cover
Contact Name
Zumardii
Contact Email
redaksiMAPJ@gmail.com
Phone
+6282218140922
Journal Mail Official
redaksiMAPJ@gmail.com
Editorial Address
Melayu Art and Performance Journal Institut Seni Indonesia Padangpanjang Jl. Bahder Johan Padangpanjang, Sumatera Barat.
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Melayu Arts and Performance Journal
ISSN : 26560232     EISSN : 26563509     DOI : http://dx.doi.org/10.26887/mapj
Melayu Arts and Performance Journal (MAPJ) is the Scientific Journal focusing on the study of performing arts and visual arts, as well as the development of methods for the creation of performing arts and visual arts.
Articles 106 Documents
KOMPOSISI MUSIK LAREH NAN BUNTA: PERSILANGAN LAREH KOTO PILIANG DAN LAREH BODI CANIAGO Indra Arifin; Asril Asril
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 2 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i2.641

Abstract

ABSTRACT  This writing discusses lareh system in Minangkabau. Lareh in Minangkabau language is the customary law aegis applied in every village. There are four larehs that evolve in Minangkabau namely Lareh Nan Panjang, Lareh Koto Piliang, Lareh Bodi Caniago, and Lareh Nan Bunta. Lareh Nan Bunta is not yet known in Minangkabau. It’s hard to find the sources about Lareh Nan Bunta, even its note is often the opposite of what happens in the field. There are three concepts that become the main point of implementation of the governmental system of Lareh Nan Bunta namely bapucuak bulek, baurek tunggang, and tan di langik rajo di sandi. Those three concepts contain the philosophical values of Minangkabau custom summarized in the packet of thick Islamic law. This thing is then interpreted into the composition of archipelagic music by using methods such as research (library research and field research), interview and data collection, studio work, and evaluation. Keywords: lareh, nan panjang, koto piliang, bodi caniago, nan bunta.    ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang sistem kelarasan di Minangkabau. Kelarasan atau lareh dalam bahasa Minangkabau merupakan payung hukum adat yang dipakai tiap nagari. Ada empat kelarasan yang berkembang di Minangkabau, yaitu: Lareh Nan Panjang, Lareh Koto Piling, Lareh Bodi Caniago, dan Lareh Nan Bunta. Lareh Nan Bunta belum begitu dikenal di Minangkabau. Sulit menemukan sumber mengenai Lareh Nan Bunta bahkan catatannya sering berseberangan dengan apa yang terjadi di lapangan. Ada tiga konsep yang menjadi pokok utama pelaksanaan sistem pemerintahan Lareh Nan Bunta, yaitu bapucuak bulek, baurek tunggang, dan tan di langik rajo di sandi. Tiga konsep tersebut mengandung nilai-nilai falsafah adat Minangkabau yang terangkum dalam bingkisan hukum Islam yang kental. Hal ini kemudian diinterpretasaikan ke dalam bentuk komposisi musik Nusantara dengan menggunakan metode di antaranya: riset (studi literatur dan studi lapangan), wawancara dan pengumpulan data, kerja studio, dan evaluasi.
ABOUT THE FESTIVAL “SHARQ TARONALARI” IN SAMARKAND Shomurotova Mokhichekhra
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 1 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i1.894

Abstract

ABSTRACT The international music festival "Sharq taronalari" (Melodies of the East) is one of the major festivals in Central Asia. The main goal and objective of the festival are to popularize the best achievements of the national musical art, to preserve and develop the great traditions of the people, to encourage talents in the field of music and vocal, to further expand international creative relations, to strengthen mutual cultural and spiritual cooperation, and to glorify the ideas of peace, friendship and reciprocal understanding. This forum, held with the assistance of UNESCO, regularly every two years  serves  to  preserve  and  develop the  traditions  of  musical  and  song  art  of  the peoples of the world and to unite Nations and nationalities on the way to noble goals through art. This article says about the festival “Sharq taronalari”, about decision of implementation, on the organization and condition, and also on scientifically – practical conference within the framework of the festival. Keywords: Sharq taronalari, festival, Central Asia, national music art.
Melestarikan Budaya Membaca Melalui Buku Legenda Batu Anak Daro Padang Panjang Shynta Septri Sani
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.635

