cover
Contact Name
muhsin
Contact Email
muhsin@iainpalu.ac.id
Phone
+6281245024976
Journal Mail Official
ilmualqurantafsir2019@gmail.com
Editorial Address
jalan Diponegoro . No. 23 Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Palu
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Al-Munir : Jurnal Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
ISSN : 27232344     EISSN : 27164241     DOI : https://doi.org/10.24239/al-munir.v3i01.89
Core Subject : Religion,
Jurnal Al Munir adalah jurnal akademik yang di dalamnya terdapat artikel artikel tentang tafsir ulumul Quran hadis kajian living Quran Living Hadis pemikiran Islam dan hasil hasil penelitian dosen yang berhubungan dengan tafsir dan hadis Berdiri tahun 2018 jurnal ini berasal dari jurusan Ilmu AlQuran dan Tafsir di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Jurnal ini diharapkan memberikan dampak positif dan pengetahuan keagamaan yang luas dan pembahasan yang dikaji harus benar benar ilmiah sehingga mampu mencerdaskan dunia akademisi khususnya di kalangan pemikir alQuran
Articles 63 Documents
Tafsir al-Mizan: Karakteristik dan Corak Tafsir Tamrin Tamrin Tamrin
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i1.21

Abstract

Tafsir Mizan karya Muhammad Thaba’thabai merupakan salah satu tafsir yang kontroversial dan terkadang bahan perdebatan panjang baik dari sisi sumber, corak dan tokoh penafsir sendiri.Mazhab Syiah yang melekat terkadang tidak menjadi penting bagi pembaca, tapi justru dikagumi ketika membaca karya ini.Olehnya latar belakang dan keluasan ilmu dari penafsir, baik aspek teologi keagamaan itu sendiri maupun aspek sosial kemasyarakatan dan pemerintahan, menjadi wujud bukti bahwa tafsir ini sangat layak untuk terus dikaji.Sehingga posisi Alquran wahyuhidai dapat berfungsi secara luas dan tanpa batas batas waktu.Terbuka untuk terus dilakukan pengkajian sesuai tingkat kemampuan dan basis berpikir.
Tinjauan Isra’iliyat Dalam Tafsir Mahasin Al-Ta’wil Karya Imam Jamaludin Al-Qasimi Muhsin Al-Haddar
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i1.22

Abstract

Tulisan ini ingin menunjukkan bahwa Tafsir Mahasin al-Ta’wil karya Imam Jamaludin al-Qasimi banyak mengandung referensi dari Yahudi dan Nasrani. Hal ini berbeda pandangannya dengan Mani Abdul Halim dalam karyanya menjelaskan bahwa Tafsir Mahasin al-Ta’wil tidak terdapat Israiliyyat dalam penafsirannya. hal ini bisa dilihat dari penggunaan isra’iliyat. Tulisan ini juga ingin menjawab apakah tafsir ini benar-benar tidak menggunakan isra’iliyat ?. Begitu banyak sekali kisah dalam al-Qur’an, hal ini menjadi perhatian penulis, bahkan cerita-cerita Nabi yang termuat dalam beberapa media elektonik sangat jelas mengunakan isra’iliyat. Untuk menjawab persoalan ini penulis menggunkan metode library research (studi kepustakaan) dengan menggunakan buku primer yaitu Kitab Mahasin al-Ta’wil karya al-Qasimi. Kemudian penulis akan mengkaji satu persatu ayat yang terdapat kisah-kisah dalam al-Qur’an, kemudian dilihat sumber penafsirannya apakah terdapat sumber yang berasal dari Yahudi dan Nasrani. Tulisan ini sekaligus menjawab pernyataan dari Mani’ Abdul Halim yang mengatakan bahwa Tafsir al-Qasimi tidak terdapat kisah dari Yahudi dan Nasrani. Dalam tinjauan kepustakaan penelitian ini pernah dilakukan oleh Rega Hadi Yusron dalam skripsinya yang berjudul Israiliyyat Dalam Tafsir Mahasin al-Ta’wil karya Jamaludin al-Qasimi.Perbedaannya dengan penelitian ini ialah terletak pada alasan meneliti. Jika penulis alasanya yaitu ingin membuktikan perkataan dari Mani Abdul Halim Mahmud bahwa Tafsir Al-Qasimi tidak terdapat Israiliyyat. Sedangkan Yusron ingin menegetahui apakah penafsiran yang bersifat ilmi tidak terdapat penafsiran Israiliyyat. Hal ini akan dibuktikan dengan berbagai contoh-contoh penafsiran al-Qasimi.
Urgensi Kekuatan Politik Dalam Penafsiran Al-Qur’an Darlis Dawing
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i1.23

