cover
Contact Name
Joni Setiawan
Contact Email
setiawanjoni@yahoo.com
Phone
+628151657716
Journal Mail Official
redaksi.dkb@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7 Yogyakarta
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Dinamika Kerajinan dan Batik : MAJALAH ILMIAH
ISSN : 20874294     EISSN : 25286196     DOI : http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v37i1
Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil riset dan inovasi di bidang kerajinan dan batik. Ruang lingkup DKB adalah meliputi aspek bahan baku perekayasaan teknologi, proses produksi, penanganan limbah dan desain kerajinan dan batik. Jurnal ini diperuntukkan bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi industri kerajinan dan batik. Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) is a scientific journal publishing research and innovation in field of handicrafts and batik. The scope of DKB is include raw materials, production processes, waste treatment and designs in handicrafts and batik sector. The journal is intended for researchers, scholars and practitioners from handicraft and batik.
Articles 275 Documents
Penerapan Ragam Hias Kalimantan Tengah Untuk Motif Batik Riyanto Riyanto; Amin Ja'far
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v15i1.1053

Abstract

Kalimantan Tengah dengan kekayaan ragam hiasnya sejak tahun 1990 dapat mengembangkan industri batik yang bercorak khas. Dari lima perusahaan batik yang ada telah diproduksi 47 variasi motif batik, dan 15 motif di antaranya telah diproduksi berupa batik tulis dan cap. Dari 15 motif ini dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana ragam hias Kalimantan Tengah berperan dalam menciptakan motif batik sehingga dapat diciptakan batik Kalimantan Tengah yang cukup indah.Ragam hias Kalimantan Tengah yang mempunyai elemen-elemen garis, titik, bidang, dan warna dapat disusun secara bebas, baik vertikal, horisontal, diagonal maupun radial, dapat menghasilkan pola yang indah, untuk mengetahui bahwa ragam hias ini dapat dikembangkan pada motif batik, dilakukan pengamatan terhadap 15 produk tersebut mengenai susunan, pewarnaan dan tata warnanya.Dari hasil evaluasi ternyata batik yang menggunakan ragam hias Kalimantan Tengah ini cukup indah, sehingga dapat memperkaya khasanah batik Indonesia, di samping yang telah berkembang di pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya.Kalimantan Tengah dengan kekayaan ragam hiasnya sejak tahun 1990 dapat mengembangkan industri batik yang bercorak khas. Dari lima perusahaan batik yang ada telah diproduksi 47 variasi motif batik, dan 15 motif di antaranya telah diproduksi berupa batik tulis dan cap. Dari 15 motif ini dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana ragam hias Kalimantan Tengah berperan dalam menciptakan motif batik sehingga dapat diciptakan batik Kalimantan Tengah yang cukup indah.Ragam hias Kalimantan Tengah yang mempunyai elemen-elemen garis, titik, bidang, dan warna dapat disusun secara bebas, baik vertikal, horisontal, diagonal maupun radial, dapat menghasilkan pola yang indah, untuk mengetahui bahwa ragam hias ini dapat dikembangkan pada motif batik, dilakukan pengamatan terhadap 15 produk tersebut mengenai susunan, pewarnaan dan tata warnanya.Dari hasil evaluasi ternyata batik yang menggunakan ragam hias Kalimantan Tengah ini cukup indah, sehingga dapat memperkaya khasanah batik Indonesia, di samping yang telah berkembang di pulau Jawa dan beberapa daerah lainnya.
Halaman Muka Vol 37 No 2 Tahun 2020 Redaksi DKB
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 2 (2020): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i2.6741

Abstract

Abstrak
Preface DKB Vol.31 No.2 Redaksi, Tim
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.2281

Abstract

Rancang Bangun Canting Batik Listrik Bambang Moyoretno
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 28, No 1 (2011): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v28i1.1009

Abstract

Abstrakmasalah yang sering dihadapi oleh para pembatik adalah peralatan yang disebut canting. Canting digunakan untuk menorehkan malam pada kain yang akan dibatik. Dari segi bentuk fisik yang khas dapat dinilai belum sempurna dan banyak mengalami kegagalan dalam menggunakannya. Canting memiliki peranan penting dalam menghasilkan sebuah kain batik. Disamping itu penorehan malam dengan alat canting ini banyak menghabiskan waktu. Selain itu, saat menggunakan canting, para pembatik juga harus berhati-hati karena pengerjaan yang salah akan mengurangi hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu diperlukan rancangan canting batik yang lebih mudah serta bentuknya lebih sederhana. Hal yang paling penting adalah bagaimana cairan malam dapat mengalir dengan lancar dan dapat berhenti jika tidak diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah merancang bangun canting batik menggunakan arus listrik untuk memanaskan malam yang ada dalam canting tersebut. Melalui Teknik Quality Function Deployment (QFD) dapat dihasilkan alternatif canting batik listrik. Penelitia ini memberikan hasl bahwa keinginan pembatik, aliran malam tidak buntu, pemanasan malam stabil, lebih mudah digunakan, diperoleh bahanpenghantar panas, menigkatkan kinerja produksi, tidak mudah rusak, dan malam tidak tumpah serta ujungnya lebih tahan lama.Kata Kunci: batik, canting, malam, toreh, listrik, QFD AbstractThe problem is often forced by the batik canting is equipment problem. Canting is used to carve wax on the fabric that will be batik. In terms of typical phhysical form can be assessed not perfect and many have failed in usage. Canting has an important role in producing batik. Application wax with canting tool is a lot to spend. In addition, when using a canting, it should be careful because wrong using will reduce the results to be achieved. Therefore we need canting batik designs that are easier and simpler form. The most important thing is how fluid of wax can flow smoothly and can be stopped if it is not necessary. The purpose of this study is to design canting of batik using electricity to heat up wax in canting. Method of Quality Function Deployment (QFD) is used to determined alternatives. It resulted that electric batik canting can be chose as alternative. This research provides result that desire of craft men of batik is the wax flow is not jammed and temperature of wax is stable, easier to use, and can improve production performance, durable and wax does not spill as well as the edges of canting are more durable.Keywords: batik, canting, wax, notch, electricity, QFD
OPTIMASI PARAMETER KETAHANAN LUNTUR BATIK TERHADAP KERINGAT DENGAN DESAIN EKSPERIMEN Debrina Puspita Andriani; Unggul Setiaji; Mahendra Habriantama
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 36, No 1 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v36i1.4919

Abstract

Batik merupakan salah satu produk kearifan lokal yang sangat digemari oleh masyarakat. Akan tetapi, dari beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa meskipun menjadi produk favorit, masih banyak konsumen yang mengeluhkan terjadinya kelunturan pada batik milik mereka. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelunturan tersebut, salah satunya berdasarkan parameter keringat. Pada hasil uji ketahanan luntur warna yang telah dilakukan terhadap sampel batik, diperoleh nilai 2 untuk keringat asam dan basa yang menunjukkan bahwa hasil tersebut belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI. Oleh karena itu, dilakukan penelitian menggunakan desain eksperimen dengan ANOVA untuk mengidentifikasi faktor-faktor kendali dan menentukan nilai setting leveloptimal. Pada penelitian ini didapatkan setting level optimal dengan jenis kain rayon, jenis zat pewarna indigosol, jenis bahan pengunci waterglassdan kostik, rasio bahan pengunci ¼ : ¾, jumlah pencelupan 3 kali, waktu pencucian 3 jam, jenis air: air pH 7,5, dan NH3 0,08mg/L. Hasil eksperimen konfirmasi juga telah menunjukkan hasil uji ketahanan luntur warna telah memenuhi standar SNI.
RUPA KARSA: EKSPLORASI KAYU LIMBAH DALAM SENI KAJIAN ESTETIKA PADA KARYA EDI ESKAK Vasiliki Ralli; Irfa'ina Rohana Salma
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 30, No 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v30i2.1152

Abstract

ABSTRAKKarya seni dewasa ini semakin menunjukkan perkembangan yang dinamis. Banyak eksperimen yang dilakukan seniman dalam menciptakan karya. Seniman yang banyak berkarya dengan bereksplorasi dan bereksperimen memanfaatkan kayu limbah adalah Edi Eskak. Hal ini menarik karena merupakan seni alternatif yang menawarkan inovasi teknik dan menghasilkan karya seni yang ramah lingkungan. Kajian terhadap karya Edi Eskak dalam tema “Rupa Karsa” ini dilakukan dengan pengamatan terhadap objek karya seni, yang kemudian dianalisis menggunakan pendekatan teori estetika. Hasilnya menunjukkan bahwa karya seni yang dihasilkan mempunyai nilai estetika berupa keunikan rupa yang terbentuk dari mozaik laminasi kayu. Karyanya berkarakter serta mempunyai makna filosofis. Karakteristik karya dihasilkan dari penggunaan kayu limbah sehingga karya mudah dikenali karena berbeda dengan karya seniman lainnya. Makna filosofi “Rupa Karsa” adalah tentang kepala sebagai tempat berpikir dan berekspresi sehingga makna karya dapat dijadikan sebagai refleksi dari kehidupan bersama. Kajian ini diharapkan dapat menginspirasi kreativitas pemanfaatan bahan limbah untuk penciptaan kreatif lainnya. Kata Kunci : rupa karsa, eksplorasi, kayu limbah, seni, Edi Eskak. ABSTRACTWorks of art increasingly show dynamic development nowadays. Many experiments carried out by the artists in creating works. One of many artists works in exploring and experimenting by utilizing wood waste is Edi Eskak. This is interesting because it is an alternative way that offers innovative art techniques and produce  environmentally friendly works of art. Review of the work of Edi Eskak in "Rupa Karsa" theme has done by observing the artwork and creation concept, then analyzed using a theoretical approach of aesthetical meanings. The results indicate that the resulting artwork has a unique aesthetic value in such a mosaic formed from laminated wood. His work has meaning and philosophical character. Characteristics of the work result from the use of waste wood that easily recognizable as different as from the works of other artists. Philosophical meaning "Karsa Arts" is about the head as a place of thought and expression and therefore the meaning of the work can be used as a reflection of life. This study is expected to inspire the use of the utilization of waste materials for the more creative creation. Keywords: rupa karsa, exploration, waste wood, art, Edi Eskak.
Penelitian Teknologi Pembatikan Kain Polyester-Kapas 65% - 35% Moh Hasanudin; Sutardjo Sutardjo
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i7.959

