cover
Contact Name
Zumardii
Contact Email
redaksiMAPJ@gmail.com
Phone
+6282218140922
Journal Mail Official
redaksiMAPJ@gmail.com
Editorial Address
Melayu Art and Performance Journal Institut Seni Indonesia Padangpanjang Jl. Bahder Johan Padangpanjang, Sumatera Barat.
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Melayu Arts and Performance Journal
ISSN : 26560232     EISSN : 26563509     DOI : http://dx.doi.org/10.26887/mapj
Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is the Scientific Journal focusing on the study of performing arts and visual arts, as well as the development of methods for the creation of performing arts and visual arts.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal" : 10 Documents clear
PENCIPTAAN FILM “WAYANG PADANG” DENGAN PENDEKATAN FRENCH NEW WAVE Topan Dewa Gugat; Sulaiman Sulaiman; Sahrul Nazar
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.976

Abstract

ABSTRACTThe act of Wayang Padang generally tells about the threat of disintegration behind the turmoil of political world, indecision in the establishment of various regulations, disunity of a number of political parties, selective application of law, and endless corruption. These threats as if the fire in the husk, it cannot be seen from the outside but it’s on fire inside. All forms of  this turmoil are fire dots that’s getting bigger and bigger and then burnt down the pillar of this nation. Therefore, it can be concluded that Wisran Hadi through Wayang Padang  wants to rebuke and give awareness toward this nation. The process of film making done was fiction film with the style of French New Wave. Fiction film is often called as the type of second film. Fiction film should be tied to the plot and the story presented must be out of reality (scriptwriter’s imagination). Keywords: Wayang Padang, French New Wave, Film, Drama  ABSTRAKLakon Wayang Padang secara umum bercerita tentang ancaman desintegrasi dibalik kesemrawutan dunia politik, tarik ulur dalam berbagai penetapan undang-undang, perpecahan sejumlah partai, penerapan hukum yang tebang pilih, dan korupsi yang entah kapan berakhir.  Ancaman ini bagai api dalam sekam, tak tampak dari luar tapi nyala di dalam. Segala bentuk kesemrawutan itu adalah titik-titik api yang terus membesar, menjalar, dan membakar persendian bangsa. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa Wisran Hadi melalui Wayang Padang ingin menegur dan memberikan penyadaran terhadap bangsa ini. Proses penciptaan film yang dilakukan adalah film fiksi dengan gaya French New Wawe. Film fiksi sering juga disebut dengan jenis film kedua, film fiksi sebaiknya harus terikat dengan plot dan cerita yang disajikan harus diluar kenyataan (imajinasi penulis scenario). Katakunci: wayang padang, french new wave, film, drama
MERANGKAI WARNA: EKSPLORASI LARAS “PELOG” DALAM PERMAINAN ‘OUD ARABIS BERBASIS GARAPAN “WORLD MUSIC” Irwansyah Harahap
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.974

