cover
Contact Name
Theodorus Miraji
Contact Email
jojo.luvjesus@gmail.com
Phone
+6282134184629
Journal Mail Official
jurnalberea@gmail.com
Editorial Address
Jalan Cemara No.72 Salatiga
Location
Kota salatiga,
Jawa tengah
INDONESIA
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta
ISSN : 27164322     EISSN : 27162834     DOI : https://doi.org/10.37731/log.v2i1.47
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta adalah jurnal nasional yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Berea dan berfokus pada isu-isu kebaruan Teologi Pentakosta. Sebagai wadah publikasi, LOGIA menerima hasil penelitian ilmiah para akademisi dan praktisi. Semua artikel yang masuk akan di-review oleh reviewer yang ahli di bidangnya dengan menerapkan proses double blind review. Jurnal yang terbit 2 kali setahun ini (Juni dan Desember) memiliki scope: Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktika Pendidikan Kristen yang semuanya memiliki ciri khas Pentakosta
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 48 Documents
Studi Teologis Prinsip Penginjilan Paulus dalam 1 Korintus 9:16 Yonatan Alex Arifianto; Kristien Oktavia; Matius I Totok Dwikoryanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.42

Abstract

Abstract: church that has the wrong mindset towards the principles and concepts of evangelism will experience things that cannot add new soul members to it, because the principles and concepts of mission are very important in church growth. So that the church enters into unhealthy competitive competition by stealing sheep or souls from other churches. The author by using a descriptive qualitative approach to this research can begin with text analysis so as to produce findings, among others: first, the responsibility and obligation of people who believe in God to evangelize. Second, Paul was willing to give up the rights for the sake of the gospel and third There is no reason to boast all for Christ. Because the gospel must be preached like Paul did, there is a solid basis for being in God's mission through the papa Paul built Abstrak: Gereja yang memiliki pola pikir yang salah terhadap prinsip dan konsep penginjilan maka akan mengalami hal yang tidak dapat menambahkan anggota jiwa baru kedalamnya, karena prinsip dan konsep misi sangat penting dalam pertumbuhan gereja. Sehingga gereja masuk dalam kompetisi persaingan yang tidak sehat dengan mencuri domba atau jiwa dari gereja lain. penulis mendeskripsikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dapat dimulai dengan analisa teks sehingga menghasilkan hasil temuan antara lain: pertama, Tanggung jawab dan keharusan orang yang percaya kepada Tuhan untuk Menginjil. Kedua Paulus rela melepaskan hak demi Injil dan ketiga Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi kristus. Sebab injil harus diberitakan seperti yang dilakukan oleh Paulus ada dasar yang kuat untuk berada dalam misinya Tuhan melalui setiap apa yang dibangun Paulus dalam memotivasinya.
Fakta El Gibor Dalam Kisah Gideon dan Pergumulan Kaum Miskin Asia: Suatu Konstruksi Teologi Kontekstual Asia Deky Nofa Aliyanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.23

Abstract

Masalah kemiskinan menjadi pergumulan sebagian besar masyarakat Asia sampai hari sehingga usaha berteologi harus menyentuh realitas itu. Usaha tersebut mungkin dikerjakan karena fakta El Gibore dalam kisah Gideon berkaitan dengan masalah kemiskinan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan bagaimana kontruksi teologi kontekstual Asia berdasarkan fakta El Gibor dalam kisah Gideon dan pergumulan kaum miskin Asia. Penelitian ini menggunakan metode kuwalitatif Teologi Biblika dan Teologi Kontekstual dengan prosedur mencakup: Pertama, mendeskripsikan pergumulan kaum miskin Asia, Kedua, mengeksegesis fakta El Gibor dalam kisah Gideon dalam kaitannya dengan pergumulan kemiskinan, ketiga, mereduksi kedua data tersebut sehingga ditemukan konstruksi teologi kontekstual Asia dan Keempat, menarik kesimpulan. Hasil penelitian mencakup: Adanya perjumpaan kemiskinan Asia dan Israel zaman Gideon dalam dimensi ekonomis, sosiologis, psikologis dan mesinanis. Teisme bagi kaum miskin Asia adalah Allah yang memperjuangkan nasib kaum miskin yang hadir dalam penderitaan. Manusia dari realitas kemiskinan Asia terdiri dari kaum penindas dan tertindas yang keduanya memerlukan anugerah pengampunan Allah. Kata kunci: Kaum miskin Asia, El Gibor, kisah Gideon, Konstruksi.
Bersukacitalah Senantiasa Menurut 1 Tesalonika 5:16 Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya Dalam Menghadapi Krisis Akibat Pandemi Covid-19 Theresia Endang Sulistyawati
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.48

