cover
Contact Name
Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M
Contact Email
dewamangku.undiksha@gmail.com
Phone
+6282242137685
Journal Mail Official
dewamangku.undiksha@gmail.com
Editorial Address
Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Jalan Udayana No. 11 Singaraja - Bali Utara
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN : 26599639     EISSN : 26849046     DOI : https://doi.org/10.23887
Core Subject : Education,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan is a scientific articles that contains about Pancasila and Civics Education in the form of research articles, which are are Philosophy, Value, and Ethics; Law and Constitutional; Political and Government; Social and Culture.
Articles 120 Documents
PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS VIII 5 SMP NEGERI 2 SINGARAJA Wiriawan, Made
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.7

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memformulasi efektivitas model pembelajaran contextual teaching and learningdalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Singaraja. Secara metodologis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilalui dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti (human instrumen)dengan alat bantu pengumpul data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, tes prestasi belajar dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menujukkan model pembelajaran contextual teaching and learningmampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus I, dari 41 orang siswa hanya 16 orang siswa mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai terendah 55, dan mengalami peningkatan pada siklus II, dimana hanya 5 orang siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan nilai terendah 60. Nilai rata-rata siswa sebelum dilakukan tindakan adalah sebesar 70,85 dan mengalami kenaikan menjadi 74,42 pada kegiatan siklus I. Pada siklus II penerapan model pembelajaran contextual teaching and learningmampu meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi 78,14. Model pembelajaran contextual teaching and learningjuga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, dimana 25 ada pada kategori tuntas pada siklus I dan meningkat menjadi 38 orang pada siklus II. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran mampu meingkatkan rasa ingin tahu siswa dan membangun semangat kerjasama siswa.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKN SISWA KELAS VIIIB6 SMP NEGERI 6 SINGARAJA SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Telaga, Ni Made
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.8

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memformulasi efektivitas model pembelajaran contextual teaching and learningdalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Singaraja. Secara metodologis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilalui dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti (human instrumen)dengan alat bantu pengumpul data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, tes prestasi belajar dan lembar observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menujukkan model pembelajaran contextual teaching and learningmampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada siklus I, dari 41 orang siswa hanya 16 orang siswa mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai terendah 55, dan mengalami peningkatan pada siklus II, dimana hanya 5 orang siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan nilai terendah 60. Nilai rata-rata siswa sebelum dilakukan tindakan adalah sebesar 70,85 dan mengalami kenaikan menjadi 74,42 pada kegiatan siklus I. Pada siklus II penerapan model pembelajaran contextual teaching and learningmampu meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi 78,14. Model pembelajaran contextual teaching and learningjuga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, dimana 25 ada pada kategori tuntas pada siklus I dan meningkat menjadi 38 orang pada siklus II. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran mampu meingkatkan rasa ingin tahu siswa dan membangun semangat kerjasama siswa.
PENANGANAN DAN PENEGAKAN HUKUM TERKAIT PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN BULELENG Sudiatmaka, Ketut; Sudika Mangku, Dewa Gede
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan atau pelanggaran dalam pelaksanaan pemilihan kepada daerah di kabupaten buleleng. Selain itu, mengkaji mengenai dampak pemilihan kepala daerah secara langsung terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah di kabupaten Buleleng. Selanjutnya, menganalisis mengenai proses penanganan dan penegakan hukum terkait pemilihan kepala daerah secara langsung di kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris dengan menggunakan data primer dan tambahan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kecurangan atau pelanggaran dalam adalah karena keinginan dari para calon untuk memenangkan pemilihan, sehingga para calon mengatur strategi dan mencari pihak-pihak yang memiliki andil atau peran yang sangat berpengaruh di tempat-tempat tertentu. Terkait dengan dampak pemilihan kepala daerah secara langsung dalam hal penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah adanya larangan untuk ikut kampanye diluar cuti, dilarang menggunakan fasilitas-fasilitas milik negara, dilarang melakukan surat menyurat yang mengatasnamakan pemerintah daerah untuk tujuan kampanye dan menekan bawahan terkait dengan pemilu. Selanjutnya terkait proses penanganan dan penegakan hukum terkait pelanggaran pemilihan kepala daerah tergantung dari jenis pelanggarannya, sehingga kepolisian, KPU, Bawaslu, dan PTTUN memiliki peran dalam penyelesaian sengketa pemilihan kepala daerah.
PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR CATUR ASRAMA MELALUI TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA DALAM PKN (Studi Quasi Experiment Terhadap Peningkatan Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMA Negeri Di Kota Singaraja) Budiarta, I Wayan
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.10