Abstract

ABSTRACT This writing generally discusses the term “world music” and various musical creative approaches that have been done. This writing also descriptively reviews the composition of “Merangkai Warna” in the context of melodist’s idea, instrument, concept building, and musical practice in musical composition. The musical composition “Merangkai Warna” is a musical composition inspired from the conception of world music. This composition is a form of musical exploration, namely through a set of musical instrument ‘oud Arabis, it tried to fuse and synthesize musical idioms and aesthetics via the composition of pentatonic playing style found in the area of musical era in Asia. In this composition, there is a concept of a new rhythm play called as “hetero-poly-metric rhythmic structure,” in which the basis of rhythmical play is built on metrical 7 contra 3 pattern applied in the percussion play of kendangan Sunda and ’oud. Keywords: World music, pelog, pentatonic, hetero-poly-metric rhythmic structure  ABSTRAK Tulisan ini membicarakan secara umum tentang istilah “world music” dan berbagai pendekatan kreatif musikal yang telah dikerjakan. Tulisan ini juga mengulas secara deskriptif karya komposisi “Merangkai Warna” dalam konteks gagasan kompositoris, instrumetarium, bangunan konsep, dan praktik musikal dalam karya musik. Komposisi musik “Merangkai Warna” merupakan sebuah garapan musik berangkat dari konsepsi musik dunia (world music).  Karya ini merupakan sebuah bentuk eksplorasi musikal dimana melalui perangkat alat musik ‘oud Arabis mencoba untuk memfusikan dan mensintesiskan idiom dan estetika musik lewat garapan gaya permainan modus pentatonik yang terdapat di wilayah peradaban musik di Asia. Dalam karya komposisi ini tertuang satu konsep permainan ritme baru, yang disebut dengan “hetero-poly-metric rhythmic structure,” dimana dasar permainan ritmikal dibangun dari pola metrikal 7 kontra 3 yang dituangkan dalam permainan perkusi kendangan Sunda  dan ’oud. Kata Kunci: World music, pelog, pentatonic, hetero-poly-metric rhythmic structure
Malam Baretong Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi “Night Of Baghetong” Vereki Martiano; Asril Asril; Asep Saepul Haris
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.689

Abstract

ABSTRAK Malam baretong merupakan salah satu kegiatan gotong royong, sumbang-menyumbang dalam pesta perkawinan yang dilakukan pada saat menghitung uang dari para tamu yang hadir pada malam terakhir atau malam penutupan perelatan di Pariaman Limau Purut. Berdasarkan pandangan positif dan negatif yaitu pada nilai social yang terjadi, memberikan dampak solusi dalam segi menilai kebudayaan. Sehingga pesan dari komposisi musik yang diwujudkan dari hal-hal ekstramusikal digarap dengan menggunakan konsep bentuk analogi musikal melalui instrument konfensional dan non konfensional secara berdialog dan eksperimental bunyi dengan garapan re-interpretasi tradisi. Kata kunci : Baretong, Positf, Negatif, Ekstramusikal, Analogi Musikal.
TRANSKULTURASI MUSIK ANTARAGAMELAN JAWA, ANGKLUNG, DAN MUSIK TRADISI THAILAND Surasak Jamnongsarn
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.975

Abstract

Javanese gamelan and angklung to Thailand music gives the impact on the development of Thailand traditional music. That musical transculturation exists in the musical instrument of angklung and the musical concept of Javanese gamelan that are then mixed with the system of Thailand traditional music involving gamut (tuning system), presentment method, and its function in society. This transculturation shows the understanding of cultural relation between Thailand traditional music that has the background of Buddhism philosophy and Gamelan that has the background of Kejawen syncretism. These two kinds of music have formed the new characteristic and identity of Thailand music. Angklung played with the concept of Javanese gamelan called as angklung Thailand that then becomes Thailand traditional music. The article aims at revealing the transculturation of Javanese gamelan and angklung into the traditional music and its impact on the development of Thailand traditional music. This research used qualitative method with the accentuation in field research that involved researcher with the material object to delve various musical experiences by participating as the player of those two musical instruments. The transculturation of Javanese gamelan and angklung with Thailand traditional music has given the new development in Thailand traditional music. Keywords: Transculturation, Javanese gamelan, angklung, and Thailand traditional music  ABSTRAKTranskulturasi gamelan Jawa dan angklung ke Thailand memberikan dampak pada perkembangan musik tradisi Thailand. Transkulturasi musik itu berwujud pada alat musik angklung dan konsep musikal gamelan Jawa, kemudian bercampur dengan sistem musik tradisi Thailand, yang mencakup pada tangga nada (tuning system), carapenyajian, dan fungsinya dalam masyarakat. Transkulturasi inimemunculkan pemahaman relasi kebudayaan antara musik tradisi Thailand yang berlatar belakang filosofi Buddhisme dan gamelan yang berlatar belakang sinkretis kejawen. Kedua musik ini telahmembentuk ciri dan identitas baru musik Thailand.Angklung yang dimainkan dengan konsep gamelan Jawa yang disebut angklung Thailand selanjutnya menjadi musik tradisi Thailand. Artikel bertujuan mengungkap transkulturasi gamelan Jawa dan angklung ke musik tradisi serta dampaknya pada perkembangan musik tradisi Thailand. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penekanan pada penelitian lapangan yang melibatkan peneliti dengan objek materialuntuk menggali berbagai pengalaman musikal dengan ikut serta bermain kedua musik itu. Transkulturasi gamelan Jawa dan angklung dengan music tradisi Thailand telah memberikan perkembangan baru pada musik tradisi Thailand. Kata kunci: transkulturasi, gamelan Jawa, angklung, dan musik tradisi Thailand 
PERJALANAN KREATIF KELOMPOK KANTOR TEATER JAKARTA “SEBUAH KELAHIRAN YANG SAKIT” Wanda Rahmad Putra
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.965

