cover
Contact Name
Asef Kurniyawan Hardjana
Contact Email
publikasidiptero@gmail.com
Phone
+62811582318
Journal Mail Official
publikasidiptero@gmail.com
Editorial Address
Jalan A. Wahab Syahrani No.68, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : 24605875     EISSN : 24605883     DOI : https://doi.org/10.20886/jped
Core Subject : Agriculture,
Silvikultur; Jasa Lingkungan (Nilai Hutan); Biometrik Hutan; Pengolahan Hasil Hutan; Keteknikan dan Pemanenan Hutan; Hasil Hutan Bukan Kayu; Perlindungan Hutan; Konservasi Sumberdaya Hutan; Perhutanan Sosial, Ekonomi dan Kebijakan; Ekologi Tumbuhan dan Biomassa Hutan; Mikrobiologi dan Bioteknologi; Hama dan Penyakit Hutan; Anatomi Kayu; Hidrologi dan Konservasi Tanah Hutan; Dendrologi, Fitogeografi dan Arsitektur Pohon; Fisiologi Tumbuhan
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 173 Documents
Potensi Tengkawang di Kebun Masyarakat Dusun Tem’bak, Sintang, Kalimantan Barat Supartini Supartini; Muhammad Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2015.1.1.7-14

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tengkawang di kebun masyarakat sehingga pengelolaan tengkawang dapat dilakukan secara lestari. Pengukuran potensi tengkawang dilakukan dengan pembuatan plot seluas 2,16 ha atau 54 plot pada 3 topografi yaitu di lembah 27 plot, lereng 14 plot dan bukit 13 plot di Dusun Tem’bak, Desa Gurung Mali, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tengkawang yang terdapat di kebun masyarakat berjumlah 93 pohon atau memiliki kerapatan 43,06 pohon/ha dan jenis yang ditemukan yaitu Shorea macrophylla, S. stenoptera dan S. beccariana. Rataan potensi luas bidang dasar dan volume kayu ketiga jenis tengkawang yaitu 0,29 m2 dan 2,67 m3. Pohon tengkawang di lembah memiliki luas bidang dasar dan volume kayu yang lebih besar dibandingkan dengan pohon tengkawang di lereng dan bukit. Potensi S. stenoptera dari luas bidang dasar berbeda nyata dengan S. macrophylla dan S. beccariana, sedangkan potensi volume kayu ketiga jenis ini tidak berbeda nyata. Kelima kelas diameter tegakan tengkawang memiliki luas bidang dasar dan volume kayu yang berbeda nyata. S. macrophylla ditemukan di lembah, lereng dan bukit. S. stenoptera terdapat di lembah dan lereng. S. beccariana ditemukan hanya di bukit. Potensi tegakan tengkawang di kebun masyarakat masih tinggi untuk dikelola secara lestari.
PENGARUH DOSIS INOKULAN ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN CABUTAN Shorea macrophylla ASAL PT. GUNUNG GAJAH ABADI KALIMANTAN TIMUR DI PERSEMAIAN Karmilasanti Karmilasanti; Andrian Fernandes
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.2.111-120

Abstract

Shorea macrophylla adalah jenis Dipterocarpaceae yang tidak berbuah setiap tahun, sehingga pengambilan cabutan menjadi salah satu alternatif untuk kelangsungan pengembangbiakan jenis tersebut. Untuk memperoleh bibit yang berkualitas menurut SNI 01-5006.1-2006 maka hasil cabutan anakan alam tersebut akarnya harus bermikoriza. Untuk itu dilakukan penelitian menularkan mikoriza pada semai di persemaian dengan menambahkan perlakuan inokulan alami yang berasal dari tanah di bawah tegakan S. macrophylla sebagai campuran media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis inokulan alami terhadap pertumbuhan cabutan Shorea macrophylla dari areal IUPHHK-HA PT. Gunung Gajah Abadi di persemaian. Penelitian ini menggunakan 5 macam perlakuan dosis inokulan alami yaitu 0 gr, 5 gr, 10 gr, 15 gr dan 20 gr. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik ragam, dan diuji lanjut LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis 15 gr memberikan pengaruh sangat signifikan pada pertambahan diameter dan tunas baru. Sementara itu, untuk dosis inokulan alami sebesar 20 gr memberikan penambahan jumlah hifa lima kali lipat lebih banyak dibanding dengan kontrol, artinya dosis tersebut menularkan hifa mikoriza lebih banyak pada akar tanaman. 
POTENSI DAN SEBARAN SPESIES POHON PENGHASIL MINYAK KERUING DI HUTAN PENELITIAN LABANAN, KALIMANTAN TIMUR Amiril Saridan; Agus Kholik; Tati Rostiwati
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.1.11-22