Abstract

Reading is one of the ways to get information besides listening and seeing. The information gotten is the written information. Folklore is people’s authentic description that reflects local people’s behavior and culture. Folklore is a part of Indonesia culture that must be conserved, surely with the adjustment to today culture particularly how to deliver it in order to maintain Indonesia children’s interest and as the learning media of culture and local wisdom values. The narration of folklore according to its function must be accompanied by certain accentuations so the moral values contained in the folklore can be understood by children. The folklore of Legenda Batu Anak Daro (in English, the Legend of Bride’s Stone) is Padangpanjang folklore that hasn’t been recognized and conserved yet so it can be imagined that in the next generations, Legenda Batu Anak Daro will not be known anymore. Legenda Batu Anak Daro can be conserved through the writing and the digital book. The final objective of conserving this reading culture is to repopularize folklore, particularly among children. It’s expected that children are able to know folklores that exist in their surrounding so later they will love the existing folklores more.Keywords: folklore, reading, Legenda Batu Anak Daro ABSTRAK Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi selain dengan mendengarkan dan melihat. Informasi yang didapatkan adalah informasi tertulis. Cerita rakyat adalah gambaran otentitas masyarakat yang mencerminkan perilaku dan budaya masyarakat setempat. Cerita rakyat yang merupakan bagian dari budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan, tentunya dengan penyesuaian dengan budaya terkini terutama dalam cara penyampaian agar bisa tetap diminati oleh anak-anak Indonesia sebagai sarana pembelajaran budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Penyampaian cerita rakyat sesuai fungsinya haruslah dibarengi dengan penekanan–penekanan tertentu, hal ini menjadi perlu dilakukan agar nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat dapat ditangkap oleh anak. Cerita rakyat Legenda Batu Anak Daro adalah cerita rakyat Padangpanjang yang belum dikenal dan belum dilestarikan sehingga bisa dibayangkan beberapa generasi kedepan Legenda Batu Anak Daro akan hilang begitu saja. Legenda Batu Anak Daro dapat dilestarikan melalui tulisan dan dengan buku digital. Tujuan akhir dari melestarikan budaya membaca ini adalah untuk mempopulerkan kembali cerita rakyat terutama di kalangan anak-anak. Diharapkan agar anak-anak bisa tahu cerita rakyat yang ada di sekitarnya sehingga pada nantinya ia akan lebih mencintai cerita rakyat yang ada.
KOMPOSISI BAKONSI ATE KOWO Kharisma Kharisma; Andar Indra Sastra; Rafiloza Rafiloza
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 1 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i1.696

Abstract

Karya komposisi “Bakonsi Ate Kowo” terinspirasi dari fenomena sosial Bakonsi yang merupakan kegiatan gotong royong atau kerja sama dalam membersihkan ladang dan perkebunan di nagari Koto Tuo Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. Kegiatan ini dilakukan oleh wanita-wanita paruh baya yang beranggotakan lima sampai dengan sepuluh orang. Hingga saat ini bakonsi menjadi mata pencaharian bagi mereka, adapun wanita-wanita paruh baya ini memiliki suka duka dalam menjalani kehidupan. Hal ini yang mendorong para pelaku bakonsi saling berkomunikasi dengan berbalas pantun sambil berdendang pada saat kegiatan membersihkan ladang dan perkebunan. Apapun dendang yang mereka nyanyikan, mereka menyebutnya dengan dendang Ate Kowo dan  pantun-pantun yang mereka lantunkan berisikan tentang parasaian iduik. Berdasarkan dari kegiatan bakonsi ini maka dapatlah suatu prinsip kerja yang hadir dalam kegiatan tersebut.
STUDI ANALISIS: KONSEP MUSIKAL RANDAI KUANTAN DI TELUK KUANTAN-RIAU MELALUI TEORI SEMIOLOGI MUSIK Ari Puswanto; Wilma Sriwulan; Martarosa Martarosa
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.695

