Bahtera Dinasti; Ratna Feti Wulandari
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.198 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.1

Abstract

Abstrak : Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi, sedangkan minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, sehingga kecemasan yang ada masyarakat masih menjadi faktor yang mempengaruhi minat yang rendah terhadap kontrasepsi Metode Operatif Wanita. Tujuan penelitian penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kecemasan dengan minat ibu menjadi akseptor kontrasepsi Metode Operatif Wanita. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional dalam penelitian ini adalah wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, memiliki lebih dari 3 anak, dan memilih kontrasepsi jangka panjang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling, dengan jumlah populasi 44 orang, sehingga sampel yang diambil berjumlah 30 responden. Untuk menilai kecemasan responden menggunakan HARS (Hamilton Anxienty Rating Scale) dan untuk menilai minat ibu menggunakan kuesioner dengan skala ordinal. Penelitian ini menggunakan Uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian dari 44 responden prosentase terbesar tingkat kecemasan ibu ada pada kriteria sedang sebanyak 21 responden (70 %), dan minat ibu menjadi akseptor metode operatif wanita sebagian besar kriteria berminat 22 responden (73,3 %). Hasil uji statistika didapatkan angka probabilitas (p) = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan ada hubungan kecemasan dengan minat ibu menjadi akseptor kontrasepsi Metode Operatif Wanita. Nilai koefisien korelasi r2 = 0,701, maka ada hubungan positif kuat antara kecemasan dengan minat ibu menjadi akseptor kontrasepsi Metode Operatif Wanita. berarti bahwa sebagian besar ibu yang merasakan kecemasan sedang maka ibu hanya berminat. Berdasarkan hasil penelitian diatas, sebaiknya sebagai petugas kesehatan lebih banyak melakukan pendekatan ke masyarakat agar kecemasan dalam masyarakat dan minat ibu semakin tinggi. Abstract : Anxiety is confusion, worry about something that will happen, while interest is the acceptance of a relationship between yourself and something outside of yourself, so that the anxiety that exists in society is still a factor influencing low interest in contraception for the Women's Operative Method. The purpose of this research is to find out whether there is a relationship between anxiety and the interests of mothers to become contraceptive acceptors for Method of Women Operative.The design of this study was correlational analytic with cross sectional approach. The sample in this study is women over 30 years old, had more than 3 children, and chose long-term contraception. The sampling technique uses purposive sampling, with a population of 44 people, so the samples taken amounted to 30 respondents. To assess respondents' anxiety using HARS (Hamilton Anxienty Rating Scale) and to assess maternal interest using a questionnaire. This study uses the Spearman Rank statistical test.The results of the study of 44 respondents the greatest percentage of maternal anxiety levels are in the medium criteria of 21 respondents (70%), and maternal interest in accepting the female operative method is mostly 22 respondents' interested criteria (73.3%). Statistical test results obtained probability number (p) = 0,000 <0.05 then H0 is rejected and H1 is accepted, this shows there is a relationship of anxiety with maternal interest in becoming Method Of Women Operatative contraceptive acceptors. Value correlation coefficient r2 = 0.701, then there is a strong positive relationship between anxiety and maternal interest in becoming a contraceptive acceptor of Method Of Women Operatative means that most mothers who feel moderate anxiety are mothers only interested. Based on the results of the research above, it is better as a health worker to approach the community more so that anxiety in the community and the higher interest of mothers.
(QUALITATIV RESEARCH) PENGALAMAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM KEPERAWATAN JIWA METODE ROLE PLAY PADA MAHASISWA DIPLOMA III KEPERAWATAN STIKES PAMENANG: (QUALITATIV RESEARCH) LEARNING EXPERIENCE IN MENTAL NURSING LABORATORY WITH THE ROLE PLAY METHOD IN DIPLOMA III NURSING NURSING STIKES PAMENANG Bambang Wiseno
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.061 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.9