Abstract

Hutan Penelitian Labanan memiliki keanekaragaman spesies yang sangat tinggi. Salah satu genus diantaranya adalah Dipterocarpus (keruing) yang memiliki potensi sebagai penghasil minyak keruing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data potensi dan sebaran spesies pohon penghasil minyak keruing. Penelitian ini menggunakan plot berukuran 100 m x 100 m (1 ha) sebanyak tiga plot. Pengamatan dilakukan terhadap semua individu pohon yang berdiameter 10 cm dan ke atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam spesies pohon penghasil minyak keruing dari sembilan spesies keruing yang ditemukan diarea penelitian yaitu Dipterocarpus stellatus ssp. parvus Ashton, D. palembanicus Sloot., D. verrucosus Foxw. ex Sloot., D. confertus Sloot. , D. grandiflorus (Blco) Blco. dan D. cornutus Dyer. Potensi pohon penghasil minyak keruing rata-rata 35 batang/ha dan rata-rata per jalur adalah tujuh batang dengan total volume tegakan keruing secara keseluruhan sebesar 234,09 m3/ha. Secara umum spesies keruing tumbuh pada kelerengan yang sangat curam. Dipterocarpus stellatus ssp. parvus Ashton memiliki kemampuan tumbuh di berbagai kelerengan tersebar di semua areal plot penelitian dan termasuk spesies pohon yang mendominasi areal penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang potensi dan sebaran spesies pohon penghasil minyak keruing yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat di sekitar hutan. 
Analisis Biaya dan Produktivitas Penyaradan Kayu Dengan Traktor Caterpillar D7G di Hutan Alam Tropika Basah PT Inhutani II, Kalimantan Utara Muhdi Muhdi
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2015.1.2.63-68

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui produktivitas dan biaya penyaradan kayu dengan traktor Catterpillar D7G dengan teknik reduced impact logging (RIL) dan konvensional di hutan alam tropika, Kalimantan Utara.  Hasil penelitian menunjukkan produktivitas penyaradan kayu dengan traktor Catterillar D7G dengan teknik konvensional sebesar 21,78 m3/jam dan dengan teknik RIL sebesar 26,79 m3/jam. Biaya penyaradan dengan traktor Catterpillar D7G dengan teknik konvensional dan RIL masing-masing sebesar Rp 10.597,19/m3 dan Rp 8.695,39/m3.
Asosiasi Jenis Ulin (Eusyderoxilon zwageri) Dengan Jenis Pohon Dominan di Kawasan Konservasi Sangkima, Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur Nilam Sari; Rizki Maharani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.1.21-28

Abstract

Ulin (Eusyderoxilon zwageri) merupakan salah satu hasil hutan favorit yang bernilai tinggi, tapi keberadaannya hampir punah akibat tingginya laju penebangan illegal oleh masyarakat di sekitar maupun luar hutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian mengenai asosiasi jenis ulin (E. zwageri) di hutan alam agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya untuk mengoptimalkan budidaya jenis ulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi jenis ulin dengan pohon-pohon dominan di kawasan Konservasi Sangkima Taman Nasional Kutai dalam rangka menunjang pembudidayaan jenis-jenis tersebut dalam rangka pengembangan tanaman ulin. Penelitian dilakukan dengan membuat plot yang diletakkan secara purposive, dengan ukuran 100m x 100m yang dibagi dalam 25 petak berukuran 20m x 20m. Data yang dikumpulkan adalah inventarisasi jenis-jenis pada tingkat pohon berdiameter diatas 10 cm. Pengambilan data posisi pohon (x dan y) dan titik koordinat dilakukan untuk seluruh jenis pada tingkat pohon. Hasil penelitian menunjukkan ulin  memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi dari jenis-jenis lainnya, yaitu 59,83% dan berasosiasi secara positif dengan jenis S. leprosula dan F. albifila di kawasan Konservasi Sangkima.
FREKUENSI DAN INTENSITAS SERANGAN Coptotermes Sp. PADA TANAMAN Shorea leprosula DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN Ngatiman Ngatiman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2017.3.2.81-94