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini adalah studi pendahuluan atas fenomena Kantor Teater Jakarta (KTJ), sebuah kelompok teater yang menolak keberadaan sutradara dalam setiap proses kreatifnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk merekam perjalanan kreatif KTJ dalam perspektif teori habitus Pierre Bourdieu. Studi ini menggambarkan awal perjalanan kreatif KTJ yang penuh dengan 'pengalaman rasa sakit', sering mengalami keterbatasan ruang dan penolakan dari masyarakat, dan juga sering menghadapi para petugas keamanan yang kerap mengebiri kreativitas mereka. Keterbatasan ruang, keglamoran dan eksklusivitas gedung dan pertunjukan teater di Indonesia membuat mereka merumuskan konsep 'teater portabel'. KTJ menghadapi eksklusivitas keglamoran itu dengan 'melemparkan tubuh aktor keluar dari panggung' dan membuat panggung teater mereka sendiri di jalanan. Melalui cara ini KTJ dapat pentas di mana pun mereka ingin.Kata Kunci : Kantor Teater Jakarta, menolak sutradara, glamoritas, eksklusifisme, teater jalanan, habitus This paper is a preliminary study of the phenomenon of the Kantor Teater Jakarta (KTJ), a theatre group that rejects the existence of a director in every creative process. This study uses qualitative research methods to record KTJ's creative journey in the perspective of Pierre Bourdieu's habitus theory. This study describes the beginning of KTJ's creative journey that is full of 'painexperiences', often experiences limited space and opposition from the community, and also often confronts ecurity officers who often castrate their creativity. Space limitations, glamorous, and exclusivity of theatre and performances in Indonesia made them formulate the concept of 'portabletheatre'. KTJ faces this glamorous exclusivity by 'throwing the actors bodies out of the stage' and making their own theatre on the streets. In this way KTJ can perform wherever they want. Keywords: Kantor Teater Jakarta, theatre group, rejecting directors, street theatre, habitus.
PERANCANGAN PERTUNJUKAN TEATER LAKON "SENJA DENGAN DUA KELELAWAR" KARYA KIRDJOMULYO Megi - Hardani; Yusril Yusril; Nursyirwan Nursyirwan
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.912

Abstract

ABSTRAK Perancangan teater lakon “Senja Dengan Dua Kelelawar” karya Kirdjomulyo merupakan proses penciptaan teks lakon menuju pemanggungan atau pertunjukan teater. Proses penciptaan ini diawali dengan perancangan pertunjukan yang berisi tentang konsep, metode, dan perwujudannya diatas panggung.Perwujudan perancangan lakon Senja Dengan Dua Kelelawar karya Kirdjomulyo dalam sebuah pementasan teater diawali dengan melakukan analisis terhadap teks baik analisis struktur maupun tekstur lakon. Langkah tersebut ditindak lanjuti dengan perancangan bentuk pementasan dengan mengacu pada gaya lakon yakni gaya realisme. Gaya realisme adalah gaya dalam pertunjukan teater yang dihadirkan melalui dengan menjadikan realitas sehari-hari sebagai pijakan. Kata kunci: lakon, struktur dan tekstur, realisme  ABRSTRACT Kirdomulyo’s theatrical play called “Senja Dengan Dua Kelelawar” (translated loosely as “An Evening With A Pair Of Bats”) demostrates a creation process of play script which is translated into a theatrical performance.  The creation process started with a concept, methodology and the overall packge of theatrical performance.  The overal process of Kirdomulyo’s “Senja Dengan Dua Kelelawar” play started wtih a deep analysis on the scrript (both structural or texture of the play).  This is followed by the design formation of the overal theatrical performance with a style that put emphasize on the reality of day to day lives as a foothold  Key words: play, structure and texture, realistic
GEMA DI WAKTU SUBUH Yogi Elga Rianggi; Rafiloza Rafiloza; Wilma Sriwulan
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.977