Abstract

Abstrak : Mempelajari ilmu asuhan keperawatan harus dilakukan secara menyeluruh, yaitu; bio, psiko, sosio, spiritual dan budaya sehingga didapatkan hasil yang optimal. Banyak model dan metode yang digunakan untuk proses pembalajaran. Metode role play dalam pembelajaran laboratorium mata kuliah asuhan keperawatan jiwa Diploma III dilakukan untuk mengaplikasikan teori keperawatan jiwa yang lebih membutuhkan kemampuan komunikasi terapeutik sebagai perawat pelaksana. Mahasiswa ketika praktik bermain peran pada pembelajaran laboratorium asuhan mempunyai berbagai pengalaman yang bermakna dan permasalahan yang tidak didapatkan ketika praktik laboratorium mata kuliah lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan makna dari pengalaman mereka ketika selesai mengikuti kegiatan. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenology diskriptive dilakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) dengan pertanyaan semistruktur terhadap enam mahasiswa secara purposive sampling setelah pembelajaran roleplay pada bulan Juni 2019 di laboratrium kampus. Interpretative Phenomenology Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisa data dan ditemukan 7 tema, yaitu; merasa perlu tambahan praktik komunikasi terapeutik, merasa susah mempelajari keperawatan jiwa, tidak yakin akan kemampuan, merasakan seperti berhadapan langsung dengan klien, merasakan takut bila berhadapan langsung dengan klien jiwa, tidak bisa konsentrasi dalam proses role play dan merasa perlu untuk sering melakukan role play. Dari semua tema yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ada yang merasa kesulitan mempelajari keperawatan jiwa karena persepsi yang salah tentang keperawatan jiwa sehingga merasa perlu meningkatkan pemaham teoritis materi dan sering melakukan latihan bermain peran. Abstract : Studying nursing care must be done thoroughly, that is; bio, psycho, socio, spiritual and culture so that optimal results are obtained. Many models and methods are used for the learning process. The role play method in learning laboratory nursing Diploma III mental nursing care is carried out to apply mental nursing theory that requires therapeutic communication skills as a practical nurse. Students when practicing role playing in mental health laboratory have a variety of meaningful experiences and problems that are not obtained when practicing laboratory in other subjects. The purpose of this research is to find the meaning of their experience when they finish participating in the activity. Qualitative research with a descriptive phenomenological approach was carried out in-depth interviews (in-depth interviews) with semi structured questions to six students by purposive sampling after role play learning in June 2019 at the campus laboratory. Interpretative Phenomenology Analysis (IPA) was used to analyze data and found 7 themes, namely; feel the need for additional therapeutic communication practices, find it difficult to study mental nursing, are unsure of ability, feel like dealing directly with clients, feel afraid when dealing directly with mental clients, cannot concentrate on the role play process and feel the need to frequently do role play. From all the themes produced it can be concluded that there are students who find it difficult to study mental nursing because of wrong perceptions about mental nursing so they feel the need to improve theoretical understanding of the material and often do role playing exercises.
SELF EFFICACY PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA BPJS CABANG KEDIRI: SELF EFFICACY PATIENTS DM TYPE 2 IN BPJS KEDIRI BRANCH AREA christianto nugroho
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.696 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.17

Abstract

Abstrak : Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa darah, Penderita DM seringkali mengalami kesulitan untuk menerima diagnose DM, terutama ketika ia mengetahui bahwa hidupnya diatur oleh diet makanan dan obat- obatan. Pasien DM yang bersikap negatif terhadap pengobatan akan mengakibatkan kegagalan penatalaksanaan DM, hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan sosial pasien, Pasien Diabetes mellitus (DM) cenderung mengalami gangguan mekanisme koping salah satunya adalah self efficacy. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui self efficacy pada pasien DM tipe 2. Desain penelitian ini menggunakan deskripsi dengan sampel pada penelitian ini adalah pasien DM Type 2 yang tergabung dalam peserta Pronalis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) di wilayah kerja BPJS cabang Kediri di kelompok prolanis larasati dan prosehat bugar , Jawa Timur, Indonesia pada bulan April-Mei 2015. Sampel penelitian ini adalah semua peserta Prolanis berjumlah 34 orang yang dipilih secara total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner DMSES (Diabetes Management Self Efficacy Scale), kemudian dianalisa menggunakan analisis diskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan Self Efficacy pada pasien DM tipe 2 dalam kateori sedang, ini mengindikasikan pasien DM belum mampu mengontrol penyakitnya secara maksimal yaitu dalam pengontrolan makan dan diet, program latihan/olah raga, dan pengobatan. Kesimpulan: Self Efficacy pada pasien DM tipe 2 dalam kategori sedang. Abstract : Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by an increase in blood glucose levels. DM sufferers often have difficulty accepting a diagnosis of DM, especially when he knows that his life is governed by a diet of food and medicine. DM patients who are negative towards treatment will result in failure of DM management, this can affect the quality of life and social ability of patients, Diabetes mellitus (DM) patients tend to experience coping mechanism disorders, one of which is self efficacy. The purpose of this study was to determine self-efficacy in type 2 DM patients. The design of this study used the description of the sample in this study were DM Type 2 patients who were members of the Pronalis (Chronic Disease Management Program) in the working area of ​​the Kediri BPJS branch in the Prolanis larasati group and prosehat fit, East Java, Indonesia in April-May 2015. The sample of this study were all 34 participants selected from total sampling. Data were collected using the DMSES (Diabetes Management Self Efficacy Scale) questionnaire, then analyzed using descriptive analysis. The results of this study indicate Self Efficacy in patients with type 2 DM in the medium category, this indicates that DM patients have not been able to control their disease to the fullest, namely in controlling food and diet, exercise / sports programs, and medication. Conclusion: Self Efficacy in patients with type 2 DM in the medium category.
EFEKTIFITAS METODE MNEMONIC (CHUNKING ) DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG INDIKATOR STATUS GIZI BALITA: THE EFFECTIVENESS OF MNEMONIC (CHUNKING) METHOD IN IMPROVING PARENTS 'KNOWLEDGE ABOUT NUTRITIONAL STATUS INDICATORS Henny Vidia Effendy; surya mustikasari
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.862 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.18

Abstract

ABSTRAK : Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia merupakan fondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik, psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Masalah gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dipengaruhi banyak faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efektifitas metode mnemonic (chunking) terhadap pengetahuan orang tua tentang indikator status gizi balita di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian ini adalah Quasy Experimen dengan pendekatan pre – post Control Group Design. Teknik pengambilan sampling dengan teknik purpose sampling yang terdiri dari 49 responden. Variabel Independen adalah metode Mnemonic (Chuking) Variabel Dependen pengetahuan orang tua tentang indikator gizi. Data yang terkumpul di analisis dengan uji statistik Uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan orang tua tentang indikator gizi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebanyak 33 responden (67,3%) dikategorikan kurang, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan didapatkan hasil sebanyak 27 responden (55,1%) dikategorikan baik. Metode mnemonic (chunking) efektif untuk meningkatkan pengetahuan orang tua tentang indikator gizi balita di Posyandu Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto ( p value = 0,00<0,05). Upaya untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dapat dilakukan dengan cara menambah wawasan informasi dan penyuluhan kesehatan, mendorong untuk berinisiatif meningkatkan pengetahuannya. Abstract : The first five years of a human's life are the foundation for further growth and development. Quality human resources both physically, psychologically, and intelligence begins with a healthy toddler. Nutrition problem which is a public health problem, is influenced by many factors. This study aims to analyze the effectiveness of the mnemonic (chunking) method of parental knowledge about indicators of nutritional status of children under five in Posyandu, Gayaman Village, Mojoanyar District, Mojokerto Regency. The design of this study was the Quasy Experiment with a pre-post Control Group Design approach. Sampling technique with purpose sampling technique consisting of 49 respondents. The Independent Variable is the Mnemonic Method (Chuking) Dependent Variable of parents' knowledge about nutrition indicators. Data collected were analyzed by Wilcoxon Test statistical test with significance level α ≤ 0.05. The results showed that parental knowledge about nutrition indicators before being given health education as many as 33 respondents (67.3%) were categorized as lacking, whereas after being given health education results were obtained as many as 27 respondents (55.1%) categorized as good. The mnemonic (chunking) method is effective for increasing parental knowledge about under five nutrition indicators in Posyandu, Gayaman Village, Mojoanyar District, Mojokerto Regency (p value = 0.00 <0.05). Efforts to increase parental knowledge can be done by increasing insight into information and health education, encouraging initiatives to improve their knowledge.
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN PERILAKU HYGIENITAS GENETALIA: THE RELATION OF ADOLESENT GIRL KNOWLEDGE ABOUT FLUOR ALBUS WITH GENITAL HYGINE BEHAVIOR luluk susiloningtyas luluk
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.701 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.26