Abstract

Kain polyester – kapas 65% - 35% (selanjutnyadisebut kain T/C) cocok untuk sandang, harganya relatif murah dan mudah didapatkan. Hal ini mendorong adanya usaha penelitian diversifikasi bahan baku batik dengan dain T/C. Pembuatan kain batik dengan kain T/C mangalami kesulitan dalam  proses pewarnaannya karena bagian polyesternya hanya dapat diwarnai dengan zat warna dispersi dengan cara pencelupan pada suhu 95oC sampai 100oC, padahal pada suhu tersebut lilin batik yang dipergunakan sebagai zat perintang akan leleh.Hasil penelitian menunjukkan bahwa   proses pembuatan batik T/C dspst dilakukan pada suhu 27o-30oC dengan cara khusus. Pengolahan kain T/C dengan larutan carrier MT mendidih kemudian pencelupan dengan zat warna dispersi sebelum dilakukan proses pembatikan memberikan hasil cukup baik walaupun pada kain batik T/C yang dihasilkan tersebut tidak terdapat warna  putih.
UMA LENGGE DALAM KREASI BATIK BIMA Dewi Sartika; Edi Eskak; I Ketut Sunarya
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i2.3365

Abstract

IKM Batik di Bima, Nusa Tenggara Barat mulai berkembang, tetapi belum memiliki motif khas daerah. Oleh karena itu perlu diciptakan motif batik yang memiliki ciri khas daerah Bima. Tujuan penelitian penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan kreasi baru motif batik yang sumber inspirasinya diambil dari seni budaya daerah setempat, sehingga dapat menghasilkan motif batik berciri khas daerah Bima. Metode yang digunakan yaitu pengamatan mendalam, pengumpulan data, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, dan perwujudan menjadi kain batik. Hasilnya berupa satu desain motif yaitu Batik Uma Lengge (BUL), namun dibuat menjadi tujuh kain batik dengan warna dasar yang berbeda-beda. Adapun tujuh kain batik tersebut adalah: (1) BUL Me’e/hitam (2) BUL Bura/putih, (3) BUL Jao/hijau, (4) BUL Kala/merah, (5) BUL Monca/kuning, (6) BUL Owa/ungu, dan (7) BUL Biru/biru. Uji peminatan konsumen dilakukan terhadap jenis warna yang disukai. Adapun warna yang paling banyak dipilih adalah hitam 27%, merah 19%, ungu 15%, biru 12%, hijau 11%, kuning 9%, dan putih 7%. Hasil uji ini dapat dijadikan acuan dalam memberi warna pada batik, berdasarkan kecenderungan selera konsumen.     
Teknologi Ukir Krawangan pada Bambu Betung (Dendrocalamus Asper) Edi Eskak; Harnandito Paramadharma; Irfa'ina Rohana Salma
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i0.1081