Abstract

Tafsir merupakan sebuah ilmu yang digunakan untuk menginterpretasikan. Setiap mufasir pasti akan terpengaruh dalam sebuah ilngkungan tempat tinggal dia berasal. Oleh karena itu politik juga salah satu faktor yang mempengaruhi si penafsir. Contohnya adalah mufasir Rasyid Ridho dan gurunya yang membentuk tafsir dengan tujuan menghilangkan khurafat dan tahayul. Karya ini akan memperlihatkan beberapa karya mufasir yang terpengaruh oleh lingkungan. Dengan menggunakan library research penulis akan melacak beberapa penafsiran yang terpengaruh oleh lingkungan. Setelah ditemukan tafsiran ayat, kemudian penulis akan melacak alasan terpengaruhnya para mufasir di lingkungan mereka masing-masing. Dalam tulisan ini juga dilengkapi dengan sumber-sumber original dari mufasir yang akan dilacak.
Motif Pelestarian Budaya Mandi Safar Masyarakat Desa Momo Kecamatan Mamosalato Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah Ade Trial
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i1.24

Abstract

Kepercayaan mengenai perkara sial atau bala pada suatu hari, bulan dan tempat itu sesungguhnya merupakan kepercayaan orang Jahiliyah sebelum kedatangan Islam, Islam sendiri tidak mengajarkan demikian, namun karena Islam merupakan agama yang toleran dengan konteks sosial budaya masyarakat penganutnya, maka selama ini tidak bertentangan dengan kaidah ajaran Islam, hal tersebut boleh saja dilaksanakan, begitu juga dengan suatu amalan-amalan yang sering dilaksanakan oleh beberapa masyarakat yang melaksanakan mandi safar, tidakterdapat keistimewaan atau kesialan dibulam itu, kepercayaan akan kesialan di bulan safar sudah ada pada bangsa Arab Jahiliyah, faktor yang mendasari sebagian masyarakat di Desa momo mempercayai dan melaksanakan tradisi mandi pada hari rabu terakhir bulan safar diyakini oleh masyarakat pada sebuah dalil yang diajarkan oleh seorang alim’Ulama dari Makassar yang bernama Daeng Patippe sehingga menjadi sugesti masyarakat dari tindakan atau perilaku, tradisi tersebut diwariskan turun temurun hingga sekarang dan adapun tujuan masyarakat melaksanakan ini agar memperoleh keselamatan dan terhindar dari kesialan.
Mendidik Hati Membentuk Karakter: Wawasan Al-Qur’an Isramin Isramin
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i1.25