Abstract

Meranti merah (Shorea leprosula Miq) merupakan salah satu jenis unggulan dan sudah banyak ditanam dalam rangka pembangunan hutan tanaman dipterokarpa.  Permasalahan yang ditemukan pada tanaman S. leprosula di areal PT Inhutani II, Pulau Laut, Kalimantan Selatan adalah adanya serangan rayap tanah Coptotermes  sp. yang mengakibatkan kematian.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan intensitas serangan rayap pada tanaman S. leprosula. Metode yang digunakan dengan membuat plot pengamatan pada beberapa petak tanam masing-masing seluas 0,5 ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi serangan rayap pada tanaman S. leprosula berkisar 0,0 – 8,6% dan intensitas serangan berkisar 0,0 – 8,6%. Untuk menekan serangan rayap pada tanaman S. leprosula perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif dan merusak saramg rayap yang terdapat diantara jalur tanam.  Karena diantara jalur tanam tersebut ditemukan sarang rayap berupa gundukan tanah yang mempel pada batang pohon, serta serangan rayap juga ditemukan pada pohon S. leprosula yang tumbuh secara alami (pohon alam).
Keanekaragaman Jenis Jamur Ektomikoriza Pada Ekosistem Hutan Dipterokarpa di KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur Karmilasanti Karmilasanti; Rizki Maharani
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2016.2.2.57-66

Abstract

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan merupakan miniatur hutan hujan tropis dataran rendah dengan keanekaragaman biodiversitas yang sangat tinggi dan memiliki potensi mikoriza yang tinggi tetapi belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis jamur ektomikoriza dan potensinya, baik yang bersimbiosis mutualismetis dengan inang kelompok jenis Dipterocarpaceae maupun Non Dipterocarpaceae di hutan alam KHDTK Labanan, Berau, Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah mengidentifikasi karakteristik jamur ektomikoriza yang masih segar di lapangan, pengambilan foto secara langsung dan identifikasi lanjutan menggunakan beberapa literatur bergambar sebagai pembanding. Hasil yang diperoleh adalah jumlah jenis jamur ektomikoriza di KHDTK Labanan ditemukan sebanyak 31 jenis yang terdiri atas 15 marga, sedangkan 13 suku memiliki jumlah jenis yang sama. Suku yang memiliki jumlah jenis paling banyak adalah Russulaceae (7 jenis) dan suku yang memiliki jumlah jenis paling sedikit adalah Hydnaceae, Strophariaceae, Boletaceae, Marasmiaceae, Gomphaceae dan Agaricaceae masing-masing 1 jenis. Ada 22 jenis jamur ektomikoriza (79,22%) bersimbiosis dengan inang kelompok jenis Dipterocarpaceae dan 9 jenis (20,78%) bersimbiosis dengan inang kelompok jenis Non Dipterocarpaceae. 
TEKNIK PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN SHOREA LEPROSULA Miq DI KHDTK LABANAN, BERAU, KALIMANTAN TIMUR Ngatiman Ngatiman; Muhammad Fajri
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.1.35-48

Abstract

Shorea leprosula adalah salah satu jenis pohon utama di KHDTK Labanan, Berau , Kalimantan Timur. Pertumbuhannya di alam seringkali terganggu dengan kehadiran gulma. Pengendalian gulma sangat diperlukan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik pengendalian gulma yang terbaik dan jenis-jenis gulma pada tanaman S. leprosula.  Variabel respon dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi dan diameter per enam bulan dan variabel penduga adalah teknik pengendalian gulma pola lajur (P1), pola lajur + mulsa (P2), pola melingkar setempat (P3), pola melingkar setempat + mulsa (P4) dan kontrol (P0), kelas sinar rumpang dan naung, dan komponen geomorfik lembah, lereng dan punggung. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pengendalian gulma dengan perlakuan P1 memberikan nilai riap yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya pada tanaman S. leprosula setiap enam bulan. Sementara itu, untuk perlakuan P3 memberikan hasil yang paling baik terhadap nilai riap S. leprosula setiap enam bulan. Pada  tanaman S. leprosula  ditemukan 93 jenis gulma, dimana yang menyebabkan dampak kerusakan dan invasi suatu lahan secara nyata adalah gulma jenis Mikania micrantha.
ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS PENYARADAN DENGAN MENGGUNAKAN PANCANG TARIK (MONOCABLE WINCH) DI PT. BELAYAN RIVER TIMBER Yosep Ruslim
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2011.5.1.59-72