Abstract

Abstrak : Di Indonesia, wanita yang mengalami keputihan sebanyak 75%, sebagian besar 50% terjadi pada remaja, 25 % pada Wanita Usia Subur (WUS). Keputihan pada remaja biasanya terjadi sebelum dan sesudah menstruasi yang bersifat fisiologis. Bila perilaku perawatan hygienitas genetalia tidak baik, bisa dimungkinkan menjadi penyebab keputihan patologis yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan jangka waktu lama bisa menyebabkan infeksi pada panggul dan infertilitas. Salah satu faktor penghambat berperilaku sehat adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran individu tentang hygienitas genetalia termasuk pencegahan dan penanganan keputihan. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang keputihan dengan perilaku hygienitas genetalia di SMP Negeri 1 Pare Kediri. Desain penelitian yang digunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswi yang sudah pernah menstruasi di SMPN 1 Pare berjumlah 38 siswi. Teknik sampling yang digunakan Simple Random Sampling. Instrumen penelitian pengetahuan remaja putri tentang keputihan dengan kuesioner dengan skala ordinal dan perilaku hygienitas genetalia menggunakan kuesioner dengan skala ordinal. Analisa data menggunakan Uji Spearman Rank. Hasil penelitian dari 38 responden prosentase terbesar tingkat pengetahuan remaja putri tentang keputihan berada dalam kategori cukup, sebanyak 19 responden (50%) dan perilaku hygienitas genetalianya sebagian besar dalam kategori baik 29 responden (76,3%). Ada hubungan pengetahuan remaja putri tentang keputihan dengan perilaku hygienitas genetalia dengan hasil uji signifikasi diperoleh p value = 0,000 , dengan nilai koefisien korelasi (r2) = 0,780 dengan tingkat hubungan positif, artinya semakin baik pengetahuan maka semakin baik perilaku hygienitas genetalianya Rekomendasi penelitian untuk remaja putri diharapkan menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi terutama tentang hygienitas genetalia. Abstract : In Indonesia, women who experience fluor albus much as 75%, mostly 50% occur in adolescents, 25% in women of childbearing age (WUS). Leucorrhoea in adolescents usually occurs before and after menstruation which is physiological. If the behavior of genetal hygienic treatment is not good, it may be possible to cause pathological vaginal discharge that causes discomfort and can cause long-term infection of the pelvis and infertility. One of the inhibiting factors for healthy behavior is the lack of knowledge and awareness of individuals about genetal hygienity, including the prevention and treatment of vaginal discharge. The purpose of this study was to determine the relationship of adolescent girls' knowledge of vaginal discharge with genetical hygienic behavior in SMP Negeri 1 Pare Kediri.The study design used correlational analytic with cross sectional approach. The research sample was 38 students who had menstruated at SMPN 1 Pare. The sampling technique used is Simple Random Sampling. The research instrument of young woman's knowledge about vaginal discharge with a questionnaire with an ordinal scale and genetal hygienic behavior using a questionnaire with an ordinal scale. Analysis of data using the Spearman Rank Test.The results of the 38 respondents were most of the knowledge of young women about fluor albusis sufficient 19 respondents (50 %) and most of the genetic hygienec behaviors were 29 respondents (76,3 %). There is a relationship between adolescent girls' knowledge about fluor albus with genetal hygienic behavior with the significance test results obtained p value = 0,000, with the Spearman correlation coefficient (r) = 0.780 with a positive relationship level, meaning that the better the knowledge the better the geneticity hygienic behavior Research recommendations for adolescent girls are expected to increase knowledge about reproductive health, especially about genetal hygienic.
PENGARUH RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PENDERITA TB PARU DI UPTD PUSKESMAS PUHJARAK KEDIRI: THE EFFECT OF EMOTIVE BEHAVIOR OF PSYCHOLOGICAL WELFARE OF LUNG TB PATIENTS IN UPTD PUSKESMAS PUHJARAK KEDIRI Nugrahaeni Firdausi
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.282 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.27