Abstract

Pada dasarnya penelitian ini mengambilkeyakinan masyarakat Balibahwa agama, kebudayaan, ilmu pengetahuandan pendidikan adalah satu hal yang kontinum, seperti Albert Einstein yang menyatakan “science without religion is lame, religion without science is blind. Secara yuridis-normatif keyakinan ini telah tercermin dalam sistem pendidikan nasional kita yang tersurat dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Tetapi sayangnya karena dominasi dan hegemoni praktek pendidikan nasional yang cenderung mengabaikan nilai-nilai agama dan budaya spiritual,sehingga prinsip pendidikan yang humanis, holistik, religius belumtercapaidengan baik. Jika pendidikan tidak ingin mencabut generasi mudanyadari akar budayanya,maka praktek PKnperlu ditransformasikan ke arah praktek pendidikan yanghumanis-holistik dan religius dengan mengintegrasikan kearifan lokalmasyarakat yang bersumber dari nilai-nilai ajaran agama(local genius). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada peningkaan kompetensi kewarganegaraan siswa dengan menggunakan “Pendekatan Belajar Catur Asramamelalui taxonomi Tri Kaya Parisudha”dibandingkan dengan pendekatanbelajar PKn konvesional. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri di kota Singaraja dengan metode penelitian QuasiExperiment. Sampel penelitiannya adalah8kelasyakni berjumlah 233 orang siswadari empat SMA Negeri yang ada di kota Singaraja.Secara umum,hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada peningkaan kompetensi kewarganegaraan dalam halpengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic skills) siswa SMA Negeri di kota Singaraja dengan menggunakan pendekatan belajarCatur Asramamelalui taxonomi Tri Kaya Parisudhadibandingkan dengan penggunaan pendekatanbelajar PKn konvensional
WARGA NEGARA MUDA ERA MODERN PADA KONTEKS GLOBAL-NATIONAL: PERBANDINGAN DUA NEGARA JEPANG DAN INGGRIS Mona Adha, Muhammad
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.12

Abstract

Perkembangan dan peran serta warga negara muda di Jepang dan Inggris di dalam masyarakat telah mengalami perubahan secara signifikan dalam 30 tahun terakhir. Perkembangan yang lebih mengarah kepada perbaikan-perbaikan di berbagai bidang yang salah satunya adalah bagaimana meningkatkan peran serta para warga negara muda di kedua negara. Warga negara muda di Jepang dan Inggris melihat globalisasi dalam konteks perubahan sikap dan tanggung jawab individu secara signifikan untuk masa depan lebih baik. Kelompok warga negara muda merupakan potensi yang sangat penting untuk dikembangkan dan diarahkan, aspek pendidikan perlu menjadi perhatian khusus untuk membentuk warga negara muda menjadi warga muda yang berpotensi dan bermanfaat bagi negara. Disinilah pondasi yang sesungguhnya dibangun pada saat mereka berada dalam komunitas dan kehidupan masyarakat, karena disini kaum muda belajar secara spontan dan lebih natural. Warga negara muda muda harus mampu mengembangkan diri dan memiliki daya saing untuk mengikuti perkembangan globalisasi saat ini. Relasi-relasi sosial yang yang terbentuk dan menjadi bagian di aktivitas setiap individu telah mendorong warga muda di kedua negara yaitu Jepang dan Inggris memiliki rasa tanggung jawab sebagai warga negara.
ERA DISRUPSI DAN IMPLIKASINYA BAGI REPOSISI MAKNA DAN PRAKTEK PENDIDIKAN (KAJI PETIK DALAM PERSPEKTIF ELEKTIK SOSIAL ANALISIS) Lasmawan, I Wayan
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.13

