cover
Contact Name
Agni Susanti
Contact Email
agniesusanti2204@gmail.com
Phone
+6287722631615
Journal Mail Official
obstetrianestesi@gmail.com
Editorial Address
Department of Anesthesiology and Intensive Care Dr. Sardjito General Hospital Yogyakarta Jl.Jl. Kesehatan No.1, Senolowo, Sinduadi, Yogyakarta
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia
ISSN : -     EISSN : 2615370X     DOI : https://doi.org/10.47507/obstetri.v3i2
Core Subject : Health, Science,
We accept manuscripts in the form of Original Articles, Case Reports, Literature Reviews, both from clinical or biomolecular fields, as well as letters to editors in regards to Obstetric Anesthesia and Critical Care. Manuscripts that are considered for publication are complete manuscripts that have not been published in other national journals. Manuscripts that have been published in the proceedings of the scientific meeting can still be accepted provided they have written permission from the organizing committee. This journal is published every 6 months with 8-10 articles (March, September) by Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC).
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2022): Maret" : 7 Documents clear
Manajemen Anestesi pada Seksio Sesarea dengan Serangan Asma RTH Supraptomo
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.72

Abstract

Seksio sesarea adalah sebuah prosedur dimana bayi dilahirkan melalui sebuah insisi pada dinding abdomen dan uterus ibu hamil. Selama persiapan dan pelaksanaan seksio sesarea, pada ibu hamil dengan asma, dapat terjadi serangan asma, yaitu hiperresponsif jalan nafas (respon penyempitan dan edema jalan napas yang berlebihan terhadap pemicu, seperti alergen dan olahraga), dengan gejala mengi, dispnea (sesak napas), dan batuk. Serangan asma ini dapat diakibatkan pelepasan epitel, fibrosis subepitel, peningkatan jumlah dan volume sel mukosa di epitel, hiperplasia otot polos jalan napas, dan hipertrofi, serta peningkatan vaskularisasi dinding jalan napas. Manajemen serangan asma pada seksio sesarea dipengaruhi oleh teknik anestesi yang digunakan. Manajemen serangan asma pada seksio sesarea dengan anestesi regional, dapat menggunakan lidokain 1-2 mg/kgBB IV. Serangan asma pada seksio sesarea dengan anestesi umum dapat dicegah dengan kortikosteroid inhalasi seperti beclomethason 400 μg per hari. Perawatan harus diambil untuk mencegah aspirasi selama intubasi. Jika mungkin, pasien harus ditempatkan dengan kepala tempat tidur ditinggikan untuk mencegah pneumonia terkait aspirasi dan eksaserbasi asma
Peran Rotational Tromboelastometry pada Perdarahan Postpartum Fitri Hapsari Dewi; Yusmein Uyun; Bambang Suryono
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.77

Abstract

Perdarahan postpartum atau postpartum hemorhage (PPH) merupakan penyebab paling tinggi dari kematian wanita di seluruh dunia. Penyebab terbanyak pada PPH adalah atonia uteri. Langkah penatalaksanaan PPH adalah mengatasi penyebab utama disertai penggantian cairan yang hilang dengan kristaloid, koloid maupun transfusi komponen darah. Tatalaksana transfusi darah masif pada PPH meningkatkan resiko reaksi transfusi seperti alergi, edema paru, dan anafilaksis. Untuk mengurangi jumlah transfusi darah diperlukan pemeriksaan yang cepat dan tepat mengenai data faktor koagulasi. Metode baru dengan point of care viskoelastik menggunakan alat Rotational Tromboelastometry (ROTEM) memungkinkan untuk menilai profil viskoelastik koagulasi darah dalam waktu yang singkat. Transfusi diberikan sesuai dengan hasil analisis ROTEM yang akan memberikan informasi mengenai jumlah platelet, fungsi platelet, dan ketersediaan fibrinogen. Penggunaan ROTEM bertujuan untuk goal directed transfusion therapy sehingga dapat menurunkan jumlah transfusi yang diberikan dan menurunkan morbiditas akibat transfusi darah. Penggunaan ROTEM pada penatalaksanaan PPH diharapkan bisa menjadi alternatif dalam panduan transfusi darah.
Manajemen Anestesi Seksio Sesarea dengan Miastenia Gravis Nopian Hidayat; Yusmein Uyun; Bambang Suryono
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.82

