Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

The Transformation of Sustainable Community Empowerment Based on Islamic Boarding Schools System Sudiapermana, Elih; Muslikhah, Muslikhah
Journal of Nonformal Education Vol 6, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jne.v6i1.23429

Abstract

Community empowerment and education are closely related to advancing society. The purpose of this study was to analyze the implementation and transformation of sustainable community empowerment based on Islamic boarding school system. This is due to the assumption that Islamic boarding school, as a sharia economic developer, gives several impacts on training entrepreneurship, independence of santri, and prosperity of the society. This research used a qualitative method with the phenomenological approach from Edmund Husserl. Phenomenology or transcendental phenomenology aims to find the existence of consciousness essence (intentionality) which consists of four awareness activities. The results of this study indicate that the community empowerment in Al-Ittifaw Islamic boarding school refers to environmental use. The school also adopts an experiential learning and learning by doing system. These systems accustomed the students to learn, maintain, and preserve nature. The agribusiness development of Al-Ittifaq Islamic Boarding School is based on INPEKBI (Divine, Domestic, Personal, Economic, Family, Passion, Ilmihi) principle. The conclusion of this paper is, several stages are needed in terms of raising awareness, habituation, and reinforcement to build the entrepreneurial spirit during the transformation of sustainable community empowerment based on Islamic boarding school system.
Adolescent Characters in The Matrilineal Family in Indonesia Natsir, MHD; Suryadi, Ace; Kamil, Mustofa; Sudiapermana, Elih
Journal of Nonformal Education Vol 6, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jne.v6i2.25917

Abstract

This study aims to describe the character of adolescents in matrilineal care in Minangkabau which is described in seven aspects, namely, religious, disciplined and responsible, independent, creative, respectful and polite, cooperative, and communicative. The population in this study were mothers who have adolescent children, live in Padang city, and have brothers (mamak). The present study used a survey method. A multistage random sampling technique was used for sampling. A sample of 296 respondents was asked to answer a questionnaire. The questionnaire was tested and validated by experts. A descriptive statistical analysis was performed using SPSS. The results showed that the character of respect and manners obtained the highest index score, while the character of cooperation obtained the lowest index score. To improve the character of cooperation, it is necessary to increase the involvement of adolescents in completing a job with their friends and solve their friends' problems.
MODEL PELATIHAN BERBASIS NILAI KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER GENERASI MUDA Ardiwinata, Jajat S.; Hasanah, Viena Rusmiati; Sudiapermana, Elih
Journal of Nonformal Education Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jne.v2i1.5312

Abstract

Tujuan penelitian menemukan model pelatihan berbasis nilai keagamaan dalam membentuk karakter generasi muda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah model pelatihan yang dapat dijadikan acuan untuk diterapkan dalam berbagai instansi pelaksana pelatihan untuk generasi muda, khususnya dalam membangun kompetensi dasar dalam membangun karakter generasi muda. Penelitian ini menerapkan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Rentang waktu pelaksanaan dirancang tiga tahun, tahun pertama studi eksploratif pada beberapa lembaga pelatihan yang melaksanakan berbagai pelatihan bagi pemuda, dengan orientasi produknya merekomendasikan sebuah model konseptual pelatihan berbasis nilai keagamaan dalam membentuk karakter generasi muda. Pada tahun kedua, penelitian memfokuskan pada pengembangan perangkat model serta uji coba model konseptual yang telah tersusun di tahun pertama. Adapun pada tahun ketiga, penelitian akan difokuskan pada desiminasi serta validasi model yang tersusun, sehingga dapat dilakukan pembakuan modelling. Produk penelitian ini merupakan model pelatihan berbasis nilai keagamaan dalam membentuk karakter generasi muda, yang selanjutnya dapat disebarluaskan dan menjadi  bagi kelembagaan diklat, serta sebagai salah satu temuan teknologi (social engenering) bidang pelatihan yang secara makro dapat menjadi instrumen dalam kerangka pemberdayaan masyarakat.
THE RELATIONSHIP OF FAMILY LIFE EDUCATION AND CHILDREN’S LEARNING ACHIEVEMENT Sudiapermana, Elih; Muslikhah, Muslikhah; Rokhman, Nur
JESS (Journal of Educational Social Studies) Vol 9 No 1 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Family is the primary social institution, the first place where the process of education and learning for children occurs. Studies with various social and cultural backgrounds show that family factors have a significant contribution to children's learning achievement in school and their social-personal development. Sociologically, family has dimensions of structure and process. The research focuses on family process factors that significantly influence children's learning achievement in school. The study was involving 121 families who have 5th-grade elementary school children from two selected elementary schools to represent the characteristics of urban and suburban families. The data analysis was performed by Pearson Product moment correlation analysis. The results showed that the process factors which consist of intimacy in family life, the ability to adapt families to changes and aspirations of parents in children's education, are factors that significantly correlated with children's learning achievement in school.
EVALUASI PROGRAM PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI DI TAMAN PENITIPAN ANAK AD – DIROYAH CIBIRU Sudiapermana, Elih; Nurwahidah, Alyssa
Indonesian Journal of Adult and Community Education Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijace.v3i2.43598