Abstract

ABSTRAKRandai Kuantan adalah kesenian tradisional masyarakat Kuantan yang komunikatif, lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Kuantan. Randai Kuantan membawakan suatu cerita yang sudah disusun sedemikian rupa dengan dialog dan pantun logat Melayu Kuantan, disertai lagu-lagu Melayu Kuantan sebagai peningkah babak-babak cerita. Pertunjukan kesenian Randai kuantan tidak bisa lepas dari iringan musik yang dibawakan dalam suatu pertunjukan randai, karena musik sangat berperan penting dalam peningkah babak cerita. Gesekan Piul-Biola, hentakan pukulan gendang dan tiupan lapri (serunai), diiringi langkah tari merupakan siri khas tersendiri dari Randai Kuantan. Biola gaya Melayu Riau (Kuantan Singingi), merupakan instrumen yang sangat dominan dimainkan dalam Musik Randai Kuantan. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap konsep musikal musik Randai Teluk Kuantan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati tradisi Randai Kuantan, khususnya musik randai, dokumentasi audio dan visual serta wawancara dengan sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Penelitian ini dianalisis dengan teori semiologi musik.
MAKNA SIMBOLIS TARI ALANG SUNTIANG BARINGIN DI NAGARI SIMAWANG KABUPATEN TANAH DATAR Misradona Misradona; Erlinda Erlinda; Wilma Sriwulan
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 1 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i1.677

Abstract

Tari Alang Suntiang Baringin merupakan salah satu kesenian yang tumbuh dan berkembang di Nagari Simawang, didukung beberapa orang penari dan pengiring music serta di dukung oleh kalangan masyarakat setempat. Gerak tari Alang Suntiang Baringin terinspirasi dari kegiatan masyarakat pada kebiasaanny sehari-hari dan bertani, alat musik pengiring tari Alang Suntiang Baringin yaitu talempong, gendang dan tamborin. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan makna simbolis dari gerak-gerak yang terdapat pada tari Alang Suntiang Baringin. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan mengamati pertunjukan tari Alang Suntiang Baringin, serta dokumentasi atau audio visual, dan juga wawancara dengan pawang dan penari beserta beberapa masyarakat Nagari Simawang. Penelitian ini di analisa dengan teori makna oleh Susanne K. Langer.
PITUNGGUA SEBAGAI KONSEP GERAK TRADISI DALAM TARI BUAI-BUAI DI PERGURUAN SINGO BARANTAI LUBUAK LINTAH PADANG Rosi Afriyani
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 2 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i2.715

Abstract

ABSTRACTBuai-Buai dance originates from Pesisir Selatan in Singo Barantai community, Lubuak Lintah, Padang. Buai-Buai dance is danced with a number of knockers of 2 (two), 4 (four) and so on. This dance is a procession of farmers planting events while adjusting children. This dance is performed at the batagak penghulu, urak balabek, and wedding events in the Pauh Sembilan society. Buai-Buai dance originates from the phenomenon of the story of farmers growing crops. The purpose of this research is to find out in depth about the structure and aesthetics of the Buai-Buai in Singo Barantai College, Lubuak Lintah, Padang. The method used in this study is a qualitative method, and the theory used to dissect the Buai-Buai dance phenomenon is the Djelantik aesthetic theory. in the Buai-Buai dance movement, it contains structures and aesthetics associated with the procession or events of farmers farming in the Pauah Sembilan society. Keywords: Buai-Buai Dance, Batagak Penghulu, Aesthetics and Lubuk Lintah.  ABSTRAKTari Buai-Buai berasal dari Daerah Pesisir Selatan yang berada di Perguruan Singo Barantai Kecamatan Lubuak Lintah, Padang. Tari Buai-Buai ditarikan dengan jumlah penaru 2 (dua), 4 (empat) dan seterusnya. Tari ini merupakan prosesi peristiwa petani bercocok tanam sambil membuaikan anak. tari ini dilakukan pada acara batagak penghulu, urak balabek, hingga acara pernikahan di masyarakat Pauh Sembilan. Tari Buai-Buai berasal dari fenomena kisah petani bercocok tanam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang struktur dan estetika tari Buai-Buai di Perguruan Singo Barantai, Lubuak Lintah, Padang. adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dan teori yang digunakan untuk membedah fenomena tari Buai-Buai adalah teori estetika Djelantik. dalam gerak tari Buai-Buai, mengandung struktur dan estetika yang terkait dengan prosesi atau peristiwa petani bercocok tanam di masyarakat Pauah Sembilan. Kata Kunci: Tari Buai-Buai, Batagak Penghulu, Estetika dan Lubuk Lintah.
STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN JEMBER FASHION CARNAVAL Violeta Wosi Permata
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 1 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i1.630

Abstract

ABSTRACT Jember Fashion Carnival (JFC) is an annual event in the art event of fashion carnival that’s first time held in 2001. In this relatively long journey, JFC experienced several obstacles and one of them was that JFC would be stopped by Jember district government in 2009 because it’s not included in the list of the activity of Jember district government. The objective of this research is to analyze and formulate the management strategy of the Jember Fashion Carnival. The research method used was the descriptive qualitative method by using the approach of SWOT analysis. The result of this research is the position of SWOT analysis quadrant; the position obtained is in the position of quadrant I namely expansion (supporting offensive strategy) so it’s needed the selection of strategy by using strength and utilizing opportunity. The strategy that should be applied is to form cultural cooperation with other countries, to develop and increase the quality of organizational management, and to implement the international standardization of carnival such as the existence of the technological system to support the tradition of JFC event. Keywords: JFC, management, SWOT analysis, and strategy management ABSTRAK Jember Fashion Carnaval adalah sebuah event tahunan dalam ajang seni karnaval tata busana pertama kali terselenggara pada tahun 2001. Dalam perjalanan yang relatif panjang; bukan berarti JFC tidak memiliki kendala dalam penyelenggaraannya. JFC sempat akan diberhentikan oleh Pemerintah Kabupaten Jember pada tahun 2009, sebab bukan termasuk dalam daftar kegiatan Pemerintah Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memformulasikan strategi pengelolaan Jember Fashion Carnaval. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah posisi dari kuadran analisis SWOT, posisi yang didapatkan berada pada posisi kuadran I yaitu ekspansion (mendukung strategi onfensif), sehingga diperlukan pemilihan strategi menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang. Strategi yang sebaiknya diterapkan adalah membentuk kerjasama dalam bentuk kerjasama budaya dengan negara lain, pengembangan dan peningkatan kualitas manajemen organisasi, dan mengimplementasi standardisasi karnaval bertaraf internasional, seperti adanya sistem tekhnologi untuk menunjang tradisi event JFC. 
ANALISIS CORAK DAN PROSES VISUALISASI SENI LUKIS LAKER PALEMBANG Husni Mubarat
Melayu Arts and Performance Journal Vol 1, No 2 (2018): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v1i2.642