Abstract

Miastenia Gravis (MG) merupakan penyakit autoimun yang jarang ditemukan. Kasus lebih banyak ditemukan pada wanita daripada laki-laki (rasio 3:2) dengan puncak onset pada usia dekade kedua dan ketiga (pada wanita) dan dekade kelima dan keenam (pria). Pada kasus ini, wanita 28 tahun gravida 38-39 minggu dengan MG dan fetal distress direncanakan untuk dilakukan seksio sesarea cito. Teknik anestesi yang dipilih yaitu spinal anestesi dengan Bupivakain 0.5% Heavy 10 mg+fentanyl 25 mcg di ruang intervertebrae L4-5.
Manejemen Anestesi pada Pasien G1P0A0 33-34 Minggu Kontraksi Prematur dengan Penyakit Jantung Kongenital Asimtomatik E.c VSD, Decompensasio Cordis Fc II, Hipertensi Pulmonal dan Skoliosis Thorakalis: Laporan Kasus Michaela Arshanty Limawan; Hana Nur Ramila; Dewi Yulianti Bisri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.86

Abstract

Penyakit jantung bawaan (PJB) pada ibu hamil dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Penyakit jantung bawaan dengan skoliosis torakal dan kehamilan merupakan kasus dengan konsiderasi anestesi khusus. Kami melaporkan manajemen perioperatif ibu hamil dengan defek septum ventrikel, gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan skoliosis torakalis yang menjalani seksio sesarea. Wanita usia 28 tahun hamil 33–34 minggu datang ke IGD dengan keluhan mulas dan sesak nafas. Pasien memiliki riwayat PJB dan tidak ada konsumsi obat rutin. Pasien akan menjalani operasi seksio sesarea dengan teknik anestesi regional epidural. Sebelum operasi dilakukan pemeriksaan ekokardiografi, perbaikan keadaan umum, dan pemberian terapi sildenafil 3x20 mg. Pada kasus ini dilakukan anestesi neuraksial dengan teknik epidural karena penggunaan anestesi lokal dengan titrasi opioid memiliki efek analgesia yang kuat, sehingga dapat menekan pelepasan katekolamin. Teknik neuraksial juga menurunkan afterload, karena kondisi ini menguntungkan pada pasien dengan lesi regurgitasi jantung atau aliran jantung kiri ke kanan. Anestesi epidural dengan pemantauan kardiovaskular yang cermat merupakan pendekatan yang tepat pada pasien ventricular septal defek (VSD). Penggunaan anestesi epidural lebih fleksibel serta mudah untuk mengatur hemodinamik sehingga lebih dipilih oleh ahli anestesi. Teknik epidural memiliki resiko anestesi yang relatif lebih mudah dikendalikan dibandingkan anestesi umum atau spinal.
Manajemen Anestesi pada Wanita Hamil dengan Acute Fatty Liver yang menjalani Seksio Sesarea Erna Fitriana A; Yusmein Uyun
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.87

Abstract

Perlemakan hati akut pada kehamilan (acute fatty liver of pregnancy = AFLP) merupakan kasus yang jarang terjadi, tetapi dapat mengalami komplikasi yang mematikan. Hal tersebut dapat terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau awal pasca persalinan. Insiden AFLP berkisar dari 1: 1,000 sampai 1: 20,000. Angka kematian ibu dengan AFLP rata-rata 12%. Kematian berkurang sampai dibawah 10% dengan terapi yang tepat. AFLP ditandai oleh penyusupan (infiltrasi) lemak mikrovesikuler sel hati (hepatosit) tanpa peradangan atau kematian jaringan (nekrosis). Penyebab penyakit AFLP secara tepat masih belum diketahui, diduga kekurangan mitochondrial trifunctional protein (MTP) dan long-chain 3-hydroxyacyl-coenzyme A dehydrogenase (LCHAD) mengakibatkan penumpukan asam lemak rantai sedang dan rantai panjang di hati. Kekurangan LCHAD merupakan kelainan otosom yang muncul (resesif) dan sering terjadi pada ibu memiliki kelainan gen heterozigot dengan janin homozigot, sehingga mengakibatkan kelebihan metabolit toksik. Seorang wanita 33 tahun G1P0A0 datang hamil 32 minggu dengan diagnosis AFLP mempunyai keluhan: nyeri kepala, lemah, mual dan muntah. Hasil laboratorium terjadi hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan gangguan koagulasi. Dilakukan seksio sesarea dengan anestesi umum. Intubasi dilakukan dengan rapid sequence induction dan setelah pipa endotrakheal masuk dijaga tanda vital supaya tetap stabil. Pasca operasi pasien masuk intensive care unit untuk pemantauan lebih lanjut. Kunci untuk bertahan hidup adalah diagnosis dini, persalinan segera, pengobatan segera hipoglikemia dan koagulopati, dan pencegahan komplikasi gagal hati.
Manajemen Anestesi pada Pasien Seksio Sesarea dengan Preeklamsia, Sindrom HELLP, dan Gagal Jantung Mutivanya Inez Maharani; Dewi Yulianti Bisri
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.88