Abstract

Abstrak : Pendahuluan: Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. Program END-TB adalah salah satu program yang dicanangkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs). Pasien dengan TB Paru yang sedang menjalani terapi obat anti tuberkulosis dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis yang merupakan salah satu domain dari kualitas hidup. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan pendekatan pretest-posttest nonrandomized control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sepuluh sampel yang didapatkan, di UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri dibagi menjadi dua kelompok, 5 sampel kelompok perlakuan dan 5 sampel kelompok kontrol. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesejahteraan psikologis, dan variabel dependennya adalah Rational Emotive Behavior Therapy. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan di UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri, terdapat peningkatan kesejahteraan psikologis pada saat pretest dan posttest. Nilai kesejahteraan psikologis kelompok perlakuan dan kontrol saat pretest menunjukkan p=1,000. Nilai kesejahteraan psikologis kelompok perlakuan dan kontrol saat posttest menunjukkan p=0,050. Pada kelompok perlakuan di UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri terdapat peningkatan kesejahteraan psikologis setelah posttest, yaitu p=0,046. Diskusi: Rational Emotive Behavior Therapy berpengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis penderita TB Paru, namun nilai kesejahteraan psikologis dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan status pekerjaan responden. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengendalian yang ketat pada lingkungan responden penelitian sehingga memberikan hasil yang maksimal. Abstract : Introduction: Sustainable Development Goals (SDGs) are a world development agenda aimed at the well-being of people and planet Earth. The END-TB Program is one of the programs launched by the Sustainable Development Goals (SDGs). Patients with pulmonary TB who are undergoing anti-tuberculosis drug therapy can have an impact on physical health and psychological well-being which is one of the domains of quality of life. Method: This study used a quasy experiment research design with a pretest-posttest nonrandomized control group design approach. The sampling technique uses purposive sampling. Ten samples obtained, at the UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri were divided into two groups, 5 treatment group samples and 5 control group samples. The independent variable in this study is psychological well-being, and the dependent variable is Rational Emotive Behavior Therapy. Results: The results showed that in the treatment group at UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri, there was an increase in psychological well-being at the pretest and posttest. The psychological well-being of the treatment and control group at the pretest showed p = 1,000. The psychological well-being of the treatment and control group at the posttest showed p = 0.050. In the treatment group at UPTD Puskesmas Puhjarak Kediriter there was an increase in psychological well-being after the posttest, which was p = 0.046. Discussion: The Rational Emotive Behavior Therap has an effect on improving the psychological well-being of patients with pulmonary TB, but the value of psychological well-being can be influenced by the education and employment status of the respondents. Suggestions for further research are expected to be able to exercise strict control on the research respondents' environment so as to provide maximum results.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK: CORRELATION OF MOTHER'S KNOWLEDGE ABOUT DEVELOPMENT STIMULATION WITH SOCIAL PERSONAL DEVELOPMENT IN CHILDREN ratih kusuma wardhani; susanti triajaya; Nurin Fauziyah
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.399 KB) | DOI: 10.53599/jip.v1i1.29

