cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpenyuluhan@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jupe
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penyuluhan
ISSN : 18582664     EISSN : 24424110     DOI : 10.25015
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penyuluhan diterbitkan dalam rangka mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian tentang pengembangan kapasitas manusia di berbagai bidang, di aras mikro, messo, dan makro. Peneliti, pelaku bisnis, pemegang kebijakan, akademisi, penyuluh, dan peminat pengembangan ilmu dan aspek praktis dalam transformasi perilaku manusia dapat mengirimkan naskah kepada redaksi, untuk selanjutnya direview oleh mitra bestari. Hanya naskah yang memenuhi syarat yang akan diterbitkan.
Arjuna Subject : -
Articles 394 Documents
KOMPETENSI PENYULUH PERTANIAN DI TUJUH KECAMATAN DI KABUPATEN BEKASI, JAWA BARAT Ridwan Kurniawan; Amri Jahi
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.377 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2089

Abstract

Agricultural Extension agents must acquire certain competencies so as to perform well in doing their jobs. Competencies were the combination of knowledge, skills and abilities. Competencies both had intellectual as well as practical dimensions that were served as the bases of the agents’ professional expertise, especially in promoting their clientele well being. As knowledge, technology and work environment changed, the Agricultural agents should also adjust their competencies. In this conjunction, the Agricultural agents’ working environment in the seven sub-districts in the district of Bekasi had tremendously changed in the last thirty years. A vast area of well-irrigated rice fields had been converted into industrial as well as urban estates. This in turn created a lot of small and land less farmers who no longer practice rice cultivation as before. Consequently, the agents’ client profiles were subsequently changed as well. The research question then, “What were the Agricultural Agents’ needed competencies so as to serve these people well?” To address this question, a descriptive study was implemented in those sub-districts. Twenty-six Agricultural Agents were interviewed. The obtained results pointed out that the agents perceived that: (1) Extension Program Development, (2) Promotion of Farmers’ Participation, (3) Conducting Education for Farmers, (4) Organizing Farmers, (5) Agricultural Information, (6) Socio-economic aspects of Agriculture, (7) Agricultural Subject Matter, and (8) Communication, as the competencies that they needed.
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIAKUINYA SESEORANG SEBAGAI PEMIMPIN OPINI DAN MANFAATNYA UNTUK KEGIATAN PENYULUHAN Abdul Hanan; Ismail Pulungan; Richard W.E Lumintang
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.131 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2090

Abstract

Opinion Leader at a certain areas, highly contributes to diffusion and adoption process, and has certain effect to social system whether the farmers rejected or accepted to a innovation. The research identified existence and function of Opinion Leader in an areas and analyzed correlated factors of recognition of Opinion Leader. Respondent were farmers of Floating Net Fish Culture at Coklat Area, Cirata Dam, District of Cianjur, West Java Province. The survey conducted since February until May 2005.The result showed that the farmers population, there were eight persons who considered by the respondents as sources of innovation and opinion. Futhermore internal characteristic had a positive value correlation among factors toward recognition level of Opinion Leader, but external characteristic showed negative correlation. Specially, the function of Opinion Leader those were strong correlation toward recognition farmers level to Opinion Leader.
PERSEPSI PEMANDU/PETANDU TERHADAP PEMBENTUKAN KELOMPOK IPPHTI, JAWA BARAT Cliffon R Bonzo; Amri Jahi; Rama B. Radhakrishna
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.833 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2092

Abstract

IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia) nasional berawal dari kegiatan-kegiatan terkait dengan Sekolah Lapangan (SL). Tujuan studi ini adalah meneliti persepsi pemandu/petandu IPPHTI berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok IPPHTI, Jawa Barat. Profil demografik dari survei menunjukkan mayoritas laki-laki (partisipasi wanita 30%), bersuku Sunda, berpendidikan SD dan telah menamatkan SL. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok IPPHTI adalah tersedianya sumberdaya manusia (SDM) dan adanya jaringan organisasi-organisasi. Kategori ilmu dan pengetahuan membuktikan ada kaitan dengan keinginan tahu dan hak-hak asasi manusia khususnya hak milik tanah. Jenis kelaminan, kesukuan, status kepemimpinan, dan penggarapan atas tanah tidak membuktikan adanya perbedaan berarti dalam persepsi antara berbagai status pendidikan dan pembentukan IPPHTI. Meskipun demikian, terdapat perbedaan berarti dalam persepsi antara berbagai status pendidikan dan pembentukan kelompok IPPHTI. Para pemandu/petandu siap berdiskusi dengan pemerintah setempat dan Dinas Pertanian terkait mengenai hasil survei ini. Hasil dari survei, yang dilaksanakan April 2004, sudah dilaporkan ke responden (IPPHTI, Jawa Barat). Diskusi yang berlangsung meliputi tiga pertanyaan: 1. Mengapa status pendidikan mempengaruhi hasil survei? 2. Apakah dasar dari korelasi antara pengetahuan yang diperoleh dan hak milik tanah? 3. Mengapa SDM lebih bernilai daripada bantuan ekonomi dalam mengembangkan IPPHTI? Pendapat yang muncul dari diskusi-diskusi adalah apabila pelatihan SDM tersedia, maka sumberdaya ekonomi dari pemerintah dan swasta serta penelitian universitas akan lebih baik dimanfaatkan yang dilatih SL. Memperoleh informasi yang secara konkret dapat memperbaiki penghidupan petani selalu menjadi tujuan utama dari IPPHTI.
PERSEPSI ANAK JALANAN TERHADAP BIMBINGAN SOSIAL MELALUI RUMAH SINGGAH DI KOTAMADYA BANDUNG Sr Tjahjorini; Margono Slamet; Pang S Asngari; Djoko Susanto
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.531 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2094

Abstract

The street children has become an important phenomenon in urban areas. Most of the children spent their time on the street or in other public areas. Government throught Social Welfare Departement developed an transit house program which providing social guidance fo ther street children, but the budget can not cover all of the children. Many of the children are still on the street that cause them to be out of control and easily trapped in juvenile delinquency. The study tried to understand perception of the children on the social guidance of the transit house program, since there are not enough information about the issue. The study used quantitative and qualitative data and analized in non parametric statistic. Bandung was selected as location of the study since the city is one of cities in Indonesia that has street children problems. Population of the study are street children of 6-18 years old. Stratifield random sampling technique was used to get 60 respondents. The data was collected through interview schedule, field observation and desk study. The research fond that the perception of the respondents toward social guidance program is negative in terms of physical, mentality, social and skill. But, the respondent that involved in the program less or equal to 6 months is better than whose that involved 7-12 months and more than 13 months, especially in terms of mental and skill guidance. Based on the finding, a reorientation of the program is needed throught in form of guidance and councelling package that short in time (less than 6 months), relevance with interest and talent of the children, emphasize on developing the children skill, but still concern with physical, mental and social development.
PEMBERDAYAAN PELADANG BERPINDAH: KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, DAN KABUPATEN KUTAI BARAT DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Jawatir Pardosi; Pang S. Asngari; Rudy C. Tarumingkeng; Djoko Susanto; Sumarjo .
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.359 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2095

Abstract

Shifting cultivations (SC) who rely on their livelihood of forest resources are empowerless mainly caused by the low quality of human resources an the pressures of the forest resources utilization which covering the cultivation areas by companies. The study was aimed to formulate a model of the empowerment of SC through extension program. The respondents involved we composed of 36 extension agents and 288 shifting cultivators. Data analysis used the descriptive analysis technique such as Chi Square, Rank Spearman, and Path Analysis. The Study results showed ah: (1) factors related o empowering SC through extension that consisted of 13 variables were low; (2) applications of forestry extension in Kutai Katanegara District, East Kutai District, and West Kutai District were not able to empower the SC to realize sustainable forest; (3) the activities needed by SC are he activities, aimed to solved the SC problem, such as (a) he qualified extension about the permanent cultivation, (b) the availability of infrastructure, (c) the insurance for shifting cultivation activities, (d) the availability of specific local technology, (e) production apparatus, (f) production increase, (g) income increase, (h) market, (i) cooperation, (j) capital credit, (k) business development, (l) new business alternative; and (4) the effectively extension model hat might be able to empower the SC is the extension that became their own program and applies (a) a digging finding, and developing science and technology model, (b) interactive/convergent communication, (c) extension substances based on SC need, (d) adult learning process, and (e) community based forest management.
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN KOMPETENSI AGRIBISNIS PADA USAHATANI SAYURAN DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR Rini Sri Damihartini; Amri Jahi
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.599 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2097

Abstract

Pembangunan agribisnis berawal dari kualitas petani sebagai pelaku utama. Kualitas petani berhubungan dengan karakteristik yaitu: pendidikan formal, luas lahan, pengalaman, motivasi dan modal berusahatani. Petani yang berkualitas merupakan wujud kompetensi yang dimiliki. Untuk itu, penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui distribusi karakteristik petani; (2) Menganalisa kompetensi agribisnis yang harus dikuasai petani dan (3) Menganalisa hubungan antara karakteristik dengan kompetensi agribisnis petani. Penelitian dirancang sebagai penelitian survey, jumlah responden 50 petani cabai, diambil secara Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan tiga bulan dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2004. Lokasi penelitian diambil secara purposive sampling. Analisa data dipergunakan uji Konkordasi Kendall W dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, mayoritas petani berpendidikan formal SMA, memiliki lahan sempit, cukup berpengalaman, motivasi sedang dan memiliki cukup modal. Aspek pengetahuan dalam kompetensi agribisnis memperoleh nilai skor tertimbang rata-rata 75, sikap 3,2 dan ketrampilan 3. Hal ini artinya, petani umumnya menguasai pengetahuan dan ketrampilan agribisnis yang harus dikuasai dan bersikap positif terhadap agribisnis yang diusahakan. Hubungan karakteristik petani dengan kompentensi agribisnis pada umumnya memilki kesepakatan tinggi. Namun, ketiga aspek pengetahan, ketrampilan dan sikap tersebut saling bebas dalam memberikan penilaian berbagai bidang agribisnis. Kesimpulan, masih ada bidang agribisnis baik pengetahuan maupun ketrampilan yang kurang dikuasai petani dan ada beberapa kegiatan penunjang kompetensi agribisnis dianggap kurang penting. Saran penelitian adalah perlu diadakan penyuluhan secara intensif mengenai pengetahuan tentang agribisnis dan pelatihan ketrampilan bagi petani.
BAGAIMANA RESPON PETANI MISKIN DI DUA DESA TEPI HUTAN, DI KECAMATAN UJUNG JAYA, KABUPATEN SUMEDANG PADA PRESENTASI AUDIO-VISUAL TENTANG CARA MEMBUAT KANDANG DOMBA YANG SEHAT? Amri Jahi
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.162 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2099

Abstract

Menentukan respon para petani kecil, yang miskin, yang berdiam di desa-desa tepi hutan di Kecamatan Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang pada presentasi audio-visual tentang cara membuat kandang domba yang sehat, perlu dilakukan. Hal ini penting untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat guna membantu para petani itu meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola sumberdaya alam di daerah itu. Penelitian ini merupakan bagian dari aktivitas penyuluhan untuk mengembangkan domba Garut di desa-desa tepi hutan itu. Penyuluhan bertujuan untuk mengembangkan sumberdaya manusia -- para petani -- agar supaya tahu, mampu dan mau bertindak secara arif dalam mengelola sumberdaya alam ditepi hutan untuk kemaslahatan hidup mereka. Domba ialah ruminansia kecil, yang hidup dari rumput dan daun-daunan yang banyak di daerah tepi hutan. Para petani yang memiliki cukup banyak domba akan memiliki cukup penghasilan, sehingga tidak perlu merambah hutan. Tahap awal beternak domba ialah membuat kandang yang memadai, kokoh dan sehat bagi domba. Kandang menaungi domba dari terpaan hujan, angin dan sengatan matahari. Kandang juga melindungi domba dari serangan predator. Kemudian, kandang menjadi tempat domba berkembang biak. Selanjutnya, pengandangan memudahkan petani memelihara dan merawat ternaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran para petani tentang pentingnya kandang yang baik, yang terbuat dari bahan-bahan setempat, yang berharga murah, untuk domba mereka. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para petani itu tentang subyek penyuluhan ini. Untuk mencapai tujuan itu, sebuah program audio-visual berupa film slide bersuara didedahkan kepada dua kelompok petani pada saat pelatihan. Para petani itu dites sebelum dan sesudah didedahkan pada film slide bersuara itu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kedua kelompok petani itu mendapat manfaat dari pendedahan itu. Pengetahuan mereka tentang berbagai aspek kandang domba dan cara membuatnya meningkat, walaupun secara statistik tidak nyata. Demikian juga dengan peningkatan pengetahuan kedua kelompok petani itu, tidak berbeda nyata. Hal ini terjadi karena ada persaingan stimuli audio dan visual dalam pengolahan informasi aural dan visual di benak para petani itu, yang menimbulkan efek saling tidak mengukuhkan. Namun demikian, para petani itu masih reseptif pada informasi tentang kandang domba yang baik, yang dipresentasikan pada mereka.
MASALAH-MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN I Gd. Setiawan AP.
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.598 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2101

Abstract

Ibarat orang buta yang sedang menduga-duga seekor binatang yang bernama Gajah, maka suatu objek amatan dapat diinterpretasikan bermacam-macam sesuai sudut pandang dan kemampuan orang tersebut. Apabila yang dipegang oleh orang buta tersebut adalah belalai si Gajah, maka ia menyimpulkan bahwa Gajah adalah binatang yang bulat panjang, dan tidak bisa diam. Apabila yang dipegang kebetulan adalah salah satu kakinya, maka ia dapat menyimpulkan bahwa gajah adalah binatang yang kokoh bagaikan tiang listrik yang biasa mereka pegang dipinggir jalan. Demikian seterusnya. Sama dengan analogi orang buta memegang gajah, maka masalah-masalah penyuluhan pertanian yang dihadapi bangsa kita akan beragam sesuai dengan sudut pandang dan dasar keilmuan yang ditekuni. Menemukan masalah-masalah penyuluhan bukan sarana untuk mendebat bahkan menyalahkan orang lain, tetapi mencari solusi demi perbaikan kegiatan penyuluhan di Indonesia. Berikut akan diuraikan masalah-masalah penyuluhan yang telah terjadi dan sedang terjadi ditinjau dari kacamata Ilmu Penyuluhan Pembangunan
PEMAHAMAN DIRI, POTENSI/KESIAPAN DIRI, DAN PENGENALAN INOVASI Prabowo Tjitropranoto
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.752 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2103

Abstract

Konsep yang akan disajikan pada bahasan ini adalah sekitar pemahaman diri, potensi/kesiapan diri, dan pengenalan suatu inovasi pada individu petani. Konsep ini ditulis berdasarkan kajian ilmiah dan hasil abstraksi pemikiran setelah penulis berhadapan langsung dengan petani.
MEMBANGUN KELEMBAGAAN PERTANIAN YANG TANGGUH BERDASARKAN NILAI-NILAI TRADISIONAL I Gde Pinata; I Gede Setiawan AP.
Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan
Publisher : Department of Communication and Community Development Sciences and PAPPI (Perhimpunan Ahli Penyuluh Pertanian Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.22 KB) | DOI: 10.25015/penyuluhan.v1i1.2104

Abstract

Masalah kelestarian/keberlanjutan subak dan pertanian Bali dalam konteks perubahan situasi global yang sangat struktural, merupakan main issue dalam kumpulan tulisan ini. Berbagai tulisan yang terhimpun, langsung ataupun tidak langsung, membahas kaitan antara subak, sebagai lembaga tradisional di Bali, dengan isu globalisasi yang semakin pesat lewat sistem perdagangan bebas yang dikembangkan oleh WTO. Subak, sebagai lembaga sosial-religius yang lebih banyak berorientasi centrifugal, mau tidak mau harus berhadapan dengan situasi global dengan kekuatan cengtripetal yang dahsyat.

Page 1 of 40 | Total Record : 394


Filter by Year

2005 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 19 No. 02 (2023): Jurnal Penyuluhan Vol. 19 No. 01 (2023): Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 02 (2022): Jurnal Penyuluhan Vol. 18 No. 01 (2022): Jurnal Penyuluhan Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Penyuluhan Vol. 17 No. 1 (2021): Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 2 (2020): Jurnal Penyuluhan Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Penyuluhan Vol. 15 No. 2 (2019): Jurnal Penyuluhan Vol. 15 No. 1 (2019): Jurnal Penyuluhan Vol. 14 No. 2 (2018): Jurnal Penyuluhan Vol. 14 No. 1 (2018): Jurnal Penyuluhan Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Penyuluhan Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Penyuluhan Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Penyuluhan Vol. 12 No. 1 (2016): Jurnal Penyuluhan Vol. 11 No. 2 (2015): Jurnal Penyuluhan Vol. 11 No. 1 (2015): Jurnal Penyuluhan Vol. 10 No. 2 (2014): Jurnal Penyuluhan Vol. 10 No. 1 (2014): Jurnal Penyuluhan Vol. 9 No. 2 (2013): Jurnal Penyuluhan Vol. 9 No. 1 (2013): Jurnal Penyuluhan Vol. 8 No. 2 (2012): Jurnal Penyuluhan Vol. 8 No. 1 (2012): Jurnal Penyuluhan Vol. 7 No. 2 (2011): Jurnal Penyuluhan Vol. 7 No. 1 (2011): Jurnal Penyuluhan Vol. 6 No. 2 (2010): Jurnal Penyuluhan Vol. 6 No. 1 (2010): Jurnal Penyuluhan Vol. 5 No. 2 (2009): Jurnal Penyuluhan Vol. 5 No. 1 (2009): Jurnal Penyuluhan Vol. 4 No. 2 (2008): Jurnal Penyuluhan Vol. 4 No. 1 (2008): Jurnal Penyuluhan Vol. 3 No. 2 (2007): Jurnal Penyuluhan Vol. 3 No. 1 (2007): Jurnal Penyuluhan Vol. 2 No. 4 (2006): Jurnal Penyuluhan Vol. 2 No. 3 (2006): Jurnal Penyuluhan Vol. 2 No. 2 (2006): Jurnal Penyuluhan Vol. 2 No. 1 (2006): Jurnal Penyuluhan Vol. 1 No. 1 (2005): Jurnal Penyuluhan More Issue