Abstract

ABSTRACTGema di Waktu Subuh (in English, it’s translated into Echo at the Dawn Time) is the work of multimedia music with the method of sound exploration in the form of sound-design composition. This composition consists of manipulative sounds that describe the atmosphere occurring at the time of Subuh prayer in Salayo Tanang Bukit Sileh, Lembang Jaya sub-district, Solok district. This composition includes in illustration music that explores the sounds of nature at dawn such as river sound, cicada’s sound, rooster’s sound, vehicle sound, the sound of people’s reciting verses in Quran, and Shalawat Tahrim as the sign of the entrance of Subuh prayer time. Gema di Waktu Subuh was processed through the application of Digital Audio Workstation (DAW) cubase5 with the assistance of Virtual Sound Technology (VST) namely Waves 9, processed with producing 3d sound. Keywords: Multimedia Music, Manipulation, Exploration, Breaking Dawn Echo.  ABSTRAKGema di Waktu Subuh merupakan karya musik multimedia dengan metode eksplorasi bunyi dalam bentuk penggarapan Sound Design. Karya ini merupakan suara-suara manipulasi yang menggambarkan suasana yang terjadi ketika akan masuknya waktu sholat subuh di daerah Salayo Tanang Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok .Karya ini termasuk musik ilustrasi mengeksplorasi suara-suara Alam diwaktu  subuh, seperti: bunyi sungai, bunyi jangkrik, bunyi ayam berkokok, bunyi kendaraan, bunyi orang yang membacakan Tilawah ayat suci Al-Qur’an, dan Shalawat Tahrim sebagai penanda masuknya waktu sholat Subuh.Gema di Waktu Subuh diolah melalui sarana pengaplikasian Digital Audio Workstation (DAW) cubase5 dengan bantuan Virtual Sound Technology (VST) yaitu Waves 9, diolah dengan menghasilkansuara 3d sound. Kata kunci: Musik-Multimedia, Manipulasi, Eksplorasi, Gema-Shubuh. 
MUSIK JAZZ MELAYU DALAM KAJIAN KREATIVITAS Tri Warta Hadi Sahputra; Martarosa Martarosa; Zainal Warhat
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.704

Abstract

AbstrackMusik Melayu adalah aliran musik tradisional yang bermula dan berkembang di wilayah pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya, musik ini biasanya dinyanyikan oleh orang-orang dari suku bangsa Melayu yang tidak jarang diiringi pula dengan tarian khas Melayu setempat misalnya tari Persembahan dalam perhelatan atau pesta adat, penyambutan tetamu kehormatan, dan dalam kegiatan keagamaan. Seiring dengan perkembangan zaman musik melayu mengalami perubahan gaya musik, misalnya seperti perpaduan dengan aliran musik pop, jazz, dan dangdut. Eksistensi dan konsistensi musik melayu diwujudkan dengan adanya proses kreativitas yang terdapat di.musik melayu tidak semata-mata bersikeras menjunjung nilai keasliannya saja, tetapi musik melayu selalu mengikuti ke mana arah perkembangan zaman. Hibriditas menjadi salah satu kekuataan musik melayu, dan membedakan jenis musik ini dengan yang lain. Musik melayu menerima segala perbedaan, bahkan musik melayu memadupadankan seluruh elemen yang ada. Dalam melihat proses yang terjadi, etnografi, metode penelitian seni dn pembacaan sejarah menjadi metode yang digunakan dalam menafsirkan fenomena yang ada.
STUDI ANALISIS: KONSEP MUSIKAL RANDAI KUANTAN DI TELUK KUANTAN-RIAU MELALUI TEORI SEMIOLOGI MUSIK Ari Puswanto; Wilma Sriwulan; Martarosa Martarosa
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.695