Abstract

Manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang baik dan keadaan sempurna. Baik dari aspek jasmani maupun aspek rohani. Aspek jasmani yaitu tubuh manusia yang dapat di lihat seperti mata, telinga. Sedangkan aspek rohani bersifat nur atau cahaya, ruh, gaib, yang tidak tampak oleh manusia, diantaranya ialah hati. Kedua aspek tersebut mempunyai kebutuhan masing-masing, hati memiliki pengaruh yang besar dalam setiap karakter manusia. Maka al-Qur’an memberikan panduan dalam melejitkan hati membentuk karakter dengan menyebut hati dengan sebutan shadr, Qalb, Fuad. Masing-masing isitilah tersebut memiliki makna yang berbeda, demikian pula fungsinya. Shadr dimaknai sebagai hati yang paling luar yang masih bisa merasakan kesempitan dan kelapangan dada. Qalb dimaknai sisi tengah hati yang fungsinya adalah mengakal dan memahami, qalb bisa memerankan secara maksimal potensinya sehingga disebut qalbun salim. Fuad dimaknai sisi dalam qalb yang berperan sebagai wadah sekaligus mengilhamkan kebenaran kepada qalb.Hati merupakan sentral dan cerminan perilaku dalam setiap hidup manusia, Muhammmad Nur menegaskan: Adab yang buruk menghasilkan akal yang rusak, akal rusak mengakibatkan kebiasaan buruk, kebiasaan buruk mengakibatkan watak pemberontak, watak pemberontak mengakibatkan perbuatan jahat, perbuatan jahat mengakibatkan dibenci Allah swt. Dan dibenci Allah swt mengakibatkan kehinaan selama-lamanya. Hati adalah sebagai manajer yang akan menentukan apakah seluruh anggota badan diarahkan diperintahkan untuk menjadi baik dan buruk. Hati adalah adalah manajer yang akan menentukan dorongan kepentingan atau konflik antara keinginan baik dan buruk. Hati dengan demikian adalah mempunyai peran sentral menentukan perilaku manusia, termasuk karakternya. Dan mekanisme kerja seluruh potensi manusiawi berawal dari keputusan hati. Alur mekanisme potensi diri diawali dari keyakinan hati, keyakinan hati kemudian dipikirkan dengan menggunakan akalnya, kemudian diwujudkan dengan tindakan indra, dan menghasilkan amalan dan hasil. Al-qur’an memberikan panduan atau petunjuk terhadap hati manusia, diantara petunjuknya ialah jika manusia mau tenang hatinya maka cukup dengan memperbanyak zikir kepada-Nya dan amal-amal shaleh yang lainnya. Maka pasti timbul energi kedamaian dalam batin sehingga mempengaruhi karakter menjadi lebih baik.
Penafsiran Ali Al-Shobuni Tentang Ayat-Ayat Riba Mohammad Patri Arifin; Misaeropa Misaeropa
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i1.26

Abstract

Tulisan ini ingin melihat hukum riba, sekaligus mempertegas persoalan haramnya riba. Para ulama menetapkan dengan tegas dan jelas tentang pelarangan riba apapun jenisnya, disebabkan riba mengandung unsur eksploitasi yang dampaknya merugikan banyak orang. Sedangkan dalam Alquran secara tegas melarang pelaksanaan praktek riba, karena dosanya sangat besar. Oleh sebab itu dibutuhkan penafsiran untuk memperjelas dan mempertegas maksud dan tujuan Allah swt. menurunkan ayat-ayat Alquran dalam hal ini ayat tentang riba. Hal ini menjadi landasan penulis untuk melihat ayat riba melalui pemikiran dan penafsiran Muhammad Ali ash Shabuni mengkaji dan memahami permasalahan riba saat ini. Sedangkan alasan penulis mengambil pemikiran Muhammad Ali ash Shabuni disebabkan karena ia merupakan salah satu tokoh tafsir yang berkecimpung di bidang Hukum.Dalam tulisan ini penulis mengambil kajian pustaka (libarary research), dimana masalah di uraikan secara sistematis dengan merujuk kepada pemikiran Muhammad Ali ash Shabuni dan Tafsir Rawai’ul al-Bayan FiiTafsir Ayat al-Ahkam Min Alquran. Adapun teknis atau metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu, metode tematik, interpretasi dan beberapa sumber data pendukung lainnya.Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah bahwa Muhammad Ali ash Shabusni menjelaskan bahwa Islam telah memberi ketetapan bahwa riba hukumnya haram. Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan presentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang telah dibebankan kepada peminjam.
KONSEP DASAR TAFSIR M. Sabir
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i02.29

Abstract

Tafsir Al-Quran jelas sangat urgen bagi kepentingan Islam, karena materi kajiannya (firman Allah) yang merupakan kunci keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Sebab itu ulama mencoba merumuskan sejumlah konsep dasar yang menjadi penafsiran Al-Quran, diantaranya; asbab al nuzul. Nasikh dan mansukh, ayat-ayat makkiyah dan madaniah, serta munasabah Al-Quran. Asbab al-nuzul menyoroti konteks historis ayat, nasikh dan mansukh menjelaskan peralihan status hukum ayat serta makkiyah dan madaniyah menguraikan pola penampilan ayat sesuai corak masyarakat. Adapun munasabah memaparkan keterkaitan antara ayat atau surah al-Quran.
PENAFSIRAN ABDULLAH IBN ABBAS TERHADAP SURAH AL-FATIHAH Ahmad, Asmar, Aslim, Arifani, Muznah Attamimi
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i02.35

Abstract

Tulisan ini ingin menjelaskan penafsiran Ibnu Abbas menegenai Surat Al-Fatihah dalam kitab Tafsir Tanwi>rul Miqba>s yang disusun oleh Fairuz Abadi yang merupakan ulama abad pertengahan yang lahir pada tahun 729. Dalam menjelaskan penafsiran Ibn Abbas penulis menggunakan metode library research atau studi kepustakaan untuk menjelasakan metode yang digunakan oleh Ibn Abbas dalam menjelaskan Surat Al-Fatihah. Pembehasan ini pada dasarnya telah dijelaskan beberapa penelitian dan beberapa jurnal diantaranya yaitu karya Hasan Asyari yang menjelaskan Tafsir Ibn Abbas, selain itu Nuri Hayatti dalam skripsinya juga menjelaskan Tafsir Ibn Abbas. Terdapat perbedaan dari dua penelitian ini yaitu dalam tulisan ini penulis hanya membahas tafsir Al-Fatihah.
TELAAH KITAB TAFSIR ATH-THABARI DALAM Q.S AL-MAIDAH AYAT 51 Adistia, Yusril, Nur Baitul Izzah, Nikmah, Muhammad Afif
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i02.36

Abstract

Artikel ini ingin menjelaskan kepada pembaca mengenai penafsiran Kitab Tafsir al-Tabari yang dibuat sendiri oleh Imam Al-Tabari. Dalam penjelasannya penulis akan menjelaskan profil, metodologi dan salah satu contoh penafsirannya disertai sistemtika penulisannya. Dalam menjelaskan telaah kitab Tafsir ini penulis menggunakan metode library research artinya studi kepustakaan. Untuk menjelaskan penafsirannya penulis mengamnil sampel penafsiran al-Tabari dalam Q.S al-Maidah ayat 51. Penulis akan mengemabil kajian dari berbagai buku-buku atau referensi yang berhubungan dengan. Al-Tabari adalah seorang mufassir yang digolongkan sebagai mufasir senior, dan karyanya sampai saat ini masih dijadikan rujukan oleh banyak orang terkait penafsiran Al-Qur’a>n. Adapun karya monumental al-Thabari adalah Tafsir al-Tabari. Kitab Tafsirnya berjudul Jami>‘ al-baya>n ‘an Ta’wil Ayyil Qur’an.
TINJAUAN HADIS TENTANG PENGOBATAN NABI “Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis Nabi Tentang Pengobatan menggunakan Kurma dan Madu” Lubna Alaydrus
Al-Munir: Jurnal Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/al-munir.v1i02.38

Abstract

Tulisan ini ingin mempertegas kualitas dari sebuah hadis Nabi yang berhubungan dengan pengobatan Nabi. Dalam kasusu ini pengobatan yang diangkat penulis ialah tentang Kurma dan Madu, salah satu hadisnya yaitu “Nabi saw bersabda barang siapa yang meminum madu maka dia tidak akan tertimpa bencana selama tiga hari” hadis ini perlu dipertegas bahwa apakah kualitas nya shohih atau tidak. Hal ini juga mempertegas bahwa pengobatan Nabi bisa digunakan. Dalam menjelaskan hadis ini penulis akan menggunakan metode Takhrij Hadis yang menggunakan kitab Mu’jam al-Mufahaz dan Miftah Kunuz al-Sunnah, sebagai pelengkap rawi penulis akan menggunakan kitab Tahzibul al-Kamal fi Asma al-Rijal dan Tahzibut Tahzib. Dalam tinjauan kepustakaan penulis telah meninjau beberapa penelitian yang telah melakukan penelitian yang sama diantaranya Pengobatan Cara Nabi karya Al-Suyuti, al-Tib Al-Nabawi karya Ibn Al-Jauzi dan Mukjizat Kedokteran Nabi karya Mahir Hasan. Ketiga karya ini berbeda dengan penelitian atau tulisan penulisan, perbedaannya terletak pada permasalahan yang diangkat dalam hal ini penulis menjelaskan tentang kualitas Hadis Nabi yang digunakan beberapa buku tentang pengobatan Nabi, sehingga penelitian ini lebih membantu buku-buku pengobatan Nabi yang menggunakan hadis tersebut. Pada akhir kesimpulan karya ini menjelaskan bahwa hadis-hadis yang digunakan dalam buku-buku pengobatan Nabi bernilai Sohih sehingga layak untuk dipublikasikan