cover
Contact Name
Johan Winarni
Contact Email
jardik.jurnalakrab@gmail.com
Phone
+6281314950038
Journal Mail Official
jardik.jurnalakrab@gmail.com
Editorial Address
Jalan RS Fatmawati, Cipete Selatan, Cilandak, RT.6/RW.5, Cipete Sel., Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12410 +62 21-7693262/7657156
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Akrab (Aksara agar Berdaya)
ISSN : 25800795     EISSN : 27162648     DOI : -
Core Subject : Education,
JURNAL AKRAB (Aksara agar Berdaya) adalah jurnal untuk mempublikasikan tulisan ilmiah populer, hasil penelitian/pengkajian, dan pengembangan model pembelajaran di bidang pendidikan nonformal, khususnya pendidikan keaksaraan dan pengembangan budaya baca masyarakat. Pengguna Jurnal adalah tenaga fungsional dari unsur Perguruan Tinggi, UPT PAUD dan Dikmas. Sanggar Kegiatan Belajar, dan para praktisi pendidikan nonformal. Jurnal Akrab diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Ditjen PAUD dan Dikmas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jurnal AKRAB menerima seluruh hasil penelitian dan pengembangan model pembelajaran meliputi bidang: Pendidikan keaksaraan dasar Pendidikan keaksaraan usaha mandiri Pendidikan multikeaksaraan Pengembangan budaya baca dan literasi masyarakat
Articles 224 Documents
Cover, Daftar Isi, Pengantar Redaksi, dan Tema Kita Redaksi Jurnal Akrab
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.9

Abstract

Biaya Pendidikan Masyarakat Abbas Ghozali
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.10

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menghitung biaya satuan penyelenggaraan pendidikan keaksaraan dasar dan pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang terutama dilakukan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan biaya satuan pribadi pendidikan tersebut. Kajian ini dilakukan dengan mengidentifikasi sumber daya pendidikan yang digunakan oleh 36 PKBM dan warga belajarnya di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten; mengembangkan kebutuhan sumber daya pendidikan yang standar, dan menghitung implikasi biayanya. PKBM-PKBM tersebut menyelenggarakan program-program pendidikan masyarakat seperti pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan keterampilan. Besarnya biaya satuan pendidikan keaksaraan dasar dan pendidikan keaksaraan usaha mandiri dapat berbeda antara di PKBM-PKBM yang menyelenggarakan 4 program pendidikan masyarakat (pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan anak usia dini, dan pendidikan keterampilan), 3 program (pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan anak usia dini), dan 2 program ((pendidikan keaksaraan dan pendidikan kesetaraan). Biaya satuan pendidikan keaksaraan dasar itu adalah Rp.631 ribu di PKBM yang menyelenggarakan 4 program pendidikan masyarakat, Rp.622 ribu di PKBM yang menyelenggarakan 3 program pendidikan masyarakat, dan Rp.483 ribu di PKBM yang menyelenggarakan 2 program pendidikan masyarakat. Biaya satuan pendidikan keaksaraan usaha mandiri itu adalah Rp.779 ribu di PKBM yang menyelenggarakan 4 program pendidikan masyarakat, Rp.895 ribu di PKBM yang menyelenggarakan 3 program pendidikan masyarakat, dan Rp.338 ribu di PKBM yang menyelenggarakan 2 program pendidikan masyarakat. Biaya satuan pribadi pendidikan keaksaraan dasar adalah Rp.1,048 juta dan biaya satuan pribadi pendidikan keaksaraan usaha mandiri adalah Rp.1,204 juta.
Pendidikan Keaksaraan Orang Dewasa Ella Yulaelawati
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.11