Abstract

Tujuan dari tulisan ini adalah membedah secara grounded simpulisasi era disrupsi dan implikasinya terhadap makna dan praktek pendidikan dalam perspektif elective social analysis untuk “menciptakan’ dan “mendorong” lahirnya stigma baru tentang pendidikan yang dibutuhkan di era disrupsi. Kaji petik ini lebih merupakan autokritik dan kesadaran diri atas betapa penting dan strategisnya pendidikan dalam “memainkan peran” dan “mengatur lakon” kehidupan masyarakat dunia agar bersesuaian dengan tagihan jaman. Berdasarkan kaji petik yang dilakukan, diperoleh simpulan bahwa: (1) disrupsi merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Clayton Christensen sebagai kelanjutan dari tradisi berpikir “for you to win, you’ve got to make somebody lose”. Hal ini menstimuli lahirnya teori disruptive innovationyang menjelaskan fenomena dimana sebuah inovasi mengubah pasar atau sektor yang ada dengan memperkenalkan kesederhanaan, kenyamanan, aksesibilitas, dan keterjangkauan (simplicity, convenience, accessibility, and affordability) di mana komplikasi (keruwetan) dan biaya tinggi di posisi status quo, (2) era disrupsi terjadi karena perkembangan teknologi komunikasi, munculnya generasi millenials, kebutuhan pola pikir eksponensial, corporate mindset, model bisnis disruptif, dan era internet of things, (3) aspek-aspek dari disrupsi tersebut secara umum meliputi: aspek sosio-demografis atau mobilitas social, aspek struktur organisasi sosial atau lembaga-lembaga kemasyarakatan, sosio-politik, dan aspek psikokultural, (4) dampak disrupsi secara global terutama meliputi hal-hal yang bertalian dengan: menyerang hampir semua incumbent (pelaku lama, para pemimpin pasar), menciptakan pasar baru yang selama ini diabaikan incumbent, menimbulkan dampak deflasi (penurunan harga) karena biaya mencari (searching cost) dan biaya transaksi (transaction cost) praktis menjadi nol rupiah, dan (5) implikasi disrupsi terhadap makna dan praktek pendidikan lebih terarah pada dibutuhkannya perubahan mindset pendidik, inovasi ruang kelas, revolusi model pembelajaran, dan pengubahan secara massif dan terstruktur kebijakan pembangunan pendidikan agar mampu melahirkan pendidik yang lebih literate terhadap teknologi digital serta memiliki teaching metacognition skill, yakni mengajarkan peserta didik bagaimana cara belajar yang benar agar dapat menjadi pembelajar mandiri bagi diri dan lingkungannya
INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGEMBANGAN SIKAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL SISWA Adnyani, Ni Ketut Sari; Mandriani, Ni Nyoman; Putus Asrini, Ni Kadek
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 1 (2019): April
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i1.18

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui pentingnya Pendidikan Karakter diberikan kepada peserta didik; (2) untuk mengetahui relevansi Pendidikan Karakter dalam mengembangakan sikap tanggung jawab sosial bagi peserta didik; dan (3) untuk mengetahui internalisasi Pendidikan Karakter dalam memperkaya khasanah pengetahuan peserta didik dalam rangka menumbuhkan sikap positif mengisi kemerdekaan. Metode penelitian, Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan Pendidikan (Educational Research and Development). Proses pengembangan dan validasi produk pendidikan dalam penelitian ini adalah berupa pengembangan model pembelajaran nasionalisme berbasi local genius.Penelitian pada tahap Define dan design ini dilakukan pada setting penelitian: pendidik, sekolah, siswa dan perpustakaan. Tahapdevelopment, yaitu uji coba terbatas sesuai dengan desainnya akan dilakukan di SD Negeri 2 Datah dan SD Negeri 6 Tianyar dengan menggunakan setting kelas-kelas dalam pembelajaran PKn. Kelas-kelas mata pelajaran PKn yang dilibatkan pada tahap develompment dipilih secara purpossive (bertujuan) sesuai fokus penelitian. Penentuan sampel penelitian pada uji coba dilakukan secara random sampling. Hasil: Pendidikan Karakter diberikan kepada peserta didik, relevansinya berpengaruh terhadap sikap tanggung jawab sosial siswa.
PENUTUPAN LOKALISASI DOROKANDANG: ANTARA PERTIMBANGAN MORAL, SOSIAL DAN KEBUTUHAN EKONOMI Ikayanti, Ikayanti; Lestari, Puji
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i2.42

