cover
Contact Name
Bobby Kurnia Putrawan
Contact Email
jurnaldidache@gmail.com
Phone
+628176907033
Journal Mail Official
jurnalrerum@gmail.com
Editorial Address
Matana University Tower Lantai 7 Jalan CBD Barat Kav.1 Kelapa Dua Tangerang, Banten 15810
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Didache : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27152758     DOI : https://doi.org/10.46362/didache
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (e-ISSN: 2715-2758) merupakan jurnal ilmiah teologi dengan perspektif Praktika Alkitabiah yang menjadi wadah ilmiah untuk jurnal akademik dengan multidisiplin ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Teologi Moriah bersama Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia. Fokus dan Ruang Lingkup Artikel yang dimuat dalam Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani memiliki fokus dan scope pada teologi pendidikan agama Kristen, teologi pastoral, kepemimpinan Kristen, misi, dan manajemen gereja. Penerbitan jurnal ini akan dilakukan dalam satu tahun sebanyak dua kali terbit yaitu pada bulan Juni dan Desember.
Articles 37 Documents
BIARLAH ORANG MATI MENGUBURKAN ORANG MATI Investigasi Latar Kultural Matius 8:21-22/Lukas 9:59-60 Deky Hidnas Yan Nggadas
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2019): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.1, December 2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i1.19

Abstract

The text of Matthew 8:18-22 and its parallel in Luke 9:57-59 contain a deep meaning and also requires exegetical attention to find the meaning. The reason to finding meaning in the texts was due to differences of opinion about the background, such as the cultural aspect behind disciple’s reason for “going to bury my father first” and the purpose of Jesus’s response: “let the dead buried their people”. The context is closely related to Jewish burial tradition (known as liqut ‘azamot or ossilegium). However, on the other hand, responsibility to caring parent who died was part of the fifth commandment in Dekalog: “Respect your father and mother.” Teks Matius 8:18-22 dan paralelnya yakni Lukas 9:57-59 mengandung makna yang mendalam dan membutuhkan perhatian eksegetis untuk mendapatkan makna tersebut. Alasan mendapatkan makna pada teks-teks tersebut disebabkan adanya perbedaan pendapat mengenai latar belakangnya, termasuk aspek kultural di balik alasan sang murid untuk “pergi dahulu menguburkan ayahku” dan maksud dari respons Yesus, “biarlah orang mati menguburkan orang-orang mati mereka”. Konteks tersebut terkait erat dengan tradisi penguburan dalam lingkungan Yahudi (disebut dengan liqut ‘azamot atau ossilegium). Namun, di sisi lain, tanggung jawab mengurus orang tua yang meninggal merupakan bagian dari perintah kelima dalam Dekalog: “Hormatilah ayahmu dan ibumu.”
POTENSI DIRI DAN GAMBAR-RUPA ALLAH Edward E. Hanock
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2019): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.1, December 2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i1.20

Abstract

As well known in Christian theology, God created human being in His image-likeness (Gen. 1:26-27; 2:7). It means that the first human being, cq. Adam and Eve, bequeathed God’s nature even it relates to the serious question whether the human potential takes a part in the concept of images-likeness of God. To dig it more, I will demonstrate a literary approach to examine literatures either books, journal (printed and online), or several biblical passages which supported this study. Having described this research, I am going to offer some conclusions that focused on human being as a bearer of self-potential which was found in God’s image-likeness. Teologi Kristen memandang manusia adalah ciptaan Allah yang segambar-serupa dengan-Nya (bnd. Kej. 1-2). Implikasi dari pandangan ini berdampak cukup luas. Bukan saja pada pewarisan sifat-sifat-Nya, melainkan juga pada pertanyaan serius, apakah potensi diri manusia itu terdapat dalam gambar-rupa Allah yang dimiliki manusia tersebut? Untuk menelisik lebih jauh keberadaan potensi diri manusia dalam perspektif teologi, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kepustakaan. Informasi-informasi dari sejumlah literatur, termasuk beberapa bagian Alkitab, akan dikaji guna menjawab pertanyaan di atas. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa manusia benar-benar memiliki potensi yang unggul, yang secara tidak langsung terdapat di dalam dirinya sebagai pemilik gambar-rupa Allah.
KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MENURUT KEJADIAN 1:26-27 DAN 2:18-23 SERTA IMPLIKASINYA DALAM MASYARAKAT DAN GEREJA NIAS Tinis Vivid Laia; Thobias A. Messakh
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2019): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.1, December 2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i1.21