Abstract

Keaksaraan merupakan prasyarat untuk berdaya secara ekonomi, sosial, dan politik. Pemerintah Indonesia menyadari hal ini dan telah membuat berbagai upaya untuk memberantas buta aksara. Untuk pemberantasan buta aksara usia 15-60 tahun, pemerintah kini sedang berupaya mengintegrasikan pemberantasan buta aksara dengan pembebasan kemiskinan dan pengangguran. Untuk mewujudkannya, keaksaraan diarahkan kepada keaksaraan usaha mandiri dan kecakapan hidup. Hingga tahun 2010, tingkat keaksaraan jauh menurun dibandingkan dengan periode awal kemerdekaan, tetapi masih banyak kelemahan dan tantangan yang dihadapi pemerintah.
Toleransi Antar Umat Beragama dan Perdamaian ABUDDIN NATA
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 2 (2010): Juni 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i2.16

Abstract

Islam mengajarkan toleransi dan perdamaian dengan sesama manusia dari berbagai agama.Ajaran itu bisa dibaca dari teks wahyu dan teks sejarah. Upaya mewujudkan perdamaian bisadilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, mewujudkan perdamaian denganmencari titik temu universalitas antar agama. Kedua, mewujudkan perdamaian dengan mencarititik temu antar agama melalui pendekatan teologis tansformatif humanis. Pendekatan inimengandaikan sebuah kerukunan yang hendak dibangun adalah kerukunan yang bukan diatursecara eksternal, melainkan tumbuh secara otentik dari dalam diri setiap umat beragama dengancara penghayatan iman yang bersangkutan dan melalui dinamika hidup bersama antara umatberagama. Ketiga, mewujudkan perdamaian dengan menumbuh kembangkan tekad untukmewujudkan budaya nonviolence (tanpa kekerasan) sebagai kekuatan moral. Budaya nonkekerasantersebut dapat dirintis dengan etos anti kekerasan yang disuburkan melaluipengembangan teologi keagamaan yang kondusif, yaitu teologi perdamaian.
Pendidikan Keaksaraan untuk Anak Usia Dini AYI OLIM
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.21

Abstract

Keaksaraan untuk anak usia dini merupakan salah satu upaya pengembangan kemampuan intelektual, sosial, dan spiritual. Dalam kehidupan nyata, banyak anak yang tidak mendapatkan perlakuan bijak untuk meningkatkan kemampuan keaksaraan mereka pada periode usia dini. Kurangnya sentuhan keaksaraan disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan sosial dan persepsi yang dalam terhadap perkembangan keaksaraan usia dini. Akibat dari keadaan ini, anak-anak menjadi tertinggal (left behind) dalam hal kemampuan keaksaraan. Pengembangan keaksaraan adalah pekerjaan bersama antara orang tua dan ahli pendidikan. Pengembangan keaksaraan yang bijak akan berdampak positif pada perkembangan kemampuan dan individu. Terdapat tiga tahapan dalam melakukan pendidikan keaksaraan untuk anak usia dini, yaitu meningkatkan hubungan antara pengajar, orang tua, dan anak; pengembangan kurikulum; dan proses pembelajaran. Untuk itu, dibutuhkan persyaratan khusus bagi anak yang sedang belajar keaksaraan dasar, yaitu kesempatan pada anak untuk memimpin, pembelajaran dilakukan secara interaktif dan tatap muka, diikuti dengan langkah lanjutan dan selalu mengusahakan adanya percakapan sesuai dengan belajar keaksaraan yang sedang dilakukan. Kata Kunci: Keaksaraan, usia dini
Pendidikan Keaksaraan Usia Sekolah NFN SISKANDAR
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.22

Abstract

Peningkatan kemampuan keaksaraan pada jenjang pendidikan dasar telah menjadi komitmen Pemerintah Indonesia sejalan dengan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tersurat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kemampuan keaksaraan dalam pengertian yang luas adalah memahami bahasa dan angka atau bilangan dan keruangan yang secara komprehensif sebagai medium untuk berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan dalam masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membetuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta betanggung jawab. Perwujudan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dikemukakan di atas mencakup kemampuan keaksaraan bagi peserta didik. Peningkatakan kemampuan keaksaraan pada jenjang pendidikan dasar dapat dipandang sebagai pemberian bekal kemampuan kepada peserta didik untuk berperan serta dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Kemampuan tersebut sangat diperlukan bagi bangsa Indonesia yang sedang melanjutkan pembangunan menuju demokratisasi dalam segala aspek kehidupan.
Aksara Perdamaian Ella Yulaelawati
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 2 (2010): Juni 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i2.26

Abstract

Pendidikan Multikeaksaraan dan Teknologi Informasi-Komunikasi Elih Sudiapermana; NFN Koeswantono
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.29

Abstract

Peran Keberaksaraan untuk Pengembangan Pribadi Menghadapi Tantangan Masa Depan Hasnah Gasim
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.30

Abstract

Konsep keaksaraan jauh lebih luas dari sekedar pencapaian kemampuan kognitif. Keaksaraan merupakan kemampuan untuk membaca dan menulis yang diintegrasikan dengan perjalanan hidup kita secara keseluruhan karena keaksaraan adalah fondasi dasar untuk pengembangan diri dan profesi. Semua jalan menuju ilmu pengetahuan termasuk logika, intuisi, ingatan, imajinasi, kreatifitas, dan etika yang semua manusia lalui sebenarnya adalah bentuk-bentuk keaksaraan. Keaksaraan dalam lingkup pendidikan mencakup kemampuan dalam dimensi hidup manusia secara keseluruhan.masing-masing dimensi mestinyan berujung kepada manfaat yang bermakna dan berkelanjutan. Terdapat paling tidak delapan jenis keaksaraan, diantaranya keaksaraan budaya, keaksaraan agama, keaksaraan lingkungan, keaksaraan sains, keaksaraan informasi, dan keaksaraan kecakapan hidup. Kita semua tahu bahwa masyarakat kita belum mencapai kemampuan keaksaraan yang diharapkan. Jutaan orang di Indonesia bekerja dengan kemampuan keaksaraan yang tidak seimbang dengan tuntutan pasar kerja masa kini. Salah satu upaya strategis dalam meningkatkan keaksaraan masyarakat adalah dengan cara menstimulasi komitmen anggaran dari pemerintah. Meskipun hal ini dipengaruhi oleh krisis financial dan ekonomi, ada keinginan kuat untuk mempertahankan pendidikan keaksaraan sebagai prioritas utama dalam anggaran belanja Negara.
Meningkatkan Budaya Damai Melalui Pendidikan Karakter R. Siti Zuhro
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 2 (2010): Juni 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i2.41

Abstract

Perlu dilakukan revitalisasi pendidikan karakter. Revitalisasi pendidikan karakter mensyaratkan agar kita tetap fokus dan memprioritaskan kualitas SDM (pembukaan Konstitusi). Budaya damai dan kecenderungan bangsa Indonesia untuk menjaga harmoni menghadapi tantangan serius ketika demokrasi belum mampu memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Demokrasi berkorelasi positif terhadap budaya damai. Secara teori, semakin berkualitas demokrasi yang dipraktikkan, akan semakin berkurang praktik kekerasan. Oleh karena itu, demokrasi yang kita laksanakan harus mampu menghasilkan tatakelola pemerintahan yang baik (good governance), yang bersih dan berwibawa. Good governance yang mampu menekan jumlah skandal korupsi agar pelayanan publik yang dilakukan birokrasi lebih bagus dan tugas untuk mensejahterakan rakyat pun terwujud. Era demokrasi prosedural belum berdampak positif terhadap kanalisasi aspirasi dan kepentingan masyarakat. Perilaku pemimpin/elit politik akan menjadi tauladan bagi masyarakat. Untuk kasus Indonesia pendidikan karakter tak hanya cukup melalui bangku sekolah, tapi juga pendidikan di luar sekolah.

Page 1 of 23 | Total Record : 224