Abstract

Abstrak : Perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah kelompok. Perkembangan sosial menjadi salah satu hal penting bagi proses pertumbuhan anak. Oleh karena itu, pengetahuan ibu diperlukan sebagai dorongan untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak, sehingga anak akan lebih mandiri dan proses personal sosialnya menjadi baik. Tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan dengan perkembangan personal sosial pada anak. Desain penelitian menggunakan desain penelitian Analitik Korelasional dengan pendekatan crosssectional. Jumlah sampel 41 responden pada ibu yang memiliki anak usia 4-6 tahun yang dipilih dengan teknik Purposive sampling dimana pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan skala ordinal dan observasi untuk perkembangan personal sosial pada anak dengan skala ordinal. Metode analisa data yang digunakan yaitu Spearmen Rank. Hasil Penelitian dari 41 responden prosentase terbesar pengetahuan ibu tentang pemberian stimulasi perkembangan adalah baik sekali 36,59%. Sebagian besar perkembangan personal social anak sesuai 60,98%. Hasil analisis dengan uji Spearman Rank didapatkan hasil uji signifikan (ρ) 0,000, dengan nilai koefisien korelasi (r2)=0,653 dengan tingkat hubungannya sangat kuat dan positif berarti apabila pengetahuan stimulasi ibu semakin baik maka perkembangan personal sosial anaknya semakin baik. Kesimpulan dan saran diharapkan petugas kesehatan dapat bekerja sama dengan ibu untuk memantau perkembangan anak sehingga perkembangan anak dapat berjalan seimbang. Abstract : Social development is the child's learning process in adjusting to norms, morals and traditions in a group. Social development is one of the important things for the child's growth process. Therefore, the mother's knowledge is needed as an encouragement to foster a child's confidence, so that the child will be more independent and his personal social processes become good. The purpose of tis research is recognizing the relationship between mother's knowledge about stimulation and social personal development in children.The research design used cross sectional design by using the Correlation study. The research samples were 41 respondents in mothers who have children aged 4-6 years. It used Purposive sampling, in which the sample taking are concern to the inclusion criteria. The data collecting technique was questionnaire to mother’s knowledge (scale ordinal) and observasi to social personal development (scale ordinal). The data analysys method was spearmen rank.esearch Results of 41 respondents the largest percentage of knowledge about the provision of stimulation of maternal development is very good 36.59%. Most of the children's personal social development according to 60.98%. The results of the analysis with the Spearman Rank Test obtained a significant test result (ρ) 0,000, with the value of correlation coefficient (r2) = 0.653 with a very strong and positive relationship level means that if the mother's stimulation knowledge is getting better the better the child's personal social development.Conclusions and Recommendations It is expected that health workers can work together with mothers to monitor children's development so that the child's development can be balanced.
PENGALAMAN KEPALA RUANG DALAM MENGELOLA ADMINISTRASI RUANGAN DI RUMAH SAKIT “AMELIA” PARE, KEDIRI: EXPERIENCE HEADNURSE IN MANAGING WARD ADMINISTRATION AT HOSPITAL “AMELIA” PARE, KEDIRI Bambang Wiseno
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.639 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.34