Abstract

This study aims to determine the background of the closure of localization in the area of ​​Dorokandang Village, Lasem District, Rembang Regency. The dominant factors towards the closure of localization in Dorokandang Village are important to note given that so far the existence of localization in the middle of the community always reaped various pros and cons. The decision to close the localization was carried out by the Dorokandang Village government in order to deal with social problems in the form of prostitution or prostitution in the region. The research method used is a qualitative research method. The results of the study show that the background of the closure of localization in Dorokandang Village is based on several factors including moral, social and economic considerations. The hope of the Dorokandang village government with the closure of the localization was the cooperation of both the local village community, the Rembang Regency government and the Satpol PP in the supervision of the ex-localization area so that the practice of prostitution in the area would not occur in secret.
PEMETAAN POTENSI WISATA DESA SUMBERKIMA KECAMATAN GROKGAK KABUPATEN BULELENG SESUAI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA Sukadi, Sukadi; Suastika, I Nengah; Sumiyati , Sumiyati; Arta, Ketut Sedana
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i2.43

Abstract

Bali merupakan salah daerah tujuan wisata dunia dengan keunggulan kondisi geografis, kondisi sosial budaya masyarakat serta adat istiadat yang unik dan menarik. Dari semua potensi yang ada di Provinsi Bali, tidak semuanya mampu tereksplor dengan baik, khsusunya pada daerah-daerah pedesaan. Salah satunya adalah Desa Sumberkima Kecamatan Grokgak Kabupaten Buleleng yang memiliki potensi wisata sepiritual, pertanian dan bahari, namun belum dapat tereksplorasi dengan baik. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, seperti sumber daya manusia, kondisi sosial budaya, perkembangan ekonomi, birokrasi, dan sarana prasarana Desa. Keluarnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang memberikan kewenangan pada Desa untuk melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa memberikan keleluasan pada Desa untuk memberdayakan semua potensi yang ada, termasuk sektor pariwisata. Bertalian dengan itu pemetaan potensi wisata Desa Sumberkima merupakan program yang strategis untuk mengembangkan Desa Wisata Sumberkima sebagaimana idaman masyarakat.
ANALISIS KEMAMPUAN INDONESIA DALAM MEMBUAT PERJANJIAN INTERNASIONAL MENURUT HUKUM INTERNASIONAL (Studi Kasus Tidak Diratifikasinya Konvensi 1951 dan Protokol 1967) Yunitasari, Desi
Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Program Studi PPKn Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Undiksha Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpppkn.v1i2.45

Abstract

Masalah pengungsi sesungguhnya sudah timbul sejak umat manusia mengenal adanya konflik dan peperangan. Indonesia merupakan salah satu negara yang harus berhadapan dengan permasalahan orang asing pencari suaka dan pengungsi yang masuk dan tinggal di wilayah Indonesia. Namun Indonesia belum meratifikasi perjanjian internasional mengenai pengungsi dan pencari suaka yaitu Konvensi Internasional 1951 dan Protokol 1967. Rumusan masalah yang diangkat alasan dan akibat hukum dari belum diratifikasinya Konvensi 1951 dan Protokol 1967 Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menekankan pada penggunaan sumber data sekunder sebagai acuan utama. Metode pendekatan menggunakan pendekatan perundang-undangan, conceptual approach, case approach, statute approach dan historis. Hasil penelitian didapatkan penyebab Indonesia belum meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tersebut terdiri dari beberapa faktor, faktor eksternal seperti ada beberapa pasal dalam Konvensi 1951 yang cukup berat dan sulit dipenuhi oleh pemerintah Indonesia. Sementara faktor internal seperti Ratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tentunya juga dapat berdampak pada perekonomian Indonesia. Hal ini terkait dengan pembiayaan penanganan pengungsi dan pencari suaka akan sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah. Jika Indonesia meratifikasinya setidaknya Indonesia mendapat beberapa keuntungan seperti pemerintah dapat menentukan sendiri status para pengungsi dan pencari suaka, pemerintah dapat mendapat bantuan dan kerjasama internasional terkait penguatan kapasitas nasional dalam penanganan pengungsi dan pencari suaka serta mencegah para pembonceng (kegiatan pidana seperti human trafficking) yang memiliki motif yang berbeda.

Page 1 of 12 | Total Record : 120