Abstract

Kemunculan wabah covid-19 di seluruh dunia telah menimbulkan banyak permasalahan bagi umat manusia tanpa kecuali. Berbagai persoalan yang muncul akibat dari pandemi covid-19, membuat aktivitas kehidupan manusia menjadi kacau dan berubah drastis. Pemberlakuan pembatasan sosial di segala bidang dirasa sangat mempengaruhi kondisi manusiawi, baik secara jasmani dan rohani. Cepat atau lambat dampak dari pandemi ini mengakibatkan terjadinya krisis di berbagai hal dan tidak diketahui kapan pandemi akan berakhir. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teologi Biblika mencakup pendekatan hermeneutik dengan tujuan memahami permasalahan yang sedang terjadi. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengingatkan orang-orang percaya agar tetap memelihara dan menjaga iman sehingga tetap memiliki sukacita dalam menghadapai krisis. Kesimpulannya bahwa essensi bersukacita di dalam Tuhan mengandung janji yang kekal, berdampak positif bagi kesehatan jasmani dan rohani orang percaya, tetap percaya pada kekuasaan Tuhan tidak akan merusakkan sukacita dalam menghadapi krisis, sebagaimana ajaran dan teladan Paulus bagi orang percaya. Kata kunci: bersukacita, krisis, percaya
Pornografi Ditinjau Dari Perspektif Etika Kristen Toni Irawan
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i2.35

Abstract

Pornografi umumnya merupakan masalah besar dalam masyarakat, khususnya di kalangan banyak orang Kristen dengan berbagai dampak negatif yang diakibatkan. Alkitab pun memandang pornografi sebagai sesuatu yang salah dan tidak baik bagi orang kristen. Artikel ini akan memandang Pornografi dalam sudut etika kristen berdasarkan Alkitab melalui sebuah pendekatan biblikal yang sesuai dengan kaedah yang berlaku. sebagai kesimpulan dari artikel ini adalah Gereja perlu merancang kurikulum terpadu yang relevan tentang seksualitas dan permasalahan-permasalahan yang terkait didalamnya, gereja seharusnya memiliki pelayan konseling yang baik, Gereja juga perlu mencgusahakan suatu komunitas yang salaing mendukung sebagai tubuh Kristus, Gereja harus menjadi komunitas yang mendukung terciptanya masyarakat peduli masalah pornografi Kata kunci : Pornografi, Etika Kristen
Perintah Kelima: Suatu Prinsip yang Menandai Kehidupan Orang Percaya Dorkas Retjelina
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i2.58

Abstract

The purpose of this article is for every believer to understand and carry out the commandments to obey and respect their parents. There are many cases where children disobey their parents and lead to conflicts. They sued their parents to court and someone had the heart to kill their parents. Why is that? Don't they know the timeless principle of honoring parents? Several articles have written about obedience and respect for parents, but the emphasis on obedience and respect for people who are worthy of being called parents and the broader consequences of obedient and respectful behavior is not emphasized. Through qualitative research methods of biblical studies, this paper will explain that the correct understanding of the fifth commandment in Deuteronomy 5 verse 16 is very important teaching. That is why this research focuses on Deuteronomy chapter 5 about the giving of the Ten Words and specifically on verse 16 which talks about honoring parents. To achieve the proof, the first part will describe cases of disobedience of children to parents that lead to conflicts. The second part exegesizes Deuteronomy chapter 5 verse 16. The third part shows the importance of respecting parents.
Pengaruh Keadaan Politik Terhadap Konsep Kerajaan Mesianik Pada Masa Intertestamental Theodorus Miraji
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.47