Abstract

ABSTRACT The objective of this article is to reveal the history of Laker painting in Palembang; explain the visualization process of Laker painting as one of efforts to preserve Laker craft as Palembang local wisdom and increase the knowledge and insight about Palembang Laker craft. Laker painting is the development of the previously existed Laker craft, through experiment, exploration, and creativity always conducted by several local artists especially those who are the members of Ganesha studio. That effort results on a masterpiece namely Laker painting that is not only unique and beautiful but also has Palembang local wisdom. The qualitative method relies on the researcher as the main instrument in the collection, processing, and analysis of data. Data were gained through observation, interview, and documentation toward the research object. The results of the research were the monochromatic color with the mixture of gold-tin coating and Chinese ink became the feature of Laker painting; the technique and media used and its visualization process is a little bit different from how to paint on canvas. Generally, the object of this painting talks about the icon of Palembang locality. Keywords: laker, painting, feature, palembang   ABSTRAK Tujuan artikel ini adalah untuk mengungkap sejarah lukis Laker di Palembang; menjelaskan proses visualisasi lukis Laker sebagai salah satu upaya untuk melestarikan kerajinan Laker sebagai kearifan lokal Palembang; dalam upaya peningkatkan penge-tahuan dan wawasan terhadap kerajinan Laker Palembang. Seni lukis Lakermerupakan pengembangan dari kerajinan Lakeryang sudah ada. Melalui eksperimen, eksplorasi, dan kreatifitas yang selalu dilakukan oleh beberapa seniman lokal, khususnya yang tergabung dalam Sanggar Ganesha. Usaha tersebut menghasilkan suatu maha karya yaitu seni lukis laker yang tidak hanya unik dan indah, namun juga  memiliki nilai-nilai kearifan lokal Palembang. Metode kualitatif bertumpu pada peneliti sebagai instrumen utama dalam pengumulan, pengolahan dan analisis data. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi terhadap objek penelitian. Hasil penelitian adalah warna monokromatik dengan paduan perada emas dan tinta cina menjadi corak lukisan Laker, teknik dan media yang digunakan dan proses visualisasinya yang sedikit berbeda dengan cara melukis pada media kanvas. Objek lukisan pada umumnya mengangkat ikon kelokalan Palembang.
TUBUH SEBAGAI DIALEKTIKA PERISTIWA DALAM PERTUNJUKAN KAMAR MANDI KITA KARYA YUSRIL KATIL DITINJAU DARI SIMIOTIKA Yhovy Hendrica Sri Utami; Sahrul Sahrul; Rosta Minawati
Melayu Arts and Performance Journal Vol 2, No 1 (2019): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v2i1.897

Abstract

Body language or motion language, sign language is the revelation of character’s inner feeling through expression, posture or the combination of both of them containing certain meaning. Every scene in the theater performance, Kamar Mandi Kita is colored more by actors’ body language by using several properties. Through those actors’ body language, the director tries to show phenomena that often happen nowadays in which the public   more   often   publicize  their private activities via  social  media. The spatial performance means that the work of those actors has fulfilled the standard of artwork worthiness. Technically, that thing has three main elements namely bringing clarity, showing a development, and referring to a unity. During the performance, all actors in the theater performance, Kamar Mandi Kita, were utilizing their body language and set- property more as the media of delivering that opus message.Keywords: body language, phenomena, theater  ABSTRAKBahasa tubuh (body language) atau bahasa gerak, bahasa isyarat, merupakan pengungkapan perasaan bathin tokoh lewat mimik, sikap badan maupun gabungan antara keduanya yang mengandung makna tertentu. Setiap adegan dalam pertunjukan teater Kamar mandi Kita, lebih banyak diwarnai oleh bahasa tubuh aktor dengan menggunakan beberapa property. Melalui bahasa tubuh aktor tersebut, sutradara mencoba memperlihatkan fenomena-fenomena yang sering terjadi saat ini. Dimana khalayak umum lebih sering mempublikasikan kegiatan pribadi mereka melalui media sosial. Laku pentas yang meruang mengandung arti, karya pemeran tersebut telah memenuhi standar kelayakan karya seni. Secara teknis hal tersebut telah memiliki tiga unsur utama,  yakni  membawa kejelasan,  memperlihatkan suatu pengembangan,  dan mengacu pada suatu kesatuan. Selama pementasan berlangsung seluruh pemeran dalam pertunjukan teater Kamar Mandi Kita, lebih memanfaatkan bahasa tubuh dan sett property sebagai media penyampai pesan karya tersebut.Kata Kunci: Body Language (bahasa tubuh), fenomena, teater

Page 4 of 11 | Total Record : 106