cover
Contact Name
Nurhadi Setiawan
Contact Email
nurhadi.setiawan@esdm.go.id
Phone
+6221-7394422
Journal Mail Official
jurnal.lemigas@esdm.go.id
Editorial Address
http://journal.lemigas.esdm.go.id/index.php/LPMGB/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi
ISSN : 20893396     EISSN : 25980300     DOI : https://doi.org/10.29017/SCOG.44.1.492
research activities, technology engineering development and laboratory in the oil and gas field including regional geology/basin modeling, petroleum geology, sedimentology, stratigraphy, petroleum geoscience, drilling and completion technology, production engineering, well simulation, formation evaluation, petrophysics, reservoir characterization, oil and gas reserves, reservoir modeling, field development/management, EOR, geomachanics, unconventional hydrocarbon technology, field processing facilities, flow assurance, gas technology/processing/storage, petroleum processing/refining technology, petroleum products, fuel quality/specification/storage, biofuel technology, corrosion/scale problem/water treatment, environment/remediation, CCUS, health and safety/petroleum hazard, emerging technologies
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 38, No 2 (2004)" : 6 Documents clear
Pengolahan Minyak Goreng Bekas (Jelantah) menjadi Bahan Bakar Setara Solar (Biodiesel) dengan Proses Transesterifikasi Sidjabat, Oberlin
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 38, No 2 (2004)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.38.2.751

Abstract

Minyak goreng bekas atau yang sehari-hari disebut jelantah, merupakan salah satu sumber polusi apabila dibuang sembarangan. Pengertian istilah jelantah adalah sisa-sisa dari minyak goreng setelah digunakan beberapa kali. Pada umumnya minyak goreng bekas mengandung senyawa-senyawa antara lain: polimer, aldehida, asam lemak, senyawa aromatik, dan lakton. Untuk menghindari bahaya yang dapat ditimbulkan maka perlu dicari jalan keluar untuk memanfaatkan minyak goreng bekas tersebut. Salah satu cara adalah dengan mengolahnya melalui proses kimia, dalam hal ini transesterifikasi, yang sangat sederhana (Kac, 2003). Di sisi lain, bahan bakar minyak banyak menghasilkan gas buang yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga perlu dicari bahan bakar yang akrab lingkungan. Salah satu bahan bakar yang akrab lingkungan adalah biodiesel. Biodiesel adalah suatu nama generik untuk bahan bakar setara bahan bakar minyak solar yang diperoleh dari sumber yang dapat diperbaharui (renewable sources), minyak nabati dan lemak hewan, dengan proses esterifikasi yaitu dengan mereaksikan minyak dan alkohol dengan bantuan suatu katalis. Biodiesel mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan bahan bakar minyak diesel (solar) yang diperoleh dari minyak bumi, antara lain: mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik sehingga memperpanjang umur mesin; merupakan bahan bakar yang aman karena mudah ditangani dan tidak beracun; mempunyai gas buang yang relatif bersih
Mekanisme dan Analisis Pembentukan Endapan Barium Sulfat di dalam Industri Peminyakan Makmur, Tjuwati; Nuraini, Nuraini
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 38, No 2 (2004)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.38.2.752

Abstract

Dalam industri perminyakan, endapan telah dikenal sebagai salah satu problem yang serius dan terbentuk di fasilitas produksi minyak dan gas bumi, di sekeliling lubang bor serta di dalam reservoar, yang mengakibatkan laju produksi berkurang karena aliran menjadi terbatas, terhambat oleh berkurangnya di- ameter pipa-pipa, tubing, lubang perforasi dan ruang pori formasi produktif. Bila laju produksi berkurang, tidak diatasi dengan segera, tentu akan menimbulkan dampak negatif di dalam industri perminyakan, yaitu kerugian yang terbesar sebagai akibat penurunan produksi. Endapan yang umum ditemui di lapangan minyak ada beberapa jenis, seperti kalsium karbonat (CACO,), kalsium sulfat termasuk gips (CaSO, 2H,O) dan anhidrit (CaSO,), serta barium sulfat (BaSO,). Batas kelarutan kalsium karbonat dan kalsium sulfat dalam air adalah 20 mg/l dan 2000 mg/l pada 25°C. Batas kelarutan barium sulfat dalam air adalah 2,3 mg/ I pada 25°C dan 3,9 mg/l pada 95°C. Endapan yang paling sulit dipindahkan adalah endapan barium sulfat karena mempunyai sifat kelarutan yang sangat rendah. Oleh sebab itu, penulisan makalah ini difokuskan terhadap mekanisme, persyaratan dan analisis pembentukan endapan, dengan contoh kasus endapan barium sulfat.
Pengembangan Kota Migas Bojonegoro Berbasis Kemitraan dan Lingkungan suatu Tinjauan Aplikasi Teknologi Remote Sensing Geographic Information System (RS-GIS) untuk Kajian Kewilayahan Sunarjanto, Djoko; Tjiptono, Adji Gatot; Husen, M; Irawati, Nunuk
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 38, No 2 (2004)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.38.2.753

Abstract

Komoditas migas, baik untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri maupun sebagai salah satu sumber penerimaan negara dalam rangka menjamin kelangsungan pembangunan nasional masih tetap memainkan peranan yang penting. Data APBN dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa penerimaan negara bukan pajak yang bersumber dari migas masih tetap menduduki peringkat pertama, disusul penerimaan yang dihasilkan oleh komoditas tambang lainnya. Cadangan minyak bumi Indonesia saat ini diperkirakan sebesar 10 miliar barel dengan laju produksi sebesar 1,2 juta barel perhari, diprediksikan akan habis dalam masa 19 (sembilan belas) tahun apabila tidak ditemukan cadangan minyak bumi baru. Untuk itu pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya energi dan mineral harus dilakukan secara cerdas dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan (Wimpy S. Tjetjep. 2004). Berkaitan pengelolaan sumber daya alam dengan memperhatikan lingkungan antara lain adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar daerah operasi kegiatan migas. Perkembangan penanganan dalam wadah PKBL, CSR dan pengalaman melakukan pengembangan wilayah (migas) selama ini pada tulisan ini dilakukan kajian komparatif kewilayahan Pengembangan Kota Migas Bojonegoro, dengan menggunakan teknologi Remote Sensing-Geographic Information System (RS-GIS). Memanfaatkan teknologi RS GIS untuk pengembangan wilayah teridentifikasi secara tegas semua kawasan yang dibatasi oleh batas administrasi kota maupun kabupaten.
Penelitian Kebutuhan Angka Oktana kendaraan Bermotor Bensin Puppung, Pallawagau La
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 38, No 2 (2004)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.38.2.749

Abstract

Angka oktana suatu bensin adalah salah satu karakter yang menunjukkan mutu bakar bensin tersebut, yang dalam prakteknya menunjukkan ketahanan terhadap ketukan (knocking). Suatu bensin harus mempunyai mutu bakar yang baik agar mesin dapat beroperasi dengan mulus, efisien dan bebas dari pembakaran tidak normal selama pemakaiannya. Setiap kendaraan mempunyai kebutuhan angka oktana tertentu. Kebutuhan angka oktana kendaraan bermotor bensin tidak sama antara satu merek dengan merek lainnya atau antara satu tipe dengan tipe lainnya untuk merek yang sama, tergantung pada perbandingan kompresi mesin dan faktor-faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kebutuhan angka oktana. Pengujian kebutuhan angka oktana kendaraan bertujuan untuk mengetahui tingkat angka oktana suatu kendaraan. Dengan diketahuinya kebutuhan angka oktana suatu kendaraan, maka secara teknis dapat ditentukan level angka oktana bensin yang akan digunakan untuk kendaraan tersebut. Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian kebutuhan angka oktana terhadap enam kendaraan yang terdiri dari tiga merek dan setiap merek digunakan dua kendaraan yang mempunyai tipe yang sama.
Studi Aktivitas Mikroba untuk proses MEOR Skala labolatorium Kadarwati, Sri; Rahayu, Sri Astusi; Sugihardjo, Sugihardjo
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 38, No 2 (2004)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.38.2.754

Abstract

Cadangan minyak Indonesia yang dapat dieksploitasi sudah menurun, sehingga diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan perolehan minyak. Hal ini telah dilakukan baik dengan injeksi air, uap air (steam), gas maupun injeksi kimia. Namun demikian dewasa ini sedang dikembangkan teknologi peningkatan perolehan minyak dengan memanfaatkan aktivitas mikroba. Studi peningkatan perolehan minyak dengan menggunakan mikroba yang disebut dengan microbial enhanced oil recovery (MEOR) telah mencapai kemajuan yang pesat. Selain itu MEOR merupakan teknologi ramah lingkungan. Teknologi ini mempunyai prospek untuk dikembangkan Ä‘an diterapkan di lapangan minyak guna meningkatkan produksi minyak. Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari aktivitas mikroba dalam menghasilkan bioproduk untuk meningkatkan perolehan minyak dalam skala laboratorium. Melalui uji laboratorium diharapkan dapat diperoleh suatu formulasi nutrisi yang tepat bagi pertumbuhan mikroba sehingga dalam aktivitasnya akan menghasilkan bioproduk yang dapat membantu meningkatkan perolehan minyak. Simulasi proses MEOR dilaksanakan pada skala laboratorium melalui uji microbial core flooding sebelum diterapkan di lapangan.
Analisis Palinologi Kuantitatif Endapan Delta Mahakam Umur Miosen Kalimantan Timur Lelono, Eko Budi
Lembaran publikasi minyak dan gas bumi Vol 38, No 2 (2004)
Publisher : PPPTMGB "LEMIGAS"

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/LPMGB.38.2.750

Abstract

Analisis biostratigrafi resolusi tinggi saat ini sudah menjadi tuntutan banyak perusahaan minyak untuk memahami kondisi stratigrafi secara akurat. Dalam tulisan ini analisis biostratigrafi resolusi tinggi dikerjakan dengan cara menghitung semua individu palinomorf yang muncul pada preparat mewakili percontoh batuan tertentu (metode kuantitatif). Sedangkan metode konvensional dikerjakan dengan mengamati kemunculan dan kepunahan palinomorf indeks untuk rekonstruksi zone palinologi (metode kualitatif).

Page 1 of 1 | Total Record : 6