cover
Contact Name
Sinung Rahardjo
Contact Email
sinungrahardjo25@gmail.com
Phone
+6281385033025
Journal Mail Official
b.jalanidith@gmail.com
Editorial Address
Politeknik Ahli Usaha Perikanan Jln. AUP No.1 Pasar Minggu - Jakarta Selatan 12520
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam
ISSN : 1978032X     EISSN : 27162524     DOI : http://dx.doi.org/10.15578/bjsj
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam adalah publikasi ilmiah di bidang ilmu terapan kelautan dan perikanan. Artikel ilmiah yang disajikan merupakan hasil penelitian terapan (applied research) di bidang kelautan dan perikanan yang belum pernah dipublikasikan. Ruang lingkup materi meliputi inovasi teknologi, present status kondisi perikanan dan lingkungan perairan, dan review artikel bidang Kelautan dan Perikanan di Indonesia. Substansi artikel terdiri dari bidang Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, Pasca Panen, Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Permesinan Perikanan, dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.
Articles 73 Documents
Karakteristik Mutu, Kelayakan Dasar, dan Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Pada Pengolahan Udang Masak Beku di PT. XYZ Asriani Asriani; Tatty Yuniarti; Andhika Indratama
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v5i2.13142

Abstract

Ekspor udang diperlukan persyaratan jaminan keamanan pangan yang harus dipenuhi oleh semua perusahaan. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan suatu sistem yang digunakan atau dipakai dalam memberikan jaminan pangan internasional. PT. XYZ merupakan perusahaan yang memproduksi dan mengekspor produk udang masak beku ke berbagai negara. Perusahaan ini telah menerapkan HACCP pada proses produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui alur proses pengolahan udang masak beku, mutu bahan baku dan produk akhir, penerapan kelayakan dasar, dan penerapan HACCP. Alur proses terdiri dari 18 tahapan. Hasil pengujian telah memenuhi standar SNI yaitu mutu organoleptik bahan baku dan produk akhir adalah 9, uji antibiotik adalah not detected, uji mikrobiologi telah memenuhi persyaratan sesuai SNI. Penerapan persyaratan dasar yaitu Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) pada proses produksi telah diterapkan dengan baik. Penerapan 12 tahapan HACCP pada proses produksi telah diterapkan dengan baik.
Pengujian Total Bakteri dan Formalin pada Beberapa Ikan dan Produk Olahan Perikanan di Pasar Tradisional Kecamatan Negara, Jembrana, Bali Resti Nurmala Dewi; Iftachul Farida; Ahmad Faiq Ramdhani
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v5i2.13156

Abstract

Foodborne diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh cemaran mikroba maupun kimia. Salah satu sumber makanan yang mudah mengalami kontaminasi adalah ikan. Ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami pembusukan karena mengandung kadar air dan protein tinggi sehingga menjadi medium pertumbuhan bakteri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan mutu ikan adalah dengan pengolahan dan pengawetan. Akan tetapi, proses tersebut banyak dilakukan tanpa mengacu pada standar yang ada. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian cemaran mikroba dan formalin pada beberapa jenis ikan dan produk olahan perikanan di pasar tradisional Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Metode kuantitatif digunakan pada pengujian bakteri dengan pendekatan TPC. Sedangkan pengujian formalin menggunakan analisis kualitatif dengan test kit. Sampel diambil secara acak sebanyak 5 sampel ikan dan 5 sampel olahan perikanan. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa sebanyak 8 sampel tidak memenuhi standar cemaran bakteri sedangkan 2 sampel berupa ikan tongkol (Euthynnus affinis) dan ikan layang (Decapterus spp) masih di bawah ambang batas yang disyaratkan dengan nilai 1,9 × 105 CFU/g. Pada pengujian formalin, ditemukan 1 sampel produk olahan perikanan berupa sudang dari Sardinella lemuru positif formalin yang ditunjukkan dengan perubahan warna ungu muda.
Temporal Dynamics of Phytoplankton in Retention Pond as a Water Source for Striped Catfish (Pangasianodon hypophthalmus) Farming Orbita Roiyan Dhuha; Yuni Puji Hastuti; Albert Gamot Malau
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 6, No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v6i1.13731

Abstract

This comprehensive study investigates the temporal dynamics and ecological aspects of phytoplankton communities in water reservoirs utilized for Pangasius cultivation. Over a six-week observation period, 25 phytoplankton species, including Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, Euglenophyceae, and Cryptophyceae, were identified. Chlorophyceae displayed the highest species richness, emphasizing the dominance of this group, particularly Chlorella, which remained stable throughout weekly observations. Other taxa, such as Euglenophyceae, exhibited delayed increases in density. The study revealed two crucial groups in the water reservoir: the first, composed of Actinastrum sp., Closterium sp., Staurastrum sp. (Chlorophyceae), Navicula sp., Pleurosigma sp., Schroedaria sp., Surirella sp. (Bacillariophyceae), and the second, more diverse group consisting of Nitzschia sp. (Bacillariophyceae), Cryptomonas sp. (Cryptophyceae), Trachelomonas sp. (Euglenophyceae), Anabaena sp., Merismopedia sp., Phormidium sp. (Cyanophyceae), Ankistrodesmus sp., Chlorella sp., and Crucigenia sp. (Chlorophyceae). Chlorella was consistently present which was observed to interact with various species, fostering a balanced environment for growth and reproduction within its family and across others based on network analysis. Contradictory dynamics emerge in the initial weeks, where the highest species richness (N = 19 species) coincides with a high dominance index (1/D = 0.54). Conversely, the peak diversity index (H’ = 2.04) occurs during the second observation, aligning with a comparable evenness index (J = 0.89). The saprobic index indicates a shift in pollution levels from β-mesosaprobic to α/β-mesosaprobic between the initial and final weeks of observation. Simultaneously, trophic-saprobic index alterations signify an environmental quality transition from polysaprobic to oligosaprobic. This presents contradictory trends, where, based on species richness, the environment is ecologically classified as polluted. However, considering the contribution of non-indicator groups in the formula, the pond conditions shift towards nutrient impoverishment, suggesting potential suitability for aquaculture practices.