cover
Contact Name
Asef Kurniyawan Hardjana
Contact Email
publikasidiptero@gmail.com
Phone
+62811582318
Journal Mail Official
publikasidiptero@gmail.com
Editorial Address
Jalan A. Wahab Syahrani No.68, Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
ISSN : 24605875     EISSN : 24605883     DOI : https://doi.org/10.20886/jped
Core Subject : Agriculture,
Silvikultur; Jasa Lingkungan (Nilai Hutan); Biometrik Hutan; Pengolahan Hasil Hutan; Keteknikan dan Pemanenan Hutan; Hasil Hutan Bukan Kayu; Perlindungan Hutan; Konservasi Sumberdaya Hutan; Perhutanan Sosial, Ekonomi dan Kebijakan; Ekologi Tumbuhan dan Biomassa Hutan; Mikrobiologi dan Bioteknologi; Hama dan Penyakit Hutan; Anatomi Kayu; Hidrologi dan Konservasi Tanah Hutan; Dendrologi, Fitogeografi dan Arsitektur Pohon; Fisiologi Tumbuhan
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa" : 7 Documents clear
KONDISI LINGKUNGAN TEMPAT TUMBUH Shorea johorensis Foxw. DI AREAL HPH PT. AYA YAYANG INDONESIA, KALIMANTAN SELATAN Sudin Panjaitan; Reni S. Wahyuningtyas; Rabiatul Adawiyah
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.11-22

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa kondisi lingkungan tempat tumbuh Shorea johorensis Foxw., seperti: persentase intensitas cahaya matahari yang masuk, pH tanah dan ketinggian tempat di areal HPH PT. Aya Yayang Indonesia (PT. AYI). Inventarisasi permudaan S. johorensis dilakukan pada plot pengamatan berukuran 50 m x 50 m yang dibagi menjadi 5 blok/ ulangan (10 m x 50 m) dan di dalamnya terdapat 5 petak (10 m x 10 m). Pada masing-masing petak dibuat petak-petak yang lebih kecil untuk pengamatan permudaan tingkat tiang (10 m x 10 m), pancang (5 m x 5 m) dan semai (2 m x 2 m). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lokasi pengamatan (PT. AYI), jumlah semai S. johorensis cukup banyak yaitu 28 batang (2.800 anakan/ha), sedangkan pancang 29 batang (464 ha) dan tiang 19 batang (76 batang/ha) atau tergolong sangat miskin. Intensitas cahaya di sekitar permudaan tingkat semai, pancang dan tiang berturut-turut antara 22%-30%, 22%-31% dan 29%-36%. Perbedaan yang tidak jauh antara intensitas cahaya di sekitar semai, pancang dan tiang menunjukkan bahwa penutupan tajuk bagian atas cukup rapat sehingga sedikit sekali sinar matahari yang masuk, baik pada lapisan tengah sampai lapisan bawah hutan. Kondisi tersebut diduga menjadi penghambat pertumbuhan permudaan S. johorensis, yang ditunjukkan jumlah semai yang berlimpah ternyata tidak diimbangi dengan stok permudaan tingkat tiang dan pancang. Diduga keterbatasan intensitas cahaya yang masuk menghambat pertumbuhan pancang dan tiang sehingga menjadi stagnan dan mati. pH tanah di lokasi penelitian berkisar antara 4,18 - 4,2 (sangat asam). Pada kondisi demikian S. johorensis masih dapat tumbuh. Permudaan S. johorensis pada lokasi penelitian ditemukan pada ketinggian 300 m dpl. 
PERBANDINGAN SEMAI EMPAT PROVENANS Shorea Gysbertsiana BURCK DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nur Cahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.67-73

Abstract

Studi pertumbuhan tingkat semai Shorea gysbertsiana Burck dilakukan terhadap empat provenans yaitu Bukit Baka, Gunung Bunga, Haurbentes dan Sungai Runtin. Variasi pertumbuhan yang diamati adalah tinggi dan diamater bibit. Rancangan Acak Lengkap (RAL) digunakan dengan provenans sebagai perlakuan. Dua puluh lima bibit diseleksi dari tiap provenans dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 12 bulan di persemaian, perbedaan pertumbuhan tinggi dan diameter bibit diantara provenans sangat signifikan. Provenan Sungai Runtin menunjukkan pertumbuhan terbesar baik untuk tinggi (123,28 cm)dan diameter (9,70 mm) dibandingkan dengan provenans lainnya. 
PERTUMBUHAN SEMAI Shorea leprosula Miq. DARI BERBAGAI POHON INDUK ASAL KALIMANTAN BARAT DI PERSEMAIAN Deddy Dwi Nurcahyono; Rayan Rayan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.23-30

Abstract

Pembangunan hutan tanaman menjadi alternatif untuk mencukupi penyediaan bahan baku industri perkayuan khususnya jenis yang bernilai ekonomi tinggi seperti Shorea leprosula Miq. Penggunaan benih bermutu perlu dilakukan untuk pembangunan hutan tanaman yang berproduktifitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan semai S. leprosula Miq. dari berbagai pohon induk asal Gunung Bunga Kalimantan Barat di persemaian Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pohon induk sebagai perlakuan dan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya kecambah benih, pertumbuhan tinggi dan diameter bibit yang tertinggi adalah dari pohon induk nomor 7. Sebaliknya, daya kecambah benih terendah, pertumbuhan tinggi dan diamaterterkecil berturut-turut berasal dari pohon induk nomor 1, 4 dan 5. Setelah dianalisis secara statistik parameter daya kecambah, pertumbuhan tinggi dan diameterdari berbagai pohon induk menunjukkan hasil berbeda nyata. 
TABEL VOLUME BATANG DI BAWAH PANGKAL TAJUK POHON KERUING (Dipterocarpus acutangulus) DI LABANAN BERAU KALIMANTAN TIMUR Abdurachman Adurachman
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.31-40

Abstract

Dalam semua sistem pengelolaan hutan, kegiatan inventarisasi merupakan hal yang penting untuk mengetahui potensi tegakan. Salah satu kegiatan dalam inventarisasi hutan adalah pengukuran untuk penaksiran massa tegakan. Hasil berupa tabel isi dimana jika dilakukan pengukuran pohon secara langsung memerlukan waktu dan biaya yang banyak. Tabel volume batang dibawah pangkal tajuk dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan taksiran dari volume Dipterocarpus acutangulus di Labanan Berau, Kalimantan Timur. Sebanyak 77 sampel pohon model diambil dari areal penelitian. Analisis data menggunakan rumus-rumus statistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa persamaan yang digunakan adalah Log V = -3,7914 + 2,4022 log d dengan kesalahan baku 0,1179, koefisien korelasi (r) 0,9815, simpangan agregatif -1,86% dan simpangan rataan (SR) 3,21%. 
PERTUMBUHAN DAN MUTU FISIK BIBIT MERAWAN (Hopea odorata Roxb.) ASAL SISTEM KOFFCO DI POLIBAG DAN POTRAY Ahmad Junaedi
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.41-50

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan mutu fisik bibit (Hopea odorata Roxb.) asal sistem KOFFCO pada polibag dan potray. Penelitian dilakukan melalui pengamatan parameter pertumbuhan dan penilaian mutu fisik bibit merawan asal KOFFCO sistem berumur enam bulan setelah sapih (6 BSS) yang ditumbuhkan pada polibag (volume 500 cm3) dan potray (potray kotak volume 400 cm3 dan potray bulat volume 350 cm3). Pengamatan dan penilaian tersebut dilakukan terhadap 10 sampel bibit pada tiap macam wadah yang dipilih secara sampling menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter tunas bibit di polibag (A) secara nyata (p<0,05) lebih baik dibandingkan bibit di potray kotak (B) dan bulat (C). Berdasarkan pertumbuhan biomassanya (berat kering total), laju pertumbuhan A lebih cepat 0,29 kali dibandingkan B dan C. Sementara itu nilai kualitas fisik bibit menunjukkan bahwa bibit A lebih baik dibandingkan bibit B dan C, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata (p<0,05). Pada umur 6 BSS, bibit A sudah siap tanam karena mempunyai tinggi lebih dari 20 cm (21,59 cm), rasio pucuk akar ada pada kisaran 2-5 (2,1) dan indeks mutu bibit lebih dari 0,09 (0,46). 
EKPLORASI JENIS-JENIS DIPTEROKARPA DI KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR Ngatiman Ngatiman; Amiril Saridan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.1-10

Abstract

Kalimantan mempunyai hutan yang sangat luas, kaya akan jenis pohon, terutama dari jenis - jenis Dipterocarpaceae yang mempunyai nilai ekonomi dan ekologi yang tinggi dalam sektor pembangunan maupun konservasi hutan. Banyaknya jenis yang terdapat dalam suku Dipterocarpaceae dan kurangnya koleksi herbarium sangat menyulitkan dalam determinasi jenis sampai tingkat jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis Dipterocarpaceae yang terdapat di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur dengan cara mengumpulkan selengkap-lengkapnya spesimen herbarium dari suku tersebut melalui kegiatan eksplorasi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Hasil eksplorasi teridentifikasi sebanyak 38 jenis Dipterocarpaceae dari 152 spesimen herbarium dari Hutan Lindung Gunung Lumut dan Meratus (PT. Balikpapan Forest Industries), yang terdiri dari 6 marga yaitu Shorea, Dipterocarpus, Vatica, Hopea, Dryobalanops dan Anisoptera. Shorea memiliki jenis terbanyak yaitu 17 jenis, kemudian diikuti oleh Vatica (7 jenis), Dipterocarpus (6 jenis), Hopea (6 jenis), Dryobalanops (1 jenis) dan Anisoptera (1 jenis). Kegiatan eksplorasi dan identifikasi jenis ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis dari suku Dipterocarpaceae yang terdapat di daerah ini, khususnya yang bernilai ekonomi tinggi dan dilindungi. 
NILAI MANFAAT LANGSUNG EKOSISTEM DIPTEROKARPA BAGI MASYARAKAT SETEMPAT DI HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN Rujehan Rujehan
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2012.6.1.51-66

Abstract

Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) adalah hutan Dipterokarpa dataran rendah yang memberikan berbagai manfaat untuk menunjang kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat setempat atau petani penggarap. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi manfaat langsung dari unsur biologi dan unsur ekologi yang diperoleh masyarakat setempat. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur. Responden penelitian adalah masyarakat setempat yang memanfaatkan kawasan HLSW sebanyak 175 responden. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa unsur biologi yang dipungut untuk dimanfaatkan masyarakat setempat adalah kayu (kayu bakar), daun nipah, rotan, bambu, tumbuhan obat, rumput/pakan ternak, madu, gaharu, buah-buahan, sayur-sayuran, ikan dan kayu untuk bahan bangunan. Unsur ekologi yang dipungut untuk dimanfaatkan masyarakat setempat adalah air untuk konsumsi rumah tangga yang bersumber dari sungai, sumur dan waduk, sedangkan lahan pertanian digunakan untuk kegiatan usahatani yang diusahakan melalui pola ladang, kebun buah-buahan dan kebun campuran. Berbagai produk yang diperoleh dari kedua unsur tersebut dimanfaatkan untuk dikonsumsi sendiri (bersifat konsumtif), kecuali produk-produk dari hasil usahatani (ladang, kebun buah-buahan dan kebun campuran) dan ternak sebagian besar untuk dijual (bersifat produktif). 

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 6, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 5, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 3, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Dipterokarpa Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Dipterokarpa More Issue