cover
Contact Name
Asef Kurniyawan Hardjana
Contact Email
publikasidiptero@gmail.com
Phone
+62811582318
Journal Mail Official
publikasidiptero@gmail.com
Editorial Address
Jalan A. Wahab Syahrani No.68, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : 24605875     EISSN : 24605883     DOI : https://doi.org/10.20886/jped
Core Subject : Agriculture,
Silvikultur; Jasa Lingkungan (Nilai Hutan); Biometrik Hutan; Pengolahan Hasil Hutan; Keteknikan dan Pemanenan Hutan; Hasil Hutan Bukan Kayu; Perlindungan Hutan; Konservasi Sumberdaya Hutan; Perhutanan Sosial, Ekonomi dan Kebijakan; Ekologi Tumbuhan dan Biomassa Hutan; Mikrobiologi dan Bioteknologi; Hama dan Penyakit Hutan; Anatomi Kayu; Hidrologi dan Konservasi Tanah Hutan; Dendrologi, Fitogeografi dan Arsitektur Pohon; Fisiologi Tumbuhan
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa" : 6 Documents clear
Keanekaragaman Jenis Jamur Ektomikoriza Pada Ekosistem Hutan Dipterokarpa di KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur Karmilasanti Karmilasanti; Rizki Maharani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.57-66

Abstract

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan merupakan miniatur hutan hujan tropis dataran rendah dengan keanekaragaman biodiversitas yang sangat tinggi dan memiliki potensi mikoriza yang tinggi tetapi belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur ektomikoriza dan potensinya, baik yang bersimbiosis mutualismetis dengan inang kelompok jenis Dipterocarpaceae maupun Non Dipterocarpaceae di hutan alam KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah mengidentifikasi karakteristik jamur ektomikoriza yang masih segar di lapangan, pengambilan foto secara langsung dan identifikasi lanjutan menggunakan beberapa literatur bergambar sebagai pembanding. Hasil yang diperoleh adalah jumlah jenis jamur ektomikoriza di KHDTK Labanan ditemukan sebanyak 31 jenis yang terdiri atas 15 marga, sedangkan 13 suku memiliki jumlah jenis yang sama. Suku yang memiliki jumlah jenis paling banyak adalah Russulaceae (7 jenis) dan suku yang memiliki jumlah jenis paling sedikit adalah Hydnaceae, Strophariaceae, Boletaceae, Marasmiaceae, Gomphaceae dan Agaricaceae masing-masing 1 jenis. Ada 22 jenis jamur ektomikoriza (79,22%) bersimbiosis dengan inang kelompok jenis Dipterocarpaceae dan 9 jenis (20,78%) bersimbiosis dengan inang kelompok jenis Non Dipterocarpaceae. 
Pengaruh Komposisi Media dan Perbedaan Populasi Pada Pertumbuhan Cabutan Pasak Bumi Deddy Dwi Nur Cahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.67-72

Abstract

Pasak bumi merupakan salah satu jenis tumbuhan berkhasiat obat dari ekosistem hutan dipterocarpaceae. Pemanfaatan jenis tersebut selama ini dieksploitasi dari hutan alam dengan menggunakan bagian akarnya, sehingga seluruh bagian tanaman akan tercabut dan menyebabkan semakin menurun keberadaannya. Disisi lain, permintaan akar pasak bumi semakin meningkat di pasar domestik maupun manca negara dengan harga yang cukup tinggi.  Diperlukan budidaya untuk memenuhi permintaan yang  semakin meningkat dan menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media dan perbedaan populasi pada pertumbuhan cabutan pasak bumi. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, yaitu media semai [M] dan populasi [P]. Faktor media terdiri dari 4 aras yaitu top soil [M1]; top soil : pasir (1:1) [M2]; top soil : pasir : pupuk kompos (3:3:1) [M3] dan top soil : pupuk kompos (6:1) [M4]. Faktor populasi terdiri dari 2 populasi, yaitu populasi Samboja [P1] dan Taman Nasional Kutai (TNK) [P2]. Masing-masing komposisi media sebanyak 20 tanaman diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jadi bibit antara 91,67-100%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa faktor media dan populasi memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi dan diameter bibit pasak bumi. Penggunaan kompos dengan komposisi media [M3 dan M4] memberikan pertumbuhan terbaik untuk tinggi dan diameter bibit. Populasi Samboja lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi bibit dibanding populasi TNK, namun sebaliknya untuk pertumbuhan diameter bibit.
Kesesuaian Lahan Tanaman Jati; ”Studi Kasus di Arboretum Kwala Bekala, Universitas Sumatera Utara” Rahmawaty Rahmawaty; Nicho Chandra Siregar; Abdul Rauf
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.73-82

