cover
Contact Name
Gladies Imanda Utami Rangkuty, S.T., M.Arch
Contact Email
gladies@uib.ac.id
Phone
+6282135717011
Journal Mail Official
gladiesimanda@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gajah Mada, Baloi – Sei Ladi, Batam 29442
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
Journal of Architectural Design and Development (JAD)
ISSN : -     EISSN : 27458784     DOI : http://dx.doi.org/10.37253/jad.v1i1
Core Subject : Engineering,
Journal of Architectural Design and Development (JAD) adalah kumpulan terbitan berkala 2 kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Journal of Architectural Design and Development (JAD) merupakan hasil penelitian yang memuat artikel ilmiah di bidang desain, arsitektur dan pengembangan wilayah, maupun kajian ilmiah dan konseptual paper yang memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan dan implementasi praktis khususnya di bidang desain, arsitektur dan pengembangan wilayah. Journal of Architectural Design and Development (JAD) sebagai wadah publikasi bagi pemerhati di bidang arsitektur yang menghasilkan artikel – artikel ilmiah dalam menggali dan mengembangkan bidang keilmuan serta dapat memberikan pelayanan maupun informasi di bidang arsitektur secara luas dengan dasar – dasar data ilmiah. Journal of Architectural Design and Development (JAD) merupakan penelitian bidang arsitektur secara luas yang memiliki fokus pembahasan dari aspek: [1] Heritage Architecture and Conservation [2] Urban Design [3] Urban Landscape Design [4] Architecture Planning [5] Architecture Building
Articles 58 Documents
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN KONSEP ECO-CULTURE DI KAWASAN KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA Fadilla Rahcmadani Muhammad; Shendi Anugrah Oktariyanto; Fetty Jihan Maharani; Rian Adetiya Pratiwi
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7648

Abstract

Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang berlokasi di Lampung Selatan merupakan salah satu perguruan tinggi negeri baru di Provinsi Lampung. Saat ini ITERA memiliki 40 program studi yang terbagi atas 3 penjurusan berdasarkan bidang keprofesian dengan total mahasiswa mencapai 15.164 jiwa di semester gasal tahun 2022. ITERA memiliki fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran di dalam kawasan kampus serta area ruang terbuka di sebagian besar area kampus. Tujuan perencanaan ini adalah menghasilkan sebuah perencanaan lanskap untuk pemanfaatan kebutuhan ruang yang saat ini belum terbangun dengan acuan masterplan ITERA 2020-2027. Proses perencanaan meliputi persiapan pengumpulan data, analisis dan sintesis, konsep, rancangan masterplan, dan visualisasi. Analisis tapak menggunakan pendekatan ekologi dan budaya terhadap komponen fisik dan biofisik dengan mempertahankan elemen edukasi di dalamnya. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi konsep utama perencanaan ini dengan daya tarik eco-culture berdasarkan keberagaman status sosial dan budaya civitas akademika ITERA. Perencanaan RTH dibalut dengan konsep kebudayaan memberikan peluang baru dalam mempromosikan keragaman budaya Sumatera kepada masyarakat luas dan menambah minat mahasiswa dalam mengenal dan berinteraksi terhadap keragaman tersebut. Dalam studi ini, analisis kebutuhan ruang pada tapak menjadi faktor penting yang mempengaruhi penyusunan dan pengembangan rencana tapak.
KONSEP PERANCANGAN TUGU INTERMODA SEBAGAI LANDMARK DALAM FENOMENA ICONISASI Muhammad Abdul Jabar Irawan; Refranisa Refranisa
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7616

Abstract

Kawasan Intermoda merupakan kawasan baru yang masih belum sepenuhnya berkembang, sehingga belum maksimalnya sebuah citra kota pada kawasan tersebut, yang nantinya dapat berakibat pada identitas kawasan yang akan memudar dan kemudian hilang. Oleh karena itu diperlukannya pendekatan melalui landmark building atau ikonisasi (iconisation), dimana fungsi ini dapat menciptakan identitas dari dalam kota itu sendiri, hal tersebut dapat dilakukan dengan citra mental atau gambaran dari masyarakat dikota maupun diluar kota tersebut yang dapat diambil dari makna sejarah, budaya, latar belakang, ciri khas, dll. dari suatu kota atau Kawasan Intermoda tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui proses dari perancangan sebuah icon/landmark (tugu Intermoda). Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yang menggambarkan kondisi secara realistik melalui observasi dan studi dokumenter yang dibantu dengan teknik walk through analysis. Hasil penelitian ini merumuskan sebuah arahan perencanaan dan perancangan desain yang berdasarkan kawasan yang terintegrasi dalam sistem TOD (Transit Oriented Development), sehingga menjadi konsep utama dalam perencanaan dan perancangan landmark.
KAJIAN TIPOLOGI RUMAH ETNIS CHINA DI PECINAN PARAKAN Ahmad Azis Mulyantoro; Faiz Al Farisi; Andiani Imantaka; Ari Widyati Purwantiasning
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7377

