cover
Contact Name
Theodorus Miraji
Contact Email
jojo.luvjesus@gmail.com
Phone
+6282134184629
Journal Mail Official
jurnalberea@gmail.com
Editorial Address
Jalan Cemara No.72 Salatiga
Location
Kota salatiga,
Jawa tengah
INDONESIA
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta
ISSN : 27164322     EISSN : 27162834     DOI : https://doi.org/10.37731/log.v2i1.47
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta adalah jurnal nasional yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Berea dan berfokus pada isu-isu kebaruan Teologi Pentakosta. Sebagai wadah publikasi, LOGIA menerima hasil penelitian ilmiah para akademisi dan praktisi. Semua artikel yang masuk akan di-review oleh reviewer yang ahli di bidangnya dengan menerapkan proses double blind review. Jurnal yang terbit 2 kali setahun ini (Juni dan Desember) memiliki scope: Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktika Pendidikan Kristen yang semuanya memiliki ciri khas Pentakosta
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 48 Documents
Perintisan Gereja Menggunakan Penginjilan Dengan Metode Pendekatan Budaya di Daerah Bali Josef Christianto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 3, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v3i2.74

Abstract

Pulau Bali adalah salah satu ikon dari bangsa Indonesia. Bali adalah destinasi wisata yang begitu terkenal bahkan sudah mendunia, namun mayoritas dari penduduk Bali masih beragama Hindu. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang kelak dapat digunakan untuk melakukan penginjilan di Pulau Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode tinjauan pustaka. Penulis mengumpulkan data-data dari jurnal-jurnal ilmiah yang tersedia dan kemudian dihubungkan dengan pokok permasalahan yang sedang diteliti. Metode perintisan gereja yang paling efektif dan tepat untuk digunakan di Pulau Bali adalah dengan melakukan penginjilan dengan pendekatan budaya karena Bali terkenal dengan budayanya yang masih sangat kental sehingga para penginjil yang akan memberitakan kabar baik di Bali, perlu memanfaatkan hal ini sebagai jalan masuk dari Injil itu sendiri
Perempuan dalam Gereja Pentakosta Tabernakel dan Gereja Katolik: Boleh Kah Ditahbiskan Menjadi Pendeta atau Pastor ? Laurensius Dihe - Sanga; Talizaro - Tafonao; Septerianus - Waruwu
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 3, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v3i2.73

Abstract

Every Christian Church has various reasons why women are not ordained as priests or pastors. Of the many churches, the author focuses attention on the Tabernacle Pentecostal church and the Catholic Church. The purpose of writing this article is to offer a new perspective to the Church that does not ordain women to become pastors or become priests. The author would like to invite to reflect that by not ordaining women to become priests or priests, will there not be a stunting of women's roles? The method used in this writing is literary narrative. The author tries to dig from the literature of books, journals and theses as well as interviewing several religious leaders about why women should not be ordained as priests or priests. However, the author wants to highlight aspects of Feminism Theology and the biblical basis as a frame of reference to convince readers that women are also the image of God. Thus, in essence, women have the same dignity in the eyes of God as people who have gifts.
Teologi Penginjilan Dan Kepemimpinan Seorang Gembala Sidang Yulian Anouw
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 3, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v3i2.75

Abstract

Abstrak Penginjilan adalah suatu hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus dari gereja. Gereja perlu menyelesaikan tugas yang belum terselesaikan yaitu, Amanat Agung Tuhan Yesus. Gembala Sidang sebagai pemimpin gereja memegang peranan sangat strategis dalam melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus. Yesus mempersamakan orang banyak di bumi ini sebagai ladang penuaian yang masak. Ia ingin melihat mereka diselamatkan sebelum terlambat! Ia menyuruh pengikut-pengikut-Nya untuk "mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" dan kemudian Ia memberi perintah, "Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu" (Lukas 10:2,3).Sekarang ini Yesus memanggil pengikut-pengikut-Nya untuk pergi ladang ladang yang penuh manusia untuk mengumpulkan tuaian jiwa. Gembala Sidang sebagai pemimpin gereja memegang peranan sangat strategis dalam melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus.  
Pandemi Covid-19 dan Spiritualitas Pentakosta Endah Christina; Vivi Veronica Harianja
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 3, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v3i2.77

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh pandemi Covid-19 terhadap spiritualitas Pentakosta para pendeta.  Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan semua sendi kehidupan manusia di dunia ini, termasuk sendi keagamaan.  Selain perkumpulan peribadatan tidak dapat dilangsungkan, secara spiritual, terjadi goncangan yang signifikan yang diakibatkan kelemahan ekonomi.  Iman dan pengharapan tidak lagi ditujukan kepada Sang Pemilik Kehidupan.  Namun, beberapa orang mencari jalan pintas dengan merampok, mencuri dan menipu.  Ada pula yang bunuh diri karena tidak mampu memahami dan mengatasi situasi wabah ini.  Apakah situasi serupa ini juga terjadi di antara para pendeta Wilayah V Pematang Siantar.  Melalui ancangan penelitian kualitatif lapangan dengan rancangan studi kasus dan metode wawancara sebagai tehnik pengumpulan datanya, penelitian ini membuktikan bahwa pandemi Covid-19 justru menyebabkan spiritualitas Pentakosta semakin meningkat.  Untuk mendukung argumentasi ini, maka artikel ini disusun: pertama, pandemi Covid-19 dan dampaknya di berbagai bidang termasuk keagamaan.  Kedua, karakteristik spiritualitas Pentakosta.  Ketiga, pengaruh pandemi terhadap spiritualitas Pentakosta.
Pengajaran Tuhan Yesus Tentang Konsep Kekayaan Dalam Injil Lukas Deky Nofa Aliyanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 3, No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v3i2.81

Abstract

Hidup dalam kekayaan menjadi harapan semua orang termasuk orang Kristen, terlebih dalam era globalisasi. Namun demikian Tuhan Yesus dalam kitab Injil sepertinya menentang perspektif demikian misalkan dalam kisah orang kaya yang bodoh (Lukas 12: 13-20). Kepemilikan kekayaan dianggap sebagai kebodohan oleh-Nya. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pengajaran Tuhan Yesus tentang konsep kekayaan dalam Injil Lukas sehingga melaluinya para pembaca khususnya orang Kristen memiliki pemahaman yang komprehensif.Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif.  Sumber data didapatkan dari studi Alkitab dan literatur yang terdiri dari buku-buku, internet, artikel, serta data tertulis lain yang berkaitan dengan penelitian ini.  Secara spesifik penelitian ini akan menerapkan metode Teologi Biblika mencakup pendekatan hermeneutik untuk pengkajian Alkitab dengan tujuan memahami makna teks  yang dalam penelitian ini difokuskan dengan pengajaran Tuhan Yesus tentang konsep kekayaan dalam Injil Lukas. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengajaran Tuhan Yesus tentang konsep kekayaan dalam Injil Lukas mencakup: Pertama, adanya konsep kekayaan jasmani dan rohani. Kekayaan jasmani berarti memiliki harta benda, sedangkan kekayaan rohani berarti memiliki kehidupan dan tinggal dalam kerajaan Allah yaitu jaminan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Kedua, karakteristik konsep kekayaan jasmani dan rohani. Kekayaan jasmani yang berarti memiliki harta benda bersifat netral artinya tidak jahat dan tidak baik tergantung di tangan siapa dan digunakan untuk apa? Sedangkan menurut Yesus Kristus kekayaan Rohani bersifat mutlak diperlukan oleh semua orang. Kata kunci: Pengajaran Yesus, Konsep Kekayaan, Injil Lukas.
Teologi Paulus Tentang Penuh Dengan Roh Kudus Menurut Efesus 5:18 Mardahai Siburian
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i1.86

Abstract

Istilah penuh dengan Roh Kudus adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi dalam kekristenan, khususnya dalam kalangan Pentakosta-Kharismatik. Berdasarkan Efesus 5:18, istilah penuh dengan Roh Kudus ini telah menimbulkan beberapa pengertian di kalangan gereja. Ada yang mengatakan bahwa seseorang yang penuh dengan Roh Kudus adalah apabila seseorang itu dapat berbahasa roh. Pendapat ini mengatakan bahwa berbahasa roh adalah satu-satunya tanda seseorang dipenuhi dengan Roh Kudus. Pendapat lain berkata bahwa seseorang yang penuh dengan Roh Kudus tidak harus ditandai dengan berbahasa roh, dan bahasa roh bukan satu-satunya tanda seseorang yang dipenuhi dengan Roh Kudus. Artikel ini merupakan penelitian literatur dengan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode eksposisi dalam Efesus 5:18. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan konsep atau teologi rasul Paulus tentang arti atau makna penuh dengan Roh Kudus berdasarkan Efesus 5:18. Dengan demikian gereja memiliki pemahaman yang benar apa arti dan makna sebenarnya dari penuh dengan Roh Kudus.
Manajemen Kepemimpinan Kristen dalam Menggerakkan Misi Jemaat Lokal di GPdI Gloria Tanjung Mulia Sudiarjo Purba; Lambot Naibaho; Bernadetha Nadeak
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i1.104

Abstract

Pemimpin adalah posisi sentral dalam organisasi. Pemimpin yang mampu memanejemen kepemimpinannya akan mampu menggerakkan organisai yang dipimpin mencapai tujuan dan program kerja organisasinya. Misi dalam perintisan dan pendirian rumah ibadah GPdI Efata Desa Muara Bahar Kecamatan Bayung Lencir menarik untuk diteliti karena memiliki proses pendirian yang begitu dinamis dan mulai dari perintisan sampai pelantikan gembala sidang walaupun sebagian besar dari kegiatan perintisan dan pendirian gereja tersebut terdampak pandemi covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan tentang bagaimana manajemen kepemimpinan kristen yang berhubungan dengan misi gereja lokal dalam perintisan dan pendirian rumah ibadah dengan proses yang tidak mudah karena adanya pergumulan yang bersifat internal dan eksternal. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif penelitian ini dilaksanakan secara riil berdasarkan fakta di lapangan (field research) yang kemudian menemukan tiga temuan penting terkait manajemen kepemimpinan dalam menggerakkan misi jemaat lokal. Pertama, kemampuan pemimpin untuk mengambil keputusan dan arahan sangat diperlukan. Kedua, pemimpin melibatkan diri persoalan sebagai bentuk aksi dan kontrol. Ketiga, kemampuan pemimpin dalam menggerakkan kerelaan dan kerjasama yang baik menghasilkan percepatan misi ditinjau dari segi waktu dan materi.
Menyoal Polemik dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 sebagai Refleksi Kritis-Pneumatologis di Indonesia Angga Putra Manggala Sunjaya
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i1.90