Abstract

ABSTRAKBambu betung (dendrocalamus asper) merupakan jenis bambu besar dan berbuluh tebal yang di Indonesia potensinya masih cukup melimpah. Bambu betung memiliki kesulitan dalam pengerjaan ukir. Pelaksanaan kegiatan ujicoba pembuatan aksesoris interior dengan teknik ukir krawangan pada bambu betung ini, prosesnya terdiri dari: persiapan bahan (pemotongan, pengawetan dan pengeringan), perancangan desain produk (sumber inspirasi, sketsa alternatif dan gambar kerja), serta pembuatan produk (meliputi: pembentukan global/awal, pembuatan krawangan, pengukiran dan finishing). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pelobangan (krawangan) dengan bor 4 kali lobang kemudian diteruskan dengan gergaji hand jigsaw didapatkan kecepatan rata-rata (4 x 5.1) + 20 = 40,4 detik untuk ukuran lubang 3 – 4 cm, tebal 1,5 cm bentuk variasi lurus lengkung, pada kondisi bambu setengah basah (magel). Ini berarti 5 kali lebih cepat dari pada pemahatan manual (209.1 detik), serta hasil yang didapat lebih rapi dan lebih bersih. Kondisi terbaik untuk pembuatan krawangan adalah kondisi setengah basah (magel) yaitu kadar air bambu 30-60%. Kata kunci : bambu betung, ukir krawangan, aksesoris interior.ABSTRACTDendrocalamus Asper (Betung Bamboo) is a type of bamboo with thick culm wall, which is have good potential in Indonesia but the utilization still relatively abundant. Betung Bamboo also has a weakness and difficulty in carving, that will be investigated to find a solution from this study. In the implementation of pilot activities to the manufacture of interior accessories krawangan on Betung bamboo carving techniques, the process consists of: preparation of materials (cutting, curing and drying), the design ofthe product design (the source of inspiration, sketches and working drawings alternative), and manufacturing products (including : the formation of global / scratch, making krawangan, carving and finishing). Fromthe results showed that the holling technique (krawangan) with four times thedrill hole is then forwarded with hand saws jig saw obtained an average speed (4x5.1) + 20 = 40.4 seconds for the hole size 3-4 cm, thick 1.5cm straight curved shape variation, in bamboo shalf-wet conditions (magel). This means 5 times faster than the manual sculpting (209.1 seconds), and the results are neater and cleaner. The best conditions for making krawangan is half wet conditions (magel) the water content of 30-60% bamboo. Keywords: bamboo, carving krawangan, accessories interior
Fungsi dan Proses Pembuatan Topeng di Kabupaten Malang Jawa Timur Robbi Hidajat
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 1 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i1.1044

Abstract

AbstrakTopeng Malang adalah salah satu jenis topeng Jawa yang berkembang di Malang Jawa Timur. Memperhatikan bentuk raut topeng yang digambarkan tergolong dalam genre tokoh-tokoh lakon Panji. Topeng berfungsi sebagai properti seni pertunjukan Wayang Topeng. Penelitian ini merupakan kajian fungsi, baik dari sisi kegunaan material dan teknik pembuatan topeng. Permasalahan penelitian ini ada 2, yaitu (1) apakah fungsi Topeng Malang, (2) bagaimana teknik dan proses pembuatan Topeng Malang. Informan penelitian adalah perajin. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Teknik analisis adalah interpretasi simbolis. Hasil penelitian ini adalah deskripsi tentang fungsi wayang topeng sebagai alat untuk menutup wajah penari agar sebagai bentuk penyamaran bagi penari agar dapat melakukan komunikasi spiritual dengan roh leluhur untuk mengharapkan berkah kesuburan. Teknik dan proses pembuatan Topeng Malang yaitu teknik ukir menggunakan pisau pangot. Proses pembuatannya terdiri dari 4 tahap, mbakali, wiwit, meraeni, dan maesi. Tiga tahap proses ini berelasi dengan proses penggarapan lahan sawah.Kata kunci: topeng, teknik, wayang, kerajinan AbstractMask of Malang is a type of Javanese masks which develop in Malang, East Java. From the face form, the masks portray the figures from Panji tales. The main function of the masks is as a property in Mask Puppet art performance. This research is a study of functions, both in terms of material usability and mask making techniques. The problems discussed in this study are, (1) what the mask of Malang's function is, (2) how the mask making technique and process are. Research informants are craftsmen. Data collection methods are by observation and interviews. Analysis methods are by symbolic interpretation. The results of this study are description of mask puppet as an equipment to cover the dancer's face, as a camouflage in order to communicate spiritually with ancestors' spirits to ask for blessing of prosperity. The mask making techniques and processes are using carving technique by pangot knives. The making process consist of four steps: mbakali, wiwit, maraeni, and maesi. The three steps of this process are related to paddy cultivation process.

Page 1 of 28 | Total Record : 275


Filter by Year

1987 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 40, No 1 (2023): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 2 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 1 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 2 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 1 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 2 (2020): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 2 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 1 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 1 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 34, No 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 33, No 2 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 1 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28, No 1 (2011): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 27, No 1 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 25 (2008): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 24 (2007): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik No 21 (2004): Dinamika Kerajinan dan Batik No 19 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 18 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 16 (1997): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik No 10 (1992): Dinamika Kerajinan dan Batik No 9 (1991): Dinamika Kerajinan dan Batik No 8 (1988): Dinamika Kerajinan dan Batik No 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik More Issue