Abstract

Parakan adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung dan berada di Provinsi Jawa Tengah. Di Parakan terdapat kawasan pecinan, dimana pada kawasan ini terdapat beberapa jenis rumah dengan gaya arsitektur China dan tipologi rumah etnis China yang berbeda satu dengan yang lain. Berdasarkan teori yang didapat, beberapa rumah etnis China di Pecinan Parakan ini juga berbeda dengan teori yang ada, contohnya adalah ada salah satu rumah etnis China yang tidak memiliki courtyard. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipologi rumah etnis China di Pecinan Parakan, lalu penelitian ini akan membahas lebih lengkap tentang tipologi rumah etnis China di Pecinan Parakan, menggunakan metode deskriptif kualitatif.
TIPOLOGI ARSITEKTUR FASAD ART DECO PADA BANGUNAN-BANGUNAN DI YOGYAKARTA Labdo Pranowo; Sudaryono Sudaryono; Ikaputra Ikaputra
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7639

Abstract

Art Deco adalah salah satu gaya arsitektur penting yang hadir pada era arsitektur kolonial di Indonesia. Masuk ke Indonesia melalui karya-karya arsitek Belanda yang berpraktek profesional di akhir masa penjajahan Belanda. Sebagai bagian dari gaya yang berkembang di era tahun 20-an, gaya ini berkembang populer di Indonesia dan menjadi salah satu puncak penting dari era arsitektur kolonal. Jejak-jejaknya pada banyak bangunan di kota-kota di Indonesia menunjukkan sangat luasnya gaya ini diterapkan. Kawasan lama dan area komersial di pusat kota menyimpan banyak bangunan dengan gaya ini, yang terekspresikan secara gamblang atau samar-samar melalui cuilan elemennya. Hal ini mengisyaratkan adanya kekayaan keragaman tampilan dalam gaya bangunan art deco di Indonesia, termasuk Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan terhadap 44 bangunan yang tersebar di seputar kota Yogyakarta. Pengamatan dan analisis dibatasi pada fasad dan elemen visual pada fasad bangunan. Batasan ini dipilih dengan mempertimbangkan banyaknya obyek penelitian yang akan diamati dan beragamnya kadar/intensitas gaya pada bangunan. Diharapkan penelitian ini dapat menjawab pertanyaan; bagaimana tipologi dan karakteristik arsitektur fasad art deco pada bangunan-bangunan yang ada di Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 tipe arsitektur fasad art deco, yaitu 1) tipe fasad utuh, 2) tipe fasad atas, dan 3) tipe fasad bawah. Ketiga tipe tersebut dibedakan berdasarkan perletakan bentuk dan elemen art deco pada fasad bangunan. Fasad art deco menunjukkan adanya karakter simetris dan asimetris, yang dipilih dan dikuatkan dengan permainan puncak, yang dapat berwujud bentuk menara, bentuk bidang tinggi pada susunan berundak dan perletakan elemen ikonik, yang berupa ornamen atau bentuk tertentu pada fasad datar.
Kajian Heritage Trail Di Parakan Satrio Aji Nugroho Prasetya; Sari Hibatunnisa Fadhilah; Halim Saputra; Ari Widyati Purwantiasning
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7384

Abstract

Indonesia adalah tempat sangat strategis yang dahulu menjadi jalur perdagangan internasional, hal ini menyebabkan pada titik-titik tertentu terdapat peninggalan sejarah dan kebudayaan yang kemudian menjadi warisan sejarah dan budaya di Indonesia. Begitupun pada Parakan, Parakan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Barat. Parakan juga memiliki sejarah dan kebudayaan, dengan demikian perlu pengelolaan heritage trail untuk menarik wisatawan mempelajari sejarah dan budaya Parakan selain warga setempat. Penelitian ini menggunakan teori “Guidelines For Heritage Trails”, dengan tujuan penelitian adalah untuk melestarikan sejarah dan budaya Parakan dan mengkaji heritage trail yang sudah ada di Parakan menggunakan teori “Guidelines For Heritage Trails”.
CULTURAL LANDSCAPE AS OUTSTANDING UNIVERSAL VALUE: SAWAHLUNTO CASE STUDY Amanda Rosetia; Rika Cheris
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7642

Abstract

Cultural landscape not only suggesting the agents that evolve within them, but also the transport of ubiquitous entity that changing around the agents themselves. More than that, cultural landscape has a core capability to revoke an abandoned story of an area. Sawahlunto city with its definite historical evolution as an mining city, has been nominated as an UNESCO World Heritage List in 2019. Notwithstanding, its criterion are listed as a property that seen to be tangible element. The value of this historic district are more than just rustic steel and concrete. The aim of this paper is to extend the explanation that cultural landscape element of Sawahlunto city has the capability to be carried as an outstanding universal value. Using UNESCO 2011 key element on defining OUV criteria, this paper will discuss the purport and concept of cultural landscape values of the city. A review of antecedents of cultural landscape definition will also be made. Through this, a discussion will be provoked to bring out more thoughts on considering intangible element into a heritage area development as one of the sustainable approaches for tourism destination.
KAJIAN KENYAMANAN TERMAL PADA PASAR BABELAN BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA Andiani Imantaka; Anggana Fitri Satwikasari
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7419

Abstract

Menurut Peraturan Presiden No. 112 tahun 2007, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan pihak swasta yang tempat usahanya berupa kios, toko, tenda, dan los yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi, swadaya masyarakat yang proses jual belinya dilakukan lewat proses tawar menawar. Karena adanya kegiatan jual dan beli tentunya banyak pengguna bangunan pada bangunan ini, hal ini akan mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan pasar tradisional. Pada penelitian ini kenyamanan termal diukur berdasarkan persepsi pengguna bangunan yaitu pedagang dan pembeli. Variabel pada penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan yaitu parameter suhu udara, radiasi matahari, kecepatan udara dan kelembaban udara berdasarkan persepsi pengguna. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan pengambilan data yaitu menyebarkan kuesioner, wawancara dan observasi pada bangunan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kenyamanan termal pada bangunan Pasar Babelan sebagai studi kasus berdasarkan persepsi pengguna bangunan.
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KARAKTERISTIK HUNIAN PADA PERMUKIMAN KAMPUNG TUA NONGSA Hendro Murtiono; I Gusti Ngurah Anom Gunawan; Stivani Ayuning Suwarlan; Nabila Dea Alifia; Venita Christine; Angelina Tan; Jonaldo Effendy; Adi Yonathan
Journal of Architectural Design and Development (JAD) Vol 4 No 1 (2023): JAD
Publisher : Program Sarjana Arsitektur Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/jad.v4i1.7914

Abstract

Selain berperan dalam bidang mata pencaharian, kawasan pesisir mempunyai pola permukiman tersendiri dalam mendirikan hunian sesuai dengan karakteristik lingkungannya. Pengembangan pada wilayah Kampung Tua Nongsa mempengaruhi perubahan karakteristik pada permukiman dan bentuk hunian. Analisis ini diambil berdasarkan data yang ada di permukiman tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif grounded theory melalui pendekatan observasi, wawancara dengan informan terpilih dan field note untuk menghasilkan sebuah teori induktif tentang segala sesuatu yang terkait dengan transformasi hunian pada pemukiman penduduk pesisir di Kampung Tua Nongsa. Hasil dari analisis ditemukan bahwa faktor yang membawa pengaruh paling signifikan berasal dari perkembangan teknologi, pengembangan hunian dan ekonomi, serta kondisi alam. Faktor alam dapat menjadi klimaks dan antiklimaks dari proses transformasi rumah panggung di Kampung Tua Nongsa. Pengembangan hunian dan kondisi ekonomi juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam mengurangi urgensi pembangunan rumah adat melayu. Setelah melalui intervensi dari faktor sosial, ekonomi, budaya dan alam, didapatkan premis bahwa perkembangan teknologi dan gaya hiduplah yang menjadi patokan masyarakat dalam mengubah bentuk huniannya.