Abstract

Substantial inequalities between the sexes still exist in the society as well as Church of Nias. These inequalities are social-cultural construction and are supported by theological understanding of the Genesis 2:18-23, that is man was previously created by God and woman was created by God from man’s rib. This social fact pushed the writers to do a library research on the Genesis 1 :26-27 and Genesis 2:18-33 and to do a field research in the society and the Church of Nias. There are two research questions: Is there any equality between men and women according to the Genesis 1:26-27; 2:18-23? How is the inequality in the society and the Church of Nias? The writers used the Qualitative-descriptive methode to do this research and find that there is no inequality between men and women in the message of Genesis 1:26-27; 2;18-23. On the contrary the writers find that men and women are equal. Men and women are different in order to complete each other . Therefore it is wrong absolutely to use the Genesis 1:26-27 and 2:18-23 to support these gender inequalities in the society and the Church of Nias. Genesis 1:26-27; 2:18-23 should be used to control and to remove the gender inequalities in the society and the Church of Nias. The writers interviewed ten people of Nias. They are also the members of the Church of Nias in Tangerang. We find that they do not know that actually there is an equality between men and women according to the message of the Genesis 1:26-27;2:18-23. Although they realize that inequlity between men and women is not good but they cannot release themselves from the social tradition undertanding that men and women are not equal. Men should be positioned higher than women. The writers also find that the society and the Church of Nias not yet has any plan to control the inequalities in order to establish the equality between men and women in the social sphere and in the Church sphere, in the public sphere as well as in the domestic sphere. The sugestion should be proposed is that the Church of Nias should has a plan to control and to remove the inequalities between men and women in the society and the Church of Nias and to establish the equality between men and women based on the Genesis 1:26-27; 2:18-23. In this case the leaders of the Church of Nias and the traditional figures of Nias should collaborate. Realitas sosial masyarakat dan gereja Nias dalam pengamatan awal penulis, menunjukkan bahwa perempuan dihargai lebih rendah dari laki-laki karena faktor budaya, dan adanya pehamaman yang salah terhadap Kejadian 2:18-23, sebab laki-laki dicipta terlebih dahulu daripada perempuan. Pengamatan awal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian pustaka tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan menurut Kejadian 1:26-27 dan 2:18-23, serta penelitian lapangan tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan Gereja Nias. Ada dua pertanyaan penelitian, yaitu: Bagaimana kesetaraan laki-laki dan perempuan menurut Kejadian 1:26-27 dan 2:18-23? Bagaimana kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat dan Gereja Nias? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif (data diperoleh dari penelusuran tulisan para pakar Perjanjian Lama dan para penafsir Kejadian 1:26-27; 2:18-23). Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai sepuluh orang Nias yang adalah warga BNKP Tangerang. Dalam penelusuran penulis terhadap eksegese Kejadian 1:26-27 dan 2:18-23 tidak terdapat pendapat bahwa laki-laki dicipta lebih tinggi daripada perempuan. Mereka berbeda untuk saling melengkapi demi mewujudkan kemanusiaan yang sempurna sebagaimana yang Allah kehendaki. Ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan adalah pandangan yang bertentangan dengan pesan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam Kejadian 1:26-27 dan 2:18-23. Ditemukan bahwa masyarakat maupun gereja Nias belum sepenuhnya memahami dan menganut kesetaraan laki-laki dan perempuan secara teori dan praktik. Hambatannya ialah adat yang masih sangat mendukung ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan, serta gereja Nias yang belum secara berencana mengajarkan pesan firman Tuhan tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan. Karena itulah, adat harus dinilai untuk dibaharui dan gereja harus secara berencana mengajarkan warganya tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan, teori, dan praktik berdasarkan Alkitab. Dalam hal ini, kerjasama tokoh adat dan para pemimpin gereja sangat diperlukan.
KORELASI TEOLOGIS ANTARA AGONIZOMAI DENGAN HALAS DAN PHOS: Komitmen Kristen untuk Menjadi Saksi Kristus Stenly R. Paparang
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2019): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.1, December 2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i1.22

Abstract

As Witnesses of Christ, striving for the Gospel and experiencing the suffering are consequence of faith. Struggle to against all sin, corruption, and the darkness of the world is manifestation from disciple’s identity as salt and light of the world. In that line, the struggle of (??????????) Christians also called as manifestation of personal identity that attached to ‘salt’ (????) and ‘light’ (???) the world. The aims from this article to explain the theological correlation between ?????????? with ???? and ???. The correlation is manifested in two contexts of responsibility: first, the responsibility of faith in preaching the Gospel, preserving the world from corruption because of sin and human wickedness, as the manifestation from identity of ???? ??? ???; and second, the responsibility as follower of Jesus Christ in radiase the light of His love as a manifestation from identity of ??? ??? ??????. A descriptive-biblical approach is used to explain the meaning of the reference texts and explain the theological correlation between ?????????? and ???? and ???.   Sebagai saksi Kristus, berjuang demi Injil dan mengalami penderitaan adalah sebuah konsekuensi iman. Perjuangan melawan dosa, kebusukan, dan kegelapan dunia adalah wujud dari identitas para murid sebagai garam dunia dan terang dunia. Sejalan dengan itu, perjuangan (??????????) orang Kristen juga merupakan wujud dari identitas personal yang melekat padanya yakni ‘garam’ (????) dan ‘terang’ (???) dunia. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi teologis antara ?????????? dengan ???? dan ???. Korelasi tersebut terwujud dalam dua konteks tanggung jawab: pertama, tanggung jawab iman dalam memberitakan Injil, mengawetkan dunia dari pembusukan karena dosa dan kejahatan manusia, sebagai perwujudan dari identitas ???? ??? ???; dan kedua, tanggung jawab sebagai pengikut Yesus Kristus dalam memancarkan terang kasih-Nya sebagai perwujudan dari identitas ??? ??? ??????. Pendekatan deskriptif-biblika digunakan untuk menjelaskan makna dari teks-teks rujukan dan menjelaskan korelasi teologis antara ?????????? dengan ???? dan ???.
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PEMIMPIN GEREJA: Pokok-Pokok Pikiran Keluaran 18:13-26 Soegeng A. Hardiyanto
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 1 (2019): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.1, December 2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i1.23

Abstract

Everyone, especially church leaders never want to be fail on their leadership which they conduct on their church. Any effort they do in order to reach the best. Nevertheless, they will never get it if they don’t know what the key is. Besides the grace of God on the efforts, the key, it is indeed in his/ herself, -the quaility of the person as a leader. The truth of this statement is the most important value. Keywords: church, organization, organism, leadership, learning ABSTRAK Setiap orang, apalagi kalau ia seorang pemimpin organisasi gereja, tidak pernah tidak ingin berhasil dalam kepemimpinan yang tengah dilaksanakannya. Segala usaha akan ditempuhnya untuk mencapai keinginannya tersebut. Kendatipun demikian, ia tidak akan pernah berhasil dengan gemilang, manakala ia tidak mengetahui dengan tepat le­tak dari kunci rahasia keberhasilan yang ingin dicapainya itu. Padahal, kunci ra­hasia keber­hasilan dari segala usaha yang ditempuhnya itu, -di samping rahmat Tuhan, sesungguhnya terletak di dalam dirinya sendiri. Dengan kata lain, kunci keberhasilan dari se­gala macam rancang­an dan usaha yang baik dari manusia itu adalah manusianya sendiri. Ke­benaran dari pernyataan di atas tidak akan dapat dia­baikan begitu saja, oleh karena ia merupakan salah satu kebenaran dari antara kebe­nar­an-kebenaran pernyataan yang paling pen­ting di mana pun juga di belahan bumi ini di sepanjang segala zaman.
PRA-EKSISTENSI YESUS BERDASARKAN BUKTI-BUKTI INJIL YOHANES Adi Putra
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, June 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i2.24

Abstract

This paper discusses the pre-existence of Jesus based on some evidences in the Gospel of John. This subject discusses two things, namely: the divinity of Jesus and rejects views that do not approve of Jesus’ pre-existence. In this paper uses a qualitative approach with the method of exegesis of several texts or passages in the Gospel of John, and based on some evidence from the Gospel of John, all of them confirm the pre-existence of Jesus, where He was even before the world was created. Artikel ini mendiskusikan pra-eksistensi Yesus didasarkan pada beberapa bukti dalam Injil Yohanes. Topik ini mendiskusikan dua hal, yaitu: keilahian Yesus dan pandangan-pandangan yang tidak mengakui pra-eksistensi Yesus. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode eksegesis dari beberapa teks atau bagian-bagian (pasal-pasal) dalam Injil Yohanes, dan didasakan pada beberapa bukti dari Injil Yohanes, semua menegaskan pra-eksistensi Yesus, di mana Ia bahkan ada sebelum dunia diciptakan.
MODEL RANCANG BANGUN TEOLOGI GEREJA CHARISMATIK WORSHIP SERVICE JAKARTA DALAM MENGHADAPI TREND ISU-ISU TEOLOGI PERTUMBUHAN GEREJA MASA KINI Wasis Suseno
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, June 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i2.25

Abstract

The aim of this study is to identify the issues facing the theology of church growth today. In the last period of tens years, the many negative teaching, has damage the teaching of the church. Many congregations of our are influenced by the negative doctrine. Charismatic Worship Service Church in Jakarta, has constructed its doctrine and theology in order to face the negative doctrine. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang dihadapi trend isu-isu teologi pertumbuhan Gereja masa kini. Dalam kurun waktu puluhan tahun terakhir, banyak pengajaran negatif telah merusak ajaran Gereja. Banyak jemaat Gereja dipengaruhi oleh ajaran negatif tersebut. Gereja Charismatik Worship Service di Jakarta, telah merancang bangun teologi dalam menghadapi ajaran negatif.
PERDEBATAN PARA AHLI MENGENAI PENGARUH SASTRA HIKMAT TERHADAP SASTRA APOKALIPTIK Jenry Elrich Cornelis Mandey
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, June 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i2.26

Abstract

Wisdom and apocalyptic literature are two things that seize the attention of experts. They explore and interpret whether the two have an influencing relation of not. There are various difficulties in understanding both of them and this causes differences opinion. By providing expert discussion and debate about apocalyptic, this article shows us the important arguments from experts about wisdom and apocalyptic literature. Sastra Hikmat dan Apokaliptik adalah dua hal yang cukup menyita perhatian para ahli. Mereka menelusuri dan menafsirkan apakah keduanya memiliki hubungan keterpengaruhan atau tidak. Ada berbagai kesulitan dengan memahami keduanya, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat. Dengan menyuguhkan diskusi dan perdebatan para pakar mengenai Apokaliptik, artikel ini memperlihatkan argumen-argumen penting dari para pakar mengenai sastra hikmat dan apokaliptik.
PANCASILA DITEKAN, GEREJA TERTEKAN Marthin Steven Lumingkewas; Youke L. Singal; Roce Marsaulina; Stenly R. Paparang
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.35

Abstract

Dari waktu ke waktu Pancasila selalu menjadi topik utama dalam isu nasional di Indonesia. Semenjak dirumuskan dan dipergunakan sebagai ideologi negara yang merangkul dan mengayomi seluruh kepentingan dan golongan di Indonesia oleh bung Karno, Pancasila ternyata tidak pernah bebas dari kepentingan. Bung Karno dan Soeharto menggunakan Pancasila sebagai alat pukul bagi kelompok kanan dan kiri Indonesia. Pada akhirnya kelompok tertentu memberikan antipasti terhadap Pancasila dan ingin menggantikan ideologi yang merupakan hasil kompromi anak bangsa digantikan dengan ideologi syariah yang hanya mewakili golongan tertentu saja. Walaupun telah final kesepakatan piagam Jakarta tidak menjadi bagian dari lima dasar Pancasila, namun upaya-upaya mendongkel Pancasila sebagai ideologi negara terus bergulir sampai saat ini. Tekanan terhadap Pancasila; khususnya rongrongan terhadap sila pertama, ternyata berimbas terhadap gereja yang harus mengalami intimidasi, ancaman dan kekerasan sebagai hasil akhir dari intoleransi kebebasan beragama. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran melalui kajian sosial bagaimana tekanan terhadap Pancasila berimbas pada eksistensi dan operasional gereja di Indonesia. Diharapkan dengan mempergunakan metodologi atau kajian sosial ini diperoleh hasil atau deskripsi memadai bagaimana gereja melakukan langkah-langkah politis, etis dan konkrit dalam menyikapi keadaan ini. From time to time Pancasila has always been the main topic in national issues in Indonesia. Since it was formulated and used as a state ideology that embraces and protects all interests and groups in Indonesia by Bung Karno, Pancasila has never been free from interests. Bung Karno and Suharto used Pancasila as a tool to deomolished Indonesian extrems religious and marxism groups. In the end, those groups gave antipasti against Pancasila and wanted to replace the ideology which was the result of the compromise of the nation's children to be replaced with sharia ideology which only represented certain groups. Even though the Jakarta charter agreement has been finalized, it does not become part of the five principles of Pancasila, but efforts to overthrow Pancasila as the state ideology continue to this day. Pressure on Pancasila; especially the undermining of the first precepts, it turns out to have an impact on the church which has to experience intimidation, threats and violence as the end result of intolerance of religious freedom. The purpose of this study is to provide an overview through social studies how the pressure on Pancasila affects the existence and operations of the church in Indonesia. It is hoped that by using this methodology or social study, adequate results or descriptions of how the church takes political, ethical and concrete steps in addressing this situation are expected.
EKSEGESIS KOTBAH: Petunjuk Praktis Bagi Pelaksanaan Firman Tuhan Susanto Dwiraharjo; Susanti Embong Bulan
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.36

Abstract

Latar belakang, penyampaian Firman Tuhan atau kotbah merupakan bagian yang menyatu dengan pelayanan Kekristenan. Pada faktanya terdapat berbagai pola dan metode tafsir ketika sedang mempersiapkan kotbah. Hal itu sering menjadi persoalan sendiri bagi seorang pengkotbah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hermeneutik. Ini merupakan upaya untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya dari teks yang digali. Luaran penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih pemikiran dan juga petunjuk praktis bagi pelaksanaan pelayanan Firman Tuhan. Kesimpulan dari semuanya ini adalah agar eksegesis kotbah ini dapat menjadi arahan bagi setiap hamba Tuhan dalam mempersiapkan kotbahnya. Background, delivery of God's Word or sermon is an integral part of Christian ministry. In fact, there are various patterns and methods of interpretation when preparing a sermon. This is often a problem for a preacher. The method used in this research is the hermeneutic method. This is an attempt to find the actual truth of the excavated text. The output of this research is expected to contribute ideas and also practical instructions for the implementation of the ministry of God's Word. The conclusion of all this is that the exegesis of this sermon can be a direction for every servant of God in preparing his sermon.

Page 1 of 4 | Total Record : 37