Abstract

Tectona grandis (Jati) dikenal sebagai spesies yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dikembangkan sebagai tanaman agroforestri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memetakan kelas kesesuaian lahan untuk Tectona grandis sebagai tanaman agroforestri di  Arboretum Universitas Sumatera Utara (USU) di Kwala Bekala, Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Metode survei dilakukan untuk mengumpulkan sampel tanah di lapangan. Kelas kesesuaian lahan tanaman Jati dianalisis dengan menggunakan metode matching. Metode tersebut mengacu pada referensi dan kriteria yang diadopsi dari Kesesuaian Tanah Tanaman Pertanian oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor-Indonesia. Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan untuk memetakan kelas kesesuaian lahan. Salah satu aplikasi SIG adalah untuk mengevaluasi kesesuaian lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan untuk Tectona grandis adalah cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3) dan tidak sesuai (N) sebagai tanaman agroforestri pada beberapa satuan lahan di Arboretum Kampus USU Kwala Bekala. Untuk kelas tidak sesuai ditemukan pada unit lahan XIV, XV, dan XVI. Ada beberapa faktor pembatas dalam evaluasi kesesuaian lahan di Arboretum USU, yaitu: ketersediaan Oksigen, ketersediaan air, dan bahaya erosi. Bahaya erosi adalah faktor pembatas yang dominan, diikuti oleh ketersediaan air dan ketersediaan Oksigen. Bahaya erosi dapat diatasi dengan membuat teras dan meningkatkan ketersediaan oksigen tanah di Arboretum USU Kwala Bekala.
Kajian Tempat Tumbuh 3 Jenis Meranti Komersil di Sangkima, Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur Nilam Sari; Rizki Maharani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.83-94

Abstract

Dilandasi oleh kebutuhan bahan baku kayu pertukangan yang terus meningkat, maka dilakukan penelitian mengenai kajian tempat tumbuh tiga jenis Meranti komersil, yaitu: Shorea smithiana, Shorea johorensis dan Shorea leprosula. Kajian ini diharapkan dapat menyediakan informasi tentang persyaratan tempat tumbuh ideal bagi jenis-jenis tersebut untuk penanamannya di hutan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis yang menjadi target memiliki INP yang cukup dominan dari jenis lainnya dan tumbuh pada kelas kelerengan yang sesuai dengan habitatnya pada hutan alam. Jenis Shorea smithiana tumbuh tanpa adanya keterkaitan atau saling mempengaruhi dengan jenis lain. Kedua jenis lainnya, Shorea johorensis dan Shorea leprosula hidupnya cenderung merugikan satu dengan lainnya atau mempunyai respon adaptasi yang berbeda dengan lingkungannya sebagai akibat dari kompetisi dalam hal cahaya, nutrisi, ruang tumbuh dan kebutuhan lainnya. Di sisi lain, hasil analisa tanah tempat tumbuh memperlihatkan sifat fisik tanah dan kimia tanah yang cukup baik, serta perubahan iklim mikro rata-rata (suhu udara sedang, kelembaban tinggi dengan intensitas cahaya yang rendah sampai dengan sedang).
Teknik Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea johorensis) di KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur Ngatiman Ngatiman; M. Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.49-56

Abstract

Pengendalian gulma sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengendalian gulma yang terbaik dan jenis-jenis gulma pada tanaman Shorea johorensis. Variabel respon dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi dan diameter per enam bulan dan variabel penduga adalah teknik pengendalian gulma pola lajur (P1), pola lajur + mulsa (P2), pola melingkar setempat (P3), pola melingkar setempat + mulsa (P4) dan kontrol (P0), kelas sinar rumpang dan naung, dan komponen geomorfik lembah, lereng dan punggung. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman S. johorensis semua perlakuan tidak berbeda nyata atau memberikan pengaruh yang sama per enam bulan. Pada tanaman S. johorensis lebar jalur 5 meter lebih baik daripada lebar 3 meter. Tanaman S. johorensis pada rumpang dan naung tidak berbeda nyata dan komponen geomorfik tidak berbeda nyata. Pada tanaman S. johorensis jenis gulmanya terdapat 85 jenis gulma. Jenis gulma yang merugikan pada tanaman S. johorensis adalah A. trinervis, Aristolochia tagala, Cryptocarya crassinervia, Limacia ceracifera, Lygodium circinnatum, Merremia umbellata, Mikania micrantha dan Millettia spendidissima.
Quo Vadis Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Kebijakan Publik di Sektor Kehutanan: Kasus Program Perhutanan Sosial di Indonesia NFN Desmiwati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.95-110

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengarusutamaan gender (PUG) diterapkan dalam kebijakan publik di sektor kehutanan dengan mengambil kasus program perhutanan sosial. Hasil riset menunjukkan, PUG dalam program perhutanan sosial belum terwujud meskipun telah ada aturan dan panduan untuk merumuskan evaluasi program responsif gender, data terpilah, struktur kelompok kerja dan pelatihan, namun output pengarusutamaanya tidak tampak. Faktor yang menyebabkannya adalah: (1) tak memadainya pemahaman terhadap konsep PUG  itu sendiri; (2) kebuntuan  kelompok kerja untuk memobilisasi dan mengelola pengetahuan atas PUG ke dalam jaringan yang efektif; (3) tak tersedianya data terpilah dan sistem monitoring dan evaluasi sebagai basis untuk melihat ketidakadilan gender di sektor kehutanan. Pemangku kepentingan dalam perumusan kebijakan harus mengevaluasi relevansi PUG dalam perencanaan pembangunan serta memutuskan apakah meninggalkan pendekatan PUG atau memperbaiki dan merevitalisasi pendekatan ini dengan menggeser lokus kajiannya dari pelembagaan gender menjadi penguatan lembagaan perumus kebijakan itu sendiri.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue