cover
Contact Name
Hadi Yasin
Contact Email
jurnaltahdzib@uia.ac.id
Phone
+628179473557
Journal Mail Official
jurnaltahdzib@uia.ac.id
Editorial Address
Gedung Alawiyah Lt. 6, Jalan Raya Jatiwaringin No. 12 Pondok Gede, Jakarta, Indonesia, 17411
Location
Kota bekasi,
Jawa barat
INDONESIA
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
ISSN : -     EISSN : 27212521     DOI : https://doi.org/10.34005/tahdzib.v3i1
Core Subject : Education, Social,
FOCUS. Jurnal Tahdzib Al-Akhalq is focused on publishing the original research articles, review articles from contributors, and the current issues related to Education, Ethic (akhlaq), and communication. The main objective of Jurnal Tahdzib Al-Akhalq is to provide a platform for the international scholars, academicians, and researchers to share the contemporary thoughts in the fields of Jurnal Tahdzib Al-Akhalq, communication, broadcasting, and journalism. SCOPE. Jurnal Tahdzib Al-Akhalq publishes research papers in the all the fields of Education, Ethic (akhlaq, communication, broadcasting, and journalism such as, Histroy of Education, Education in middle ages, Tafsir and hadits Education, Media Digital of Education, Online Canal Of Education, and other related studies of Islamic Study.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam" : 6 Documents clear
Wanita Ideal Untuk Dinikahi Badrah Uyuni; Fadllurrohman Fadllurrohman
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.467

Abstract

Humans are created in pairs, they absolutely cannot be alone and live without the others. Marriage is a natural necessity for every human being that will bring harmony and happiness, a righteous woman (solehah woman) is a dream for every male, he has to know the criterias of unworthy and ideal womans before the marriage contract (‘aqd nikah) is held. It aims to create a permanent relationship between a husband and wife which can arrive the essence of marriage accordance with the purpose of marriage in Islam.
Profesionalitas Guru Islami Farhat Abdullah
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.468

Abstract

Profesionalitas guru adalah guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, dan mengevaluasi diri sendiri dalam hal pengetahuan, pengalaman dalam kehidupan dan aktifitas di sekolah. Guru lslami harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian sosial memiliki nilai religius. Guru lslami harus berkeinginan untuk mewariskan nilai-nilai lslami baik di dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pewarisan nilai-nilai lslami hanya dapat dilaksanakan oleh profesionalitas guru lslami dengan mendidik diri, generasi muda dan masyarakat agar beriman dan tunduk kepada Allah SWT serta selalu mengingat-Nya.
METODE PENDIDIKAN DALAM ISLAM Sutiono Sutiono
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.469

Abstract

Metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik/murid untuk menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sekaligus mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut sehingga metode yang digunakan haruslah mampu membuat murid/peserta didik untuk merasa mudah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan itu. Inilah yang harus dipahami oleh seorang pendidik sehingga pengajaran (proses pembelajaran) akan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pada artikel ini dinahas bagaimana Ibnu Khaldun memberikan tahapan- tahapan dalam mempelajari suatu ilmu. Yaitu ilmu diberikan secara sederhana, lalu mengulang kembali pelajaran dan diadakan diskusi, dan mengulang dari awal sampai akhir termasuk seluruh masalah ilmu yang sulit dikaji sampai hal-hal yang kecil dalam ilmu tersebut. Jadi mengajarkan pengetahuan kepada murid hanyalah akan bermanfaat apabila dilakukan secara berangsur-angsur, setapak demi setapak dan sedikit demi sedikit.
Personal Journal of Applied Linguistics Tenses Mistakes of the 10th Grade Students in Writing Recount Rohimah Rohimah
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.470

Abstract

Recount is one of topic taught for the 10th grade students of senior high school include at Senior High School 1 South Tangerang City. And it is certain that the same topic will be taught again at the next level namely at 11th and 12th either just to repeat or to examine the student English knowledge or skill. Thus the students should be capable of recount in order to pass this topic well to achieve passing grade score. However, there are half of the class couldn’t get passing grades in writing recount text. Hence the writer was interested to do mini research to get reality why a half of the class didn’t pass on test of writing recount. Then the writer did the research to 18 participants. The research is by assigning 18 participants to write their activities or experiences that they did during holiday when the 12th grade students were doing the final examination with clear instruction and theme. The result was that most of participants have done many mistakes in using verbs, one of the language features that is along with the recount text is. In writing recount there are still many participants which use present verbs to tell the past activities and experiences. There are two past forms to concern in writing recount, they are linking verbs and action verbs. Linking verbs comprises was, were, saw, heard, etc; while action verbs are like went, looked, ran, sat, visited, sang, etc. Therefore this case must be an important note for every English language teacher in teaching recount. This is very important in order to avoid the mistakes in tenses of the use of both linking verbs and action verbs for the students when they are tasked to a project in composing recount text.
PERENCANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Marliza Oktapiani
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.471

Abstract

Semua pengalaman yang telah direncanakan untuk mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan baik yang diperoleh dari dalam maupun luar lembaga yang telah direncanakan secara sistematis dan terpadu merupakan kurikulum. Manajemen dalam perencanaan kurikulum dapat diartikan sebagai keahlian atau kemampuan merencanakan dan mengorganisasi kurikulum. Kegiatan pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada fungsi-fungsi manajemen. Untuk dapat dipahami sebagai pengalaman untuk mempersiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan, baik yang diperoleh dari dalam maupun luar lembaga pendidikan, maka kurikulum hendaknya melalui fungsi perencanaan yang matang serta sistematis danterpadu, pengorganisasian yang baik, diimplementasikan di lapangan, dan diawasi pelaksanaannya. Untuk mengembangkan suatu rencana seseorang harus mengacu ke masa depan. Perencanaan ini memberikan pengaruh dalam menentukan pengeluaran biaya atau keuntungan, menetapkan perangkat tujuan atau hasil akhir, mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan akhir, menyusun atau menetapkan prioritas dan urutan strategi, menetapkan prosedur kerja dengan metode yang baru, serta mengembangkan kebijakan-kebijakan. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan yang merupakan suatu awal dari kegiatan pengembangan kurikulum yang sangat penting.
BAHAYA KEGONCANGAN JIWA DAN BAGAIMANA MENGATASINYA Dahrun Sajadi
Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2019): Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam As-Syafi'iyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34005/tahdzib.v2i1.472

Abstract

Para ahli psikologi mengemukakan bahwa di dalam jiwa manusia terdapat potensi emosionalitas, aktivitas dan fungsi sekunder. Emosionalitas bersumber dari hati (qalb), aktivitas bersumber dari kemauan (hawa dan iradah). Keduanya merupakan “inti jiwa”. Adapun yang dimaksud fungsi sekunder adalah akal-pikiran, yang merupakan “kulit jiwa”. Ketiga potensi ini memiliki daya yang tidak sama. Karena itu, manusia tampil dengan aneka tipe yang berbeda-beda. Kegoncangan jiwa bisa timbul karena faktor intern dari individu yang bersangkutan; bisa karena tekanan dari lingkungan tempat hidup seseorang, seperti kepadatan penduduk, kondisi rumah yang tidak nyaman, lingkungan kerja yang disharmonis, lingkungan keluarga yang penuh konflik, atau tetangga yang tidak akur/rukun; bisa juga karena faktor lain yang membawa krisis kehidupan, seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang paling dicintai/diandalkan, mengalami kebangkrutan atau menurunnya penghasilan, dan sebagainya. Orang yang tergoncang jiwanya karena stres, dapat mengalami dua kemungkinan. Pertama, dampak tekanan muncul ke luar menjadi penyakit fisik (psychosomatic). Kedua, dampak tekanan membeku di dalam jiwa dan menjadi penyakit jiwa (psychosis). Dampak yang pertama terjadi bila unsur rohani orang yang bersangkutan memiliki energi yang kuat, sehingga tekanan (stress) yang menerpa tidak menggoyahkan jiwanya, tetapi meluap keluar dalam bentuk penyakit seperti eksim, maag, sesak nafas, hipertensi dan lain-lain. Dampak yang kedua terjadi bila energi badan dan rohani kecil, sehingga tekanan (stress) dapat menimbulkan kelainan jiwa seperti hysteria, neurasthenia dan amnesia. Menurut firman Allah dalam al-Qur’an, bagi orang yang imannya lemah, stress itu akan menimbulkan distress. Tapi orang yang imannya kuat akan mampu berdiri tegar dengan sabar (yakni berusaha semaksimal mungkin dengan kakuatan potensi dan sumber daya yang ada dalam dirinya) dan yakin akan datangnya pertolongan Allah.

Page 1 of 1 | Total Record : 6