Abstract

Abstrak : Peran perawat di rumah sakit yaitu memberikan asuhan keperawatan, advocator, educator, colaborator, coordinator, conselor dan researcher. Kepala ruang sebagai pimpinan dalam ruang perawatan mempunyai kewajiban dalam semua peran tersebut. Pengelolaan suatu ruangan di rumah sakit tidak terlepas dari kegiatan administrasi yang teratur dan terarah oleh semua tim yang ada di ruangan dalam mencapai tujuan. Peran perawat yang komplek tersebut akan bertambah beban kerjanya jika kurang didukung dengan tenaga profesional lain untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di ruangan termasuk tenaga administrasi. Pelaksanaan administrasi tidaklah mudah kecuali oleh tenaga profesional yang telah mendapatkan pendidikan khusus keadministrasian. Masing-masing kepala ruangan mempunyai pengalaman pribadi ketika dituntut untuk menyelesaikan administrasi yang ada di ruangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna dari pengalaman kepala ruang ketika mereka yang harus menyelesaikan semua permasalahan ruangan khususnya administrasi ruangan. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara (indept intervew) terhadap semua kepala ruang (purposive sampling) sebagai partisipan dari rumah sakit “Amellia” Pare Kediri sesuai kriteria penelitian ini. Setelah data saturasi, dilakukan analisa data menggunakan IPA (Interpretative Phenomonology Analisys). Didapatkan sebanyak 6 (enam) tema, yaitu; merasa senang bisa membantu orang lain, bertanggungjawab atas keberhasilan akreditasi rumah sakit, bertanggungjawab atas masalah keperawatan di ruangan, merasa masalah ruangan tanggungjawab bersama staff, merasa beban berlebih karena administrasi selain urusan keperawatan dan merasa perlu ada petugas administrasi. Ruangan keperawatan perlu tenaga administrasi khusus untuk menyelesaikan keadministrasian yang ada di ruangan. Abstract : The role of nurses in hospitals is to provide nursing care, advocators, educators, collaborators, coordinators, counselors and researchers. The head nurses as a leader in the treatment room has obligations in all of these roles. Management of a ward in a hospital is inseparable from regular and directed administrative activities by all the teams in the ward in achieving their goals. The role of a complex nurse will increase the workload if it is not supported by other professionals to solve problems in the room including administrative staff. Implementation of administration is not easy except by professionals who have received special administrative education. Each Head Nurse has personal experience when required to complete the administration in the ward. This study aims to find the meaning of the experience of the head of the room when they have to solve all the problems of the room, especially room administration. This is a qualitative research by collecting data through interviews (indept interview) of all room heads (purposive sampling) as participants from the "Amellia" Pare Kediri hospital according to the criteria of this study. After saturation data, the data analysis done using IPA (Interpretative Phenomonology Analysis). Obtained as many as 6 (six) themes, namely; feel happy to be able to help others, is responsible for the success of hospital accreditation, is responsible for nursing problems in the ward, feels the problem of ward responsibilities with the staff, feels excessive burden due to administration other than nursing matters and feels the need for administrative officers. The ward needs special administrative staff to completely room administration.
HUBUNGAN ASSERTIVENESS TERHADAP SELF ESTEEM PADA MAHASISWA KEPERAWATAN DI STIKES PAMENANG PARE KEDIRI: THE CORRELATION ASSERTIVENESS TO SELF ESTEEM NURSING STUDENTS IN DEPARTMENT OF NURSING PAMENANG HEALTH INSTITUTE PARE KEDIRI Erwin Yektiningsih
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.093 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.35