Abstract

Taman Penitipan Anak (TPA) adalah jenis PAUD di jalur non-formal yang bertindak sebagai pengganti bagi keluarga untuk jangka waktubagi anak-anak yang orang tuanya bekerja. Tujuan menyeluruh evaluasi program pada laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Program Pelaksanaan Pengasuhan Anak Usia Dini di Taman Penitipan Anak Ad – Diroyah. Tahapan dalam evaluasi; 1) Pemilihan model CIPP; 2) pembuatan tujuan program dan tolak ukur keberhasilan; 3) menentukan metode pengumpulan data; 4) menyusun instrumen. Metode Sampling digunakan dalam evaluasi program ini Sampling Non - Random, yaitu pengelola TPA. Jenis sampel yang diambil pun Purposive Sample. Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara dan angket. Model evaluasi program PENMAS CIPP yangdigunakan akan mengevaluasi 4 tujuan evaluasi yaitu komponen dan proses program kegiatan diantaranya sebagai berikut; 1) EvaluasiKonteks, 2) Evaluasi Masukan, 3) Evaluasi Proses, dan 4) Evaluasi Hasil. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan pengasuhan di TPA Ad– Diroyah Cibiru Hilir sekaligus juga memberikan pendidikan bagi anak yaitu terdapat KOBER dan TK. Pengasuhan pada TPA Ad – Diroyah Cibiru Hilir ini berjenis fullday karena pengasuhan dimulai pagi hari sampai siang hari. TPA Ad – Diroyah Cibiru Hilir memilikibentuk layanan asuhan, dimana kebutuhan anak dari segala aspek sangat diperhatikan. Namun, dalam beberapa komponen evaluasi masihterdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi.
PENDIDIKAN INFORMAL Elih Sudiapermana
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
Publisher : Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan dilakukan melalui tiga jalur, yaitu: pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Dalam implementasinya ketiga jalur tersebut berkembang dalam keunikannya masing-masing. pendidikan formal nampak lebih mapan dan menjadi mainstream pembangunan pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan non formal banyak diperankan sebagai pendidikan bagi orang dewasa. Bagiamana dengan pendidikan in formal, yang sepertinya kehilangan popularitas dibandingkan dengan pendidikan formal dan non formal. Dewasa ini pengakuan secara yuridis yang tidak serta merta memberi dampak pada kepercayaan sosial-akademik terhadap proses dan hasil pendidikan informal, menjadi penyebab hilangnya reposisi, pengakuan dan penghargaan pada jalur pendidikan informal.Sesungguhnya begitu kaya dan dahsyat potensi pendidikan dan pembelajaran informal yang dilakukan dalam keluarga dan lingkungan masyarakat untuk merubah kehidupan (khususnya perkembangan anak-anak). Oleh karen itu, reposisi pemikiran untuk membangun kebijakan dan program pendidikan sangat diperlukan, agar dikemudian hari pengakuan dan penghargaan terhadap pendidikan dan pembelajaran informal menjadi lebih nyata. Kata Kunci: Pendidikan Informal, Reposisi, Pembelajaran.
Literasi Sebagai Kecakapan Hidup Abad 21 Pada Mahasiswa Deti Nudiati; Elih Sudiapermana
Indonesian Journal of Learning Education and Counseling Vol. 3 No. 1 (2020): September
Publisher : ILIN Institute Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/ijolec.v3i1.561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pemahaman dan implementasi literasi dasar pada mahasiswa di Jawa barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan survey melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa di Jawa Barat tentang macam literasi sangat tinggi. Skor tertinggi yaitu pengetahuan tentang literasi digital, yaitu 100% dan skor terendah yaitu pada literasi numerasi dengan 68.6%. Namun pengetahuan tersebut tidak berbanding lurus dengan implementasi yang dilakukan. Pada literasi baca tulis, terdapat jawaban selalu 7,1%, sering 38,6%, kadang  40%. Literasi numerasi, terdapat jawaban selalu 4.4%, sering 10.27, dan kadang 27,9%. Literasi sains, terdapat jawaban selalu 8.7%, sering 23.2%, dan kadang 37.7%. Literasi digital, terdapat jawaban selalu 7.1%, sering 1.4% dan kadang 17.1%. Literasi finansial, terdapat jawaban selalu 14.7%, sering 11.8%, dan kadang 25%. Literasi budaya dan kewarganegaraan, terdapat jawaban selalu 8.6%, sering 22.9%, dan kadang 44.3%.  
Pendidikan Multikeaksaraan dan Teknologi Informasi-Komunikasi Elih Sudiapermana; NFN Koeswantono
Jurnal AKRAB Vol. 1 No. 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v1i1.29

