cover
Contact Name
Bobby Kurnia Putrawan
Contact Email
jurnaldidache@gmail.com
Phone
+628176907033
Journal Mail Official
jurnalrerum@gmail.com
Editorial Address
Matana University Tower Lantai 7 Jalan CBD Barat Kav.1 Kelapa Dua Tangerang, Banten 15810
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Didache : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : -     EISSN : 27152758     DOI : https://doi.org/10.46362/didache
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani (e-ISSN: 2715-2758) merupakan jurnal ilmiah teologi dengan perspektif Praktika Alkitabiah yang menjadi wadah ilmiah untuk jurnal akademik dengan multidisiplin ilmiah yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Teologi Moriah bersama Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia. Fokus dan Ruang Lingkup Artikel yang dimuat dalam Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani memiliki fokus dan scope pada teologi pendidikan agama Kristen, teologi pastoral, kepemimpinan Kristen, misi, dan manajemen gereja. Penerbitan jurnal ini akan dilakukan dalam satu tahun sebanyak dua kali terbit yaitu pada bulan Juni dan Desember.
Articles 37 Documents
EDENIC LANGUAGE SEBAGAI BAHASA IBRANI: Ibu Bagi Seluruh Bahasa Di Dunia Rita Wahyu
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, June 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i2.37

Abstract

Edenics adalah bahasa ibu Semit yang terurai ke dalam 70 bahasa pada sekitar 3.784 tahun yang lalu, pada peristiwa Menara Babel. Menurut teori Dr. Isaac E. Mozeson setiap bahasa saat ini memiliki elemen yang sama dalam bahasa Ibrani Alkitabiah. Melalui penelitian Mozeson tentang "Bahasa Edenic" dalam kaitannya dengan bahasa Ibrani yang mempengaruhi banyak bahasa di dunia. Dia menyebut "Edenics" ini "proto-human language" karena hubungannya dengan Taman Eden, tempat dimana manusia pertama diciptakan dan di tempatkan di sana. Maka Edenics adalah mula dari bahasa Ibrani Alkitabiah. Edenics is the Semitic mother tongue that was scrambled into 70 languages on about 3,784 years ago, after the episode of the Tower of Babel. According to the theory of Dr. Isaac E. Mozeson, every human language today shares elements of Biblical Hebrew. By the research work of Mozeson regarding "Edenic Language" in relation to Hebrew which influenced many languages of the world. He calls "Edenics" this "proto-human language" because of its connection with the Garden of Eden, where the first human were created. Therefore, Edenics is the originally Biblical Hebrew language.
PERAN HUBUNGAN ORANG TUA DALAM PROSES PEMBELAJARAN ANAK DI MASA COVID 19 Artika Ratu; Sutrisno Sutrisno; Christiani Hutabarat
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 1 No. 2 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, June 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v1i2.40

Abstract

Dalam sebuah keluarga terdapat adanya suatu hubungan, setiap keluarga pastinya mengharapkan hubungan yang positif dalam keluarga mereka terlebih antara anak dan orang tua. Namun pada kenyataanya tidak semua keluarga memiliki memiliki hubungan yang positif didalam keluarga mereka, terdapat beberapa keluarga yang memiliki hubungan negatif dalam keluarga mereka, hubungan yang negatif di dalam keluarga tersebut berdampak pada hasil belajar anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak hubungan yang negatif antara orangtua dengan anak bagi hasil belajar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang dimaksudkan untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran. Subjek penelitian ini adalah orangtua dan anak. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tinjauan pustaka yang bersumber dari buku-buku dan jurnal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dampak dari hubungan yang negatif antara orangtua dengan anak bagi hasil belajar. Dalam penelitian, ini juga dapat dilihat mengenai fungsi dari keluarga yang sesungguhnya dan faktor-faktor penyebab terjadinya hubungan yang negatif tersebut. In a family there is a relationship, every family certainly expects a positive relationship in their family, especially between children and parents. But in fact not all families have a positive relationship in their family, there are some families who have a negative relationship in their family, a negative relationship in the family has an impact on children's learning outcomes. The purpose of this study was to determine the impact of a negative relationship between parents and children for learning outcomes. The method used is descriptive qualitative method which is intended to find, develop and study the truth. The subjects of this study were parents and children. The technique of collecting data in this study is to use a literature review sourced from books and journals. The results of this study indicate that there is an impact of a negative relationship between parents and children for learning outcomes. In this research, it can also be seen about the real function of the family and the factors that cause the negative relationship.
KARAKTER MANUSIA DILIHAT DARI ETIKA TERAPAN TERHADAP PERUBAHAN DIRI SESEORANG Imron Widjaja; Iin Nur Indrayani Sihombing
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.42

Abstract

Christian character forming may sound ordinary because all parents must teach the best thing to their children. The child’s character is n accordance with the parent’s identity. Character is useful in all aspects of life because it makes people of integrity, influences and becomes effective withnesses of Christ. Howecer, in reality there are also many Christian individuals who have bad characters. According to the large Indonesian dictionary, character is defined as character, mental, moral or ethical characteristics that differentiate a person from another, character. The word character in the Bible comes from a Greek word which means a carving or sculpting tool. In Latin, the character means: ”Tools for marking, to engrave.” Webster Dictionary means, ”Engrave, inscribe.” With the above understanding it can be said that character is ”The process of sculpting the soul, marking oneself or carving oneself in such a way that it is unique, interesting and different.” Character according to the Bible is living our lives before God, fearing only God, and trying to please God only, no matter how we feel, or what other people might say or do. In simple terms character is doing what is right because it is right. Membentuk karakter kristen kedengarannya mungkin biasa saja karena semua orang tua pasti mengajarkan yang terbaik kepada anak-anaknya. Karakter anak yang sesuai dengan identitas orang tua. Karakter berguna dalam segala aspek kehidupan karena menjadikan orang berintegritas, berpengaruh dan menjadi saksi Kristus yang efektif. Namun kenyataannya banyak juga individu kristen yang memiliki karakter tidak baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karakter didefinisikan sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yg membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Kata karakter dalam Alkitab berasal dari kata Yunani yang berarti alat ukir atau alat pemahat. Dalam bahasa latin, karakter bermakna ”tools for marking, to engrave.” Webster Dictionary memberi arti, “engrave, inscribe.” Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa karakter adalah “proses memahat jiwa, menandai diri atau mengukir diri sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik dan berbeda.” Karakter menurut Alkitab adalah menjalani hidup kita dihadapan Allah, takut hanya kepada Allah, dan berusaha hanya menyenangkan Tuhan, tidak peduli bagaimana perasaaan kita, atau apa yang mungkin akan dikatakan atau dilakukan orang lain. Secara sederhana karakter adalah melakukan apa yang benar karena hal itu benar.
MAKNA TEOLOGIS DAN APLIKASI DARI STRATEGI PEMBELAJARAN YAHUDI UNTUK PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MASA KINI Yusak Tanasyah; Antonius Missa
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.2, No.2, June 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i2.28

Abstract

The Jewish nation, which has been present for thousands of years in the world, has had no small influence on the development of mankind, especially in the field of education. Jews who have the same holy book or God's law as Christianity, which is sourced from the Torah, provide guidelines and implementation of how to carry out education that is applicable and useful for mankind. The Torah which is the source and guidance is a book that is taught and applied in the daily life of the Jewish people. The question is what learning strategies are used in implementing and carrying out education? Learning strategies are important to know because they involve how to bring learning to students to be more effective. Learning strategies provide content and creativity as well as core values ??to students to capture messages conveyed from educators to students. Christian religious education cannot escape the meaning and application of Jewish learning strategies as it has the same foundation in the law or the word of God. The method used in this study is qualitative research sourced from literature originating from books, journals, and data from internet media which is formulated to be applied for today.   Bangsa Yahudi yang ribuan tahun hadir di dalam dunia telah memberikan pengaruh besar atas perkembangan manusia khususnya di dalam bidang Pendidikan. Yahudi yang memiliki kitab suci atau dan hukum Tuhan yang sama dengan kekristenan yang mana bersumber dari Taurat memberikan pedoman dan pelaksanaan bagaimana menjalankan pendidikan yang aplikatif dan berguna bagi umat manusia. Taurat yang adalah sumber dan petunjuk merupakan kitab yang diajarkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari umat Yahudi. Pertanyaannya adalah strategi pembelajaran apakah yang dipakai dalam menerapkan dan menjalankan pendidikan?  Strategi pembelajaran menjadi penting untuk diketahui karena menyangkut bagaimana membawa pembelajaran kepada peserta didik untuk lebih efektif. Strategi pembelajaran memberikan muatan dan kreatifitas serta nilai inti kepada peserta didik untuk menangkap pesan yang disampaikan dari pendidik ke peserta didik. Pendidikan agama Kristen tidak dapat melepaskan diri dari makna dan penerapan dari strategi pembelajaran orag Yahudi sebagaimana memiliki pondasi yang sama di dalam hukum atau firman Allah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersumber dari literatur yang berasal dari buku, journal dan data dari media internet yang dirumuskan untuk diambil aplikasinya bagi masa kini.
PANDEMI COVID-19 SUATU TANTANGAN KETAATAN REMAJA KRISTEN PADA PROTOKOL KESEHATAN Lydia Weniati Augustiana; Amos Neolaka; Maya Malau
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 1 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.3, No.1, December 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v3i1.31

Abstract

The purpose of the study was to determine the obedience of the community, especially Christian adolescents, in the health protocol (prokes). The problem is the obedience of Christian adolescents in the Prokes, as the government's appeal to end Pandemic Covid-19. The method is a digital literature study. Data collection techniques through journal and e-book studies on adolescent obedience in health protocol and the impact of the Covid-19 pandemic, which results in PPKM. Data analysis is descriptive qualitative with a matrix approach. The results of the study are (1) of adolescent disobedience in prokes is quite high: hand washing 51.7%; Wear a 60.3% mask; Maintain a distance of 93.1%. (2) Needed parent assistance in his teenage children at Pandemic Covid-19. (3) Featuring Pak at home when Pandemic Covid-19 is needed for the growth of adolescent faith. (4) The anxiety of Christian teenagers in the Pandemic Covid-19 time includes a light category, because they have knowledge of Covid-19, good relations with the family and a good level of faith growth. (5) The development of the spirit of elementary school children in the Pandemic Covid-19 period, increasing because children often follow prayers, worship, and discussions with parents while being confined at home. (6) the activities of the sizes (thank God) are very meaningful to reduce the symptoms of depression, stress, anxiety and loneliness of students. Therefore, educators need to provide assistance with efforts to reduce learning or lectures to students, so students are able to maintain emotional stability and can control depression, anxiety, stress and lonely symptoms.    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ketaatan masyarakat khususnya remaja Kristen pada protokol kesehatan (prokes). Permasalahan adalah ketaatan remaja Kristen pada prokes, sebagai himbauan pemerintah mengakhiri pandemi Covid 19. Metodenya adalah studi pustaka digital. Teknik pengumpulan data melalui kajian jurnal dan e-book tentang ketaatan remaja pada protocol kesehatan dan dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan PPKM. Analisis data adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan matriks. Hasil penelitian adalah (1) Ketidaktaatan remaja pada prokes cukup tinggi: mencuci tangan 51,7%; memakai masker 60,3%; menjaga jarak 93,1%. (2) Dibutuhkan pendampingan orangtua pada anak remajanya di saat pandemic Covid-19. (3) Pengajaraan PAK di rumah saat pandemic Covid-19 sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan iman remaja. (4) Kecemasan remaja Kristen di masa pandemic Covid-19 termasuk kategori ringan, karena mereka memiliki pengetahuan tentang Covid-19, hubungan baik dengan keluarga dan tingkat pertumbuhan iman yang baik.  (5) Perkembangan spiritulitas anak usia SD di masa pandemic Covid-19, makin meningkat karena anak sering mengikuti doa, ibadah, dan diskusi bersama orangtua selama terkurung di rumah. (6) Kegiatan kebersyukuran (mengucap syukur pada Tuhan) sangat bermakna untuk menurunkan gejala depresi, stress, kecemasan dan kesepian peserta didik. Karena itu tenaga pendidik perlu memberikan pendampingan dengan upaya penurunan beban belajar/perkuliahan kepada peserta didik, agar peserta didik mampu menjaga stabilitas emosi dan dapat mengendalikan depresi, kecemasan, stress dan gejala kesepian.
EKSISTENSI YESUS PASCA KENAIKANNYA: Refleksi Teologis di Gereja Banua Niha Keriso Arif Gulo; Bobby Kurnia Putrawan
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.2, No.2, June 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i2.32

Abstract

This article discusses contextual theology about the existence of Jesus after His ascension in the Protestant Banua Niha Keriso Church. Contextualization is an attempt to make the existence of Jesus relevant in every context in ministry. Jesus Christ was not only a perfect man but also a true God. Even though He has ascended to heaven in the glory of His Father, in a divine manner, He has not left His people. This paper uses a qualitative research method by collecting data and other scientific articles. In this discussion, we find that Jesus as God is present in the midst of His people by going above and beyond the context of human life by emphasizing the church as God's representative in declaring truth and change.   Artikel ini membahas tentang refleksi teologi kontekstual tentang eksistensi Yesus pasca kenaikan-Nya di Gereja Banua Niha Keriso Protestan. Kontekstualisasi merupakan upaya bagaimana eksistensi Yesus menjadi relevan dalam setiap konteks dalam pelayanan. Yesus Kristus bukan hanya manusia yang sempurna akan tetapi Ia juga Allah yang sejati. Kendati Ia sudah naik ke sorga dalam kemuliaan Bapa-Nya, secara ke-Allahan, Ia tidak meninggalkan umat-Nya. Tulisan ini dengan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data-data dan artikel-artikel ilmiah lainnya. Dalam pembahasan ini menemukan bahwa Yesus sebagai Allah hadir ditengah-tengah umat-Nya dengan melebihi dan melampaui konteks kehidupan manusia dengan menekankan gereja sebagai wakil Allah Dalam menyatakan kebenaran dan perubahan.
DAMPAK KEPEMIMPINAN NEHEMIA DAN RELEVANSINYA DENGAN GEREJA-GEREJA DI JAWA TENGAH Sentot Purwoko; David Ming; Christian Ade Maranatha
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.33

Abstract

The church in terms of organization and communication systems cannot be separated from the leadership of God's servants, because leaders have an influence on the growth and development of the organization in the church. The role of a successful leader in organization and communication is critical. The formulation of the problem posed by the author is: the success of implementing leadership based on the book of Nehemiah for God's servants in churches throughout Central Java? Is the character of dependence on God the most dominant character modeled by God's servants in churches throughout Central Java? Which background category is the most dominant in determining the success of implementing the leadership of God's servants based on Nehemiah's book for God's servants at GKKI throughout Central Java. The author uses a quantitative descriptive method with an explanation method for the type of correlation review. Is the successful implementation of leadership based on the book of Nehemiah for God's servants in churches throughout Central Java in the sufficient category? Is the dimension of depending on God as Nehemiah's most dominant character in the role modeled by God's servants in churches throughout Central Java in carrying out successful leadership based on the Book of Nehemiah proven true? Gereja dalam pengertian organisasi dan sistem komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan hamba-hamba Tuhan, kerena para pemimpin mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan pengembangan organisasi di gereja. Peranan pemimpin yang berjaya dalam organisasi dan komunikasi sangat penting. Rumusan masalah yang ditimbulkan oleh penulis adalah: keberhasilan pelaksanaan kepemimpinan berdasarkan buku Nehemia untuk hamba-hamba Tuhan di gereja-gereja di seluruh Jawa Tengah? Apakah watak bergantung pada Tuhan merupakan watak paling dominan yang dimodelkan oleh hamba-hamba Tuhan di gereja-gereja di seluruh Jawa Tengah? Kategori latar belakang mana yang paling dominan menentukan keberhasilan pelaksanaan kepemimpinan hamba-hamba Tuhan berdasarkan buku Nehemia untuk hamba-hamba Tuhan di GKKI di seluruh Jawa Tengah. Penulis menggunakan kaidah deskriptif kuantitatif dengan kaidah penjelasan jenis tinjauan korelasi. Apakah pelaksanaan kepemimpinan yang sukses berdasarkan kitab Nehemia untuk hamba-hamba Tuhan di gereja-gereja di seluruh Jawa Tengah berada dalam kategori yang mencukupi? Apakah dimensi bergantung kepada Tuhan sebagai watak Nehemia yang paling dominan dalam peranan yang dimodelkan oleh hamba-hamba Tuhan di gereja-gereja di seluruh Jawa Tengah dalam melaksanakan kepemimpinan yang sukses berdasarkan Kitab Nehemia terbukti benar?
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PADA MASA DAN PASCA PANDEMI COVID-19 Sutrisno Sutrisno; Christiani Hutabarat; Maya Malau
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.2, No.2, June 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i2.34

Abstract

The purpose of this study is to provide an authentic picture of the learning model that is carried out appropriately both during the pandemic and post-pandemic in an effort to stick to the target of Education 4.0 by utilizing several learning methods. This study uses a qualitative method. The data collection technique uses direct observation through the online teaching and learning process so that real data can be obtained. Observational data are primary data in this study, while secondary data in this study were obtained from interviews with central persons related to the research material in this case, namely; teachers and students. The results showed that one of the appropriate learning models both during and after the pandemic was the Problem Based Learning model. Problem-Based Learning is appropriate to apply because it takes a learning approach where students can work on authentic problems, compiles their own knowledge, develops inquiry and thinking skills to a higher level, develops independence, and self-confidence, and everything can be done either directly or indirectly virtual.   Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara otentik tentang model pembelajaran yang dilakukan secara tepat baik dimasa pandemi maupun pasca pandemi dalam usaha untuk tetap menuju target Pendidikan 4.0 dengan memanfaatkan beberapa metode pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan langsung melalui proses belajar mengajar daring sehingga dapat di peroleh data yang rill. Data pengamatan adalah data primer dalam penelitian ini, sedangkan data sekunder penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan person-person sentral terkait materi penelitian dalam hal ini yaitu; dosen dan mahasiswa/i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu model pembelajaran yang tepat baik dimasa maupun pasca pandemi adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran Berbasis Masalah tepat diterapkan karena melakukan pendekatan pembelajaran di mana mahasiswa/i dapat mengerjakan permasalahan yang autentik, menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan keterampilan berpikir ke tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri, dan semuanya dapat dilakukan baik secara langsung maupun secara virtual.
LIMITED ATONEMENT DAN PENGINJILAN: Suatu Tinjaun Historis Timotius Timotius; Oey Natanael Winanto
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 1 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.3, No.1, December 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v3i1.43

Abstract

Evangelism is the great mandate of the Lord Jesus before going up to heaven. However, several problems arose related to the concept of evangelism. This happens when the concept of evangelism is associated with a limited redemption doctrine in Reformed theology. The question is whether limited redemption doctrine has prevented evangelism? Harold Dekker said that, limited redemption doctrine had hindered the activity of evangelism in the Reformed Church. According to Dekker, this is because the limited redemption doctrine has made Reformed people no longer say that Jesus died for you to people who do not believe. This paper will explore the history of evangelism carried out by the Reformed Church to prove that limited redemption doctrines do not hinder the activity of reformed church evangelism.   Penginjilan merupakan Amanat Agung Tuhan Yesus sebelum naik ke surga. Namun, muncul beberapa masalah berkaitan dengan konsep penginjilan. Hal itu terjadi ketika konsep penginjilan dikaitkan dengan doktrin penebusan terbatas dalam teologi Reformed. Pertanyaannya adalah apakah doktrin penebusan terbatas telah menghalangi penginjilan? Harold Dekker mengatakan bahwa, doktrin penebusan terbatas telah menghalangi aktifitas penginjilan dalam gereja Reformed. Menurut Dekker, hal itu dikarenakan doktrin penebusan terbatas telah membuat orang-orang Reformed tidak bisa lagi mengatakan bahwa Yesus mati bagimu kepada orang yang belum percaya. Karya tulis ini akan menelusuri sejarah penginjilan yang dilakukan oleh gereja Reformed untuk membuktikan bahwa doktrin penebusan terbatas tidak menghalangi aktifitas penginjilan gereja Reformed.
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH Carinamis Halawa; Peni Nurdiana Hestiningrum; Iswahyudi Iswahyudi
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.2, No.2, June 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i2.44

Abstract

The formation of the character of these students in an education will affect the development without paying attention to the ethics, character and morals of a student's behavior. So in this case it is very necessary or needed attention from various parties, especially in learning and teaching with the aim of helping students to get to know the world of education from those who don't know to know, especially in knowing the truth of God. As a teacher of Christian religious education, this must be influential in shaping the character in the ethical and moral supervision of students. These students are partially affected by the problem of character crises, because where they are not controlled or uncontrolled in the influence of the development of science and technology, in this case the environmental conditions will be able to affect the character of students. However, in this situation it will be very worrying in shaping that character, not only as parents, teachers, but also as churches in educational institutions. Therefore, as a Christian religious education teacher will be expected to shape the character and morals of students. Therefore, as a teacher, he will be able to carry out his duties with a sense of responsibility in accordance with the objectives of education in learning, namely forming and creating a generation that has noble character, competence, and responsibility in having Christ. As a teacher, he will bring these students to know how an environment is not affected in the formation of character in an education. Christian teachers will play an important role in shaping the character of students who are right and direct in a goal. Pembentukan karakter peserta didik ini dalam suatu pendidikan akan berpengaruh pada perkembangan tanpa memperhatikan etika, karakter serta moral dari suatu perilaku peserta didik. Maka dalam hal ini sangat dibutuhkan atau diperlukan perhatian dari berbagai pihak terkhususnya dalam belajar dan mengajar dengan tujuan supaya menolong siswa untuk mengenal dunia pendidikan dari yang tidak tahu menjadi tahu, terlebih dalam mengenal kebenaran Allah. Sebagai guru pendidikan agama Kristen ini harus berpengaruh dalam membentuk karakter dalam pengawasan etika, dan moral dari peserta didik. Peserta didik ini sebagian mengalami pengaruh dalam masalah krisis karakter, karena dimana mereka tidak terkontrol atau tidak terkendalikan dalam pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam hal ini keadaan lingkungan akan dapat mempengaruhi karakter peserta didik. Akan tetapi, dalam keadaan ini akan sangat mengkuatirkan dalam membentuk karakter tersebut, bukan hanya saja sebagai orang tua, guru, juga sebagai gereja dalam lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sebagai guru pendidikan agama Kristen akan diharapkan dalam membentuk karakter dan moral siswa. Maka dari pada itu sebagai guru, akan mampu melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pembelajaran yakni membentuk dan menciptakan generasi yang berakhlak mulia, berkompetensi, serta bertanggung jawab dalam memiliki kristus. Sebagai guru akan membawa peserta didik tersebut dalam mengenal bagaimana suatu lingkungan tersebut tidak terpengaruh dalam pembentukan karakter dalam suatu pendidikan. Guru Kristen akan berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik yang benar dan mengarahkan dalam suatu tujuan.

Page 2 of 4 | Total Record : 37