Abstract

Abstrak : Latar Belakang : Peningkatan SDM keperawatan sejak berada di institusi pendidikan perlu mengembangkan kemampuan soft skill seperti assertive yang berpengaruh terhadap konsep diri menjadi perawat profesional. Adapun salah satu komponen konsep diri adalah self esteem perawat yang dapat digambarkan sebagai informasi dan keyakinan bahwa perawat memiliki tentang tugas, nilai, dan perilaku untuk pengembangan nilai-nilai profesional. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengatahui perilaku assertive dan Self Esteem pada mahasiswa keperawatan di STIKes Pamenang Pare Kediri pada tahun 2020. Methode: Penelitian ini adalah analitik digunakan pendekatan cross sectional dengan spearman-rho. Populasi adalah mahasiswa keperawatan 119 dan sampel 40 dengan teknik random sampling. Adapun Instrument penelitian ini kuesioner baku adalah Rathus Assertiveness Schedule (RAS) dan Rosenberg Self Esteem (RSE). Hasil: Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan yang cukup kuat dengan nilai korelasi positive antara assertive dengan self-esteem pada mahasiswa di STIKes Pamenang Pare, dikarenakan mahasiswa keperawatan yang berperilaku asertif tinggi cenderung mempunyai harga diri tinggi, sehingga sangat berkaitan erat dengan kelancaran selama menjalani masa studi di pendidikan keperawatan yang menghasilkan lulusan perawat yang kompeten dan profesional. Kesimpulan: Self esteem merupakan sejauh mana individu menilai dirinya yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompetensi yang dapat mempengaruhi perawat bertindak profesional sangat berkaitan dengan perilaku asertive. Sehingga semenjak di pendidikan perlu di siapkan pengelolaan assertiveness yang efektif untuk peningkatan low self esteem pada mahasiswa keperawatan. Abstract : Introduction: Improvement of nursing human resources since they are in educational institutions needs to develop soft skills such as assertive which affect the self-concept of becoming professional nurses. One component of the self-concept is nurses' self-esteem which can be described as information and beliefs that nurses have about duties, values, and behaviors for the development of professional values. Aims: This aims of research identified assertive behavior to self esteem in nursing students in Department of nursing Pamenang Health Institute Pare Kediri East Jawa in 2020. Methods: This study used analytic cross sectional approach with spearman-rho. The population nursing students were 119 and samples were 40 with random sampling techniques. This research the instruments were Rathus Assertiveness Schedule (RAS) and Rosenberg Self Esteem (RSE). Results: The results of this research was a significant and positive corelation between assertive and self-esteem in nursing students in Department of nursing Pamenang Health Institute Pare Kediri, because nursing students with high assertive category behavior tend to have high self-esteem category, so its were closely related to fluency while undergoing a period to study in nursing education that produces competent and professional nurse graduates. Conclusion: Self-esteem was the extent to which individuals assess themselves who had abilities, meaningfulness, worth, and competence that can influence nurses to act professionally were closely related to asertive behavior. So since in education it was necessary to prepare effective assertiveness management to increase low self esteem in nursing students.
TINGKAT STRES MAHASISWA S1 KEPERAWATAN TINGKAT SATU DALAM MENGHADAPI WABAH COVID 19 DAN PERKULIAHAN DARING DI STIKES KARYA HUSADA KEDIRI.: STRESS LEVEL OF FIRST GRADE S1 NURSING STUDENT IN FACING COVID 19 AND ONLINE LECTURER AT KARYA HUSADA HEALTH INSTITUTE KEDIRI Melani Kartika Sari
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.699 KB) | DOI: 10.53599/jip.v2i1.36

Abstract

Abstrak : Wabah Covid-19 merupakan jenis penyakit baru dan sangat mudah menular. Virus baru ini sebelumnya tidak dikenal sebelum menjangkit banyak penduduk Wuhan, Cina. Virus ini kini menyebar hampir ke seluruh dunia. Untuk menghambat penyebarannya, pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan stay at home dan pembelajaran dilakukan secara daring. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat stres mahasiswa tingkat satu prodi S1 Keperawatan Stikes Karya Husada dalam menghadapi wabah Covid-10 dan perkuliahan daring akibat wabah tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling untuk mendapatkan jumlah sampel sebanyak 70 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dalam bentuk google form dan didapatkan sebagian besar mahasiswa mengalami stres sedang (38,57%), sebagian mengalami stres berat (28,57%), dan stres ringan sebanyak (32,86%). Stressor yang paling menyebabkan stres yaitu kesulitan memahami materi secara daring dan kekhawatiran tertular Covid-19. Kondisi wabah yang penuh dengan ketidakpastian ini perlu disikapi secara bijaksana oleh berbagai pihak. Perlu usaha untuk mereduksi stres dengan melakukan beragam aktivitas yang menyenangkan di dalam rumah yang bisa dilakukan oleh mahasiswa. Abstract : The Covid-19 outbreak is a new type of disease and is highly contagious. This new virus was previously unknown before infecting many residents of Wuhan, China. This virus is now spreading to most of the world. To prevent its spread, the government urges people to stay at home and learn online. The aimed of this study was to determine the level of stress of first-degree students in the Nursing Study Program at Stikes Karya Husada in dealing with the Covid-10 outbreak and online lectures due to the outbreak. This type of research is a descriptive study with cross sectional design. Sampling was done by purposive sampling technique to get a total sample of 70 respondents. Data were collected using a questionnaire in the form of google and found that most students experienced moderate stress (38.57%), some experienced severe stress (28.57%), and mild stress (32.86%). The stressors that cause the most stress are difficulty understanding online material and worry about contracting Covid-19. Pandemic conditions that are full of uncertainty need to be addressed wisely by various parties. It takes effort to reduce stress by doing a variety of fun activities in the home that can be done by students.