Abstract

ABSTRAKRandai Kuantan adalah kesenian tradisional masyarakat Kuantan yang komunikatif, lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Kuantan. Randai Kuantan membawakan suatu cerita yang sudah disusun sedemikian rupa dengan dialog dan pantun logat Melayu Kuantan, disertai lagu-lagu Melayu Kuantan sebagai peningkah babak-babak cerita. Pertunjukan kesenian Randai kuantan tidak bisa lepas dari iringan musik yang dibawakan dalam suatu pertunjukan randai, karena musik sangat berperan penting dalam peningkah babak cerita. Gesekan Piul-Biola, hentakan pukulan gendang dan tiupan lapri (serunai), diiringi langkah tari merupakan siri khas tersendiri dari Randai Kuantan. Biola gaya Melayu Riau (Kuantan Singingi), merupakan instrumen yang sangat dominan dimainkan dalam Musik Randai Kuantan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap konsep musikal musik Randai Teluk Kuantan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati tradisi Randai Kuantan, khususnya musik randai, dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori semiologi musik.
PITUNGGUA SEBAGAI KONSEP GERAK TRADISI DALAM TARI BUAI-BUAI DI PERGURUAN SINGO BARANTAI LUBUAK LINTAH PADANG Rosi Afriyani
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.715

Abstract

ABSTRACTBuai-Buai dance originates from Pesisir Selatan in Singo Barantai community, Lubuak Lintah, Padang. Buai-Buai dance is danced with a number of knockers of 2 (two), 4 (four) and so on. This dance is a procession of farmers planting events while adjusting children. This dance is performed at the batagak penghulu, urak balabek, and wedding events in the Pauh Sembilan society. Buai-Buai dance originates from the phenomenon of the story of farmers growing crops. The purpose of this research is to find out in depth about the structure and aesthetics of the Buai-Buai in Singo Barantai College, Lubuak Lintah, Padang. The method used in this study is a qualitative method, and the theory used to dissect the Buai-Buai dance phenomenon is the Djelantik aesthetic theory. in the Buai-Buai dance movement, it contains structures and aesthetics associated with the procession or events of farmers farming in the Pauah Sembilan society. Keywords: Buai-Buai Dance, Batagak Penghulu, Aesthetics and Lubuk Lintah.  ABSTRAKTari Buai-Buai berasal dari Daerah Pesisir Selatan yang berada di Perguruan Singo Barantai Kecamatan Lubuak Lintah, Padang. Tari Buai-Buai ditarikan dengan jumlah penaru 2 (dua), 4 (empat) dan seterusnya. Tari ini merupakan prosesi peristiwa petani bercocok tanam sambil membuaikan anak. tari ini dilakukan pada acara batagak penghulu, urak balabek, hingga acara pernikahan di masyarakat Pauh Sembilan. Tari Buai-Buai berasal dari fenomena kisah petani bercocok tanam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang struktur dan estetika tari Buai-Buai di Perguruan Singo Barantai, Lubuak Lintah, Padang. adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan teori yang digunakan untuk membedah fenomena tari Buai-Buai adalah teori estetika Djelantik. dalam gerak tari Buai-Buai, mengandung struktur dan estetika yang terkait dengan prosesi atau peristiwa petani bercocok tanam di masyarakat Pauah Sembilan. Kata Kunci: Tari Buai-Buai, Batagak Penghulu, Estetika dan Lubuk Lintah.

Page 1 of 1 | Total Record : 10