Abstract

Keadaan politik pada masa Intertestamental tidak dapat dipisahkan dari keadaan politik di Perjanjian lama, dan sangat berpengaruh pada keadaan politik di Perjanjia Baru. Keadaan politik juga membentuk konsep Bangsa Israel tentang Mesias dan kerajaan Mesianik yang sudah dijanjikan oleh para Nabi sebelum akhirnya Tuhan seolah diam pada masa intertestamental. Kondisi politik yang berubah ubah sangat mempengaruhi pemikiran bangsa Israel. Perubahan kekuasaan dari Persia ke Romawi membuat bangsa Israel mengharapkan sosok Mesias seperti Alexander Agung atau raja raja lain. Helenisme yang ada membuat bangsa Israel meyakini bahwa Mesias akan menyatukan Israel yang sudah terpecah. Gerakan Makabe yang sempat meledak, membuat bangsa Israel mengharapkan ada pemulihan harga diri sebagai sebuah bangsa pilihan. Namun konsep kerajaan Mesianik seperti itu ternyata tidak terjadi dan kenyataannya Yesus sang Mesias datang untuk menaklukkan dosa, menyatukan manusia dalam kebenaran, memulihkan hubungan dengan Allah dan membangun kerajaan Allah bagi manusia. Kata Kunci : Keadaan Politik, Kerajaan Mesianik, Intertestamental
Yesus Sebagai Anak Allah Menurut Injil Matius dan Implementasinya Dalam Berapologetika Heri Susanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i1.21

Abstract

Injil Matius memiliki ciri khusus yang menekankan kesinambungan antara nubuat dalam Perjanjian Lama dan penggenapan di dalam Perjanjian Baru. Secara khusus Yesus ditonjolkan dari sisi keberadaan identitas-Nya yang beranekaragam menunjukkan bahwa di dalam diri Yesus terdapat divine sonship (keputra ilahian) yang tak terbantahkan. Atas dasar inilah orang Kristen semestinya berapologet sebagaimana orang-orang di dalam kisah Yesus tersebut mengakui kebenaran itu bukan sebagai sebuah doctrinal tetapi sebuah confession yang diyakini dalam iman yang sungguh kepada Tuhan Yesus. Kata kunci: Anak Allah, divine sonship, apologetika
Netiquette In Cyber Religion: Implementasi Kasih Kepada Allah Dan Kepada Manusia Endah Christina
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i2.59

Abstract

Mengingat dampak yang ditimbulkan oleh konten-konten berbasis agama di cyber space, maka tujuan artikel ini adalah untuk menunjukkan pentingnya netiquette atau etika beinternet oleh para contain creator Kristen dalam praktek cyber religion yang bersumber dari ajaran Tuhan Yesus.  Pempimpin umat bertugas mentransmisi dan mengawal ajaran agama sehingga iman jemaat dibangun dan misi gereja dapat diwujudkan.  Sebagai agama yang misioner, cyber space akan semakin mempercepat dan mempermudahnya.  Sejak awal pandemi, gereja melakukan ibadah online dan ini merupakan momentum bagi banyak pemimpin atau umat Kristen menciptakan ruang-ruang berbasis agama di media elektronik dan media sosial.  Euforia ini sangat baik, namun penggunaan yang kurang memperhatikan etiket pada cyber religion akan mengakibatkan dampak sebaliknya.  Untuk mempersempit penelitian, artikel ini berfokus pada pedoman etika berinternet pada website dan kanal YouTube yang dilakukan contain creator Kristen.  Dalam penelitian sebelumnya, sudah ada yang meneliti tentang dakwah dan cyber space dalam konteks agama Islam, sebuah penelitian terhadap pemanfaatan YouTube sebagai media berkotbah Kristen di masa pandemi, dan sebuah tulisan tentang netiquette secara umum.  Namun dalam konteks agama Kristen, belum ada yang meneliti netiquette dalam cyber religion.  Dengan menggunakan metode penelitian pustaka, paper ini berkesimpulan bahwa netiquette sangat penting bagi para contain maker Kristen yang melakukan praktek cyber religion.  Untuk mendukung argumentasi utama, artikel ini disusun sebagai berikut: bagian pertama, pemahaman  cyber religion.  Kedua, pemanfaatan cyber religion.  Ketiga, etiket dalam cyber religion  Kata kunci: cyber religion, netiquette, etiket berinternet, etika berinternet, cyber faith.
Implementasi peranan suami istri berdasarkan efesus 5:21-33 di kalangan jemaat Pardomuan Marbun
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i2.31

Abstract

Efesus 5:21-33 mengajarkan bahwa pernikahan adalah gambaran hubungan Kristus dengan jemaat. Kristus berperan sebagai Kepala dan Jemaat adalah tubuh. Demikianlah pernikahan, dimana suami berperan sebagai kepala dan istri sebagai tubuh. Namun berbeda dengan fakta di dalam jemaat, dimana masih ada suami maupun istri yang kurang memahami peranannya sehingga menimbulkan masalah di dalam pernikahan. Masalah ini secara khusus terjadi di kalangan Jemaat GSJA Bethesda Ministry Batam. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman jemaat dalam mengimplementasikan peranan suami-istri dalam kehidupan pernikahan. Untuk menemukan tujuan yang dimaksudkan maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian yang didapatkan adalah pertama, pemahaman jemaat mengenai peranan suami istri berdasarkan Efesus 5:21-33 ada pada kategori memahami. Kedua Indikator yang dominan mempengaruhi adalah istri tunduk kepada suami dalam segala hal. Ketiga latar belakang yang dominan mempengaruhi adalah pendidikan terakhir. Kata-kata kunci: Implementasi, Peranan Suami Istri, Efesus
Bahasa Roh dan Spiritualitas Perikoresis dalam Peristiwa Pentakosta: Analisis Reinterpretatif Kisah Para Rasul 2:1-13 Harls Evan R. Siahaan
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i2.60

Abstract

Speaking in tongues has been understood as a sign of the baptism of the Holy Spirit by the Pentecostal churches referring to the narrative of Acts 2:1-13. There is a negative tendency in articulating tongues as a sign of being fulfilled with the Holy Spirit. This is a qualitative study of literature using a descriptive reinterpretative analysis method, which aims to find the essentials in the baptism of the Holy Spirit through rereading the narrative of the Pentecost event. The results of the study found the spirituality of perichoresis in the event followed by the phenomenon of speaking in tongues. In conclusion, speaking in tongues which occurred in the event of Pentecost is a reflection of the spirituality of perichoresis of people being filled with the Holy Spirit.Abstrak Bahasa roh selama ini dipahami sebagai tanda baptisan Roh Kudus oleh kelompok Pentakostal mengacu pada narasi Kisah Para Rasul 2:1-13. Ada tendensi negatif dalam mengartikulasikan bahasa roh sebagai tanda kepenuhan Roh Kudus. Kajian ini merupakan penelitian kualitatif literatur dengan metode deskripsi analisis reinterpretatif, yang bertujuan untuk menemukan hal esensial dalam baptisan Roh Kudus melalui pembacaan ulang narasi peristiwa Pentakosta. Hasil kajian mendapatkan spirtuallitas perikoresis dalam peristiwa yang diikuti fenomena bahasa roh tersebut. Kesimpulannya, bahasa roh dalam peristiwa Pentakosta merupakan refleksi spiritualitas perikoretik dipenuhi Roh Kudus.