cover
Contact Name
dr. Ilham Hariaji, M.Biomed
Contact Email
ilhamhariaji@umsu.ac.id
Phone
+6281262082844
Journal Mail Official
implementahusada@umsu.ac.id
Editorial Address
Jalan Gedung Arca No 53 Medan
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Implementa Husada
ISSN : -     EISSN : 27220877     DOI : https://doi.org/10.30596/jih
Core Subject : Health,
Jurnal Implementa Husada merupakan jurnal yang digagas oleh Departemen Farmakologi dan Terapi dan Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, yang ditujukan sebagai wadah publikasi ilmiah bagi peneliti pemula, sejawat dokter, ilmuwan di bidang kesehatan, dalam mempublikasikan hasil-hasil penelitian, tinjauan artikel dan pustaka, serta tulisan ilmiah dan pengabdian masyarakat yang berhubungan dengan dunia kesehatan sehingga dapat menambah wawasan bagi pembaca dan menjadi sumber referensi lanjutan bagi penelitian selanjutnya.
Articles 110 Documents
Tingkat Efektivitas dari Penggunaan Rapid- Test Antibodi Metode Immunokromatografi untuk Screening Covid-19 Adinda Narulitia
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.6600

Abstract

Coronavirus Disease 2019 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 memiliki manifestasi klinis pada sistem pernapasan dengan tingkat penularan yang tinggi, sehingga diperlukan deteksi awal dengan cara 3 T yaitu  Testing, Tracing, and Treatment. Salah satu cara dari testing yaitu dengan menggunakan Rapid Test antibody metode ICT (mendeteksi IgG dan IgM). Pemeriksaan Rapid Test memiliki beberapa metode antara lain Lateral Flow Assay (LFA), ELISA, IFA, dan Immunokromatografi. Pada tinjauan literatur review ini akan dibahas pemeriksaan Rapid Test antibodi dengan menggunakan metode ICT. Dalam pemeriksaan Rapid test membutuhkan sampel dari darah utuh, plasma atau serum yang kemudian hasilnya dibaca dari alat kit Rapid Test yang menunjukkan hasil positif apabila didapatkan 3 garis berwarna pada garis C (control) dan garis IgG dan IgM atau 2 garis berwarna pada garis C (control) dan garis IgG atau IgM.  Penggunaan  Rapid Test antibody metode Immunokromatografi sebagai deteksi awal COVID-19, memiliki hasil sensitivitas yang bervariasi antara 72,7% hingga 100%. Hasil dari review ini penggunaan Rapid Test  antibody metode Immunokromatografi memiliki hasil yang efektif dalam skrining COVID-19.
Prevalensi Penderita Skabies di Puskesmas Ciwidey Jawa Barat dalam Periode 5 Tahun (2015-2020): Studi Retrospektif Anastasia Wibianto
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v1i3.5605

Abstract

Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi dari tungau Sarcoptes scabiel var hominisyang biasanya ditandai dengan gatal pada malam hari. Beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab skabies diantaranya adalah faktor hygieneyang buruk dan sosial ekonomi yang rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi skabies di Puskesmas Ciwidey, Jawa Barat pada tahun 2015-2020.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan secara retrospektif, non-random consecutive sampling,dengan menggunakan data sekunder dari catatan rekam medis. Sampel pada penelitian ini berjumlah 1.725 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa penyakit kulit skabies lebih banyak terdapat pada laki-laki dengan jumlah 906 responden (52,5%), dan lebih banyak ditemukan pada anak-anak umur 6-11 tahun dengan jumlah 353 responden (20,4%). Disimpulkan prevalensi skabies di Puskesmas Ciwidey, Jawa Barat lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 6-11 tahun, dan terjadi peningkatan kasus setiap tahun nya.
Penatalaksanaan Katarak pada Anak Zaldi Zaldi; Aryani Atiyatul Amra; Franky Frans Sihombing
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v1i3.5867

Abstract

Objektif :Dilaporkan suatu tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular ( EKEK ) dengan implantasi lensa intraokular ( LIO ) pada pasien katarak pada anak.Metode :Seorang anak laki-laki, berusia 7 tahun dibawa orang tuanya ke RSUD dr. Pirngadi Medan dengan keluhan bercak putih pada mata kiri. Hal ini telah diketahui sejak 4 tahun yang lalu disertai pandangan kabur perlahan dan memberat dalam 6 bulan ini. Penurunan ketajaman penglihatan ( visus ) tidak disertai mata merah dan riwayat trauma. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus mata kanan : 6/18 dengan pinhole menjadi 6/6 dan visus mata kiri : hand movement ( 1/300 ). Segmen anterior kedua mata dalam batas normal kecuali lensa kristalina mata kiri keruh. Pasien didiagnosis dengan Katarak anak pada mata kiri. Pasien direncanakan untuk tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular dengan implantasi lensa tntraokular dengan anestesi umum.Hasil :Setelah tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular ( EKEK ) dengan implantasi lensa intraokular maka ketajaman visus mata kiri meningkat.Kesimpulan :Tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular ( EKEK ) dengan implantasi lensa intraokular dapat memperbaiki tajam penglihatan pada pasien katarak anak.
Efektivitas Biaya Sacubitril / Valsartan dalam Mengurangi Rehospitaliasasi pada Pengobatan Gagal Jantung dengan Fraksi Ejeksi Berkurang Dibandingkan dengan Penggunaan Obat Golongan Ace Inhibitor Kharisma Sukma Nanda; Muhammad Perdana Airlangga; Nurma Yuliyanasari; Yudith Annisa Ayu Rezkitha
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.6950

Abstract

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat  dengan angka morbiditas dan mortalitas yang cukup besar, serta risiko kematian yang tinggi  pada negara maju maupun negara berkembang, sehingga membutuhkan manajemen terapi yang tepat untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. ACEI / ARB adalah standar perawatan yang biasa digunakan selama ini, namun sacubitril / valsartan banyak dibicarakan dan memberikan resiko kematian yang lebih rendah serta mengurangi rehospitalisasi pada pasien gagal jantung dibandingkan dengan penggunaan ACEI. Oleh karena itu, sacubitril / valsartan cenderung lebih hemat biaya dibandingkan dengan ACEI (standar perawatan saat ini). Tujuan penulisan ini untuk mengetahui efektivitas biaya sacubitril / valsartan dibandingkan dengan enalapril (ACEI) dalam pengobatan gagal jantung dengan fraksi ejeksi berkurang.
COVID-19: Terapi Penghambat IL-1 dan IL-6 Hendra H
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.6338

Abstract

Abstract: As of February 2021, there are 102,817,575 cases of COVID-19 globally, causing 2,227,420 deaths, and has been declared as pandemic by WHO. Over time, the management of COVID-19 has evolved, namely the use of Interleukin (IL). Patients with severe COVID-19 experience a hyper-inflammatory response to the virus, called "cytokine storms". Cytokine storms are thought to occur due to the excessive release of pro-inflammatory cytokines such as IL-1β, IL-6, IL-18 and interferon-γ. In hyperinflammatory conditions, therapy with cytokine-blocking agents such as IL-1 inhibitors (Anakinra) and IL-6 inhibitors (Tocilizumab) is quite promising. Anakinra has the effect of lowering il-6 production, its because IL-1 is a potential inducer for IL-6, so the Tocilizumab effect is also seen in Anakinra. Anakinra has a short half-life, so the undesirable effect can stop immediately. However, interleukin therapy still requires further research related to the efficacy and safety of the drug.Keywords: COVID-19, IL-1 inhibitor, IL-6 inhibitor, Anakinra ,Tocilizumab
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Angka Kejadian Infeksi Soil-Transmitted Helminth pada Siswa SD Negeri 065853 Tegal Sari Mandala Kecamatan Medan Denai Tahun 2018 Radika Fadhillah; Nelli Murlina
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v1i3.5707

Abstract

 Introduction: Helminth infection is a major public health problem of those who living in developing countries. Helminth infection on children commonly caused by soil transmitted helminth (STH). The infections are influenced by low level of mother’s knowledge will affect to poor parenting especially the parenting that can avoid her child from helminth infection. This study was aimed to find the correlation between level of mother’s knowledge towards the occurrence of STH infection on students at SDN 065853 Tegal Sari Mandala Kecamatan Medan Denai. Method: This study is descriptive analitic study and uses cross-sectional design. Subjects of this study were 109 students of SDN 065853 Tegal Sari Mandala Kecamatan Medan Denai. Data were collected using validated questionnaire and identification of feces was conducted at parasitology laboratory of Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Results: The prevalence of soil transmitted helminth infection attain 59,6% and level of mother’s knowledge which are enough level is 47 people (43,1%). Conclusion: There is meaningfull correlation between level of mother’s knowledge with prevalence of soil transmitted helminth infection in students of SDN 065853 Tegal Sari Mandala Kecamatan Medan Denai (p=0,002). 
Pengaruh Infeksi Maternal COVID-19 terhadap Kesehatan Neonatus Muhammad Rahman Ramadani
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.6940

Abstract

Pada masa pandemi COVID-19, ibu hamil merupakan golongan yang memiliki resiko mengalami infeksi berat sehingga dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan neonatus. Tujuan pembuatan systematic review ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh infeksi maternal COVID-19  terhadap kesehatan neonatus. Metode yang digunakan untuk membuat systematic review ini dilakukan dengan cara mencari informasi melalui database online yaitu PubMed dan Google Scholar dengan kata kunci (covid-19 AND maternal infection AND  neonates AND outcomes), serta melalui buku. Hasil pencarian akan disaring dengan metode PRISMA, sesuai dengan krtieria inklusi dan eksklusi yang telah dibuat. Berdasarkan data yang telah dianalisis dari 17 literatur yang terpilih, sebagian besar neonatus lahir tanpa adanya komplikasi kesehatan. Pada beberapa kasus, terdapat beberapa keadaan yang membahayakan neonatus dengan riwayat infeksi maternal COVID-19, dimana paling banyak adalah respiratory distress syndrome dan kelahiran prematur. Belum ada bukti yang kuat mengenai kemungkinan transmisi vertikal COVID-19 pada neonatus. Kesimpulan dari studi ini adalah Infeksi maternal COVID-19 memungkinkan terjadinya komplikasi kesehatan terhadap neonatus yang dilahirkan, namun hal tersebut belum bisa dipastikan sepenuhnya. Komplikasi kesehatan yang terjadi juga belum tentu diakibatkan oleh infeksi maternal COVID-19 dikarenakan banyaknya faktor komorbid di setiap kehamilan.
Eksisi pada Penyakit Von Recklinghausen terhadap Optimasi Fungsi dan Estetika Tubuh: Laporan Kasus Yesica, Harun Adam
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.7742

Abstract

Neurofibromatosis didefinisikan sebagai kelainan genetik autosomal dominan dan merupakan suatu kondisi yang diturunkan secara genetik, hal ini pertama kali dijelaskan oleh Friedrich Daniel von Recklinghausen. Penyakit ini terjadi pada sistem saraf perifer maupun sentral yang ditandai dengan tumor nodular multiple cutaneus dan subcutaneus. Proses pengangkatan tumor dilakukan dengan eksisi sederhana, yang bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi dan estetika. Laporan kasus ini membahas seorang anak berusia 3,5 tahun dengan neurofibromatosis pada daerah antebrachii kiri, dirawat di Bagian Bedah Plastik RSPAD Gatot Soebroto dengan gejala yang sudah ada sejak usia lebih muda 2 bulan. Setelah dilakukan eksisi, hasil dari tindakan tersebut cukup baik dan hasil estetika dianggap cukup memuaskan, yaitu pasien mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut. Beberapa minggu setelah dilakukan tindakan, diamati bahwa luka eksisi sembuh dengan baik. Eksisi sederhana dilakukan pada antebrachii pasien, dan hasilnya menunjukkan hasil yang memuaskan. Metode khusus ini memberikan manfaat yang menguntungkan sehingga memungkinkan untuk mempermudah dan memaksimalkan pergerakan fungsional ekstremitas dan mobilitas pasien yang tidak terbatas, juga meminimalkan cacat dalam jangka panjang.
Evaluasi Tatalaksana Awal Kejang Demam (Febrile Seizure) pada Anak di Rumah Sakit Haji Medan Sabrina Budiarti; Nurcahaya Sinaga
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.8108

Abstract

Introduction: Febrile seizures are the most common seizure disorder occurring at 6 months to 60 months of age and do not have intracranial infections and metabolic disorders and a history of seizures due to epilepsy. Seizures cause anxiety for parents and sometimes take the wrong action. Anxiety for parents must be reduced so that the initial management of the seizure must be understood. Objective: Knowing the initial management carried out to treat febrile seizures in children at the Haji Hospital Medan. Methods: This study was retrospective with a cross sectional study design from medical records of children with febrile convulsions that met the inclusion criteria, namely patients with febrile seizures who were recorded in the medical records for the period January - December 2019. Results: There were 46 medical records of children with febrile seizure patients who Most were male (52.2%) and female (47.8%). The most common age group was 6 months - 2 years (71.7%). The most common diagnosis was Simple Fever Seizure (KDS) as much as 67.4%. And the duration of seizures was mostly found, namely <5 minutes (87.0%). There were 11 children who received anticonvulsant supp, 2 people were given anticonvulsant injection. Further management was given intermittent treatment, giving oral diazepam 9 people and maintenance treatment for 1 person. Conclusion: The initial management of febrile seizures was largely not given anticonvulsants because the seizures had stopped. Only 23.9% were given supp and intravenous anticonvulsants.
Upaya Pencegahan Covid 19 dengan Edukasi Protokol Kesehatan di Desa Plesungan Saelan saelan; Kukuh Ardian; Budi Prasetyo; Muh Rais Prasetyo
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i1.7754

Abstract

 Abstrak: Kasus penyebaran Covid 19 sudah mulai masuk ke Indonesia pada bulan Januari 2020. Desa Plesungan yang mayoritas masyarakatnya adalah pekerja buruh dan pedagang, sangat memungkinkan terjadinya penyebaran Covid 19. Setelah diadakan pencegahan Covid 19 di desa Plesungan diharapkan masyarakat mampu melakukan upaya pencegahan secara mandiri. Edukasi pencegahan Covid 19 dilakukan dengan mengelilingi desa Plesungan menggunakan megaphone Ambulan dan menyampaikan kepada warga agar melakukan pencegahan Covid 19 dengan cara mencuci tangan dengan 6 langkah, tetap di rumah saja, menghindari kerumunan dan perkumpulan warga, serta memakai masker bila sedang sakit dan berada di tempat umum, dan juga penyemprotan desinfektan di rumah warga. Hasil pengabdian kepada masyarakat di desa Plesungan berjalan dengan baik. Warga yang mendengar edukasi sangat antusias untuk segera melakukan pencegahan Covid 19 dengan sering mencuci tangan pakai sabun dengan 6 langkah, tetap di rumah saja, menghindari kerumunan, dan memakai masker jika sakit serta di tempat umum.

Page 4 of 11 | Total Record : 110