Abstract

Penerapan sistem Pancang Tarik (monocable winch) didalam kegiatan pemanenan ramah lingkungan (RIL) merupakan upaya untuk mengurangi biaya produksi dan mengurangi kerusakan lingkungan jika dibandingkan penyaradan dengan menggunakan sistem bulldoser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa penyaradan dengan menggunakan Pancang Tarik akan lebih efisien dan lebih produktif. Terdapat hanya sedikit perbedaan biaya penyaradan dan produktivitas penyaradan pada kelerengan < 26% dan kelerengan ≥ 26%. Biaya operasional penyaradan pada kelerengan tersebut   juga menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata yaitu sebesar Rp. 31.000,- pada kelerengan < 26% dan Rp. 32.000,- pada kelerengan  ≥ 26%.  Hal tersebut menggambarkan bahwa penyaradan dengan menggunakan Pancang Tarik akan lebih murah jika dibandingkan penyaradan dengan menggunakan bulldoser yaitu sebesar Rp. 175.000,- /m3. Penerapan sistem Pancang Tarik ini akan menghasilkan biaya penyaradan yang lebih efektif, ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon.
PERTUMBUHAN TANAMAN KETAPANG (Terminalia catappa Linn.) PADA BEBERAPA SISTEM LAHAN DI KALIMANTAN TIMUR DAN PROSFEKNYA SEBAGAI HUTAN TANAMAN DENGAN MODEL AGROFORESTRI Marjenah Marjenah; Ariyanto Ariyanto
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.2.57-70

Abstract

Konsep sistem lahan didasarkan pada prinsip ekologi dengan menganggap ada hubungan yang erat antara tipe batuan, hidroklimat, landform, tanah, dan organisme. Di Kalimantan Timur ada 42 sistem lahan yang ditemukan. Ketapang secara luas ditanam di seluruh daerah tropis, terutama di sepanjang tepi laut berpasir, untuk tanaman peneduh, dan tanaman hias. Kayunya  memiliki dekoratif yang  dapat dijadikan furnitur dan kayu bangunan interior.  Produksi buah dimulai ketika ketapang berumur 3 tahun. Perkebunan tanaman energi  dapat dilakukan secara terintegrasi dengan upaya rehabilitasi dan reboisasi hutan. Lahan hutan yang kritis dapat dikonversikan menjadi hutan tanaman energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Ketapang (Terminalia catappa L) di Kalimantan Timur dan sistem lahan yang dapat ditumbuhi ketapang dan untuk mengetahui kemungkinan ketapang sebagai tanaman pokok di kebun energi dan penanaman secara agroforestri. Penelitian dilaksanakan di Balikpapan, Samarinda, dan Kutai Kartanegara. Sebanyak 118 pohon ketapang  dipilih sebagai objek penelitian. Pengambilan titik koordinat objek dilakukan untuk mengetahui letak pohon, selanjutnya dimasukkan ke dalam program peta sistem lahan sehingga diketahui sistem lahan dari setiap objek penelitian. Hasil identifikasi sistem lahan diketahui ketapang tumbuh pada 9 sistem lahan di Kalimantan Timur, yaitu PTG, KJP, KHY, LWW, TWH, TWB, MPT, MTL, dan LHI. Sistem lahan yang memungkinkan untuk dilaksanakan agroforestri adalah LWW, TWH, TWB, dan MTL. Pada sistem lahan LWW dan TWH, penanaman ketapang dapat ditumpangsarikan dengan karet, kelapa, kopi, coklat, cengkeh, lada, tebu, jambu mente, nenas, dan pisang. Pada sistem lahan TWB, penanaman ketapang dapat ditumpangsarikan dengan karet, kelapa, kopi, coklat, cengkeh, dan lada. Sementara itu, pada sistem lahan MTL, penanaman ketapang hanya dapat ditumpangsarikan dengan karet dan coklat. Ketapang sebaiknya ditanam pada sistem lahan dengan kelerengan ≤ 40 % dalam hal ini pada sistem lahan LWW, TWH, dan TWB.

Page 1 of 18 | Total Record : 173


Filter by Year

2007 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue