cover
Contact Name
Anwar
Contact Email
anwar@unram.ac.id
Phone
+6281907801569
Journal Mail Official
agrimansion@unram.ac.id
Editorial Address
Jalan Majapahit No.62, Gomong, Selaparang, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83125,
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Agrimansion: Agribusiness Management & Extension
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14118262     EISSN : 27985385     DOI : 10.29303
Jurnal Agrimansion adalah jurnal ilmiah yang memuat tulisan berupa hasil penelitian yang terkait dengan pemikiran/gagasan atau telaahan konseptual/teoritis yang mengkaji aspek-aspek agribisnis dan sosial ekonomi pertanian secara luas seperti manajemen produksi dan pemasaran produk pertanian, penyuluhan dan komunikasi pertanian, kebijakan pembangunan pertanian, perencanaan wilayah, analisis gender, gizi masyarakat dan sosiologi pedesaan. Naskah yang diterima adalah naskah asli yang belum pernah diterbitkan atau dalam proses penerbitan pada publikasi apapun, baik dalam maupun luar negeri.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006" : 7 Documents clear
1. Studi sosial ekonomi adopsi teknologi petani lahan kering: kasus pada irigasi pompa airtanah di Lombok Abdullah Usman
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.128

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi petani di dalam menggunakan irigasi pompa airtanah menggunakan data survei dari 323 responden di Pulau Lombok, NTB. Informasi dikumpulkan dengan mewawancarai petani menggunakan kuisioner yang sudah dirancang dan diujicoba sebelumnya. Penyampelan responden dilakukan dengan menggunakan metoda kluster sampling dua tahap: tahap pertama, pemilihan pompa contoh; tahap kedua, pemilihan petani contoh. Penelitian ini mengungkapkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan petani didalam mengadopsi teknologi airtanah adalah umur, pendidikan, lamanya petani menghadiri penyuluhan, luas lahan yang dikuasai, pendapatan usahatani, status pemilikan lahan, kondisi rumah, pekerjaan sebelumnya, status keimigrasian, dan masalah dalam berusahatani. Kata kunci: adopsi, teknology, irigasi Abstract The aim of this research is to identify factors afecting farmers in adoption a new technology, in this case is groundwater pump irrigation. Survey was conducted by interviewing 323 respondents in Lombok, NTB. Information was collected by interviewing dryland farmers using quistionnaire which has been tested beforehand. Sampling technique used is two step cluster sampling method: to choose pumps and farmers respectively. This research rises that factors influencing farmers in adopting the tchnology are age, education, hours of farmers attending extension, acreage of land used, farm income, land ownership status, house kondition, previous job, migration status and problem in running dryland farm.
2. Pelaksanaan manajemen produksi pada agroindustri tahu dan tempe di Kota Mataram Addinul Yakin; Suryansyah Suryansyah
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.131

Abstract

Abstrak Agroindustri Tahu dan Tempe di Kota Mataram umumnya merupakan usaha kecil berbasis rumah tangga sehingga pelaksanaan fungsi-fungsi manajemennya masih dipertanyakan sehingga telah dilakukan penelitian dengan tujuan (1) untuk mengetahui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen produksi; (2) untuk mengetahui Titik Pulang Pokok (TPP) atau Break Even Point (BEP) dan tingkat keuntungan; serta (3) untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pengelolaan agroindustri tahu dan tempe. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei pada 40 orang responden yang terdiri dari masing 20 orang untuk pengusaha agroindustri Tempe dan Tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pada agroindustri Tahu dan Tempe sudah tergolong baik, walaupun belum mencapai tataran yang ideal; (2) Nilai BEP untuk pendekatan total sebesar Rp. 23.150 untuk usaha tahu, sedangkan untuk tempe sebesar Rp.138.159; sedangkan untuk pendekatan per unit diperoleh nilai BEP rata-rata sebesar 10 cetak untuk usaha tahu dan untuk usaha tempe rata-rata sebesar 12 bungkus; (3) Usaha Agroindustri ini cukup menguntungkan dengan keuntungan mencapai Rp 3.721.597 per bulan (tingkat keuntungan sebesar 33%) untuk tahu dan sebesar Rp. 6.002.246 per bulan (tingkat keuntungan sebesar 66 %) untuk tempe. Masalah menonjol yang dihadapi adalah kurangnya pemahaman tentang konsep manajemen dan permodalan. Oleh karenanya diajukan saran-saran sebagai berikut: (1) pemerintah diharapkan untuk membantu para pengusaha tahu dan tempe khususnya pelatihan tentang manajemen usaha serta bantuan permodalan; (2) perlu dibangun komitmen para pengusaha untuk melaksanakan manajemen produksi yang lebih baik sehingga berkembang menjadi usaha yang modern dan professional. Abstract Agro-industries of Tofu and Tempe in Mataram city, generally, are small scale-home industries which may imply that implementation of management functions becomes questionable, therefore a study on that issue has been carried out to fulfill the following objectives: (1) to investigate nature of implementation of management functions in those agro-industries; (2) to estimate Break Even Point and profitability; and (3) to identify problems in managing the agro-industries of Tofu and Tempe. Descriptive research using survey technique was employed to 40 respondents comprising 20 respondents from the Tofu agro-industry and 20 respondents from the Tempe agro-industry. Results of this study show that (1) implementation of management functions in the Tofu and Tempe industries has been in good performance, although it has not been in ideal nature; Break Even Point (BEP) based on total approach (revenues) was Rp. 23,150 for tofu and Rp.138,159 for tempe, whereas in term of unit approach, BEP was 10 units for Tofu and 12 units; (3) Both agro-industries were profitable with profit of Rp 3,721,597 per month (profitability of 33%) for tofu and Rp. 6,002,246 per month (profitability of 66 %) for tempe. Main problems faced by those agro-industries were lack of understanding of management concept and lack of capital. Therefore, it is recommended that: (1) the government of Mataram city provides some assistances such as more training on business management and capital; (2) businessmen of those agro-industries should encourage themselves to build a good commitment in developing better production management to achieve professional business management.
3. Apakah perubahan Excise Subsidy menjadi Cash Grant membantu petani kecil? Anas Zaini
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.132

Abstract

Abstrak Pemberian subsidi BBM selama ini dianggap salah sasaran karena lebih banyak dinikmati kelompok masyarakat menengah ke atas. Oleh karena itu pemerintah menggantinya dengan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada rumahtangga miskin termasuk rumahtangga petani kecil dan melepaskan harga minyak dalam negeri mengikuti harga dunia. Dengan menggunakan indikator nilai tukar petani diperoleh hasil bahwa kebijakan tersebut bukan saja gagal mempertahankan status kemakmuran petani tetapi justru berakibat kontra produktif bagi upaya pemerintah mengurangi tingkat kemiskinan. Program pembangunan ekonomi yang sebelumnya menyebabkan nilai tukar petani menurun 2,23 % per tahun mengalami percepatan penurunan menjadi 13.5 % untuk rumahtangga petani dan 21,4 % untuk rumahtangga buruh tani setelah pemerintah mengganti kebijakan excise subsidy dengan BLT. Abstract Subsidy on oils is assumed to reach wrong target since it is received mainly by middle and upper class of society. The government therefore replaced it with cash grant given to poor households including small farmers and freed the domestic price of oils to follow its counterpart world price. By utilizing farmer terms of trade as an indicator of welfare change it can be concluded that the replacement policy was not only fail to maintain the welfare of farmer but more than that it was also unproductive to the government’s efforts in reducing poverty. Economic development program that caused farmer terms of trade to be down 2.23 % per year has experienced progressive decline to reach 13.5 % per year for farmer households and 21.4 % per year for farm labor households since the government replaced excise subsidy with cash grant.
3. Ketersediaan dan distribusi pangan rumahtangga: Suatu kajian ketahanan pangan rumahtangga di wilayah rawan pangan Kabupaten Lombok Barat Ridwan Ridwan; Dian Lestari
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.133

Abstract

Abstrak Ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga merupakan salah satu faktor penentu ketahanan pangan rumahtangga tersebut. Di pihak lain, ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga juga berpengaruh terhadap pola distribusi dan pola konsumsi pangan. Sedangkan ketahanan pangan rumahtangga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anggota rumahtangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan pangan, pola distribusi pangan serta pola konsumsi pangan di tingkat rumahtangga, dan sekaligus untuk mengetahui ketahanan pangan rumahtangga. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat, yaitu di Desa Gumantar, Desa Sandik, dan Desa Pelangan. Jumlah responden adalah 80 orang yang ditetapkan secara proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf ketersediaan pangan rumahtangga tergolong sedang. Pembagian pangan kepada anggota rumahtangga cenderung kurang proporsional. Secara umum, ketahanan pangan rumahtangga tergolong kurang tahan pangan. Abstract The availability of food at a household is one factor affect household food security. On the other hand, the availability of food at the household affect distribution and consumption pattern of food. The household food security is one factor affect nutrition status. This research aims to know availability, distribution and consumption pattern of food at household level, and household food security level. This research was condacted at food inscured areas in West Lombok, that representatived by Gumantar Village, Sandik Village, and Pelangan Village. A number of 80 housewives were taken based on proportional random sampling methode. Results of the research show that the availability of food at household is catagorized midle. Distribution of food at the household members tends to be not proportional. Generally, household food security is catagorized less secure.
5. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, UNRAM Ahmad Sauqi
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.134

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Menganalisis ketersediaan pangan rumahtangga Keluarga Prasejahtera. 2). Mengetahui konsumsi energi, protein dan status gizi balita pada rumahtangga Keluarga Prasejahtera. 3). Mengetahui ketahanan pangan rumahtangga keluarga Prasejahtera. 4). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumahtangga Keluarga Prasejahtera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga Keluarga Prasejahtera tergolong dalam kategori rendah dengan rata-rata ketersediaan sebesar 1.360 kal/kapita/hari. 2). Rata-rata konsumsi energi aktual sebesar 76,75 persen dari taraf konsumsi energi anjuran, konsumsi protein aktual mencapai 54,90 persen dari taraf konsumsi protein anjuran. Konsekuensi dari rendahnya konsumsi energi dan protein teridentifikasi sebesar 30 persen balita status gizi kurang dan 16,67 persen status gizi buruk. 3). Rendahnya status gizi balita tidak hanya disebabkan rendahnya ketersediaan pangan di tingkat rumahtangga, tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh makan maupun pola asuh sosial yang dilakukan keluarga. 4). Teridentifikasi sebesar 38,33 persen rumahtangga tidak tahan pangan dan 61,67 persen rumahtangga tahan pangan. 5). Rendahnya ketahanan pangan rumahtangga Keluarga Prasejahtera dipengaruhi oleh rendahnya ketersediaan pangan dan rendahnya daya beli. Abstract This research aims at: 1) analyzing food availability in poor household; 2) knowing energy and protein consumption as well as nutrient status of Balita (children under 5 years old) in poor household, 3) knowing food security in poor household, 4) identifying factors affecting food security in poor household, 5) identifying coping mechanism by poor household in facing food shortage situation. The results of research showed that 1) food availability in poor household was low category with average of food availability was 1360 calorie/capita/day or 54,40 percent from recommended level of food availability (2500 calorie/capita/day). 2) Average actual consumption of energy was 76.75 percent from recommended level of energy consumption of 2150 calorie/capita/day, protein actual consumption of protein reached 54.9 percent for recommended level of 55 gram/capita/day. As consequences of these two low consumptions made nutrient status of Balita low where only 53.33 percent had good nutrient status, 30 percent was moderate nutrient status, and 16.67 percent had bad nutrient status. 3) Low nutrient status of Balita was not merely caused by low food availability at household level but it was affected by eating habit patterns of household and social of family. 4) 38.33 percent of respondents had low level of food security and 61.67 percent had good household food security. 5) Low household food security was mainly caused by low food availability at household level and low purchasing power.
6. Tingkat stabilitas dan fluktuasi harga gabah dan beras di Indonesia Suparmin Suparmin
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.135

Abstract

Abstrak Program stabilisasi harga gabah dan harga beras akan dapat dilaksankan secara nyata, jika perkembangan pada bagian suplai lebih dikonsentrasikan dibandingkan sisi permintaan sebagai sumber dari variabilitas harga. Untuk melakukan hal ini, mekanisme untuk merespons setiap penurunan produksi seharusnya dikembangkan dan dilakukan. Tujuan penelitian adalah menganalisis fluktuasi dan tingkat stabilitas harga gabah dan beras. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan indikator Koefisien Variasi dan Galat Rerata Akar Kuadrat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, 1) fluktuasi harga gabah lebih tinggi dibandingkan fluktuasi harga beras, 2) tingkat stabilitas harga gabah dalam rezim Pasar Terbuka Terkendali relatif lebih tinggi (lebih stabil) dibandingkan dalam rezim Orde Baru maupun dalam rezim Pasar Bebas, 3) tingkat stabilitas harga beras dalam rezim Orde Baru relatif lebih tinggi (lebih stabil) dibandingkan dalam Pasar Terbuka Terkendali dan rezim Pasar Bebas. Abstract The program of stabilization paddy and rice price can do that, if the mover supply side more concentrated than demand side as source of price variation. To make it, mechanism to response of production decline must be developed. The objective of this study is to analyze variation and rate of stabilization of paddy and rice price. Data used in this study is secondary data. The data are analyzed by making use of variation coefficient and Root Mean Square Error (RMSE) indicators. Results of the study showed that : 1) stability rate of paddy price in the Controlled Open Market regime relative more stable than New Order and Free Market regime. 2) stability rate of rice price in the New Order regime relative more stable than Free Market and Controlled Open Market regime.
7. Farming under constrained budgets: Practices of agricultural credit users in Central Lombok, Indonesia Taslim Sjah
JURNAL AGRIMANSION Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v7i1.136