Abstract

Pengembangan Kewirausahaan melalui Layanan Pendidikan Masyarakat Dr. Elih Sudiapermana
Jurnal AKRAB Vol. 3 No. 3 (2012): Desember 2012
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v3i3.235

Abstract

Pendahuluan Pendidikan, kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi merupakan tiga hal yang saling terkait. Pendidikan dapat membantu menekan angka pengangguran dan kemiskinan, dengan syarat pendidikan dapat ditransformasi menjadi instrumen progresif, sehingga mampu memproduksi sumberdaya manusia yang kreatif dalam skala masif. Tingkat pendidikan yang rendah sering kita jumpai melekat pada penduduk yang kurang beruntung perekonomiannya (marjinal). Rendahnya pendidikan yang dimiliki oleh penduduk miskin membuat mereka kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga menghambat mereka untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, karena tidak memperoleh pekerjaan yang layak ataupun tidak dapat mengembangkan potensi kewirausahaannya. Kewirausahaan di Indonesia belum berkembang optimal. Secara kuantitatif, jumlah wirausaha di ini hanya 0.8% dari jumlah penduduk sebesar 230 juta. Setidaknya diperlukan wirausaha sebanyak 2.5% dari total jumlah penduduk untuk mampu menunjang perekonomian suatu Negara. Hal ini dikarenakan wirausaha mampu menghasilkan output yang bernilai ekonomi tinggi sekaligus pada saat yang sama mampu mengatasi tingginya angka penggangguran. Strategi menumbuhkembangkan wirausaha baru dapat dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Oleh karena itu, pendidikan kewirausahaan memiliki nilai strategis untuk dibelajarkan pada setiap jenjang dan jalur pendidikan. Sebuah studi dengan menggunakan data dari Survey Keaksaraan Orang Dewasa Internasional menyimpulkan bahwa perbedaan tingkat rata-rata keterampilan di antara negara Organization for Economic Coaperation and Development (OECD) dimana terdapat 55% perbedaan pertumbuhan ekonomi pada tahun 1960-1994, menyiratkan bahwa peningkatan level keterampilan dapat menghasilkan kembalinya perekonomian yang besar. Studi lainnya yang dilakukan terhadap 44 negara Afrika menemukan bahwa keaksaraan merupakan salah satu variabel yang berefek positif pada pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) per kapita. Sementara itu, sebuah survey pada sebagian besar 33 negara Islam sedang berkembang menyimpulkan bahwa tingkat keaksaraan orang dewasa dan pendaftaran sekolah, keduanya memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Data hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010 sebagaimana gambar-I dibawah ini menggambarkan adanya keterkaitan keberaksaraan penduduk dan kondisi ekonomi suatu daerah.
Perbandingan Pusat Kegiatan Belajar Masayarakat (PKBM) di Jepang , Korea Selatan, dan negara-Negara Asia di Asia Tenggara Dr. Elih Sudiapermana
Jurnal AKRAB Vol. 3 No. 1 (2012): April 2012
Publisher : Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51495/jurnalakrab.v3i1.247

Abstract

A. Kominkan di Jepang Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Jepang dikenal dengan sebutan Kominkan. Kominkan memberikan beragam kegiatan yang dapat menunjang pendidikan, meningkatkan keterampilan serta memberikan efek langsung kepada masyarakat. Pada umumnya, Kominkan didirikan setelah terjadinya Perang Dunia II dan secara langsung di kuatkan oleh perundang-undangan. Pada awal tahun 1946, Kementerian Pendidikan di Jepang mengembangkan pendirian Kominkan di seluruh wilayah Jepang. Hal ini juga didukung oleh Undang-undang Pendidikan Sosial yang semakin menguatkan keberadaan Kominkan. Sebagai hasilnya, pembentukan Kominkan di Negara tersebut semakin berkembang. Dikarenakan Kominkan ditujukan sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat, maka Kominkan memiliki peranan penting sebagai salah satu wadah , yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah pusat menyatakan bahwa pembentukan Kominkan di Jepang merupakan salah satu bentuk upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan taraf hidupnya. Walaupun pada saat itu masyarakat tengah berada pada kemiskinan yang diakibatkan oleh perang, Kominkan dengan cepat dapat terus berkembangdi seluruh wilayah dan menjadi wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.