Abstract

Artikel ini mengkritik bentuk penolakan terhadap vaksinasi Covid-19 melalui sudut bidik Pneumatologis. Dengan melakukan analisis dan komparasi antara karakteristik suara Roh dan karakteristik vaksinasi Covid-19, artikel ini memiliki argumentasi bahwa keduanya memiliki kemiripan-kemiripan karakter yang tidak bertentangan. Kemiripan-kemiripan tersebut, antara lain sama-sama bersifat preservasional, multi-relasional, dan eskatologikal. Upaya ini hendak menandaskan bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tidak perlu ditolak, melainkan justru perlu diapresiasi, karena mengupayakan pemeliharaan akan kehidupan dan menumbuhkan pengharapan. Studi ini juga diharapkan dapat berkontribusi sebagai jembatan penghubung yang baik antara studi teologi dan ilmu pengetahuan, secara khusus medis.Kata-kata kunci: vaksinasi Covid-19, pneumatologis, preservasional, multi-relasional, eskatologikal
Misi Gereja Sebagai Pembawa Damai dalam Konteks Indonesia ditinjau dari Lukas 12:51 Hery Susanto; Theodorus Miraji
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i1.110

Abstract

Gereja menjadi agen pembawa damai di tengah komunitas masyarakat Indonesia. Konteks keberagaman di Indonesia menjadikan bahwa gereja tidak semudah itu untuk dapat menyampaikan Kabar Baik karena ada resiko kecurigaan dan’kristenisasi’. Lukas 12:51 menjadi acuan dalam pembahasan artikel ini bahwa kedatangan Yesus tidak datang membawa damai melainkan pertentangan. Hal itu terjadi karena pemahaman mereka tentang damai Allah dipandang dari sisi kepentingan manusia saja. Dalam konteks Indonesia, perbedaan harus dijembatani dengan sikap toleran dan saling menghargai satu sama lain. Gereja perlu mengambil tugas misi ini sebagai sebuah tanggung jawab mulia yang diberikan oleh Tuhan agar damai dari Tuhan itu dapat terwujud di dalam hidup seluruh umat di Indonesia.Kata-kata kunci: misi, damai, pertentangan
Perspektif Iman Kristen Terhadap Perilaku Berpakaian Remaja Citayam Di Fashion Week Dukuh Atas Hernita Napitu; Yanto Paulus Hermanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 4, No 1 (2022): Desember 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v4i1.91

Abstract

The desire for existence is a behavior that is often done by teenagers, this study explores how to dress teenagers at Citayam fashion week in Dukuh Atas according to the fashion trends that are currently trending. The behavior of Citayam teenagers in “fashion week” activities in Dukuh Atas caused a lot of negative views from the community, government and religious leaders. Inappropriate behavior of teenagers in dressing, everywhere men wear women's clothes while swaying, littering, gatherings for too long and other problems. This study uses a literature study approach to find the main picture of the intended research where the results of the study show that teenagers in Dukuh Atas fashion week need proper education from their parents, school, environment and church. The most important role comes from parents as role models. Education in the family will shape the identity of adolescents. These teenagers will be different from other teenagers when they know their identity so that they are seen as good by societyKeyword: Citayam Fashion, Teen Fashion Behavior, Teen Identity Keinginan untuk eksistensi adalah perilaku yang sering di lakukan oleh remaja, penelitian ini menelusuri cara berpakaian fashion week remaja Citayam di Dukuh Atas sesuai mode fashion yang sedang trend belakangan ini. Perilaku remaja Citayam dalam kegiatan “fashion week” di Dukuh Atas menimbulkan banyak pandangan negatif dari masyarakat, pemerintah dan tokoh agama. Perilaku remaja yang kurang pantas dalam berpakaian, dimana-mana laki-laki menggunakan pakaian perempuan sambil berlenggak lenggok, membuang sampah sembarangan, kumpul-kumpul terlalu lama dan masalah lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka untuk menemukan gambaran pokok penelitian yang di maksud dimana hasil penelitian menunjukkan remaja-remaja di fashion week Dukuh Atas memerlukan pendidikan yang tepat dari orangtua, sekolah, lingkungan dan gereja. Peranan paling penting berasal dari orangtua sebagai teladan. Pendidikan dalam keluarga akan membentuk jati diri remaja. Remaja-remaja itu akan berbeda dengan remaja lainnya ketika mereka mengetahui jati dirinya sehingga dipandang baik oleh masyarakat. Kata Kunci: Fashion Citayam, Perilaku Fashion Remaja, Jati diri Remaja