Abstract

Abstrak Petani Indonesia telah lama bergantung kepada kredit untuk membiayai usahataninya. Tulisan ini mendeskripsikan kegiatan bertani yang dilakukan oleh petani pemakai kredit di Lombok Tengah, Indonesia. Survei telah dilaksanakan pada Juli 2001 – Maret 2002 terhadap 65 petani pemakai kredit pemerintah atau swasta di tiga desa dalam kabupaten tersebut. Data dari petani dikumpulkan melalui wawancara secara tatap muka dan semi terstruktur dan dianalisis secara deskriptif. Hasil-hasil survei menunjukkan bahwa secara rata-rata petani mempunyai status sosial ekonomi yang rendah, seperti yang ditunjukkan oleh penguasaan lahan yang rendah dan kurangnya modal. Akibat keterbatasan modal, produsen biasanya menggunakan kredit untuk melangsungkan kegiatan pertaniannya, dan dengan menerapkan tingkat input yang lebih rendah dari yang direkomendasikan. Akibatnya, usahatani mereka menjadi kurang produktif dan pendapatan beserta kemampuan membayar hutang mereka menjadi menurun. Karena keterbatasan pendapatan tersebut maka petani selayaknya diberikan bantuan dana gratis alias tanpa kewajiban membayar kembali. Abstract There has been a long dependency on credit by Indonesian farmers as a result of the lack of capital to apply proper farming practices. This paper describes the farming activities applied by agricultural credit users in Central Lombok, Indonesia. A survey was conducted during July 2001- March 2002 of 65 farmers making use of government or private credit in three villages within the Regency. Data from the farmers were collected using face-to-face, semi-structured interviews, and were analysed descriptively. Survey results indicated that on average, farmers had low socio economic status, such as small land holding and lack of capital. As a consequence of their capital constraints, farmers were commonly making use of credit to finance their farming activities, in which farmers generally applied less than recommended amount of inputs. As a result, their farms become less productive and their income and repayment capability of loans diminished. Due to such low income the producers should be granted funds rather than providing them with credit with repayment responsibility.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2006 2006


Filter By Issues
All Issue Vol 24 No 2 (2023): Jurnal Agrimansion Agustus 2023 Vol 24 No 1 (2023): Jurnal Agrimansion April 2023 Vol 23 No 3 (2022): Jurnal Agrimansion Desember 2022 Vol 23 No 2 (2022): Jurnal Agrimansion Agustus 2022 Vol 23 No 1 (2022): Jurnal Agrimansion April 2022 Vol 22 No 3 (2021): Jurnal Agrimansion Desember 2021 Vol 22 No 2 (2021): Jurnal Agrimansion Agustus 2021 Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Agrimansion April 2021 Vol 21 No 3 (2020): Jurnal Agrimansion Desember 2020 Vol 21 No 2 (2020): Jurnal Agrimansion Agustus 2020 Vol 21 No 1 (2020): Jurnal Agrimansion April 2020 Vol 20 No 3 (2019): Jurnal Agrimansion Desember 2019 Vol 20 No 2 (2019): Jurnal Agrimansion Agustus 2019 Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019 Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018 Vol 19 No 2 (2018): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2018 Vol 19 No 1 (2018): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2018 Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion Vol 16 No 1 (2015): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2015 Vol 16 No 3 (2015): Jurnal Imiah AGRIMANSION Vol 15 No 1 (2014): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2014 Vol 11 No 2 (2010): Jurnal Ilmiah Agribisnis Agustus 2010 Vol 10 No 1 (2009): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2009 Vol 9 No 3 (2008): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2008 Vol 9 No 2 (2008): Jurnal AGROMINSION AGUSTUS 2008 Vol 9 No 1 (2008): Jurnal AGROMINSION APRIL 2008 Vol 8 No 3 (2007): JURNAL AGROMINSION DESEMBER 2007 Vol 8 No 2 (2007): JURNAL AGROMINSION Agustus 2007 Vol 8 No 1 (2007): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2007 Vol 7 No 3 (2006): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2006 Vol 7 No 2 (2006): JURNAL AGRIMANSION AGUSTUS 2006 Vol 7 No 1 (2006): JURNAL AGRIMANSION APRIL 2006 Vol 5 No 1 (2004): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2004 Vol 4 No 2 (2004): JURNAL AGRIMANSION MEI 2004 Vol 4 No 1 (2003): JURNAL AGRIMANSION November 2003 Vol 3 No 2 (2003): JURNAL AGRIMANSION MEI 2003 Vol 3 No 1 (2002): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2002 Vol 2 No 2 (2002): JURNAL AGRIMANSION MEI Vol 2 No 1 (2001): JURNAL AGRIMANSION NOVEMBER 2001 Vol 1 No 2 (2001): JURNAL AGRIMANSION MEI 2001 Vol 1 No 2 (2001): Jurnal AGRIMANSION (AGRIBUSINESS MANAGEMENT & EXTENSION) MEI More Issue