cover
Contact Name
Erna Muliana
Contact Email
erna.muliana@unimal.ac.id
Phone
+6282366792658
Journal Mail Official
arsitekno@unimal.ac.id
Editorial Address
Program Studi Arsitektur Universitas Malikussaleh Jalan Samudera Lama/Sultanah Nahrasiyah Lancang Garam Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Arsitekno
ISSN : 2301945X     EISSN : 27767841     DOI : https://doi.org/10.29103/arj.v7i7.1211
Arsitekno is engaged in several scopes, namely: Architecture and Design Urban Design Landscape Architecture History, Theory & Critic Architecture Building Science and Technology Housing and Human Settlement
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno" : 12 Documents clear
Penerapan Arsitektur Metafora Pada Museum Tsunami Aceh Di Banda Aceh Dafrina, Armelia
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1207

Abstract

Peristiwa Gempa dan Gelombang Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 dalam skala besar menjadi momen yang tidak bisa terlupakan. Dan seharusnya dijadikan peringatan untuk melakukan penataan ulang baik dalam masyarakat, maupun lingkungan yang telah terkena dampak tsunami. Oleh karena itu pemerintah telah mengusahakan perubahan untuk pemulihan kembali baik dari segi penataan permukiman dan struktur dan infrastruktur kota Banda Aceh.Penataan Kota yang menggambarkan akan peristiwa tsunami adalah pembangunan Museum Tsunami Aceh yang terdapat di Jalan Sultan Iskandar Muda Banda Aceh. Museum Tsunami Aceh ini adalah suatu tempat yang mempunyai fungsi sebagai ruang pameran berbagai peristiwa tsunami 26 Desember 2004 di Banda Aceh.Museum ini juga sebagai wadah koleksi penyimpanan benda-benda peninggalan tsunami yang mengingatkan kembali memori akan terjadinya tsunam. Pendekatan tema arsitektur pada Museum Tsunami Aceh ini adalah penerapan arsitektur Metafora. Pemilihan Tema Metafora pada Museum Tsunami Aceh ini terkait akan fungsi museum ini sebagai Museum Tsunami Aceh sebagai Rumoh Aceh as Escape Hill. Museum Tsunami Aceh diibaratkan sebagai bukit evakuasi dan penyelamatan.Salah satu gaya bahasa dalam kamus Bahasa Indonesia adalah gaya bahasa Metafora. Yang dapat diartikan sebagai persamaan, perbandingan, dan perumpamaan antara satu benda atau objek dengan benda yang lain. Metafora merupakan majas untuk mengungkapkan secara langsung suatu objek. 
HISTORICAL ANALYSIS OF URBANITY ON THE WATERFRONT Karsono, Bambang
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1244

Abstract

Since the dawn of the civilization, water plays an important role in human life. Water covers 75% of the earth surface and sustains virtually every life form on it. From the early days of human settlement, the banks of themajor rivers such as the Nile, Tigris, Euphrates, Indus and Hwang Ho became the cradle of civilizations. It is here the culture developed and the pattern and morphology of urban settlement became the source of ourknowledge. This paper attempts to overview the main developmental periods of waterfronts around the world. It discusses on the fundamental periods and events which shaped the city water-borne activities and explained how those events influenced the nature of public space on the waterfronts. The port-city that developed since then will be analyzed corresponding to the historical events that are related to the city development. A few cases studies will be shown in order to present a valuable descriptive situation. Corresponding to the above issues, a continuous process that took place in the development of the waterfront will be discussed extensively.
POST OCCUPANCY EVALUATION OF THE TERMINAL CONDONG CATUR YOGYAKARTA Lisa, Nova Purnama
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1245

Abstract

Post Occupancy Evaluation merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalanbangunan/ ruang dengan mengevaluasi kinerja elemen-elemen bangunan/ ruang tersebut. Kegiatan inidilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan/ kegagalan kinerja sebuah lingkungan binaan. Tahap evaluasipasca huni adalah tahap yang sangat perlu untuk melihat kesesuaian antara fas yang ada sekarang denganpola-pola pemanfaatan oleh manusia dan perilakunya. Evaluasi pasca huni adalah suatu proses evaluasifasilitas dengan cara yang sistematik setelah fasilitas tersebut dibangun dan dihuni/ digunakan dalam suatukurun waktu tertentu. Jenis kegiatan dalam evaluasi pasca huni akan tergantung pada interaksi antarkomponen dalam proses evalusi pasca huni:Tolok ukur kinerja Teknikal; Fungsional; Behavioral/ perilaku,Pengguna Individu Kelompok; Organisasi, Setting Ruang; Bangunan; Fasilitas. Evaluasi pasca huni memilikitingkatan kecermatan sesuai kebutuhan penggunanya, yang meliputi: Evaluasi Pasca Huni Indikatif; EvaluasiPasca Huni Investigatif; Evaluasi Pasca Huni Diagnostik. Pada penelitian evaluasi purna huni TerminalCondong Catur di Yogyakarta ini berada pada tingkatan kecermatan sesuai kebutuhan penggunanya yaituevaluasi pasca huni Investigasi. Investigasi dilakukan guna pencapaian triangulasi, dengan melakukanobservasi lapangan/wawancara terhadap pengguna serta kinerja lingkungan binaan sebagai tolak ukurnyadengan mengkomparasikan terhadap standar persyaratan norma Terminal bus kelas C yang di tetapkan.Terminal Condong Catur Yogyakarta merupakan salah satu komponen fungsional utama dari sistemtransportasi yang memerlukan biaya yang besar, sehingga dalam pembangunannya perlu kajian yangmendalam untuk mencapai hasil yang optimal.
AN INVESTIGATION INTO THE PHENOMENON OF GLOSSINESS IN CONTEMPORARY ARCHITECTURE Badruddin, Atthaillah
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1241

Abstract

This paper will investigate the phenomenon of glossiness as a rising trend in contemporary architecture. Also,this paper will argue a significant transition in the surface finishing and socio-technical development hasdirected architecture toward the trend of glossiness. To gain a better understanding toward this particularphenomenon, the exploration within this study will be discussed in two parts. First, we will look at glossiness asmaterial quality and the limitation of perception. This will suggest the glossiness as a result of the interactionbetween the known material qualities, such as transparency, reflectivity and opacity. Next, we will further lookat this particular phenomenon in socio-technical development in the 20th century to understand why theglossiness has present in the contemporary architecture. Consequently, this understanding will bring us to thecomprehension of glossiness as a product of consumerism culture and computer innovation in architecturesurface materiality.
KAJIAN PERTUMBUHAN PERMUKIMAN NELAYAN DESA BLANG GEULUMPANG KABUPATEN ACEH TIMUR (STUDI KASUS: DUSUN PANTAI DESA BLANG GEULUMPANG) Fithri, Cut Azmah
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1223

Abstract

Sebagai Negara kepulauan Indonesia memiliki daerah pantai yang sangat luas. Diperkirakan 60% penduduk Indonesia hidup dan bermukim di daerah pantai. Dari 64.439 desa di Indonesia, terdapat 4.735 desa yang dapat dikategorikan sebagai desa pantai. Bahkan, masyarakat yang bermukim di wilayah kota pantai sudah mencapai sekitar 100 juta orang. Aktifitas ekonomi di daerah pantai dan laut memberikan kontribusi sebesar 24% pada produk domestik bruto. Di daerah pantai terdapat berbagai macam kegiatan, seperti industri, permukiman, tambak, nelayan, perdagangan, transportasi, pelabuhan, dan rekreasi.Permukiman nelayan Desa Blang geulumpang yang berada di muara Krueng Idi telah melangsungkan kehidupannya sejak masa lalu. Diawali dengan kedatangan keturunan Tionghoa, pendudukan tentara Belanda sampai tiba penduduk nelayan pendatang yang menjadi penduduk asli di permukiman nelayan desa BlangGeulumpang. Pola pertumbuhan terbentuk karena dekat dengan perairan, tambatan kapal/perahu, dermaga dan TPI. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pola permukiman nelayan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan permukiman nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan analisa fisik dan non fisik permukiman nelayan Dapat disimpulkan bahwa pola permukiman nelayan Dusun Pantai desa Blang Geulumpang memanjang mengikuti alur jalan desa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu kemudahan dalam menempati dan memiliki lahan, sarana air bersih, sarana listrik, adanya kekerabatan yang erat karena perkawinan dan satu pekerjaan yaitu nelayan, tingkat pendidikan yang lebih baik dan penghasilan yang sudah meningkat. Peningkatan pelabuhan selain untuk jual beli ikan juga dapat menjadi tempat wisata dan penelitian.
PERENCANAAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF DI DESA CUT MAMPLAM Mirsa, Rinaldi
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1229

Abstract

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) merupakan suatu programpenataan lingkungan permukiman yang didasarkan pada partisipatif masyarakat dalam merencanakanlingkungannya ke depan. Perencanaan partisipatif merupakan bagian dari kegiatan PLPBK yang fokus padaproses penyusunan rencana pengembangan lingkungan permukiman, dengan melibatkan partisipasi aktifMasyarakat baik BKM dan Unit-unit Pengelolanya, Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 26Tahun 2007 tentang, Penataan Ruang, maka Rencana Perencanaan Lingkungan Permukiman (RPLP) bisadikatakan merupakan penjabaran atau turunan dari RTRW Kota Lhokseumawe tahun 2013. Hal ini berartiRPLP Desa Cut Mamplam secara hirarkis harus mengacu pada RTRW Kota Lhokseumawe. Tujuan penyusunanRencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Cut Mamplam adalah menyusun Rencana PenataanLingkungan Permukiman yang berwawasan lingkungan untuk menghadapi tantangan perkembangan kota yangsemakin kompleks pada masa mendatang dan dapat menjadi pedoman untuk:1. Pemberian perizinan bangunan.2. Pengaturan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Penerapan Arsitektur Metafora Pada Museum Tsunami Aceh Di Banda Aceh Armelia Dafrina
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1207

Abstract

Peristiwa Gempa dan Gelombang Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 dalam skala besar menjadi momen yang tidak bisa terlupakan. Dan seharusnya dijadikan peringatan untuk melakukan penataan ulang baik dalam masyarakat, maupun lingkungan yang telah terkena dampak tsunami. Oleh karena itu pemerintah telah mengusahakan perubahan untuk pemulihan kembali baik dari segi penataan permukiman dan struktur dan infrastruktur kota Banda Aceh.Penataan Kota yang menggambarkan akan peristiwa tsunami adalah pembangunan Museum Tsunami Aceh yang terdapat di Jalan Sultan Iskandar Muda Banda Aceh. Museum Tsunami Aceh ini adalah suatu tempat yang mempunyai fungsi sebagai ruang pameran berbagai peristiwa tsunami 26 Desember 2004 di Banda Aceh.Museum ini juga sebagai wadah koleksi penyimpanan benda-benda peninggalan tsunami yang mengingatkan kembali memori akan terjadinya tsunam. Pendekatan tema arsitektur pada Museum Tsunami Aceh ini adalah penerapan arsitektur Metafora. Pemilihan Tema Metafora pada Museum Tsunami Aceh ini terkait akan fungsi museum ini sebagai Museum Tsunami Aceh sebagai Rumoh Aceh as Escape Hill. Museum Tsunami Aceh diibaratkan sebagai bukit evakuasi dan penyelamatan.Salah satu gaya bahasa dalam kamus Bahasa Indonesia adalah gaya bahasa Metafora. Yang dapat diartikan sebagai persamaan, perbandingan, dan perumpamaan antara satu benda atau objek dengan benda yang lain. Metafora merupakan majas untuk mengungkapkan secara langsung suatu objek. 
HISTORICAL ANALYSIS OF URBANITY ON THE WATERFRONT Bambang Karsono
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1244

Abstract

Since the dawn of the civilization, water plays an important role in human life. Water covers 75% of the earth surface and sustains virtually every life form on it. From the early days of human settlement, the banks of themajor rivers such as the Nile, Tigris, Euphrates, Indus and Hwang Ho became the cradle of civilizations. It is here the culture developed and the pattern and morphology of urban settlement became the source of ourknowledge. This paper attempts to overview the main developmental periods of waterfronts around the world. It discusses on the fundamental periods and events which shaped the city water-borne activities and explained how those events influenced the nature of public space on the waterfronts. The port-city that developed since then will be analyzed corresponding to the historical events that are related to the city development. A few cases studies will be shown in order to present a valuable descriptive situation. Corresponding to the above issues, a continuous process that took place in the development of the waterfront will be discussed extensively.
POST OCCUPANCY EVALUATION OF THE TERMINAL CONDONG CATUR YOGYAKARTA Nova Purnama Lisa
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1245

Abstract

Post Occupancy Evaluation merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalanbangunan/ ruang dengan mengevaluasi kinerja elemen-elemen bangunan/ ruang tersebut. Kegiatan inidilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan/ kegagalan kinerja sebuah lingkungan binaan. Tahap evaluasipasca huni adalah tahap yang sangat perlu untuk melihat kesesuaian antara fas yang ada sekarang denganpola-pola pemanfaatan oleh manusia dan perilakunya. Evaluasi pasca huni adalah suatu proses evaluasifasilitas dengan cara yang sistematik setelah fasilitas tersebut dibangun dan dihuni/ digunakan dalam suatukurun waktu tertentu. Jenis kegiatan dalam evaluasi pasca huni akan tergantung pada interaksi antarkomponen dalam proses evalusi pasca huni:Tolok ukur kinerja Teknikal; Fungsional; Behavioral/ perilaku,Pengguna Individu Kelompok; Organisasi, Setting Ruang; Bangunan; Fasilitas. Evaluasi pasca huni memilikitingkatan kecermatan sesuai kebutuhan penggunanya, yang meliputi: Evaluasi Pasca Huni Indikatif; EvaluasiPasca Huni Investigatif; Evaluasi Pasca Huni Diagnostik. Pada penelitian evaluasi purna huni TerminalCondong Catur di Yogyakarta ini berada pada tingkatan kecermatan sesuai kebutuhan penggunanya yaituevaluasi pasca huni Investigasi. Investigasi dilakukan guna pencapaian triangulasi, dengan melakukanobservasi lapangan/wawancara terhadap pengguna serta kinerja lingkungan binaan sebagai tolak ukurnyadengan mengkomparasikan terhadap standar persyaratan norma Terminal bus kelas C yang di tetapkan.Terminal Condong Catur Yogyakarta merupakan salah satu komponen fungsional utama dari sistemtransportasi yang memerlukan biaya yang besar, sehingga dalam pembangunannya perlu kajian yangmendalam untuk mencapai hasil yang optimal.
AN INVESTIGATION INTO THE PHENOMENON OF GLOSSINESS IN CONTEMPORARY ARCHITECTURE Atthaillah Badruddin
Arsitekno Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Arsitekno
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/arj.v2i2.1241

Abstract

This paper will investigate the phenomenon of glossiness as a rising trend in contemporary architecture. Also,this paper will argue a significant transition in the surface finishing and socio-technical development hasdirected architecture toward the trend of glossiness. To gain a better understanding toward this particularphenomenon, the exploration within this study will be discussed in two parts. First, we will look at glossiness asmaterial quality and the limitation of perception. This will suggest the glossiness as a result of the interactionbetween the known material qualities, such as transparency, reflectivity and opacity. Next, we will further lookat this particular phenomenon in socio-technical development in the 20th century to understand why theglossiness has present in the contemporary architecture. Consequently, this understanding will bring us to thecomprehension of glossiness as a product of consumerism culture and computer innovation in architecturesurface materiality.

Page 1 of 2 | Total Record : 12