Abstract

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tinggi dengan hipertensi pada kehamilan dan penyakit jantung sebagai salah satu penyebab utama. Sebagian besar pasien dengan preeklamsia dan gagal jantung menjalani operasi seksio sesarea dan memerlukan manajemen anestesi dengan mempertimbangkan luaran maternal dan janin. Wanita berusia 30 tahun dengan G2P1A0 gravida 32–33 minggu dengan hipertensi kronis diperberat preeklamsia induced Acute Decompensated Heart Failure (ADHF), sindrom Hemolysis Elevated Liver Enzyme Low Platelet (HELLP) dan gagal jantung kelas II-III dengan status fisik ASA IIIE. Dilakukan manajemen anestesi regional epidural dengan tujuan utama mempertahankan hemodinamik ibu. Hemodinamika selama durante operasi stabil. Dilahirkan bayi laki-laki hidup dengan APGAR 6–8. Pasien ditransfer ke High Care Unit (HCU) pascaoperasi. Manajemen anestesi perioperatif pada pasien harus menghindari perubahan hemodinamik yang ekstrem, menjaga aliran darah uteroplasental dan luaran bayi, dan menghindari risiko sulit intubasi dan aspirasi pada ibu hamil. Pada pasien ini dipilih manajemen anestesi epidural dengan monitoring hemodinamik ketat selama durante operasi. Pada pascaoperasi, pasien dirawat di ruang High Care Unit dan diberikan analgetik multimodal untuk menghindari lonjakan hemodinamik akibat nyeri. Pasien pulang ke rumah pada hari ke-5 pascaoperasi. Anestesi regional epidural merupakan pilihan yang dapat digunakan pada pasien preeklamsia berat dengan ADHF dan sindrom HELLP dengan mempertimbangkan keuntungan terhadap luaran maternal dan fetal
Panjang Vertebra dan Indeks Massa Tubuh sebagai Prediktor Hipotensi Pasca Anestesi Spinal untuk Seksio Sesarea Angga Aditya Wirawan; Yusmein Uyun; Ratih Kumala Fajar Apsari; Sudadi Sudadi; Mahmud Mahmud
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i1.90

Abstract

Latar Belakang: Hipotensi sering terjadi pada anestesi neuraksial yang dapat menyebabkan gangguan perfusi uteroplasenta, hipoksia fetus, asidosis, dan cedera neonatus. Hipotensi berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, aspirasi pulmonal, henti napas, hingga henti jantung. Panjang vertebra dan indeks massa tubuh dapat menjadi prediktor hipotensi pasca anestesi spinal pada seksio sesarea (SC) karena ada penelitian yang mendapatkan hubungan panjang vertebra dan indeks massa tubuh dengan ketinggian blok sensorik dan pemberian vasopressor.Tujuan: Untuk mengetahui peran panjang vertebra dan indeks massa tubuh sebagai prediktor kejadian hipotensi pasca anestesi spinal pada SC.Subjek dan Metode: Penelitian observasional prospektif dengan desain cross sectional pada 72 ibu hamil status fisik ASA 1 dan 2 yang akan dilakukan SC dengan anestesi spinal. Hipotensi didefinisikan sebagai penurunan tekanan darah sistolik >20% dari pengukuran awal setelah dilakukan anestesi spinal sampai menit ke 20.Hasil: Panjang vertebra tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p=0,076), sedangkan indeks massa tubuh menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p=0,0001).

Page 1 of 1 | Total Record : 7